Vous êtes sur la page 1sur 6

Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an)

1. Cirinya adalah
1) Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern,
2) Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang
kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya,
3) Bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari
bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris,
4) Pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan 80 Belanda,
5) Aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan
6) Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.

2. Bentuk karya sastra angkatan pujangga baru yaitu:


a. Puisi
Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :
1) Puisinya berbentuk puisi baru, bukan pantun dan syair lagi,
2) Bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima,
3) Persajakan (rima) merupakan salah satu sarana kepuitisan utama,
4) Bahasa kiasan utama ialah perbandingan,
5) Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata yang indah,
6) Hubungan antara kalimat jelas dan hampir tidak ada kata-kata yang ambigu,
7) Mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan tentram.
Puisi baru berdasarkan isinya yaitu :
1) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
2) Himne adalah puisi pujaan untuk tuhan, tanah air, atau pahlawan.
3) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
4) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
5) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
6) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
7) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
b. Prosa
Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :
1) Berbentuk prosa baru yang bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan
perkembangan masyarakat),
2) Masalah yang diangkat adalah masalah kehidupan masyarakat sehari-hari,
3) Alurnya lurus,
4) Tidak banyak sisipan-sisipan cerita sehingga alurnya menjadi lebih erat,
5) Teknik perwatakannya tidak menggunakan analisis langsung. Deskripsi fisik sudah sedikit,
6) Pusat pengisahannya menggunakan metode orang ketiga,
7) Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan, pepatah, dan peribahasa,
8) Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan
kebenaran dan kenyataan,
9) Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat
10) Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas, dan
11) Tertulis
Prosa baru berdasarkan isinya yaitu :
1) Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap
adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-
cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah
dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam
2) Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup
pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I
Habibie atau Ki hajar Dewantara.
3) Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
4) Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut
Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi
5) Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian
mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar
Adinegoro, Catatan di Sumatera M. Rajab.
6) Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia,
pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman.
Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
7) Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian
yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB.
Mangunwijaya.
8) Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan
memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif
dan menghakimi.
9) Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.).
Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek
seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran
tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
10) Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan
pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar
tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera
pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.

3. Pengarang dan karya sastra yang terkenal dalam angkatan tersebut adalah :
1) Sutan Takdir Ali Syhabana (roman Layar Terkembang (1948), Tebaran Mega (1963), Dian
Tak Kunjung Padam, Kalah dan Manang, Grota Azzura)
2) Amir Hamzah (kumpulan puisi Nyanyian Sunyi (1954), Buah Rindu (1950), Setanggi
Timur (1939))
3) Armin Pane (novel Belenggu (1654), Jiwa Berjiwa, kumpulan sajak Gamelan Jiwa (1960),
drama Jinak-Jinak Merpati (1950))
4) Sanusi Pane (drama Manusia Baru, Pancaran Cinta (1926), Puspa Mega (1971), Madah
Kelana (1931/1970), Sandhyakala Ning Majapahit (1971), Kertadjaja (1971))
5) M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes (1951), Indonesia Tumpah Darahku (1928),
Kalau Dewi Tara Sudah Berkata, Tanah Air)
6) Rustam Efendi (drama Bebasari (1953), Pertjikan Permenungan (1957))
7) Y.E. Tatengkeng (kumpulan puisi Rindu Dendam (1934)
8) Hamka (roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck)

4. Pelopor Angkatan Pujangga Baru adalah Sutan Takdir Ali Syahbana, Armjin Pane, dan
Amir Hamzah.
Ciri-ciri Angkatan Balai Pustaka (20-an)

1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal
pertentangan adat, soal kawin paksa, permaduan, dlll.

2. Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan

3. Gaya bahasanya masih menggunakan perumpamaan yang klise, pepatah, peribahasa,


tapi menggunakan bahasa percakapan sehari-hari lain dengan bahasa hikayat sastra lama

4. Puisinya berupa syair dan pantun

5. Isi karya sastranya bersifat didaktis

6. Alirannya bercorak romantik

Ciri-ciri Angkatan Pujangga Baru (30-an)

1. Menggambarkan pertentangan kehidupan orang-orang kota, soal emansipasi wanita

2. Hasil karyanya mulai bercorak kebangsaan; memuat soal kebangunan bangsa

3. Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan klise, pepatah, peribahasa

4. Puisinya bukan pantun lagi, muncul bentuk soneta dari Barat

5. Isinya masih mirip dengan Angkatan 20-an (tendensius dan didaktis)

6. Masih bercorak romantik

Ciri-ciri Angkatan 45

1. Puisi-puisinya bercorak bebas, tidak terikat pembagian bait, baris, atau rima

2. Lebih bergaya ekspresionisme dan beraliran realisme

3. Bahasanya menggunakan bahasa sehari-hari, lebih mementingkan isi daripada bentuk

4. Puisinya berisi tentang individualisme dan prosanya mengemukakan masalah


kemasyarakatan sehari-hari terutama dengan latar perang kemerdekaan

5. Karya sastranya lebih banyak mengemukakan masalah kemanusiaan yang universal

6. Filsafat eksistensialisme mulai dikenal

Ciri-ciri Angkatan 66
1. Mulai dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi balada)

2. Puisinya menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita

3. Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan, misalnya tentang perekonomian


yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan

4. Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam
politik pemerintahan lebih banyak mengemuka

5. Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi

6. Muncul puisi mantra dan prosa surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an yang
banyak berisi tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah

Beberapa karya sastra yang penting pada tiap-tiap angkatan

Angkatan Balai Pustaka

1. Azab dan Sengsara (roman karya Merari Siregar)

2. Siti Nurbaya (roman Marah Rusli)

3. Salah Asuhan (roman karya Abdul Muis)

4. Tenggelamnya Kapal van Der Wijk (roman karya HAMKA)

5. Sengsara Membawa Nikmat (roman karya Tulis Sutan Sati)

Angkatan Pujangga Baru

1. Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu (antologi puisi karya Amir Hamzah)

2. Madah Kelana dan Percikan Permenungan (antologi puisi karya Roestam Effendi)

3. Layar Terkembang (roman karya STA)

4. Belenggu (roman karya Armjn Pane)

5. Indonesia Tumpah Darahku (Muhammad Yamin)

Angkatan 45

1. Deru Campur Debu dan Kerikil Tajam (antologi puisi karya Chairil Anwar)

2. Tiga Menguak Takdir (antologi puisi Chairil Anwar, Asrul Sani, dan Rivai Apin)
3. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (antologi cerpen karya Idrus)

4. Atheis (novel karya Achdiat Karta Mihardja)

5. Surat Kertas Hijau dan Wajah Tak Bernama (antologi puisi Sitor Situmorang)

Angkatan 66

1. Keluarga Gerilya dan Perburuan (novel karya Pramudya Ananta Toer)

2. Jalan Tak Ada Ujung, Tak ada Esok, dan Harimau! Harimau! (novel Moechtar Lubis)

3. Keluarga Permana dan Royan Revolusi (novel karya Ramadan K.H.)

4. Tirani dan Benteng (antologi puisi karya Taufiq Ismail)

5. Blues untuk Bonie dan Balada Orang-Orang Tercinta (antologi puisi karya WS
Rendra)

6. Etsa (antologi puisi karya Toto Sudarto Bachtiar)

7. Buku Puisi (antologi puisi karya Hartojo Andangdjaja)

8. Domba-Domba Revolusi (naskah drama karya B. Soelarto)

9. Para Priyayi (novel karya Umar Kayam)

10. Mata Pisau dan Perahu Kertas (antologi puisi Supardi Joko Damono)

Vous aimerez peut-être aussi