Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TUBINDO TBK
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAH
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang -
negara, penerimaan dari sektor fiskal mempunyai proporsi lebih dari 50%
Warga Negara Indonesia yang telah memiliki penghasilan yang disebut wajib
pajak. Warga negara yang taat membayar pajak telah ikut andil dalam
pembangunan negara. Dalam ini pajak yg sering ditarik adalah pajak penghasilan
penghasilan umum, PPh 21, PPh 22, PPh23, PPh24, PPh25,PPh26, dan
PPh29.
Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi subjek pajak dalam negeri, yang
selanjutnya disebut PPh pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang
dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri (Resmi, 2009).
Undang-undang yang mengatur besarnya tarif pajak, tata cara pembayaran dan
kebebasan dan tanggung jawab yang besar kepada Wajib Pajak untuk
tentang perubahan tarif dan jenis objek pajak, sehingga menyebabkan kurang atau
(PTKP). Peraturan ini ditetapkan dan diundangkan pada periode tahun berjalan
yaitu pada bulan Juli 2015 dan mulai berlaku pada tahun pajak 2015. Dampak dari
dalam melakukan pembetulan SPT PPh pasal 21 yang dimulai dari Januari 2015
dan industri, pemberian jasa dibidang industri minyak, gas bumi dan
pertambangan. Jumlah karyawan PT Citra Tubindo sampai akhir tahun 2014
berjumlah 1.181 karyawan dalam dua kategori yaitu Blue Collar (BC) pada
tingkat gaji 1 sampai dengan 4 dan White Collar (WC) pada tingkat gaji 5 sampai
dengan 15. Atas penghasilan yang diterima oleh karyawan, PT Citra Tubindo Tbk
sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan data menjadi tambahan pengetahuan bagi penulis
tentang keterkaitan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan yang ada dalam
penlitian.
2. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapakan dapat member data atau informasi mengenai
hal tersebut sehingga bermanfaat bila diperlukan.
3. Bagi ditjen pajak
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik bagi ditjen
pajak dalam meningkatkan potensi pajakyang ada dan dapat meningkatkan
pelayanan bagi para wajib pajak
BAB II
DASAR TEORI
2.1Definisi Pajak
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011), terdapat dua fungsi pajak yaitu:
pengeluarannya.
2. Fungsi Mengatur (regulerend)
1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi atau badan, baik merupakan
pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, yang
nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
badan lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan
hari tua;
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta
badan;
penghargaan dalam bentuk apapun kepada wajib pajak orang pribadi dalam
penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah orang pribadi yang
merupakan:
1. Pegawai
2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari
a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik computer dan system
g. Agen iklan
perantara
kegiatan sejenisnya
lainnya
b. Peserta rapat, konfrensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja
c. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara
kegiatan tertentu
d. Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang
e. Peserta kegiatan lainnya
pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, dan
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian,
upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan
secara bulanan.
dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan.
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang
diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang
8. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain
yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai.
9. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun
yang masih bersetatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya
10. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama
adalah:
diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah, yang diberikan Wajib Pajak yang
dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan
hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan
penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja.
4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga
amal zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia
yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang
5. Beasiswa.
biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan
sebulan.
Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk
sebulan.
Tarif khusus berikut diterapkan atas penghasilan yang bersumber dari APBN
a. Tarif 0% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan PNS Golongan I dan
b. Tarif 5 % dari jumlah bruto honorarium atau imbalan PNS Golongan III,
c. Tarif 15 % dari jumlah bruto honorarium atau imbalan PNS Golongan IV,
pensiunnya.
Mulai 1 Januari 2015, Wajib Pajak Orang Pribadi akan mendapatkan kenaikan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar 48% atau setara dengan
1. Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang
pribadi
2. Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
3. Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) tambahan untuk seorang isteri
sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat,
setiap keluarga.
Menurut Resmi (2009), contoh perhitungan PPh pasal 21 bagi pegawai tetap atas
penghasilan yang bersifat tetap secara umum dapat dilihat pada table 2.3:
Tabel 2.3 Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi pegawai tetap
Penghasilan Bruto:
1 Gaji sebulan XXX
2 Tunjangan PPh XXX
3 Tunjangan honorarium lainnya XXX
4 Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja XXX
5 Penerimaan dalam bentuk natura yang dikenakan
pemotongan PPh pasal 21 XXX
6 Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d 5) XXX
Pengurangan:
7 Biaya jabatan (5% x penghasilan bruto) XXX
8 Iuran pensiun atau iuran THT/JHT (yang dibayarkan XXX
oleh penerima penghasilan
9 Jumlah pengurangan (jumlah 7 + 8) (XXX)
PPh Pasal 21 untuk tahun pajak 2015 berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Penghitungan dan penyetoran PPh Pasal 21 serta pelaporan SPT Masa PPh
Pasal 21 untuk Masa Pajak Juli sampai dengan Desember 2015 dihitung
2. PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Juni 2015 yang telah
162/PMK.011/2012 dilakukan pembetulan SPT Masa PPh Pasal 21, dan dalam
hal terdapat kelebihan setor, maka dapat dikompensasikan mulai Masa Pajak
3. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang pada pembetulan SPT Masa PPh Pasasl
21 Masa Pajak Januari sampai dengan Juni 2015 sebagaimana dimaksud pada