Vous êtes sur la page 1sur 7

AKHLAK DAN CONTOHNYA

SUSANTI
Sti18@yahoo.com
PENDAHULUAN

Akhlak adalah salah satu teras ajaran islam yang jelas menunjukkan
keadan moral yang sehat dan mulia. Sebagaimana sabda Rasulullah yang
disebutkan : Agama itu adalah akhlak. Justru, manusia yang tinggi derajatnya di
sisi Allah SWT adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Tidak sempurna
amalan seorang muslim bila tidak memiliki nilai-nilai moral dan akhlak yang baik
dan terpuji. Namun tetap saja, tidak ada guna akhlak seseorang apabila tidak
mempercayai dan patuh kepada peraturan dan hukum Allah SWT. Maka, nilai
akhlak yang berkesan akan berlaku apabila disertai dengan kepercayaan kepada
Allah SWT.

ANALISA/PEMBAHASAN

Agama islam sesungguhnya mempunyai perkaitan yang rapat dengan


pendidikan akhlak. Akhlak menurut pengertian islam ialah salah satu hasil
daripada iman dan ibadat, bahwa iman dan ibadat manusia tidak sempurna kecuali
jika timbul dari situ akhlak yang mulia dan muamalah yang baik terhadap Allah
SWT dan makhluknya.

Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun: yang menurut
Bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi`at ( Mustofa, 1997;
19) menurut pengertian sehari hari umumnya akhlak itu disamakan dengan budi
pekerti, kesusilaan, sopan santun. Khalq merupakan gambaran sifat batin manusia.
Menutur Istilah (Terminologi) para ahli berbeda pendapat tentang definisi akhlak
tergantung cara pandang masing-masing. Berbagai perbedaan para ahli adalah
sebagai berikut :

1) Menurut Al-Ghazali (w. 1030 M) memberikan pengertian tentang bentuk ilmu


akhlak itu sebagai ilmu untuk menuju jalan ke akhirat yang dapat disebut sebagai
ilmu sifat hati dan ilmu rahasia hubungan keagamaan yang kemudian menjadi
pedoman untuk akhlak-akhlaknya orang-orang baik.
2) Farid Ma`ruf mendefinisikan akhlak kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan
pikiran terlebih dahulu.
3) M Abdullah Diroz, mendefinisikan akhlak sebagai suatu kekuatan dalam
kehendak yang mantap, kekuatan berkombinasi membawa kecendrungan pada
pemilihan pihak yang benar ( akhlak baik) atau pihak yang jahat ( akhlak rendah).
4) Ibn Miskawaih ( w. 1030 M) mendefinisikan akhlak sebagai suatu keadaan yang
melekat pada jiwa manusia, yang berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran atau pertimbangan ( kebiasaan sehari hari)

Beberapa ayat Al Quran tentang Akhlak sebagai berikut:

1)

Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak yang agung.


(Al Qalam: 4)
2)

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adil lah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Al Maidah: 8)
3)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. (Al Isra: 23)
4)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka
yang mengolok-olok, dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-
wanita lain (karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (mengolok-olok). (Al-Hujurat:11)
5)


Dan

janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. (Al-Isra: 37)

6)
Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan
mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah (Al-Imran: 110)

Al-Ghazali bependapat bahwa sumber-sumber akhlak adalah : (a) Kitab suci


Al-Quran (b) sunnah nabi dan (c) akal pikiran (Bahreisj, 1981;31), sedangkan
menurut ahli yaitu Abdul Ala Maududi berpendapat bahwa sumber nilai-nilai
akhlak islam itu sendiri dari : (a) Bimbingan Tuhan, sebagai sumber pokok.
Bimbingan Tuhan adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw (b)
Pengalaman, ratio dan intuisi manusia, sebagai sumber tambahan atau sumber
pembantu. (Asmaran, 1992; 2-3). Jika ditinjau dari segi isi kandungan Al-Qur`an,
terdapat lebih kurang 1504 ayat yang berkaitan dengan bidang akhlak. Keadaan
ini menunjukkan hampir 1/5 daripada ayat-ayat Al-Qur`an menyentuh secara
langsung tentang etika atau akhlak.
Selain Al-Qur`an, Hadis juga merupakan sumber kedua selepas al-Qur`an
dalam pengambilan ilmu akhlak Islam. Rasulullah SAW merupakan model atau
contoh terbaik sebagai ikutan umat islam khususnya dan manusia umumnya.
Akhlak yang diamal dan dipamerkan oleh Rasulullah SAW yang berteraskan
akidah islam jelas sekali amat luhur dan murni. Rasulullah SAW sebagai utusan
Allah SWT dilengkapi dengan sifat dan akhlak terpuji serta mulia. Daripada
definisi hadis tadi, maka hadis boleh dikategorikan kepada:

1. Hadis Qauli (Perkataan)


Hadis yang berasal dari Perkataan Rasulullah. Beliau bersabda : Tanda-tanda
orang munafik itu tiga ; apabila bercakap dia berbohong, apabila berjanji dia
memungkirinya dan apabila diberi amanah dia khianat. (Hadis Muttafaq Alaih)
2. Hadis Fili ( Perbuatan)
Hadis tersebut merangkumi gerak-gerik, tingkah laku, perbuatan dan akhlak
Rasulullah SAW. Misalnya sifat pribadinya yang jujur, bertolak ansur, pemaaf,
sabar, penyayang, adil dan sebagainya.
3. Hadis Taqriri (Pengakuan)
Hadis ini berdasarkan pengakuan atau persetujuan Rasulullah SAW terhadap suatu
tindakan sahabat atau pengikutnya.

(Suhid. A., 2009)

Ada dua penggolongan akhlak secara garis besar yaitu akhlak mahmudah
(fadhilah) dan akhlak mazmumah (qabihah). Sementara itu dikalangan ahli
tasawuf dikenal sistem pembinaan mental, dengan istilah ; takhalli, tahalli, dan
tajalli. Takhali adalah mengosongkan atau memberikan jiwa dari sisat-sifat
tercela, karena sifat itulah yang dapat mengotori jiwa manusia. Tahalli adalah
mengisi jiwa dengan sifat-sifat yang terpuji (mahmudah). ( asmaran, 1992; 2-3).

Jadi dalam rangka pembinaan mental, pensucian jiwa hingga dapat berada
dekat dengan tuhan, maka pertama kali yang dilakukan adalah pembersihan jiwa
dari sifat-sifat yang tercela, setelah itu, jiwa yang bersih diisilah dengan sifat-sifat
yang terpuji, hingga akhirnya sampailah pada tingkat yang berikutnya yang
disebut dengan tajalli yaitu tersingkapnya tabir sehingga diperoleh pancaran nur
illahi. Maka, Akhlak mahmudah ialah segala macam sikap dan tingkah laku yang
baik. Adapun sifat-sifat mahmudah ialah diantaranya ; (a) Al amanah ( setia, jujur,
dapat dipercaya) (b) Al sidqu ( benar, jujur) (c) Al-adl (adil) (d) Al- afwu
( pemaaf) (e) Al alifah (disenangi) (f) Al-wafa ( menepati janji) (g) Al- haya
( malu) (h) Al-rifqu ( lemah lembut) (i) aniisatun ( bermuka manis).

(TPIP, 2007)

PENUTUP

Akhlak merupakan sifat atau perilaku sanubari manusia. Nilai akhlak yang
berkesan akan berlaku apabila disertai dengan kepercayaan kepada Allah SWT
yang bertujuan untuk mendapat ke Ridhoan Allah SWT menuju akhirat. Akhlak
yang baik disebut akhlak mahmudah yang dapat dipedomani manusia dari Al-
quran dan Hadis.

DAFTAR PUSTAKA

Suhid. A., 2009, Pendidikan Akhlak dan Adab Islam, Konsep dan Amalan, Siri Pengajian
dan Pendidikan Utusan ; Kuala Lumpur

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (TPIP) , 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,
Imperial Bakti Utama ; UPI- Bandung

Vous aimerez peut-être aussi