Vous êtes sur la page 1sur 2

NUR FITRI NUGRAHENI

20154030127

AKIDAH DAN AKHLAK


Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [-- ]artinya adalah
mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-
urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat
dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam
definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati
membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi
kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Kata akhlak juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [ ]jamaknya [ ][yang artinya
tingkah laku, perangai tabiat, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang
telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku
atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka
disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila
tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela
atau akhlakul madzmumah.
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber
hukum dalam Islam yaitu Al Quran dan Al Hadits. Al Quran dan Al Hadits adalah pedoman
hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan
manusia. Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya Sesungguhnya telah
datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu
sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-
orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang
dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam
harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak
itu adalah :Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir, membentuk
pribadi muslim yang luhur dan mulia serta menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang
menyesatkan

KEMUHAMMADIYAHAN
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan
dengan tanggal 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan. Nama kecil Beliau adalah
Muhammad Darwisy. Maksud dan tujuan Muhammadiyah didirikan ialah menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Muhammadiyah didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan karena pendalaman Beliau terhadap Al
Quran terutama surat Ali Imron ayat 104, yang artinya :
104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang
yang beruntung.
Selain itu KH. Ahmad Dahlan melihat bahwa pelaksanaan ajaran-ajaran Islam oleh umat
Islam sendiri sudah banyak menyimpang dari Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Penyimpangan ini berupa maraknya Tahayul, Bidah dan Churofat (TBC). Tahayul adalah
kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada kecerdikan
akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Quran maupun al-hadis. Bidah secara istilah
adalah mengada-adakan sesuatu dalam agama Islam yang tidak dijumpai keteranganya dalam al-
Quran dan al-Sunnah. Khurafat adalah suatu kepercayaan, keyakinan, pandangan dan ajaran
yang sesungguhnya tidak memiliki dasar dari agama tetapi diyakini bahwa hal tersebut berasal
dan memiliki dasar dari agama.
Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah juga dituntut untuk mengamalkan semua ajaran
Islam, sebagaimana dituntunkan di dalam Al Quran dan Sunnah. Berikut 3 tujuan yang hendak
digapai Muhammadiyah yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia :
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni, sesuai dengan ajaran Allah s.w.t yang dibawa
oleh seluruh Rasul Allah sejak ajaran Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad s.a.w.
2. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al Quran yaitu kitab Allah terakhir
yang diturunkan untuk umat manusia dan sunnah Rasul.
3. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan perorangan, keluarga, dan masyarakat

Vous aimerez peut-être aussi