Vous êtes sur la page 1sur 70

KEBIJAKAN STANDARDISASI, AKREDITASI

DAN SERTIFIKASI KEOLAHRAGAAN

PENYUSUNAN RANCANGAN STANDAR


KOMPETENSI TENAGA KEOLAHRAGAAN

ASDEP STANDARDISASI, AKREDITASI DAN SERTIFIKASI


KEDEPUTIAN PEMBERDAYAAN OLAHRAGA
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA 1
Near enough ?
DASAR
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
BEBERAPA PENGERTIAN
1. Standardisasi : proses merumuskan,
menetapkan, menerapkan, dan merevisi
standar nasional dalam berbagai aspek yang
berhubungan dengan bidang keolahragaan.
2. Akreditasi : pemberian kelayakan dan
peringkat terhadap pemenuhan standar
nasional keolahragaan yang berkaitan
dengan pembinaan dan pengembangan
keolahragaan.
3. Sertifikasi : proses pemberian
pengakuan atas pemenuhan standar
nasional keolahragaan.
4 . Kompetensi : kemampuan minimal yang
dimiliki tenaga keolahragaan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bidang keolahragaan
5. Standar kompetensi : standar nasional
yang berkaitan dengan kemampuan
minimal yang mencakup pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang harus
dimiliki seseorang untuk dapat dinyatakan
lulus dalam uji kompetensi.
6. Pelaku olahraga : setiap orang dan/atau
kelompok orang yang terlibat secara
langsung dalam kegiatan olahraga yang
meliputi pengolahraga, pembina olahraga,
dan tenaga keolahragaan
7. Tenaga keolahragaan : setiap orang
yang memiliki kualifikasi dan sertifikat
kompetensi dalam bidang olahraga.
Tugas Pemerintah dan Pemda
1. Pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan
melaksanakan kebijakan serta standardisasi
bidang keolahragaan secara nasional.

2. Pemerintah daerah mempunyai tugas


melaksanakan kebijakan dan mengoordinasikan
pembinaan dan pengembangan keolahragaan
serta melaksanakan standardisasi bidang
keolahragaan di daerah

(Pasal 12/2).
Hak dan Kewajiban Pemerintah dan PemDa

Hak : mengarahkan, membimbing, membantu,


dan mengawasi penyelenggaraan
keolahragaan sesuai dengan peraturan
perundangundangan..
Kewajiban : memberikan pelayanan dan
kemudahan serta menjamin terselenggara-
nya kegiatan keolahragaan bagi setiap warga
negara tanpa diskriminasi.
(Pasal 11)
STANDARDISASI, AKREDITASI DAN SERTIFIKASI
DALAM PEMBANGUNAN KEOLAHRAGAAN

PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL

OLAHRAGA OLAHRAGA OLAHRAGA


PENDIDIKAN REKREASI PRESTASI

STANDARDISASI, AKREDITASI DAN SERTIFIKASI


ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI
ASDEP SAS - DEPUTI IV KEMENEGPORA
PERMENPORA : PER.0012/MENPORA/II/2007

TUGAS
Melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan,
serta pemantauan, analisis, evaluasi dan
penyusunan laporan di bidang standardisasi,
akreditasi, dan sertifikasi keolahragaan.

(Pasal 338)
Fungsi
a. Penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi
dan penyusunan laporan di bidang standardisasi
keolahragaan.
b. Penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi
dan penyusunan laporan di bidang akreditasi
keolahragaan.
c. Penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi
dan penyusunan laporan di bidang sertifikasi
keolahragaan.
(Pasal 339):
Landasan SAS DAL 3/2005

Standardisasi
Ps 81 Ps 84 94

UU PP
No 3 Akreditasi No. 16
SKN Ps 82 Ps101 104
PK

Sertifikasi Ps 105 112


Ps 83
TUJUAN KEOLAHRAGAAN
Keolahragaan nasional bertujuan
memelihara dan meningkatkan kesehatan
dan kebugaran, prestasi, kualitas
manusia, menanamkan nilai moral dan
akhlak mulia, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan
kesatuan bangsa, memperkukuh
ketahanan nasional, serta mengangkat
harkat, martabat, dan kehormatan
bangsa.
LINGKUP STANDAR KEOLAHRAGAAN
1. Standar Kompetensi Tenaga
Keolahragaan.
2. Standar Isi Program Penataran/Pelatihan
Tenaga Keolahragaan.
3. Standar Prasarana dan Sarana.
4. Standar Pengelolaan Organisasi Keolah-
ragaan.
5. Standar Penyelenggaraan Keolahragaan.
6. Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan.
KOMPETENSI
Dua pengertian Kompetensi :
Kompetensi Individu dan Kompetensi Institusi.
Kompetensi Individu :
1. Pengetahuan (knowledge);
2. Keterampilan (skills);dan
3. Sikap (attitude)
yang dimiliki seseorang dalam institusi.
Kompetensi Institusi : Kolektif dari karakteristik
Kompetensi Individu dalam institusi.
KOMPETENSI

Pengetahuan
(Knowledge)

C
Sikap
(Attitude)
MODEL KOMPETEMSI

Sasaran & Strategi

Outcomes

Penampilan
Skills Behavior

Kesiapan
Knowledge Attitude
Kapasitas
bawaan Awareness and Learning

Sumber : RMCS
Cakupan PENGETAHUAN (knowledge)
dalam KOMPETENSI

Pendidikan formal yang sesuai dengan


tugas/profesi;
Pelatihan-pelatihan sesuai dengan
tugas/profesi yang diverifikasi oleh
LSP dan diakreditasi;
Pengetahuan yang didapat dari
pengalaman dan diverifikasi oleh LSP.
Cakupan KETERAMPILAN (Skill)
dalam KOMPETENSI
Task Skill : Keterampilan melaksanakan pekerjaan
(sendiri/sendirian);
Task Management Skill : keterampilan mengelola
pekerjaan (kelompok, lebih dari 1 pekerjaan);
Contingency Management Skill : keterampilan
mengantisipasi kemungkinan yang tidak diharapkan;
Job/Role Environment Skil : keterampilan
mengelola lingkungan kerja (positif/negatif);
Transfer Skills : keterampilan beradaptasi dalam
melaksanakan tugas/pekerjaan.
Cakupan SIKAP (Attitude)
dalam KOMPETENSI
Performa selama ditempat kerja
(jujur, bertanggung jawab, disiplin, dapat
bekerjasama, sportif);
Tanggapan lingkungan kerja
Penilaian kliennya
UU RI NO. 13/2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
PASAL 18
(1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan
kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan
kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan
kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja
swasta, atau pelatihan di tempat kerja;
(2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui
sertifikasi kompetensi kerja;
(3) Sertifikasi kompetensi kerja dapat pula diikuti oleh
tenaga kerja yang telah berpengalaman;
ISO 9001:2000
Personel yang berkaitan dengan pekerjaan
yang berpengaruh terhadap kualitas produk
harus kompeten, didasarkan pada
pendidikan, latihan, keterampilan dan
pengalaman yang sesuai.
Sertifikasi Keolahragaan
(1) Sertifikasi dilakukan untuk menentukan standar:
(a) kompetensi tenaga keolahragaan;
(b) kelayakan prasarana dan sarana olahraga; dan
(c) kelayakan organisasi olahraga dalam
melaksanakan kejuaraan.
(2) Hasil sertifikasi berbentuk Sertifikat Kompetensi
Tenaga Keolahragaan, Sertifikat Kelayakan
Prasarana dan Sarana Olahraga, dan Sertifikat
Kelayakan Organisasi Olahraga.
(Pasal 105, PP 16)
(Pasal 81)
LINGKUP DAN KERANGKA SAS DALAM SKN
STANDARDISASI KEOLAHRAGAAN
1.Isi Program Penataran/Pelatihan
1.Kompetensi tenaga Keor;
2.Pengelolaan Organisasi Keor;
2.Prasarana dan sarana;
3.Penyelenggaraan Keor.
3.Pelayanan minimal Keor

AKREDITASI
KEOLAHRAGAAN

SERTIFIKASI KEOLAHRAGAAN
Dilakukan oleh Pemerintah dan/atau
lembaga mandiri yang berwenang
sebagai bentuk akuntabilitas publik
KERANGKA SAS DALAM TUJUAN SKN

PESERTA DIDIK
OLAHRAGA SEHAT,CERDAS DAN
PENDIDIKAN BERPRESTASI

STANDARDISASI, MASYARAKAT
AKREDITASI, DAN OLAHRAGA SEHAT, BUGAR
SERTIFIKASI REKREASI DAN PRODUKTIF
KEOLAHRAGAAN
BERPRESTASI
OLAHRAGA TINGKAT REGIONAL
PRESTASI & INTERNASIONAL
PERSYARATAN KOMPETENSI
1. Pendidikan : diperoleh melalui program
pendidikan formal.
2. Penataran/pelatihan : diperoleh melalui
program penataran/pelatihan kecabangan
olahraga yang terakreditasi.
3. Pengalaman : diperoleh melalui penilaian
terhadap frekuensi dan bobot penugasan serta
penghargaan yang diterima.
4. Unjuk kinerja : diperoleh melalui uji
kompetensi.
5. Kelayakan fisik dan mental : diperoleh
melalui pengujian medik dan mental.
Apakah yang dimaksud STANDAR
KOMPETENSI ?

ACUAN/UKURAN
YANG DISEPAKATI

STANDAR
KOMPETENSI Kemampuan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan
sikap serta penerapannya di
tempat kerja dengan mengacu
pada unjuk kerja yang
dipersyaratkan
Standar kompetensi
harus memenuhi:
a. kompetensi kepribadian;
b. kompetensi akademik;
c. kompetensi profesional; dan
d. kompetensi sosial.

PP-Pasal 87 (2)
MENGAPA PERLU STANDAR ????
Standardisasi sebagai salah satu faktor
penentu/acuan keterterimaan dan pengakuan.
Ketentuan WTO meliputi :
(a) transparansi pengembangan standar
nasional;
(b) transparansi pemberlakuan regulasi teknis;
(c) saling pengakuan berdasarkan
pelaksanaan penilaian kesesuaian
Sebagai acuan dalam Perencanaan,
Pengembangan dan Penataan SDM
Standar Kompetensi
Tenaga Keolahragaan (SKTK)
SKTK : rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek Pengetahuan, Keterampilan
serta Sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat tenaga
keolahragaan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
TUJUAN SKTK
Memberi kerangka pembangunan
kompetensi kerja tenaga keolahragaan
yang harmonis dan digunakan sebagai
acuan seluruh cabang olahraga, untuk
menghasilkan tenaga keolahragaan
Indonesia yang kompeten, profesional dan
kompetitif.
Pembinaan dan Pengembangan ORPRES
(1) Pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk
mencapai prestasi olahraga pada tingkat
daerah, nasional, dan internasional.
(2) Pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi dilakukan oleh induk organisasi cabang
olahraga, baik pada tingkat pusat maupun pada
tingkat daerah.

UU Pasal 27
(3) Pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi dilakukan oleh pelatih yang memiliki
kualifikasi dan sertifikat kompetensi yang
dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan dengan
pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(4) Pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan
perkumpulan olahraga, menumbuhkembangkan
sentra pembinaan olahraga yang bersifat
nasional dan daerah, dan menyelenggarakan
kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan.
(5) Pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi melibatkan olahragawan muda
potensial dari hasil pemantauan,
pemanduan, dan pengembangan bakat
sebagai proses regenerasi.
Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Keolahragaan

Wajib Memiliki Kualifikasi dan Sertifikat Kompetensi


Wasit
Pelatih Instruktur Juri
Administrator Manajer
Pemandu Tenaga Guru/Dosen
Tenaga
Biomekanika Keolahragaan
Keolahragan Promotor
(15 Jenis)
Penyuluh Psikolog
Paramedis Ahli Gizi
Tenaga Medis

Dari Cabor Bersangkutan dan/atau Instansi Pemerintah

(Pasal 63 UU 3/2005)
KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI
(1) Tenaga keolahragaan yang bertugas dalam setiap
organisasi olahraga dan/atau lembaga olahraga wajib
memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi yang
dikeluarkan oleh induk organisasi cabang olahraga
yang terakreditasi atau BSANK.
(2) Induk organisasi cabang olahraga yang terakreditasi
atau BSANK menerbitkan Sertifikat Kompetensi
Tenaga Keolahragaan dengan memperhatikan
standar kompetensi organisasi profesi yang
bersangkutan dan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 106
KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI
(Pasal 106 /PP)
(1) Tenaga keolahragaan yang bertugas dalam
setiap organisasi olahraga dan/atau lembaga
olahraga wajib memiliki kualifikasi dan
sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh
induk organisasi cabang olahraga yang
terakreditasi atau BSANK.

(2) Induk organisasi cabang olahraga yang


terakreditasi atau BSANK menerbitkan
Sertifikat Kompetensi Tenaga Keolahragaan
dengan memperhatikan standar kompetensi
organisasi profesi yang bersangkutan dan
sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
AKREDITASI KEOLAHRAGAAN
Menentukan kelayakan dan peringkat
Program penataran/pelatihan tenaga
Keolahragaan dan organisasi olahraga

dilakukan atas dasar kriteria


Objektif yang bersifat terbuka
dilakukan oleh Pemerintah dan/atau
Lembaga mandiri yang berwenang
sebagai bentuk akuntabilitas publik

(Pasal 82)
SERTIFIKASI
(Pasal 83)

Sertifikasi

Hasil sertifikasi berbentuk sertifikat


Kompetensi dan sertifikat kelayakan
yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan/
atau lembaga mandiri yang berwenang
serta induk organisasi Cabor.
Sertifikat kompetensi diberikan kepada
Seseorang sebagai pengakuan setelah
lulus uji kompetensi
Sertifikat kelayakan diberikan kepada organisasi,
prasarana, dan sarana olahraga.
Organisasi Keolahragaan wajib memiliki:
1) akta pendirian yang bersifat autentik atau yang
dilegalisasi;
2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
3) Nomor Pokok Wajib Pajak;
4) struktur dan personalia yang kompeten;
5) rencana dan program kerja;
6) sistem administrasi dan manajemen organisasi
keolahragaan;
7) pelatihan dan pembinaan berjenjang dan berkelanjutan;
8) kompetisi atau kejuaraan yang diselenggarakan atau
diikuti;
9) sistem kesejahteraan pelaku olahraga; dan
10)kode etik organisasi.

PP pasal 90
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OR REKREASI

Tujuan : mengembangkan kesadaran


PemDa dan masyarakat dalam meningkatkan
masyarakat kesehatan, kebugaran, kesenangan,
dan hubungan sosial
diarahkan untuk menggali, mengembangkan,
melestarikan, serta memanfaatkan olahraga
tradisional yang tumbuh dan berkembang
sebagai budaya masyarakat
membangun prasarana dan sarana olahraga rekreasi
sesuai potensi sumber daya wilayah/daerah
memfasilitasi pembentukan sanggar olahraga
dan Perkumpulan olahraga dalam masyarakat
memfasilitasi festival dan perlombaan, penyelenggaraan
festival dan perlombaan olahraga rekreasi tingkat daerah
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OR PRESTAASI

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan


dan potensi olahragawan dalam rangka me-
ningkatkan harkat dan martabat bangsa.
dilaksanakan secara terencana, berjenjang, dan
berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan.

Pemerintah dan Pemdaberkewajiban mem-


berikan pelayanan dan kemudahan bagi
penyelenggaraan kegiatan olahraga prestasi.
Induk organisasi cabang olahraga, organisasi
cabang Olahraga tingkat provinsi dan kabupaten/kota
berkewajiban meningkatkan kualifikasi dan
Kompetensi tenaga keolahragaan
MANFAAT SKTK
SKTK DAPAT DIMANFAATKAN/DIKEMBANGKAN MENJADI :
SARANA PENGELOLAAN ORGANISASI :
TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
STANDARDS OPERATING PROCEDURES
RECRUITMENT & PENEMPATAN
SISTEM HRD & PROGRAM PELATIHAN
PROMOSI, ROTASI & MUTASI
MATERI UJI KOMPETENSI TENAGA KEOLAHRAGAAN
SERTIFIKASI BERDASARKAN UNIT KOMPETENSI
MODUL DAN PAKET DIKLAT BERDASARKAN SKTK
SISTEM REGISTRASI/AKREDITASI LEMDIKLAT/LSTK
SEGITIGA PENGEMBANGAN SDM
BERBASIS KOMPETENSI

BSANK/
LSTK
PELATIHAN PENILAIAN
BERBASIS BERBASIS
KOMPETENSI KOMPETENSI

INDUSTRI OLAHRAGA
SERTIFIKASI KOMPETENSI
Sertifikasi kompetensi
kerja adalah proses
pemberian sertifikat
kompetensi yang
dilakukan secara
sistematis dan obyektif
melalui uji kompetensi
yang mengacu kepada
standar kompetensi
tenaga keolahragaan
MEMASTIKAN DAN Indonesia/dan atau
MEMELIHARA KOMPETENSI internasional.
MANFAAT SERTIFIKASI
keabsahan status profesional
kesempatan pembinaan berkelanjutan
tercipta jalur karier profesi
PERORANGAN masuk database on-line
mudah diakses oleh yg akan memberi
tugas
tersedia sumber informasi
tercipta iklim kerja profesional
tersedia instrumen pengaturan
INSTITUSI jenjang/karier
tersedia instrumen penetapan imbalan
terdorongnya kinerja lembaga
pembinaan SDM profesional
perlindungan bagi masyarakat
NASIONAL jalur pertanggung-jawaban perdata
kesetaraan intl >> proteksi profesi
BADAN STANDARDISASI DAN AKREDITASI
NASIONAL KEOLAHRAGAAN

PP, pasal 95 - 100


BADAN STANDARDISASI DAN AKREDITASI
NASIONAL KEOLAHRAGAAN (BSANK)
Dibentuk dalam rangka pengembangan,
pemantauan, dan pelaporan pencapaian
standar nasional keolahragaan.
.
berada di bawah dan bertanggung jawab
Kepada Menteri serta berkedudukan di
ibu kota negara.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya,


BSANK bersifat madiri dan profesional.
BADAN STANDARDISASI DAN AKREDITASI
NASIONAL KEOLAHRAGAAN (Ps 96)
TUGAS :
Standardisasi, Akredititasi, Sertifikasi,
membina dan mengembangkan, SisInfo,
Kerjasama, memantau dan melaporkan
pencapaian kepada Menteri.
Wewenang BSANK
a. melakukan peninjauan dan penilaian terhadap organisasi olah-
raga yang telah diakreditasi;
b. mengajukan usul revisi standar nasional keolahragaan;
c. melakukan tindakan administratif terhadap organisasi olahraga
yang telah terakreditasi sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan; dan
d. melakukan pengawasan atas penerapan Standar Nasional
Keolahragaan.
PP Nomor 16 Tahun 2007 Pasal 97
BSANK ANGGOTA :
(Ps 97) paling banyak 9 (sembilan) orang yang berasal
dari unsur Pemerintah, masyarakat olahraga,
pakar olahraga, dan akademisi
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
(KepPres) atas usul Menteri untuk satu kali
masa jabatan selama 4 (empat) tahun.
terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota
dan Wakil Ketua merangkap anggota yang
dipilih dari dan oleh anggota.

SEKRETARIS : setingkat eselon 2 (dua) yang


diangkat dan diberhentikan oleh Menteri

Susunan, kedudukan, dan tata kerja BSANK ditetapkan


dengan Peraturan Presiden (PerPres)
BSANK
(Pasal 98)

Sebagai lembaga mandiri BSANK harus


menjalankan tugas dan fungsinya secara
profesional dan bebas dari pengaruh/
intervensi Pemerintah dan/atau pihak
manapun sebagai bentuk akuntabilitas
publik.
PP 16/2007 Pasal 103
(1) Lembaga keolahragaan, induk organisasai
cabang olahraga, dan induk organisasi
fungsional yang menyelenggarakan
sertifikasi wajib mendapatkan akreditasi
dari BSANK.
(2) Pemberian akreditasi oleh BSANK
didasarkan atas adanya permohonan.
Pasal 104
Untuk mendapatkan akreditasi, lembaga
keolahragaan, induk organisasi cabang olahraga,
dan induk organisasi olahraga fungsional dilakukan
melalui tahapan:
(a) pengajuan permohonan;
(b) kelengkapan administrasi;
(c) evaluasi diri;
(d) verifikasi;
(e) pemeriksaan silang; dan
(f) penentuan kelayakan dan peringkat.
Struktur Pokok BSANK (PP No. 16/2007)
Ketua
Wakil Ketua

Anggota Sekretaris
(9 orang) (Eselon 2)
Susunan, kedudukan, dan tata kerja : PerPres
Anggota : Kepres dan PerMen
Ketua dan Wakil Ketua : oleh dan dari Anggota
Sekretaris BSANK : KepMen
OPERASONAL
Ketua
Wakil Ketua

Sekretaris
(Eselon 2)

PB/PP LSKTK
CABOR CABOR
Ketentuan dalam Pasal 86 PP 16/2007
(1) Menteri menetapkan Standar Nasional Keolah-
ragaan dan Pedoman Standardisasi Nasional
Keolahragaan untuk diberlakukan secara nasional.
(2) Pedoman Standardisasi Nasional Keolahragaan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Standar Nasional Keolahragaan.
(3) Penerapan Standar Nasional Keolahragaan dilaku-
kan melalui kegiatan akreditasi dan sertifikasi.
(4) Standar Nasional Keolahragaan dan Pedoman
Standardisasi Nasional Keolahragaan dapat
disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global.
KETENTUAN PENUTUP (asal 127)
Paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan
Pemerintah ini diundangkan:
(1) organisasi keolahragaan yang telah ada tetap diakui
dan harus melakukan penyesuaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47.
(2) standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi
keolahragaan, dilakukan.
(3) Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1)
dibentuk.
(4) Badan Olahraga Profesional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37, dibentuk.
Pasal 125 PP No 16/2007 :
Lembaga pemerintah yang bertanggung
jawab dan menangani penyelenggaraan
standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi
keolahragaan yang ada, tetap menjalan-
kan tugas dan fungsinya sampai Badan
Standardisasi dan Akreditasi Nasional
Keolahragaan dibentuk sesuai dengan
Peraturan Pemerintah ini.
LINGKUP DAN ALUR PROSES PENYUSUNAN
DAN PENETAPAN STANDAR KEOLAHRAGAAN
Pembentukan Tim Teknis
Penyusunan Standar Nasional
Keolahragaan

Penyusunan Rancangan Penyusunan


Standar Keolahragaan Pedoman/
Juklak/Juknis
Prakonvensi Rancangan Standar Keolahragaan

Uji coba dan Sosialisasi Rancangan Standar


Keolahragaan
Verifikasi Rancangan Standar
Keolahragaan
Konvensi Rancangan Standar
Keolahragaan
Penetapan Standar Nasional Keolahragaan

Sosialisasi Standar Nasional


Keolahragaan
BERSINERGI
MENYUSUN
RANCANGAN
STANDAR
KOMPETENSI

STANDAR
NASIONAL
KOMPETENSI
WASIT-JURI
KARATE,
GULAT, DAN
PENCAK SILAT
Terima Kasih 61
Urusan Olahraga
Pemerintah Daerah
a. Urusan Dalam Hal Kebijakan
Keolahragaan
1) Pengembangan dan keserasian
kebijakan olahraga.
2) Penyelenggaraan keolahragaan.
3) Pembinaan dan pengembangan
keolahragaan.
4) Pengelolaan keolahragaan.
5) Penyelenggaraan pekan dan
kejuaraan olahraga.
6) Pembangunan dan peningkatan
prasarana dan sarana olahraga.
7) Pendidikan dan pelatihan keolahragaan.
8) Pendanaan keolahragaan.
9) Pengembangan IPTEK keolahragaan.
10) Pengembangan kerjasama dan
informasi keolahragaan.
11) Pengembangan kemitraan pemerintah
dengan masyarakat dalam
pembangunan olahraga.
12) Peningkatan peranserta secara lintas
bidang dan sektoral serta masyarakat.
13) Pengembangan manajemen olahraga.
14) Kemitraan industri dan kewirausahaan
olahraga.
15) Pengembangan IPTEK olahraga.
16) Peningkatan profesionalisme atlit,
pelatih, manager dan pembina
olahraga.
17) Pembangunan dan pengembangan industr OR.
18) Pengaturan sistem penganugerahan,
penghargaan dan kesejahteraan pelaku OR.
19) Pengaturan pelaksanaan standarisasi,
akreditasi dan sertifikat keolahragaan.
20) Peningkatan dan pembangunan prasarana dan
sarana OR.
21) Pengembangan jaringan dan sistem informasi
keolahragaan.
22) Kriteria lembaga keolahragaan.
23) Pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga
serta peningkatan kebugaran jasmani
masyarakat.
b. Pembinaan dan Pengawasan
Keolahragaan
1) Pembinaan terhadap organisasi
keolahragaan.
2) Pembinaan terhadap kegiatan
keolahragaan.
3) Pembinaan pengelolaan olahraga dan
tenaga keolahragaan.
4) Pembinaan dan pengembangan prestasi
olahraga termasuk unggulan.
5) Pembinaan koordinasi pemerintahan antar
susunan pemerintahan di kabupaten/kota.
6) Pembinaan pendidikan dan pelatihan di
bidang keolahragaan.
7) Pembinaan perencanaan, penelitian,
pengembangan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang
keolahragaan.
8) Pengaturan pengawasan terhadap
pelaksanaan norma dan standar di bidang
keolahragaan.
9) Pembinaan dan pengembangan industri OR.
10) Pengawasan terhadap penyelenggaraan
olahraga.
11) Pengawasan terhadap pelaksanaan
anggaran/dana.
c. Koordinasi Keolahragaan
1) Koordinasi antar dinas instansi terkait.
2) Koordinasi dengan lembaga non
pemerintah.
3) Koordinasi antar kecamatan skala
kabupaten/kota.
4) Koordinasi antar kecamatan skala
Provinsi.
Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi