Vous êtes sur la page 1sur 14

Antigen

Antigen adalah zat yang pada pengenalan tubuh menciptakan kegiatan riam mendorong respon
imun. Zat ini dapat molekul, seperti protein atau sel seperti bakteri. Mereka biasanya terdiri dari
protein dan polisakarida. Ada dua varietas utama antigen. Salah satunya adalah antigen diri dan
yang lain adalah antigen non diri. Biasanya, antigen diri tidak memprovokasi reaksi dari sistem
kekebalan tubuh, tetapi mereka biasanya dapat menyebabkan respon imun seperti yang
dijelaskan dalam penyakit autoimun. Setiap antigen memiliki epitop, atau area di antigen yang
bereaksi dengan komponen lain atau daerah kompatibilitas histo. Daerah ini bertindak sebagai
kunci untuk mengunci antibodi.

Antibodi
Antibodi adalah protein molekul dengan ukuran bervariasi, yang hadir dalam darah dan sekresi,
dan bertindak atas antigen untuk menghasilkan keputusan terakhir dari inaktivasi atau perusakan.
Ini dihasilkan dari sel-sel B, yang menjadi dibedakan menjadi sel plasma sebagai respon
terhadap sistem kekebalan tubuh. Protein ini biasanya partikel berbentukY, dan dua tangan
Y berisi paratop atau gembok pada antibodi, yang melekat pada kunci dari epitop antigen. Ada
lima subkategori utama, yang berbeda satu sama lain karena jumlah rantai berat dan ringan.
Mereka juga berbeda dalam fungsinya saat ke lokasi, transportasi transplasenta dan menulis
peristiwa menakutkan yang lain.

Apa perbedaan antara Antibodi dan Antigen?

1. Baik antigen dan antibodi adalah hal yang terpenting untuk imunologi. Keduanya
mengambil bagian dalam penyakit autoimun dan hasil akhirnya adalah sama.

2. Keduanya antigen dan antibodi adalah partikel mikroskopis, dan mengandung protein.
Antigen memiliki kombinasi dari polisakarida juga, sedangkan antibodi murni terdiri dari
protein.

3. Antigen dapat berupa sel, tetapi antibodi tidak pernah sel.

4. Antigen bertindak sebagai kunci, sedangkan antibodi bertindak sebagai gembok.

5. Ada dua jenis antigen yang utama, yang mandiri dan non mandiri.

6. Antibodi terbuat dari lima subkategori utama sesuai dengan konstruksi protein.
Tergantung pada sifat permisif, aspek antibodi seperti transferensi plasenta, sekresi, dll.

Dengan demikian, bayangkan antigen atau partikel penyebab, saat kunci masuk ke gembok pada
antibodi atau penyakit. Kuncinya dapat mengambil beberapa bentuk, tetapi epitop tersebut harus
sama dengan paratrope tersebut.
Antigen : berbagai organisme dan substansi asing yang masuk ke
dlm tubuh dan merangsang agar tubuh menghasilkan antibodi
antibodi : zat yang memproduksi suatu zat sejenis protein atau
polisakarida untuk melawan serangan-serangan antigen

ANTIGEN ADALAH

Antigen adalah berbagai macam bahan yang dapat memicu tubuh memproduksi zat anti
terhadapnya. Zat anti ini disebut sebagai antibodi. Antigen sendiri berasal dari singkatan
Antibody Generator. Bahan yang dapat bertindak sebagai antigen sangat banyak, misalnya
bakteri, virus, parasit, jamur, senyawa racun, bisa binatang, senyawa kimia, dan lain sebagainya.

FUNGSI

` Mekanisme antigen memicu munculnya antibodi digunakan sebagai dasar imunisasi.


Pada proses imunisasi, kuman yang dimatikan atau dilemahkan sengaja disuntikkan ke dalam
tubuh sehingga tubuh membentuk antibodi. Jika suatu ketika ada kuman liar yang mempunyai
karakteristik sama masuk ke dalam tubuh, akan segera dinetralkan oleh antibodi yang telah
terbentuk sebelumnya.

KELAINAN

Walaupun mempunyai manfaat besar dalam imunisasi atau vaksinasi, antigen dapat juga
menyebabkan berbagai macam gangguan atau penyakit. Gangguan tersebut antara lain:

a. Alergi

Beberapa bahan yang sebenarnya tidak berbahaya, karena kesalahan mekanisme sistem
pertahanan tubuh, dikenali sebagai antigen. Akibatnya tubuh akan menyerang bahan tersebut
dengan mengeluarkan histamin dan senyawa lainnya. Muncullah gejala alergi. Bahan yang sering
disalahartikan tubuh sebagai antigen adalah protein telur, udang, kepiting, ikan, kacang, dan lain-
lain. Bahkan, obat-obatan seperti penisilin, amoksisilin, metampiron, dan lain sebagainya dapat
dianggap tubuh sebagai antigen.

b. Toksin atau racun

Senyawa yang dikeluarkan oleh bakteri tetanus juga dapat bertindak sebagai antigen. Senyawa
tersebut dikenal sebagai racun tetanus. Racun ini akan masuk ke dalam sistem saraf dan
menimbulkan kejang berkepanjangan.

c. Transplantasi
Organ yang dicangkokkan misalnya hati atau ginjal, juga dapat bertindak sebagai antigen bagi
tubuh penerima organ. Oleh karena itu, tubuh penerima akan memproduksi antibodi terhadap
organ tersebut dan merusaknya. Untuk mencegah hal itu, orang yang menerima cangkok organ
harus minum obat penekan kekebalan tubuh, misalnya kortikosteroid.

d. Bisa Binatang

Bisa ular, lebah, kalajengking, lipan, atau binatang lainnya juga dapat bertindak sebagai antigen.
Antigen tersebut dapat menyebabkan kerusakan sel-sel tubuh dan berakhir dengan kematian
terutama jika masuk ke tubuh dalam jumlah besar.

e. Infeksi Kuman

Kuman, baik virus maupun bakteri, yang masuk ke tubuh juga merupakan antigen. Tubuh akan
berusaha membunuh kuman tersebut dengan berbagai macam mekanisme antara lain menaikkan
suhu tubuh, melepaskan senyawa yang merusak kuman, dan membentuk antibodi. Kadang-
kadang tubuh sukses untuk melenyapkan kuman tersebut; kadang-kadang juga kuman mampu
bertahan dan tetap menginfeksi tubuh. Pada kasus terakhir, dibutuhkan obat-obatan untuk
membantu melenyapkannya.

Antigen dan antibodi merupakan substansi yang berhubungan


karena adanya antigen akan menyebabkan produksi antibodi.
Antibodi yang telah diproduksi akan menghambat kinerja antigen
yang menjadi penyebab suatu penyakit. Oleh karena itu, mari kita
bahas satu per satu.

Antibodi molekul sendiri memiliki dua fungsi terpisah. Pertama, antibodi memiliki
kemampuan unik untuk mengenali dan menempel pada zat yang menyebabkan
penyakit. Kedua, dalam mengenali dan melekatkan diri dengan molekul-molekul
patogen, mereka bertindak sebagai penanda, mengirimkan sinyal ke bagian lain
dari sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan menghilangkan zat penyakit
terkait.

Fungsi antibody yaitu membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi


yang disebarkan melalui darah seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur.

Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh


1

Ini adalah kisi-kisi soal biologi untuk UN 2014 , anda dapat mempelajarinya untuk
bekal dalam mengikuti ujian.
Mekanisme pertahanan tubuh terjadi karena masuknya patogen atau antigen ke
dalam tubuh dan tubuh akan melakukan respon meliputi produksi sel-sel atau zat
kimia yang berfungsi untuk mempertahankan tubuh melawan pathogen. Responnya
dibedakan menjadi dua macam, respon kekebalan Non-spesifik dan Spesifik

a.Respon Kekebalan Non-spesifik


Kekebalan non spesifik bekerja tanpa membeda-bedakan antigen tertentudan
langsung memberikan respon ketika tubuh terpapar antigen.Kekebalan non spesifik
disebut juga kekebalan bawaan atau alami, artinya kekebalan ini dimiliki seseorang
sejak lahir dan sifatnya selalu bersiap menghadapi infeksi apapun yang masuk ke
dalam tubuh. Jika tubuh terpapar oleh benda asing maka yang akan merespon
pertama kali adalah kekebalan non-spesifik ini. Kekebalan non-spesifik meliputi
kekebalan eksternal dan internal.

Kekebalan eksternal
Kekebalan eksternal terdiri dari jaringan epitelium yang melindungi tubuh kita (kulit
dan kelenjar mukus) beserta sekresi yang dihasilkannya, selain sebagai penghalang
masuknya penyakit, epitelium tersebut juga menghasilkan zat-zat pelindung.
Misalnya hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga beracun bagi bakteri. Air ludah
(saliva) dan air mata juga dapat membunuh bakteri. Mukus (lendir) menjebak
mikroorganisme sehingga tidak dapat masuk ke dalam saluran pencernaan dan
pernapasan.

Kekebalan internal
Kekebalan internal akan melawan bakteri, virus, atau zat-zat asing yang mampu
melewati kekebalan eksternal. Kekebalan internal berupa rangsangan kimiawi yang
melibatkan sel-sel fagositik, sel natural killer (sel pembunuh alami), protein anti
mikroba yang melawan zat asing yang telah masuk dalam tubuh, serta peradangan
(inflamasi) dan demam. Proses yang melibatkan sel-sel fagositik disebut proses
fagositosis.

1.fagositosis

Selain proses fagositosis, kekebalan internal dapat berupa respon peradangan


(inflamasi). Peradangan terjadi sebagai respon karena adanya kerusakan jaringan.
Respon peradangan dapat menimbulkan tanda sebagai berikut :

- Timbul warna kemerahan


Diakibatkan oleh membesarnya pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah
ke jaringan yang rusak.

- Timbul panas
Diakibatkan oleh semakin cepatnya laju aliran darah.

- Terjadi pembengkakan
Diakibatkan oleh banyaknya cairan (dibawa aliran darah) yang masuk ke dalam
jaringan yang rusak

- Timbul rasa sakit


Diakibatkan jaringan yang membengkak menekan reseptor saraf, dan zat kimia
yang dihasilkan di sekitar jaringan yang rusak menstimulasi saraf.
Berikut ini gambar proses peradangan:

b. Respon Kekebalan Spesifik


Kekebalan ini dikatakan spesifik karena hanya bekerja spesifik terhadap antigen
tertentu, dan disebut juga sebagai kekebalan adaptif yang artinya respon kekebalan
ini terjadi jika ada antigen tertentu yang merangsangnya.Berdasarkan cara
perolehannya kekebalan ini disebut juga kekebalan buatan atau adaptif karena
kekebalan baru akan terbentuk setelah dipicu oleh antigen dari luar. Kekebalan
spesifik akan bekerja jika kekebalan non spesifik tidak berhasil mengatasi
antigen.Kekebalan spesifik dapat diperoleh secara aktif maupun pasif. Kekebalan
spesifik dikatakan aktif jika kekebalan dibentuk oleh tubuh secara aktif akibat
rangsangan antigen tertentu sehingga tubuh membentuk antibodi.Kekebalan ini
dapat sengaja dibentuk dengan cara memasukkan antigen tertentu(disebut vaksin).
Masuknya vaksin ke dalam tubuh akan mengaktifkan sel B plasma yang sesuai
untuk mensekresikan antibodi. Contohnya adalah vaksinasi atau imunisasi (BCG
(TBC), DPT, cacar, dll). Kekebalan spesifik dikatakan pasif karena kekebalan yang
diperoleh dari pemberian antitoksin atau antibodi dari luar tubuh. Antibodi dapat
diperoleh dengan cara menyuntikkan antigen tertentu ke hewan yang sesuai dan
akan terbentuk antibodi dalam tubuh hewan yang selanjutnya diambil dan
disuntikkan kepada manusia. Pengambilan antibodi dari darah hewan dilakukan
dengan mengekstrak darah yang telah mengandung antibodi.Kemudian antibodi
tersebut dimasukkan ke dalam tubuh manusia.

Berdasarkan sel yang terlibat dalam mekanisme, kekebalan adaptif dibagi menjadi
dua, yaitu kekebalan humoral dan kekebalan yang diperantai sel (cell mediated
immunity).

Kekebalan Humoral
RRespon kekebalan humoral adalah respon kekebalan yang diperantarai antibodi
(antibody mediated immunity) bukan diperantarai sel. Kekebalan ini bekerja ketika
ada antigen di luar sel atau dipermukaan sel. Sel-sel yang berperan dalam
kekebalan humoral adalah limfosit B atau sel B yang berasal dari stem sel . Fungsi
utamanya adalah mempertahankan kondisi tubuh dari infeksi bakteri, virus dan
melakukan netralisasi toksin. Dibuat di sumsum tulang yaitu stem sel yang sifatnya
pluripotensi (pluripotent stem cells) dan dimatangkan di sumsum tulang(Bone
Marrow). Limfosit B menyerang antigen yang ada di cairan antar sel. Terdapat 3
jenis sel limfosit B yaitu : limfosit B plasma memproduksi antibodi, limfosit B
pembelah menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak secara cepat, limfosit B
memori mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh.

Kekebalan yang Diperantarai Sel (The Cell Mediated Immune Response)

Kekebalan yang diperantarai sel merupakan respon kekebalan yang melibatkan sel.
Kekebalan ini bekerja ketika antigen berada di dalam sel. Sel yang berperan di
dalam imunitas seluler adalah limfosit T atau sel T. Limfosit T menyerang sel yang
terinfeksi antigen. Fungsi utama sistem imun spesifik seluler ialah untuk pertahanan
tubuh terhadap serangan bakteri, virus , jamur dan patogen lain. Sel Limfosit
Tsetelah teraktivasi akan mematikan mikroorganismedengan cara menyerang sel-
sel tubuh yang terifeksi. Sel Limfosit juga bereaksi terhadap antigen yang spesifik.

Ketika suatu patogen menginfeksi tubuh pertama kalinya, setiap antigen yang
terdapat pada permukaan sel patogen tersebut akan menstimulasi satu sel limfosit
T untuk membelah (proliferasi) membentuk klon. Beberapa klon akan menjadi
sel-sel memori yang tetap bertahan dalam tubuh untuk mempersiapkan respon
kekebalan sekunder bila terjadi infeksi lagi oleh patogen yang sama. Klon yang
lainnya akan berkembang menjadi salah satu dari tiga jenis sel T.

Jika tubuh terpapar oleh suatu antigen, maka akan terjadi respon kekebalan. Jika
antigen terpapar untuk yang pertama kalinya maka akan membangkitkan respon
kekebalan primer, dan paparan selanjutnya dengan antigen yang sama setelah
beberapa waktu, maka tubuh akan memunculkan respon kekebalan
sekunder.Respon kekebalan sekunder yang muncul bersifat lebih cepat, lebih tahan
lama, dan lebih efektif daripada respon sebelumnya.Hal itu disebabkan sistem
kekebalan telah siap terhadap antigen karena sel-sel memori bersiap melawan
antigen. Sel-sel memori ini yang pada akhirnya akan menimbulkan memori
imunologis.

SOAL DAN PEMBAHASAN INDIKATOR 22

1. Sel T supresor merupakan tipe limfosit yang berfungsi . . .


A. Membentuk antibodi

B. Menghentikan respons imun

C. Menyerang pathogen yang masuk ke dalam tubuh

D. Menstimulasi pembentukan sel T lainnya dan sel B plasma

E. Mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh

Pembahasan : sel T supresor berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara
menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Antibodi ini banyak
ditemukan dalam keringat dan berfungsi untuk mencegah infeksi pada epithelium. Gambar yang
menunjukkan struktur antibodi yang dimaksud yaitu . . .

2. Antibodi dalam tubuh dihasilkan oleh sel limfosit tipe . . .


A. Sel B plasma
B. Sel T supresor
C. Sel B pembelah
D. Sel T pembantu
E. Sel T pembunuh

Pembahasan : sel B plasa berfungsi menghasilkan antibodi dalam tubuh

3. Apa yang dimaksud dengan vaksinisasi . . .


A. Membunuhan pathogen
B. Proses pemberian vaksin ke tubuh
C. Menyalurkan pathogen
D. Merusak tubuh pathogen
E. Semua jawaban salah

Pembahasan : vaksinisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin meruapakna
siapan antigen yang diberikan secara oral atau melalui untikan untuk merangsang mekanisme
pertahanan tubuh terhadap pathogen.
4. Fungsi dari sel B pembelah adalah . . .
A. Membentuk antibodi
B. Mengingat antigen yang pernah masuk
C. Membentuk sel B plasma dan sel B pengingat
D. Menyerang pathogen
E. Menurunkan produksi antibodi

Pembahasan : sel B pembelah berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.

5. Suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan jalan mencerna
mikrobia/partikel asing disebut . . .
A. Antibodi
B. Limfosit
C. Inflamasi
D. Fagositosis
E. Interferon

Pembahasan : fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit
dengan jalan mencerna mikrobia/partikel asing. Sle fagosit terdiri atas dua jenis yaitu fagosit
mononuclear dan polimorfonuklear.

6. Autoimunitas mengakibatkan beberapa penyakit di bawah ini, kecuali . . .


A. Diabetes mellitus
B. Myasthenia
C. Addisons disease
D. Lupus
E. Aids

Pembahasan : autoimunitas menyebabkan penyakit diabetes mellitus, myasthenia, addisons


disease, dan lupus . sedangkan aids oenyakit yang disebabkan oleh melemahnya kekebalan
tubuh.

7. Beberapa cara kerja antibodi, di antara pilihan di bawah mana yang berfungsi menghalangi
tempat pengikatan virus adalah . . .
A. Fiksasi
B. Vaksinasi
C. Prespitasi
D. Netralisasi
E. Aglutinasi

Pembahasan : netralisasi bertugas menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri


dan atau opsonisasi

8. Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas . . .


A. Menyerang sel sel tubuh yang terinfeksi
B. Memakan pathogen
C. Menghancurkan patugen
D. Menghambat pathogen
E. Semua jawaban salah

Pembahasan : pada kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-sel asing
atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.

9. Respons tubuh yang lebih cepat terhadap infeksi kedua oleh antigen yang sama merupakan
mekanisme pertahanan yang terbentuk karena tubuh
A. telah mengembangkan kekebalan pasif
B. membentuk antibodi dengan konsentrasi lebih tinggi
C. mengenali antigen melalui sel T supresor
D. melemahkan antigen melalui sel T siroroksik
E. mencegah aktivitas antigen dengan histamine

Pembahasan: Pada saat terjadi infeksi antigen yang pertama akan terbentuk memori imunologi.
Apabila terjadi infeksi antigen yang sama untuk kedua kalinya, sel B pengingat akan
mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma. Sel B plasma akan memproduksi
antibodi lebih cepat dan dalam konsentrasi tinggi sehingga infeksi lebih cepat ditangani.

10. Efektivitas proses pengaktifan antigen melalui mekanisme penggumpalan dapat terjadi
karena antibodi . . .
A. memiliki sisi aktif untuk semua tipe antigen
B. mengaktifkan makrofag untuk menangkap antigen
C. memiliki lebih dari satu tempat pengikatan antigen
D. menghasilkan protein untuk mengikat antigen
E. menghasilkan lisosom untuk menghancurkan atigen

Pembahasan: Antibodi dibentuk oleh tubuh ketika ada antigen yang masuk. Antigen merupakan
senyawa protein yang terdapat pada pathogen se lasing. Antibodi merupakan senyawa protein
yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya. Antibodi mempunyai lebih dari satu
lengan. Setiap lengan memiliki tempat yang akan mengikat antigen. Oleh karena antibodi
memiliki lebih dari satu lengan sehingga dapat mengikat antigen lebih banyak. Dengan
demikian, akan terjadi penggumpalan pada proses pengaktifan antigen

11. Pengendalian reaksi automunitas secara alami oleh tubuh dapat terjadi melalui peran limfosit
dengan mekanisme . . .
A. sel B menginduksi pembentukan sel plasma
B. sel B memori mengenali antigen bakteri
C. sel T penolong menetralkan antigen bakteri
D. sel T repressor menurunkan produksi antibodi
E. sel T repressor mencegah pembentukan antibodi

Pembahasan: Autoimunitas merupakan gangguan pada system kekebalan tubuh saat antibodi
yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel
tubuh sendiri dengan se lasing. Dengan demikian, jumlah antibodi dalam tubuh harus diturunkan.
Penurunan antibodi tersebut melibatkan peran limfosit sel T repressor (supresor). Sel T repressor
(supresor) berfungsi menurunkan atau menghentikan respons imun dengan cara menurnkan
produksi anibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh.

12. Salah satu perbedaan mendasar antara mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas seluler
dan imunitas humoral adalah pada kinerja sel T sitotoksik yang berperan untuk . . .
A. menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi
B. memprbaiki sel tubuh yang terinfeksi
C. menekan kerusakan sel tubuh yang terinfeksi
D. menghancurkan pathogen di luar sel tubuh
E. memperkuat membrane sel tubuh yang sehat.

Pembahasan: Mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas humoral dengan imunitas seluler
melibatkan sel yang berbeda. Imunitas huoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang
beredar dalam cairan darah dan limfa. Sementara itu, imunitas seluler melibatkan sel T yang
bertugas menyerang atau menghancurkan sel-sel asing atau sel-sel (jaringan) tubuh yang
terinfeksi secara langsung.

13. Apabila terjadi infeksi oleh pathogen yang sama untuk kedua kalinya, system imun akan
merespons dengan cara
A. sel T pembunuh segera membunuh penyebab infeksi tersebut
B. sel B pengingat menstimulasi pembentukann sel B plasma
C. sel T supresor menekan kerja sel T pembunuh
D. sel B pembelah membentuk sel B plasma
E. sel T pembantu memproduksi antibodi

Pembahasan: Apabila terjadi infeksi untuk yang kedua kainya karena pathogen yang sama, akan
muncul system imun sekunder. Sel B pengingat memilki tugas untuk mengingat atigen yang
pernah menyerang. Oleh karena itu, apabila terjadi infeksi untuk yang kedua kalinya, sel B
pengingat akan mnstimulasi pembentukan sel B plasma. Sel B plasma akan memproduksu
antibodi. Dengan demikian, respons imun sekunder lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang
dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan respons imun primer karena adanya memori
imunologi.

14. Perhatikan system pertahanan tubuh berikut!


1) Limfosit
2) Rambut hidung
3) Kulit
4) Membran mukosa
5) Antibodi
Komponen yang terlibat dalam system pertahanan tubuh nonspesifik terdapat pada nomor . . .
A. 1,2,3
B. 1,3,5
C. 2,3,4
D. 2,3,5
E. 3,4,5

Sistem pertahanan tubuh nonspesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan
mikrobia pathogen satu dengan lainnya. Mikrobia penyebab penyakit dan benda asing saat akan
menginfeksi tubuh harus melalui system pertahanan tubuh nonspesifik terlebih dahulu. Apabila
system pertahanan tubuh nonspesifik tidak mampu menghancurkannya, zat penginfeksi tersebut
akan menghadapi system pertahanan tubuh spesifik. Contoh dari system pertahanan tubuh
nonspesifik yaitu kulit, membrane mukosa, tambut hidungm silia pada trakea, cairan sekresi dari
kulit, inflamasi, sel-sel fagosit, dan protein antimikrobia. Adapun limfosit dan antibodi termasuk
dalam system pertahanan tubuh spesifik.

15. Mekanisme sistem kekebalan tubuh dalam melindungi tubuh dari serangan mikrobia
penyebab penyakit (pathogen) menggunakan komponen berikut ini, kecuali . . .
A. Limfosit
B. Monosit
C. Mastosit
D. Trombosit
E. Protein antimikrobia

Pembahasan : di dalam sistem imun tedapat beberapa cara pertahanan yaitu limfosit dan antibodi
yang spesifik. Sedangkan mososit, mastosit dan protein antimikrobia adalah pertahanan
nonspesifik.

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh


. Ada beberapa macam imunitas yang dibedakan berdasarkan cara mempertahankan dan
berdasarkan cara memperolehnya. Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit,
imunitas dibedakan menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas spesifik.
1. Imunitas Nonspesifik
Kekebalan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah dilakukan sejak
dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam. Tubuh dapat
melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan identitas organisme
penyerang. Imunitas nonspesifik didapat melalui tiga cara berikut.
a. Kekebalan yang Terdapat di Permukaan Organ Tubuh
Tubuh memiliki daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit berupa
mikroorganisme, yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Saluran pencernaan
setiap hari dilewati oleh berbagai macam makanan dan air yang diminum. Makanan tersebut
tidak selalu terbebas dari kuman penyakit baik berupa jamur maupun bakteri sehingga terinfeksi
melalui saluran pencernaan kemungkinannya tinggi.
b. Kekebalan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)
Mikroorganisme yang telah berhasil melewati kekebalan di bagian permukaan organ
dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan kekebalan
dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa
kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada
pembuluh darah di daerah yang terinfeksi.

Gambar 1. Mekanisme Kekebalan Tubuh Dengan respon Inflamatori


Perhatikan Gambar 1. Berdasarkan gambar tersebut, sistem kekebalan tubuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Jaringan mengalami luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia yaitu histamin
dan senyawa kimia lainnya.
2) Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan bertambahnya aliran darah,
menaikkan permeabilitas pembuluh darah. Selanjutnya terjadi perpindahan sel-sel fagosit.
3) Sel-sel fagosit (makrofag dan neutrofil) memakan patogen

c. Kekebalan Menggunakan Protein Pelindung


Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya adalah
komplemen. Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu, komplemen
menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel dan membran
plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan serta
garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya cairan dan
garam ini menyebabkan sel bakteri hancur.
Gambar 2. Mekanisme penghancuran bakteri oleh protein komplemen

2. Imunitas Spesifik
Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen
merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang munculnya
sistem kekebalan tubuh (antibodi). Mikrobia yang sering menginfeksi tubuh juga mempunyai
antigen. Selain itu, antigen ini juga dapat berasal dari sel asing atau sel kanker. Tubuh kita
seringkali dapat membentuk sistem imun (kekebalan) dengan sendirinya. Setelah mempunyai
kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah terinfeksi beberapa
kali.

Adapun berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi kekebalan aktif dan kekebalan
pasif.
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan
ini dapat diperoleh secara alami dan secara buatan. Kekebalan aktif alami diperoleh setelah
seseorang mengalami sakit akibat infeksi suatu kuman penyakit. Setelah sembuh dari sakit, orang
tersebut akan menjadi kebal terhadap penyakit tersebut. Sebagai contoh, orang yang pernah sakit
campak tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya. Adapun kekebalan aktif
buatan diperoleh melalui vaksinasi. Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh.

2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar.
Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami dapat ditemukan
pada bayi setelah menerima antibodi dari ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam
kandungan. Jenis kekebalan ini juga dapat diperoleh dengan pemberian air susu pertama
(kolostrum) yang mengandung banyak antibodi. Sementara itu, kekebalan pasif buatan diperoleh
dengan cara menyuntikkan antibodi yang diekstrak dari satu individu ke tubuh orang lain sebagai
serum. Kekebalan pasif ini berlangsung singkat, tetapi berguna untuk penyembuhan secara cepat.
Contoh pemberian serum antibisa ular pada orang yang dipatuk ular berbisa

Vous aimerez peut-être aussi