Vous êtes sur la page 1sur 75

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep pendekatan dalam upaya penanganan kesehatan penduduk
mengalami banyak perubahan sejalan dengan pemahaman dan pengetahuan
manusia mengenai cara masyarakat untuk menghayati dan menghargai bahwa
kesehatan itu merupakan modal manusia (human capital) yang sangat besar
nilainya. Konsep sehat-sakit senantiasa berubah sejalan dengan pemahaman
manusia mengenai nilai, peran, penghargaan, dan persepsi manusia terhadap
kesehatan.
Di mulai pada zaman keemasan Yunani bahwa sehat merupakan keadaaan
standar yang harus dicapai dan dibanggakan, sedangkan sakit sebagai sesuatu
yang tidak bermanfaat. Setelah ditemukan kuman penyebab penyakit, batasan
sehat juga ikut berubah. Seseorang dikatakan sehat apabila setelah dilakukan
pemeriksaan secara seksama tidak ditemukan penyebab penyakit.
Pada tahun 50-an, World Health Organization (WHO) mendefinisikan
sehat sebagai keadaan sehat sejahtera fisik, mental, sosial, dan bukan hanya
bebas dari penyakit dan kelemahan. Lalu pada tahun 80-an, definisi sehat
menurut WHO mengalami perubahan seperti yang tertera dalam Undang-
Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992, yaitu
memasukkan unsur hidup produktif baik sosial maupun ekonomi.
Pembahasan mengenai kesehatan tentunya tidak terlepas dari definisi
klasik WHO tentang kesehatan, yaitu keadaan sempurna baik fisik, mental
dan sosial serta tidak sedang menderita sakit atau kelemahan. Mengapa WHO
memasukkan istilah sosial? Karena sosial berarti hidup bersama dalam
kelompok dengan situasi yang saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas. Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya-upaya

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 1


Profesi NERS Angkatan III UMI
pengobatan dan perawatan bagi yang sedang menderita penyakit maupun
dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Perawat sebagai orang
pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi
yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Sehat secara sosial merupakan hasil dari interaksi positif di dalam
komunitas. Kesehatan manusia berubah-ubah bergantung pada pemicu stress
(stressor) yang ada, kemampuan untuk mengatasi masalah (mekanisme
koping), serta memelihara homeostasis. Setiap manusia mempunyai rentang
sehat-sakit yang terdiri dari dua kutub, yaitu keadaan sehat optimal dan
keadaan sakit.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan merupakan salah
satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan
demikian, pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang memiliki peran penting
dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Negara
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, maka diperlukan upaya dari
seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah pusat
dan daerah.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga
dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai
salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 2
Profesi NERS Angkatan III UMI
potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai, maka mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Muslim
Indonesia Makassar melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di
Dusun Camming, Desa Palakka, Kab. Barru, Kec. Barru dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara mahasiswa memilih satu
keluarga binaan dengan resiko tinggi. Pendekatan secara kelompok dilakukan
melalui kelompok keluarga yang memiliki hobi dan program yang sama.
Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang
baik dengan instansi terkait untuk mengikut sertakan warga dalam upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan yang diharapkan dapat mengenal
masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan
kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan
perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 3


Profesi NERS Angkatan III UMI
area pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses
keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu:
a) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
b) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
c) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi
komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan
komunitas
d) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko
personal, sosial dan lingkungan
e) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas
f) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
g) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas.

C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
b) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
c) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 4


Profesi NERS Angkatan III UMI
d) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
a) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan
yang dialami masyarakat.
c) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai
upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Pendidikan
a) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Keperawatan
Universitas Muslim Indonesia khususnya di bidang keperawatan
komunitas.
b) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

D. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik keperawatan komunitas Universitas Muslim Indonesia
dimulai tanggal 26 Januari 2015 26 Februari 2015 yang bertempat di Dusun
Camming, Desa Palakka, Kabupaten Barru, Kecamatan Barru.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama


1. Definisi PKU

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 5


Profesi NERS Angkatan III UMI
Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) atau Primary Health Care (PHC)
merupakan upaya kesehatan primer yang didasarkan kepada metode dan
teknologi yang praktis, ilmiah dan dapat diterima secara sosial, terjangkau oleh
semua individu dan keluarga, dalam masyarakat melalui partisipasinya yang
penuh, serta dalam batas kemampuan, penyelenggaraan yang dapat disediakan
masyarakat dan pemerintah di setiap tahap pembangunan, dalam semangat
kemandirian (WHO & UNICEF,1978).
Pelayanan Kesehatan Utama merupakan suatu strategi yang dapat
menjamin kesehatan masyarakat yang paling dasar. Pelayanan kesehatan utama
bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar dalam masyarakat melalui
upaya pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan dengan
menggunakan teknologi tepat guna, melalui pendekatan multisektoral dan
distribusi merata. Pelayanan kesehatan utama diberikan dengan sasaran pada
individu, keluarga dan masyarakat dengan prinsip mengikutsertakan
masyarakat secara aktif dalam kegiatan pelayanan kesehatan.
Hubungan konsep PKU dan komunitas adalah untuk melaksanakan
kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menjadi
tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat masyrakat (pimpinan
atau tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah Sakit tipe A dan B), serta
menyelenggarkan kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang
melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam
hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam
PKU diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagai akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu
secara mandiri menjaga dan melayani status kesehatan komunitas dimana dia
tinggal.
2. Tujuan PKU
a) Tujuan umum

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 6


Profesi NERS Angkatan III UMI
Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan.
b) Tujuan khusus
1) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani
4) Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Tanggung Jawab Perawat PKU
Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah:
a) Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
b) Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
c) Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada masyarakat.
d) Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
e) Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.
4. Sasaran PKU
Individu, keluarga, masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan.
a) Keluarga : ibu
b) Masyarakat : tokoh dan pemimpin
c) Pemberi pelayanan kesehatan : langsung dan tidak langsung melalui
pelatihan organisasi kemasyarakatan.
5. Elemen Kegiatan PKU
Kegiatan dalam pelayanan kesehatan utama meliputi; penyuluhan kesehatan
terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan
serta pengobatannya, imunisasi, pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, KB,
perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat esensial, sanitasi
dan pengadaan air bersih.

B. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 7
Profesi NERS Angkatan III UMI
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang
telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan dikenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas memiliki beberapa karakteristik, yaitu pelayanan
keperawatan yang diberikan berorientasi kepada pelayanan kelompok, fokus
pelayanan utama adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif dan berkelanjutan dengan
melibatkan partisipasi klien/masyarakat, klien memiliki otonomi yang tinggi,
fokus perhatian dalam pelayanan keperawatan lebih kearah pelayanan pada
kondisi sehat, pelayanan memerlukan kolaborasi interdisiplin, perawat secara
langsung dapat mengkaji dan mengintervensi klien dan lingkungannya dan
pelayanan didasarkan pada kewaspadaan epidemiologi.
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
a) Tujuan Umum

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 8


Profesi NERS Angkatan III UMI
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan
sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
b) Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
5) Menilai hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
7) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan,
9) Menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi,
ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
10) Menangani kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
3. Fungsi Keperawatan Komunitas
a) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
d) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 9


Profesi NERS Angkatan III UMI
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
4. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan.
a) Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diris sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
b) Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga
lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c) Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil dan ibu bersalin
b. Ibu nifas
c. Bayi baru lahir
d. Balita
e. Anak usia sekolah
f. Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 10


Profesi NERS Angkatan III UMI
a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tidak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, hipertensi, jantung koroner, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok cacat yang memerlukan rehailitasi, seperti : cacat
mental, fisik, sosial
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita
d) Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap
diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah
ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang
saling berinteraksi, saling bergantung dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul
banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
5. Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah :
a) Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan
yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 11


Profesi NERS Angkatan III UMI
b) Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang.
Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
c) Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.
d) Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).
e) Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f) Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 12
Profesi NERS Angkatan III UMI
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang
akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g) Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini
dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi
kesehatan.
h) Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi
dan pengumpulan data.
i) Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai coordinator pelayanan kesehatan antara lain
mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak kriteria (Mubarak, 2005).
j) Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada. Marriner Torney mendeskripsikan pembawa perubahan adalah
yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan
klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil
dari mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 13


Profesi NERS Angkatan III UMI
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

6. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a) Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,
apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b) Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c) Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 14


Profesi NERS Angkatan III UMI
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.
7. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a) Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b) Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas
maupun kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
c) Upaya Kuratif

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 15


Profesi NERS Angkatan III UMI
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas
dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d) Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat
fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
e) Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk
dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan
tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka
derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.
8. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 16


Profesi NERS Angkatan III UMI
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai
lahan yang sangat luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan
kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a) Tahap Persiapan
1) Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek.
2) Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas,
masalah dan kesehatan utama.
3) Penyusunan instrumen data
4) Uji coba instrumen pengumpulan data
5) Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan
komunitas.
6) Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader
kesehatan setempat.
7) Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan
demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat
visualisasi/penyajian data.
8) Mengidentifikasi para musyawarah komunitas; menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam
musyawarah dan menyebarkan undangan.
9) Melaksanakan musyawarah komunitas meliputi :
a. Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
b. Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan.
c. Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang
telah ditetapkan.
d. Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.
b) Tahap Pelaksanaan :
1) Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 17


Profesi NERS Angkatan III UMI
2) Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok
kerja kesehatan :
a. Pelatihan kader kesehatan
b. Penyuluhan kesehatan
c. Simulasi/demonstrasi
d. Pembuatan model/percontohan
e. Kunjungan rumah (home health care)
f. Kerja bakti, dan lain-lain
3) Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan
kegiatan.
c) Tahap Evaluasi
1) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal
kesesuaian, keefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari
komunitas.
2) Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian
tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas
dalam pemecahan masalah.

9. Asuhan Keperawatan Komunitas


a) Pengkajian
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan
negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun
strategi untuk promosi kesehatan. Dimana menurut model Betty Neuman
(Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi demografi,
populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi
oleh sub sistem komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, perumahan,
pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan, kesehatan,
pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut
dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan wawancara.
b) Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa
besar stresor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang
timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam
pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 18
Profesi NERS Angkatan III UMI
menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik
populasi dan lingkungan yang dapat bersifat aktual, ancaman dan potensial.
c) Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier
yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai
dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan
ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan diagnosa
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan
dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
d) Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan
(Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
1) Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap
suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi,
stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses
penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan. Misalnya mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap
tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.
3) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada
pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya
kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 19
Profesi NERS Angkatan III UMI
e) Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang
diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi,
menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan
penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Fokus evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:
1) Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan
perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksana tindakan,
fasilitas dan jumlah peserta.
3) Efisien biaya: pencarian sumber daya dan penggunaannya
4) Efisien kerja: apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan
intervensi.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 20


Profesi NERS Angkatan III UMI
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN PRIMER
1. Pengumpulan data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi ;
a. Melakukan pengumpulan data
dengan cara mengunjungi masing-masing rumah penduduk,
wawancara langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi
anggota keluarga yang sedang sakit, serta observasi kondisi rumah dan
lingkungan sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan pada
tanggal, 14-19 April 2017 di wilayah Dusun Taipakodong 1 dan dusun
Raja-raja.
b. Melakukan tabulasi data dari
hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, yaitu tanggal 20-21 di
posko II Dusun Bungaejaya, Desa Bungaejaya Kec. Palangga Kab.
Barru.
2. Hasil Tabulasi Data
Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi
dalam bentuk grafik. Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk grafik
sebagai berikut ;

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 21


Profesi NERS Angkatan III UMI
a) Karakteristik Penduduk
1) Distribusi penduduk berdasarkan umur
Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur
Di Dusun Raja-raja dan Taipakkodong I
Desa Bungaejaya, Kec. Palangga, Kab Gowa
No. Umur Jumlah Persentase
1. 0-5 tahun 85 7,08
2. 6-11 tahun 124 10,32
3. 12-25 tahun 346 28,81
4. 26-45 tahun 324 26,98
5. >45 tahun 322 26,81
Total 1201 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 22


Profesi NERS Angkatan III UMI
Umur

0-5 tahun
7% 6-11 tahun
27% 10%
12-25 tahun
26-45 tahun
>45 tahun
29%
27%

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk


terbanyak berada pada kelompok usia 12 - 25 tahun yakni
kelompok remaja awal dan remaja akhir sebanyak 346 jiwa atau
28,81 %. Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada pada usia
balita yakni usia 0-5 tahun sebanyak 85 jiwa atau 7,08 %.

2) Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin


Tabel 3.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dusun Rajaraja dan Taipakkodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga, Kab. Gowa
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-Laki 578 51,87
2. Perempuan 623 48,12
Total 1.201 100 %
Sumber Data : Data Primer, 2017

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 23


Profesi NERS Angkatan III UMI
Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan
48% 52%

Dari data diatas, terlihat bahwa penduduk terbanyak berjenis


kelamin perempuan yakni sebanyak 623 jiwa atau 48,12%.
Sedangkan laki-laki berjumlah 578 jiwa atau 51,87%.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 24


Profesi NERS Angkatan III UMI
3) Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 3.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dusun Raja-Raja dan Taipakkodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
Tingkat
No. Jumlah Persentase
Pendidikan
1. Belum Sekolah 95 7,91
2. SD 228 18,98
3. Tamat SD 357 29,72
4. SMP 124 10,32
5. Tamat SMP 104 8,65
6. SMA 83 6,91
7. Tamat SMA 135 11,24
8. Kuliah 23 1,91
9. Tamat Kuliah 20 1,66
10. Lainnya 32 2,66
Total 1201 100 %
Sumber Data : Data Primer, 2017

Pendidikan

Belum Sekolah SD Tamat SD SMP Tamat SMP SMA


2% 2% 3% 8%
11% 19%
7%

9%
Tamat SMA Kuliah Tamat Kuliah Lainnya
10%
30%

Dari data diatas, terlihat bahwa tingkat pendidikan terbanyak


yaitu tamat SD sebanyak 357 jiwa atau 29,72% dan terkecil yaitu
tamat kuliah (DIII dan SI) sebanyak 20 jiwa atau 2,66%.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 25


Profesi NERS Angkatan III UMI
4) Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan
Tabel 3.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Dusun Raja-Raja dan Taipakkodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga, Kab. Gowa
No
Pekerjaan Jumlah Persentase
.
1. Petani 145 12, 07
2. PNS 12 0,99
3. Buruh 100 8,32
4. IRT 278 23,14
5. Wiraswasta 108 8,99
6. Pelajar 319 26,56
7. Swasta 29 2,41
8. Tidak bekerja 120 9,99
9. Lainnya 90 7,50
Total 1201 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Pekerjaan

Petani PNS Buruh IRT Wiraswasta Pelajar


8% 12%
10% 1%
2% 8%

Swasta Tidak bekerja


27% Lainnya 23%

9%

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 26


Profesi NERS Angkatan III UMI
Dari data diatas, terlihat bahwa dari 1201 jiwa jumlah penduduk
sebagian besar bermata pencaharian petani yaitu sebanyak 145
jiwa atau 12,07% sedangkan yang belum bekerja/pelajar sebanyak
319 jiwa atau 26,56%, dan yang tidak bekerja sebanyak 120 jiwa
atau 9,99%
b) Data Perumahan
1) Distribusi KK berdasarkan kepemilikan rumah
Tabel 3.5
Distribusi Jumlah KK berdasarkan Kepemilikan Rumah
Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1 Desa
Bungae Jaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
Kepemilikan
No. Jumlah Persentase
Rumah
1. Milik Pribadi 282 88,96
2. Menumpang 35 11,04
3. Kontrak 0 0
4. Asrama 0 0
5. Lainnya 0 0
Total 317 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 27


Profesi NERS Angkatan III UMI
Kepemilikan Rumah

Milik Pribadi
11% Menumpang
Kontrak
Asrama
Lainnya

89%

Dari data diatas, menunjukkan status kepemilikan rumah untuk


seluruh KK di dusun Raja-raja dan Taipakodong 1 yang terbanyak
adalah rumah milik pribadi yaitu sebanyak 282 KK atau 88,95%,
yang menumpang di rumah keluarga sebanyak 35 KK atau
11,04%.
2) Distribusi KK berdasarkan tipe rumah
Tabel 3.6
Distribusi Jumlah KK berdasarkan Tipe Rumah Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1 Desa Bungae Jaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No. Tipe Rumah Jumlah Persentase
1. Permanen 234 73,82
2. Semi Permanen 51 16,09
3. Panggung/Kayu 32 10,09
4. Lain-lain (seng/triples) 0 0
Total 317 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 28


Profesi NERS Angkatan III UMI
Tipe Rumah

Permanen
10% Semi Permanen
16% Panggung/Kayu
Lain-lain
(seng/triples)
74%

Dari data diatas, terlihat bahwa dari 317 rumah yang telah dikaji
terdapat 234 jenis rumah Permanen atau 73,81%, 51 jenis rumah
Semi Permanen atau 16,08%, 32 jenis rumah Panggung/kayu atau
10,09%. Hal ini menunjukkan bahwa dari jumlah rumah yang
telah dikaji terdapat lebih banyak penduduk yang memiliki jenis
rumah Permanen.

3) Distribusi KK berdasarkan Keberadaan Ventilasi


Tabel 3.7
Distribusi KK berdasarkan Keberadaan Ventilasi Rumah Di
Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1Desa Bungae Jaya
Kec. Pallangga Kab Gowa
No
Ventilasi Rumah Jumlah Persentase
.
1. Ya, Ada 301 94,96
2. Tidak Ada 16 5,04
Total 317 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 29


Profesi NERS Angkatan III UMI
Ventilasi Rumah

5%

Ya, Ada
Tidak Ada

95%

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 317 rumah yang telah
dikaji terdapat 301 atau 94,95% rumah yang memiliki ventilasi dan
16 atau 5,04% rumah yang tidak memiliki ventilasi. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih banyak penduduk yang rumahnya
memiliki sistem ventilasi.

4) Distribusi KK berdasarkan Kebersihan dalam Rumah


Tabel 3.8
Distribusi KK berdasarkan Kebersihan dalam Rumah Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1 Desa Bungae Jaya
Kec.Pallangga Kab Gowa
No Kebersihan dalam
Jumlah Persentase
. Rumah
1. Bersih 240 75,71
2. Tidak Bersih 77 24,29
Total 317 100% G

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 30


Profesi NERS Angkatan III UMI
Sumber Data : Data Primer, 2017

Kebersihan Rumah

24% Bersih
Tidak Bersih

76%

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 317 rumah yang telah
dikaji terdapat 240 atau 75,71% KK yang keadaan dalam
rumahnya tergolong bersih dan 77 atau 24,29% KK yang keadaan
dalam rumahnya tergolong kurang bersih. Keadaan rumah yang
kurang bersih ini dikarenakan antara lain banyaknya debu, pasir,
sampah dan sisa-sisa makanan di lantai dalam rumah-rumah
tersebut.

5) Distribusi KK berdasarkan Pemanfaatan Halaman


Tabel 3.9
Distribusi KK berdasarkan Pemanfaatan Halaman Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1 Desa Bungae Jaya Kec.
Pallangga Kab. Gowa
No Pemanfaatan
Jumlah Persentase
. Halaman
1. Dimanfaatkan 81 25,55
2. Tidak Dimanfaatkan 236 74,45
Total 317 100%

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 31


Profesi NERS Angkatan III UMI
Sumber Data : Data Primer, 2017

Pemanfaatan Halaman

26%
Dimanfaatkan Tidak Dimanfaatkan

74%

Dari data diatas, terlihat bahwa dari 317 rumah yang telah dikaji
terdapat banyak penduduk atau KK yang tidak memanfaatkan
halaman rumahnya yaitu sebanyak 236 atau 74,45% KK dibanding
jumlah penduduk atau KK yang memanfaatkan halaman rumahnya,
yaitu sebanyak 81 atau 25,55% KK baik untuk berkebun maupun
berternak.

6) Distribusi KK berdasarkan Vektor Yang Membahayakan Kesehatan


Tabel 3.10
Distribusi KK berdasarkan Vektor Yang Membahayakan
Kesehatan Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1

No. Vektor Jumlah Persentase


1. Lalat 278 87,69
2. Nyamuk 23 7,26
3. Burung 0 0
4. Anjing 0 0
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 32
5. Kucing 0 0
Profesi NERS Angkatan III UMI
6. Ayam 16 5,05
7. Kecoa 0 0
8. Lain-lain (Tikus) 0 0
Total 317 100%
SSumber Data : Data Primer, 2017

Vektor Membahayakan
Lalat
Nyamuk
5% Burung
7%
Anjing
Kucing
Ayam
Kecoa
Lain-lain (Tikus)
88%

Dari data diatas, terlihat bahwa distribusi vektor di dusun Raja-Raja


dan Taipakodong 1 yaitu Lalat adalah vektor dengan distribusi paling
banyak yaitu sebanyak 278 atau 87,69% KK. Nyamuk merupakan
vektor kedua terbanyak setelah lalat yaitu sebanyak 23 atau 7,26%
KK. Ayam 16 atau 5,04% KK. Dari sampel diatas menunjukkan
bahwa vektor Lalat jauh lebih banyak dari vektor yang lain.
c) Sumber Air
1) Distribusi KK berdasarkan Sumber Air Minum
Tabel 3.11
Distribusi KK berdasarkan Sumber Air Minum Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakkodong 1 Desa Bungae Jaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No. Air Minum Jumlah Persentase
1. Sumur Bor 235 74,13

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 33


Profesi NERS Angkatan III UMI
2. Air Hujan 0 0
3. Sumur Gali 82 25.87
4. Empang 0 0
5. Sungai 0 0
6. PAM 0 0
7. Mata Air 0 0
Total 317 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Sumber Air Minum


Sumur Bor
Air Hujan
9% Sumur Gali
10% Empang
Sungai
23% 59% PAM
Mata Air

Dari data diatas, dapat terlihat bahwa dari 317 rumah atau KK yang
telah dikaji terdapat 74,13% (235 KK) yang sumber air minumnya
berasal dari Sumur Bor 25,87% (82 KK) yang sumber air minum dari
sumur gali. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah KK yang sumber air
minumnya berasal dari sumur bor lebih banyak dibanding sumber air
minum lainnya.
2) Distribusi KK berdasarkan Pengolahan Air Minum
Tabel 3.12
Distribusi KK berdasarkan Pengolahan Air Minum Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1 Desa Bungae Jaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No
Air Minum Jumlah Persentase
.
1. Dimasak 241 76,03

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 34


Profesi NERS Angkatan III UMI
2. Tidak Dimasak 76 23,97
Total 317 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Pengolahan Air Minum

24%
Dimasak Tidak Dimasak

76%

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 317 rumah atau KK yang
telah dikaji terdapat 76,03% (241 KK) memasak air yang akan
diminum dan 23,97% (76 KK) tidak memasak air yang akan mereka
minum, mereka hanya menempatkan air di wadah air minum maupun
dikulkas kemudian didiamkan lalu diminum. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah KK yang mengkonsumsi air yang dimasak masih lebih
banyak daripada mereka yang tidak memasak air sebelum diminum.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 35


Profesi NERS Angkatan III UMI
3) Distribusi KK berdasarkan Keadaan Fisik Air Minum
Tabel 3.13
Distribusi KK berdasarkan Keadaan Fisik Air Minum Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1 Desa Bungae Jaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No Jumla
Keadaan Air Persentase
. h
1. Berwarna 7 2,67
2. Berasa 131 50,00
3. Berbau 2 0,76
4. Lain-lain : Tidak ada masalah 177 46,57
Total 317 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Keadaan Air Minum

3%
Berwarna Berasa Berbau Lain-lain
47%
50%

1%

Dari data diatas, terlihat bahwa dari 317 rumah atau KK yang telah
dikaji terdapat 46,56% (177 KK) yang tidak mempunyai masalah
dengan keadaan fisik air minumnya dan 2,67% (7 KK) yang
mempunyai masalah dengan keadaan fisik air minumnya dalam hal
ini air minumnya berwarna, 50% (131 KK) dengan keadaan fisik air
minum Berasa, dan 0,76% (2 KK) dengan keadaan fisik air minum
berbau.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 36


Profesi NERS Angkatan III UMI
4) Distribusi KK berdasarkan Keadaan Gentong/Bak Mandi
Tabel 3.14
Distribusi KK berdasarkan Keadaan Gentong/Bak Mandi
Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1
Desa Bungae Jaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
No
Keadaan Bak Mandi Jumlah Persentase
.
1. Ada jentik nyamuk 112 35,34
2. Tidak ada jentik nyamuk 205 64,66
Total 317 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Keadaan Bak Mandi

Ada jentik nyamuk Tidak


35%ada jentik nyamuk

65%

Dari data diatas, terlihat bahwa dari 317 rumah atau KK yang telah
dikaji terdapat 35,34% (112 orang KK) yang keadaan gentong/bak
mandinya terdapat jentik nyamuk dan 64,66% (205 orang KK) yang
tidak terdapat jentik nyamuk pada gentong/bak mandinya. Dari
keadaan diatas terlihat lebih banyak KK atau penduduk yang keadaaan
gentong/bak tidak berjentik dari pada yang berjentik. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat banyak KK atau penduduk yang
beresiko terkena DBD ataupun Diare.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 37


Profesi NERS Angkatan III UMI
d) Pembuangan Sampah
1) Distribusi KK berdasarkan Keberadaan Tempat Penampungan Sampah
Tabel 3.15
Distribusi KK berdasarkan Keberadaan Tempat Penampungan
Sampah Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong 1
Desa Bungae Jaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
No. Ada/Tidak TPS Jumlah Persentase
1. Ya, Ada 298 94,00
2. Tidak Ada 19 6,00
Total 317 100%
S
Sumber Data : Data Primer, 2017

Tempat Sampah

6%
Ya
Tidak

94%

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 317 rumah atau KK yang
telah dikaji terdapat 94,00% (298 KK) kepala keluarga yang memilki
tempat penampungan sampah. Dari 298 KK yang memiliki tempat
sampah terdapat 247 KK yang tempat penampungan sampah
dikerumuni lalat, 17 KK keadaan tempat penampungan sampah berbau
busuk, dan terdapat 34 KK yang tempat sampahnya terpelihara.
Sedangkan 5,99% (19 KK) tidak memiliki tempat penampungan
sampah. Hal ini menunjukkan masih lebih banyak KK atau penduduk
yang memiliki tempat penampungan sampah daripada yang tidak
memiliki tempat sampah.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 38


Profesi NERS Angkatan III UMI
2) Distribusi KK berdasarkan Cara Membuang Sampah
Tabel 3.16
Distribusi KK berdasarkan Cara Membuang Sampah Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No Jumla
Cara Pembuangan Sampah Persentase
. h
1. Dikumpulkan dan Dibakar 296 93,37
2. Sembarangan 14 4,43
3. Di sungai 3 0,94
4. Di laut 0 0
5. Ditimbun dalam tanah 4 1,26
6. Di selokan 0 0
Total 317 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Cara Membuang Sampah

Dikumpulkan dan Dibakar Sembarangan Di sungai Di laut


1%
1%
4%

Ditimbun dalam tanah Di selokan

93%

Dari data diatas, terlihat bahwa dari 317 rumah atau KK yang telah
dikaji yaitu sebanyak 93,37% (296 KK) yang pengolahan sampah
dengan cara dikumpulkan dan dibakar, 4,43% (14 KK) yang dibuang
sembarangan,1,26% (4 KK) yang ditimbun dalam tanah dan dibuang
di sungai adalah 0,94% (3 KK).

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 39


Profesi NERS Angkatan III UMI
e) Pembuangan Tinja
1) Distribusi KK berdasarkan Ada Tidaknya Jamban
Tabel 3.17
Distribusi KK berdasarkan Ada Tidaknya Jamban Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No
Jamban Keluarga Jumlah Persentase
.
1. Ya 314 99.05
2. Tidak 3 0.95
Total 317 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

Jamban Keluarga

1%

Ya Tidak

99%

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 317 rumah atau KK
yang telah dikaji sebagian besar telah memiliki jamban yaitu
sebanyak 99,05% (314 KK) dan 0,95% (3 KK) yang tidak memiliki
jamban.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 40


Profesi NERS Angkatan III UMI
1.1) Distribusi KK berdasarkan Kepemilikan Jamban
Tabel 3.18
Distribusi KK berdasarkan Kepemilikan Jamban Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa

No
Kepemilikan Jamban Jumlah Persentase
.
1. Milik Sendiri 282 89.81
2. Menumpang 32 10.19
Total 314 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

Kepemilikan Jamban

10%

Milik Sendiri 2nd Qtr

90%

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 314 kepala


keluarga yang memiliki jamban sebagian besar adalah jamban
milik sendiri yaitu sebanyak 89,91% (282 KK) dan sebanyak
10,19% (32 KK) jamban yang digunakan adalah jamban dengan
menumpang milik tetangga.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 41


Profesi NERS Angkatan III UMI
1.2) Distribusi KK berdasarkan Bentuk Jamban
Tabel 3.19
Distribusi KK berdasarkan Bentuk Jamban Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No
Bentuk Jamban Jumlah Persentase
.
1. Kloset 314 100
2. Leher Angsa 0 0
Total 314 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Bentuk Jamban

28% Kloset
Leher Angsa

72%

Dari data diatas, terlihat bahwa dari 314 kepala keluarga yang
memiliki jamban seluruhnya adalah jamban dengan model
kloset yaitu sebanyak 100 % (314 KK).

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 42


Profesi NERS Angkatan III UMI
1.3) Distribusi KK berdasarkan Keadaan Jamban
Tabel 3.20
Distribusi KK berdasarkan Keadaan Jamban Di Wilayah
Dusun Raja-Raja & Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No
Keadaan Jamban Jumlah Persentase
.
1. Terpelihara 287 91,40
2. Tidak Terpelihara 27 8,60
Total 314 100%
Sumber Data : Data Primer, 2017

Keadaan Jamban

9%
Terpelihara
Tidak Terpelihara

91%

Dari data diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 314 kepala


keluarga yang memiliki jamban sebagian besar sudah memiliki
jamban yang keadaannya terpelihara yaitu sebanyak 91,4%
(287 KK) dan sebanyak 8.6% (27 KK) yang keadaaan
jambannya tergolong tidak terpelihara.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 43


Profesi NERS Angkatan III UMI
f) Pembuangan Air Limbah
Tabel 3.21
Distribusi KK berdasarkan Tempat Pembuangan Air Limbah Di
Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No
TP Air Limbah Jumlah Persentase
.
1. Selokan 244 76,97
2. Sawah 4 1,26
3. Sembarang tempat 61 19,24
4. Aliran bak penampungan 8 2,53
Total 317 100
Sumber Primer : Data Primer, 2017

80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
h

an
n

t
pa
ka

wa

ng
m
lo

Sa

pu
Se

te

m
ng

na
ra

pe
ba
m

k
ba
Se

n
ira
Al

Dari data diatas, terlihat bahwa dari 317 rumah atau KK yang telah
dikaji sebagian besar membuang air limbah di selokan dengan
persentase sebanyak 79,97% (244 KK), 12,62% (61 KK) yang
membuang air limbahnya di sembarang tempat, 6,62% (61 KK), 1,26%

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 44


Profesi NERS Angkatan III UMI
(4 KK) yang membuang di sawah, dan sebanyak 2,52% (8 KK) yang
memiliki aliran bak penampungan untuk membuang air limbah.
g) Ekonomi
Tabel 3.22
Distribusi KK berdasarkan Penghasilan Rata-Rata Keluarga
Setiap Bulan Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I
Desa Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
No. Penghasilan Jumlah Persentase
1. <Rp. 200.000 15 4.74
2. Rp. 200.000 Rp. 300.000 32 10.09
3. Rp. 300.000 - Rp. 500.000 69 21.77
4. >Rp. 500.000 199 62.77
5. Tidak menentu 2 0.63
Total 317 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
00

tu
00

en
.0

0.
00

en
50
.2

m
p.
Rp

ak
-R
<

Tid
00
.0
00
.3
Rp

Dari data diatas, terlihat bahwa dari 317 kepala keluarga, penghasilan
rata-rata perbulan sebagian besar adalah keluarga dengan pengahasilan
>Rp. 500.000 dengan persentase 62,77% (199 KK).

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 45


Profesi NERS Angkatan III UMI
h) Pelayanan Kesehatan
1) Distribusi KK berdasarkan Ada Tidaknya Informasi Kesehatan
Tabel 3.23
Distribusi KK berdasarkan Ada Tidaknya Informasi Kesehatan
Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I
Desa Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
[

No
Informasi Kesehatan Jumlah Persentase
.
1. Ya 258 81.38
2. Tidak 59 18.62
Total 317 100
Sumber Data: Data Primer, 2017

Informasi Kesehatan

4%
Ya Tidak

96%

Dari data diatas terlihat bahwa sebagian warga telah mendapat


informasi tentang kesehatan baik dari puskesmas atau posyandu
dengan persentase sebanyak 81.38% (258 KK) dan yang tidak
mendapatkan informasi tentang kesehatan sebanyak 18.62% (59 KK).

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 46


Profesi NERS Angkatan III UMI
2) Distribusi KK berdasarkan Sumber Informasi Kesehatan
Tabel 3.24
Distribusi KK berdasarkan Sumber Informasi Kesehatan
Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I
Desa Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
No
Sumber Informasi Jumlah Persentase
.
1. Radio 0 0
2. TV 160 62,02
3. Koran/Majalah 0 0
4. Puskesmas/Posyandu 98 37,98
5. Papan Pengumuman RW/desa 0 0
Total 258 100
Sumber Data : Data Primer, 2017
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
ah

a
o

es
di

al

/d
Ra

aj

RW
M
n/

an
ra

um
Ko

um
ng
Pe
n
pa
Pa

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa dari 258 kepala keluarga
yang mendapat informasi kesehatan sebagian besar melalui media

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 47


Profesi NERS Angkatan III UMI
elektronik (TV) dengan persentase 62.02% (160 KK) dan sisanya
melalui penyuluhan puskesmas/posyandu dengan persentase
37,98% (98 KK).
3) Distribusi KK berdasarkan Tempat Memeriksakan Kesehatan
Tabel 3.25
Distribusi KK berdasarkan Tempat Memeriksakan Kesehatan
Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I
Desa Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
No Persentas
Tempat Periksa Kesehatan Jumlah
. e
1. Puskesmas 294 92,74
2. Rumah Sakit 12 3,79
3. Dokter Praktik 6 1,89
4. Posyandu 4 13,64
5. Balai Pengobatan 1 0,32
7. Dukun 0 0
Total 317 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
ik

n
as

ta
kt
m

ba
ra
es

rP

go
sk

te

en
Pu

ok

iP
D

la
Ba

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa dari 317 kepala keluarga
sebagian besar berobat ke tempat pelayanan kesehatan yaitu
puskesmas dengan persentase 92,74% (294 KK) kemudian di rumah
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 48
Profesi NERS Angkatan III UMI
sakit dengan persentase 3,79% (12 KK), 1,89% (6 KK) di dokter
praktik, 13,64% (4 KK) di posyandu, dan di balai pengobatan dengan
persentase 0,32% (1 KK).
i) Kesehatan Bayi dan Balita
1) Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Kepemilikan KMS
Tabel 3.26
Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Kepemilikan KMS
Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I
Desa Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa

No
Kepemilikan KMS Jumlah Persentase
.
1. Ada
2. Tidak Ada
Total 100
Sumber Data : Data Primer,2017

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 49


Profesi NERS Angkatan III UMI
2) Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Status Pemberian ASI
Tabel 3.27
Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Status Pemberian
ASI Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I
Desa Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa

No
Status Pemberian ASI Jumlah Persentase
.
1. Diberi ASI 50 76.92
2. Tidak Diberi ASI 15 23.08
Total 65 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

Pemberian ASI

23%
Diberi ASI
Tidak diberi ASI

77%

Dari data diatas terlihat bahwa dari 65 bayi dan balita yang ada,
sebanyak 50 bayi/balita (76,92%) diberi ASI oleh ibunya, sedangkan
15 bayi/balita (23,08%) tidak diberi ASI dengan alasan yang beragam.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 50


Profesi NERS Angkatan III UMI
3) Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Status Pemberian
Makanan Tambahan
Tabel 3.28
Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Status Pemberian
Makanan Tambahan Di Wilayah Dusun Raja-Raja
& Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No Status Pemberian
Jumlah Persentase
. Makanan Tambahan
1. Diberi 35 53.85
2. Tidak diberi 30 46.15
Total 65 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

Makanan Tambahan

14%
Diberi Tidak

86%

Dari data diatas terlihat bahwa dari 65 bayi dan balita yang ada,
sebanyak 35 bayi/balita dengan persentase 53,85% telah mendapat
makanan tambahan sedangkan sebanyak 30 bayi/balita dengan

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 51


Profesi NERS Angkatan III UMI
persentase 46,15% tidak atau belum mendapat makanan tambahan
dengan alasan usia bayi belum mencapai 6 bulan.
4) Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Penyakit yang Sering
Diderita
Tabel 3.29
Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Penyakit yang
Sering Diderita Di Wilayah Dusun Raja-Raja
& Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No. Jenis Penyakit Jumlah Persentase
1. Batuk-batuk 12 26,67
2. Demam 29 64,44
3. Diare 0 0
4. Bisul 1 2,22
5. Penyakit Kulit 0 0
6. Kejang demam 0 0
7. Lain-lain 3 6,67
Total 45 100.0
Sumber Data : Data Primer, 2017
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
k

in
re

lit
tu

-la
ia

Ku
ba

in
it
k-

La
ak
tu

ny
Ba

Pe

Dari data diatas terlihat bahwa sebanyak 45 bayi/balita memiliki


riwayat suatu penyakit yang diantaranya pernah menderita batuk
sebanyak 12 bayi/balita (26.67%), demam sebanyak 29 bayi/balita

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 52


Profesi NERS Angkatan III UMI
(64,44%) yang disusul bisul yaitu sebanyak 1 bayi/balita (2,22%),
dan lain-lain yang dalam hal ini adalah penyakit hernia atau usus
turun dan tonsillitis atau amandel sebanyak 3 bayi/balita dengan
persentase 6,67%.
5) Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Status Pemberian
Imunisasi Dasar
Tabel 3.30
Distribusi Bayi/Balita (0-5 tahun) berdasarkan Status Pemberian
Imunisasi Dasar Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I
Desa Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
No Status Pemberian
Jumlah Persentase
. Imunisasi Dasar
1. Sudah Diberi & Lengkap 63 96,92
2. Tidak diberi/ Belum 2 3,08
Lengkap
Total 65 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

Imunisasi Dasar

3%

Diberi & Lengkap Tidak diberi/ Belum Lengkap

97%

Dari data diatas terlihat bahwa dari 65 bayi/balita yang ada sebagian
besar telah mendapat imunisasi lengkap yaitu sebanyak 63

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 53


Profesi NERS Angkatan III UMI
bayi/balita (96.92%) dan terdapat 2 bayi/balita (3.08%) tidak
diimunisasi atau imunisasi dasarnya belum lengkap, hal ini
disebabkan karena orang tuanya takut anaknya sakit/panas setelah
diimunisasi.
j) Masalah Lansia
1) Distribusi Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Kelompok Usia
Tabel 3.31
Distribusi Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Kelompok Usia
Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I
Desa Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa

No. UsiaLanjut Usia Jumlah Persentase


1. 50-59 tahun 48 36,09
2. 60-69 tahun 43 32,33
3. 70 tahun 42 31,58
Total 133 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

Data Lansia

50-59 Tahun
32% 60-69 Tahun
36%
70 tahun

32%

Dari data diatas terlihat bahwa dari 133 orang lansia, kelompok usia
terbanyak adalah usia dengan rentang 50 59 tahun yaitu sebanyak 48
lansia (36,02%).

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 54


Profesi NERS Angkatan III UMI
2) Distribusi Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan
Kesehatan
Tabel 3.32
Distribusi Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Frekuensi
Pemeriksaan Kesehatan Di Wilayah Dusun Raja-Raja
& Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa

No. Waktu Pemeriksaan Jumlah Persentase


1. 1 kali/tahun 5 3,77
2. 2 kali/tahun 7 5,26
3. 3 kali/tahun 2 1,50
3. Kalau Sakit saja 119 89,47
Total 133 100.0

Sumber Data : Data Primer, 2017

90
80
70
60
50
40
30

20
10
0
1 kali/tahun 2 kali/tahun 3 kali/tahun Kalau Sakit saja

Dari data diatas terlihat bahwa dari 133 orang lansia sebagian besar
memeriksakan kesehatannya jika sakit saja yaitu sebanyak 119 lansia
dengan persentase 89,47%. Kemudian sebanyak 5 lansia (3,77%)
memeriksakan kesehatan 1 kali/tahun, 7 orang lansia (5,26%)
memeriksakan kesehatannya 2 kali/tahun dan sebanyak 2 lansia
(1,50%) yang memeriksakan kesehatannya 3 kali/tahun.
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 55
Profesi NERS Angkatan III UMI
3) Distribusi Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Tempat Pemeriksaan
Kesehatan
Tabel 3.33
Distribusi Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Tempat Pemeriksaan
Kesehatan Di Wilayah Dusun Raja-Raja
& Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa

No. Tempat Pemeriksaan Kesehatan Jumlah Persentase


1. Sarana Pelayanan Kesehatan 121 90,98
2. Praktik Tenaga Kesehatan 4 3,01
3. Dukun 0 0
4. Diobati/Dapat diatasi sendiri 8 6,02
Total 133 100
SSumber Data : Data Primer, 2017

Pemeriksaan Kesehatan

Sarana Pelayanan Kesehatan Praktik Tenaga Kesehatan Dukun

3%6%

Diobati/Dapat diatasi sendiri

91%

Dari data diatas terlihat bahwa tempat pemeriksaan kesehatan yang


paling banyak dikunjungi oleh lansia adalah di sarana pelayanan
kesehatan (puskesmas/posyandu) yaitu sebanyak 121 lansia
(90,98%). Kemudian, yang hanya diobati sendiri jika sakit yaitu
sebanyak 8 lansia (6,02%) dan di tempat praktik tenaga kesehatan
seperti bidan desa dan dokter praktik yaitu sebanyak 4 lansia
(3,01%).
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 56
Profesi NERS Angkatan III UMI
4) Distribusi Penyakit Terbanyak yang Diderita Lansia
Tabel 3.34
Distribusi Jumlah Lanjut Usia yang Menderita Penyakit
Di Wilayah Dusun Raja-Raja & Taipakodong I Desa
Bungaejaya Kec. Pallangga Kab. Gowa
No. Penyakit Jumlah Persentase
1. Hipertensi 76 57,15
2. Diabetes Mellitus 4 3,08
2. Asam urat 16 12,03
3. Rematik 22 16,54
4. Katarak 1 0,76
5. Riwayat TBC 14 10,54
Total 133 100
S

SumSumber Data : Data Primer, 2017

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
k
i

at
ns

ra
ur
te

ta
am
er

Ka
ip

As
H

Dari data diatas terlihat bahwa penyakit yang paling sering diderita
lansia adalah penyakit hipertensi yaitu sebanyak 57,15% (76 orang)
dari 133 lansia yang telah di kaji.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 57


Profesi NERS Angkatan III UMI
5) Distribusi Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Bantuan Yang
dibutuhkan
Tabel 3.35
Distribusi Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Bantuan
Yang Dibutuhkan Di Wilayah Dusun Raja-Raja
& Taipakodong I Desa Bungaejaya
Kec. Pallangga Kab. Gowa
No. Bentuk Bantuan Jumlah Persentase
1. Dana Sehat 13 9,77
2. Pelayanan Kesehatan 44 33,08
3. Kelompok Lansia 6 4,51
4. Penyuluhan Kesehatan 68 51,13
5. Panti Jompo 2 1,50
Total 133 100
Sumber Data : Data Primer, 2017

Bantuan Kesehatan

Dana Sehat
2% 10% Pelayanan Kesehatan
Kelompok Lansia
Penyuluhan
51% 33% Kesehatan
Panti Jompo
5%

Dari data diatas terlihat bahwa jenis bantuan yang paling dibutuhkan
oleh lansia adalah dalam bentuk penyuluhan kesehatan yaitu sebanyak
68 lansia (51,13%), yang kemudian disusul dalam bentuk pelayanan
kesehatan yaitu sebanyak 44 lansia (33,08%), dana sehat sebanyak 13

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 58


Profesi NERS Angkatan III UMI
lansia (9,77%), kelompok lansia sebanyak 6 lansia (4,51%) dan panti
jompo dengan jumlah lansia sebanyak 2 lansia (1,50%).
B. PENGKAJIAN SEKUNDER
Berdasarkan data yang diperoleh di Kantor Desa Bungaejaya, jumlah
penduduk yang berada di Desa Bungaejaya berjumlah .... Jiwa yang terbagi atas
4 Dusun, yakni Dusun Bungaejaya sebanyak ... jiwa, Dusun Taipakodong 1
sebanyak ..., Dusun Taipakodong 2 sebanyak ...Jiwa dan Dusun Raja-raja
sebanyak ...Jiwa.
Data sekunder diperoleh dari Pustu Desa Bungaejaya dibawah koordinasi
Puskemas Kampili yang wilayah kerjanya mencakup Desa. Angka kesakitan
tertinggi yang berada di Wilayah kerja Pustu Desa Bungaejaya adalah penyakit
Hipertensi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

DIARE 10

DIABETES MELEITUS 20

REUMATIK 30

FEBRIS 40

BATUK 50

GASTRITIS 60

ILI 70

ISPA 80

DERMATITUS 90

HIPERTENSI 100

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Desa palakka terdiri dari 5 dusun, diantaranya Dusun cenne, Dusun


camming, Dusun kaerange, Dusun palakka dan Dusun pange. Dusun Camming

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 59


Profesi NERS Angkatan III UMI
menjadi salah satu yang kami tempati dalam kegiatan praktik keperawatan
komunitas.

1. Penduduk
Berdasarkan data yang kami peroleh dari bapak kepala dusun camming,
jumlah keseluruhan penduduk yang ada di dusun tersebut 750 jiwa, Laki-
laki berjumlah 390 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 360 jiwa dengan
jumlah KK 200 KK, yang tersebar di 3 RT yakni RT 01, RT 02 dan RT 03.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1. Laki-Laki 390 52 %
2. Perempuan 360 48 %
Total 750 100 %

2. Mata Pencarian
Mata pencahrian penduduk yang ada di dusun camming sebagian besar
bekerja sebagai petani dan profesi lainnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 60


Profesi NERS Angkatan III UMI
No
Pekerjaan Jumlah Persentase
.
1. Petani 151 20,13
2. PNS 4 0,53
3. Buruh 102 13,6
4. IRT 149 19,87
5. Wiraswasta 68 9,06
6. Pelajar 148 19,73
7. Swasta 19 2,54
8. Tidak bekerja 50 6,67
9. Lainnya 59 7,87
Total 750 100%

3. Penyakit
Menurut keterangan bapak kepala dusun camming, penyakit tertinggi di
dusun camming adalah Hipertensi, yang kedua adalah Rematik dan yang
ketiga adalah Asam urat.

No. Penyakit Jumlah Persentase


1. Hipertensi 69 31,65
2. Rematik 40 18,35
3. Lainnya 35 16,06
4. ISPA 29 13,30
5. Asam Urat 16 7,34
6. Gastritis 13 5,96
7. Diare 8 3,66

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 61


Profesi NERS Angkatan III UMI
8. Katarak 3 1,38
9. Diabetes Mellitus 3 1,38
10. Stroke 2 0,92
Total 218 100%

C. ANALISA DATA
NO MASALAH DIAGNOSA
DATA
. KESEHATAN KEPERAWATAN
1. DP : Lingkungan Resiko terjadinya
a. Sebanyak 40 KK
masyarakat yang pernyakit (diare,
(25,97%) tidak
kurang bersih demam berdarah,
mendapatkan
ISPA) pada warga
informasi tentang
Dusun Camming Desa
kesehatan
Palakka disebabkan
b. Tingkat pendidikan
oleh lingkungan
terbanyak yaitu
masyarakat yang
tamat SD sebanyak
kurang bersih
159 jiwa (26,95%)
c. Terdapat 42 KK berhubungan dengan
(27,27%) yang kurangnya
keadaan dalam pengetahuan tentang
rumahnya tidak kesehatan lingkungan
bersih. dan kesadaran untuk

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 62


Profesi NERS Angkatan III UMI
d. Terdapat 43 KK hidup sehat.
(27,92%) yang tidak
memiliki tempat
penampungan
sampah
e. Terdapat 33 KK
(14,94%) yang
masih membuang
sampah
sembarangan dan 24
KK (15,58%) yang
membuang sampah
di sungai
f. Vektor yang
membahayakan
kesehatan terbanyak
adalah lalat
sebanyak 58 KK
(37,66%)
g. Terdapat 52 KK
(33,77%) yang
keadaan tempat
penampungan airnya
berlumut dan 44 KK
(28,57%) yang
keadaan tempat
penampungan airnya
terdapat jentik
nyamuk
h. Terdapat sebanyak

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 63


Profesi NERS Angkatan III UMI
16 KK (10,39%)
yang keadaaan
jambannya tergolong
tidak terpelihara.
i. Terdapat 33 rumah
(21.43%) yang tidak
memiliki ventilasi
DS :
Dari data puskesmas
diperoleh data bahwa
terdapat 29 jiwa
(13,30%) yang pernah
mengalami ISPA dan
sebanyak 8 jiwa (3,66)
yang pernah
mengalami diare.
2. DP : Kurangnya Resiko meningkatnya
a. Jumlah lansia
pemahaman angka kesakitan lansia
sebanyak 122
masyarakat terhadap Dusun Camming Desa
lansia, 60 69
kesehatan lansia Palakka disebabkan
tahun yaitu
oleh penurunan fungsi
sebanyak 50 lansia
fisiologi tubuh
(40,98%) dan
berhubungan dengan
sebanyak 36 lansia
kurangnya
(29,51%) berusia di
pengetahuan
atas 50 dan 70
masyarakat tentang
tahun.
kesehatan lansia dan
b. Kelompok lansia
kurangnya
tertinggi adalah
pemahaman lansia
berkisar umur 60-

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 64


Profesi NERS Angkatan III UMI
69 tahun sebanyak terhadap penyakit
50 lansia (40,98%) hipertensi dan rematik.
c. Penyakit yang
paling sering
diderita oleh lanjut
usia di Dusun
Camming adalah
penyakit hipertensi
yaitu sebanyak 64
lansia (52,46%)
yang disusul
dengan penyakit
rematik sebanyak
40 lansia (32,79%).
d. Sebagian besar
yaitu sebanyak 108
lansia (88,52%)
memeriksakan
kesehatannya jika
sakit saja.

DS :
-

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 65


Profesi NERS Angkatan III UMI
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadinya pernyakit (diare, demam berdarah, ISPA) pada warga Dusun
Camming Desa Palakka disebabkan oleh lingkungan masyarakat yang kurang
bersih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
lingkungan dan kesadaran untuk hidup sehat ditandai dengan :
a) Sebanyak 40 KK (25,97%) tidak mendapatkan informasi tentang kesehatan
b) Tingkat pendidikan terbanyak yaitu tamat SD sebanyak 159 jiwa (26,95%)
c) Terdapat 42 KK (27,27%) yang keadaan dalam rumahnya tidak bersih
d) Terdapat 43 KK (27,92%) yang tidak memiliki tempat penampungan
sampah
e) Terdapat 33 KK (14,94%) yang masih membuang sampah sembarangan
dan 24 KK (15,58%) yang membuang sampah di sungai
f) Vektor yang membahayakan kesehatan terbanyak adalah lalat sebanyak 58
KK (37,66%)
g) Terdapat 52 KK (33,77%) yang keadaan tempat penampungan airnya
berlumut dan 44 KK (28,57%) yang keadaan tempat penampungan airnya
terdapat jentik nyamuk
h) Terdapat sebanyak 16 KK (10,39%) yang keadaaan jambannya tergolong
tidak terpelihara.
i) Terdapat 33 rumah (21.43%) yang tidak memiliki ventilasi
2. Resiko meningkatnya angka kesakitan lansia Dusun Camming Desa Palakka
disebabkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia dan kurangnya
pemahaman lansia terhadap penyakit hipertensi dan rematik ditandai dengan :
a) Jumlah lansia sebanyak 122 lansia, 60 69 tahun yaitu sebanyak 50 lansia
(40,98%) dan sebanyak 36 lansia (29,51%) berusia di atas 50 dan 70 tahun.
b) Kelompok lansia tertinggi adalah berkisar umur 60-69 tahun sebanyak 50
lansia (40,98%).
c) Penyakit yang paling sering diderita oleh lanjut usia di Dusun Camming
adalah penyakit hipertensi yaitu sebanyak 64 lansia (52,46%) yang disusul
dengan penyakit rematik sebanyak 40 lansia (32,79%).
d) Sebagian besar yaitu sebanyak 108 lansia (88,52%) memeriksakan
kesehatannya jika sakit saja.
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 66
Profesi NERS Angkatan III UMI
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
NO.
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
1. Resiko terjadinya Setelah dilakukan a. Penyuluhan
pernyakit (diare, intervensi kesehatan pada
demam berdarah, keperawatan masyarakat tentang
ISPA) pada warga diharapkan perilaku hidup bersih
Dusun Camming masyarakat akan dan sehat tatanan
Desa Palakka terhindar dari penyakit rumah tangga
b. Penyuluhan
disebabkan oleh yang disebabkan oleh
kesehatan pada
lingkungan lingkungan yang
masyarakat tentang
masyarakat yang kurang sehat dengan

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 67


Profesi NERS Angkatan III UMI
kurang bersih kriteria hasil : pencegahan DBD
c. Pemasangan papan
berhubungan a. Meningkatkan
himbauan untuk
dengan kurangnya pengetahuan
menjaga kebersihan
pengetahuan masyarakat
d. Pembagian bubuk
tentang kesehatan mengenai
abate
lingkungan dan kesehatan e. Kerja bakti
kesadaran untuk lingkungan,
hidup sehat. penyakit diare
dan DBD
b. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya
lingkungan yang
bersih
c. Meningkatkan
peran serta
masyarakat dalam
meningkatkan
kesehatan
d. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat untuk
menggunakan
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang
ada

2. Resiko Setelah dilakukan a. Penyuluhan kesehatan

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 68


Profesi NERS Angkatan III UMI
meningkatnya intervensi pada lansia tentang
angka kesakitan keperawatan penyebab penyakit
lansia Dusun diharapkan lansia hipertensi dan
Camming Desa terhindar dari penyakit rematik serta
Palakka disebabkan dan masalah lain penanganannya.
oleh penurunan akibat penurunan b. Pemeriksaan
fungsi fisiologi fungsi tubuh dengan kesehatan (tekanan
tubuh berhubungan kriteria hasil : darah, gula darah, dan
dengan kurangnya a. Meningkatkan asam urat) pada
pengetahuan pengetahuan lansia.
masyarakat tentang masyarakat
kesehatan lansia tentang penyakit
dan kurangnya lansia
b. Meningkatkan
pemahaman lansia
kesadaran lansia
terhadap penyakit
untuk berobat dan
hipertensi dan
menggunakan
rematik.
sarana kesehatan
yang ada

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 69


Profesi NERS Angkatan III UMI
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI
. KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Resiko terjadinya a. Penyuluhan Jumat, 06 Februari
penyakit (diare, demam kesehatan pada 2015
berdarah, ISPA) pada masyarakat tentang Tempat : Masjid
warga Dusun Camming perilaku hidup Raudhatul
Desa Palakka bersih dan sehat Mukminin
disebabkan oleh tatanan rumah
lingkungan masyarakat tangga
yang kurang bersih
berhubungan dengan b. Penyuluhan Jumat, 06 Februari
kurangnya pengetahuan kesehatan pada 2015
tentang kesehatan masyarakat tentang Tempat : Masjid
lingkungan dan pencegahan DBD Raudhatul
kesadaran untuk hidup Mukminin

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 70


Profesi NERS Angkatan III UMI
sehat.
c. Pemasangan papan Minggu, 08 Februari
himbauan untuk 2015
menjaga kebersihan Tempat : Masjid
Raudhatul
Mukminin

d. Kerja bakti Minggu, 08 & 15


Februari 2015
Tempat : Masjid
Raudhatul
Mukminin dan di
masing-masing
e. Pembagian bubuk
rumah warga
abate

Rabu, 17 Februari
2015
Tempat : di rumah-
rumah warga
2. Resiko meningkatnya a. Penyuluhan Senin, 16 Februari
angka kesakitan lansia kesehatan pada 2015
Dusun Camming Desa lansia tentang Tempat : Rumah
Palakka disebabkan oleh penyebab penyakit Kepala Dusun
penurunan fungsi hipertensi dan Camming
fisiologi tubuh rematik serta
berhubungan dengan penanganannya.
kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang b. Pemeriksaan Senin, 16 Februari
kesehatan lansia dan kesehatan (tekanan 2015

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 71


Profesi NERS Angkatan III UMI
kurangnya pemahaman darah, gula darah, Tempat : Rumah
lansia terhadap penyakit dan asam urat) pada Kepala Dusun
hipertensi dan rematik. lansia. Camming

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 72


Profesi NERS Angkatan III UMI
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
Asuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif melalui
kerjasama dan peran serta masyarakat. Sasaran keperawatan komunitas
mencakup individu, keluarga, dan masyarakat, yang menekanan pada upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan tidak mengabaikan
aspek kuratif dan rehabilitatif.
1. Asuhan keperawatan yang diberikan, terdiri dari pengkajian, perencanaan,
dan implementasi.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas di Lingkungan RT 01,
RT 02 dan RT 03 Dusun Camming, Desa Palakka Kec. Barru, Kab. Barru,
mahasiswa melibatkan peran serta masyarakat melalui strategi pembinaan
wilayah dan keluarga binaan yang akan bersama-sama dengan mahasiswa dan
masyarakat lainnya dalam mengatasi masalah kesehatan.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 73


Profesi NERS Angkatan III UMI
3. Pemilihan keluarga binaan didasarkan pada keluarga yang berisiko tinggi,
masalah actual serta rawan dalam kesehatan.
4. Selama melakukan praktek keperawatan komunitas, mahasiswa
bekerjasama dengan masyarakat melakukan pengkajian, menetapkan masalah,
menentukan prioritas, membuat perencanaan, melaksanakan kegiatan dan
evaluasi.
5. Adapun masalah kesehatan yang ditemukan di Lingkungan RT 01, RT 02
dan RT 03 Dusun Camming, Desa Palakka Kec. Barru, Kab. Barru adalah :
Lingkungan masyarakat yang kurang bersih dan kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap kesehatan lansia.
6. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah tersebut antara lain : Penyuluhan kesehatan, kerja bakti, penyuluhan
di posyandu, dan penyuluhan door to door Lansia sera pemeriksaan
kesehatan.
7. Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut diatas didapatkan hasil
antara lain, terlaksananya kegiatan penyuluhan (pada masyarakat umum, ibu-
ibu, anak-anak dan lansia), terlaksananya kegiatan kerja bakti, terlaksananya
kegiatan posyandu.
8. Keberhasilan yang telah dicapai merupakan kerja sama antara mahasiswa dan
masyarakat melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, Puskesmas, pemerintah
setempat (camat, lurah dan lingkungan) pihak pendidikan PSIK UMI serta
peran serta masyarakat lainnya di Lingkungan RT 01, RT 02 dan RT 03 Dusun
Camming, Desa Palakka Kec. Barru, Kab. Barru.

B. SARAN
Setelah seluruh kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas telah dilaksanakan,
maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1 Kerja sama yang baik dari pihak pendidikan, Puskesmas serta aparat
pemerintah setempat mulai bupati sampai lingkungan perlu dipertahankan /
Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 74
Profesi NERS Angkatan III UMI
ditingkatkan dimasa-masa mendatang, demi terlaksananya praktek komunitas
yang berkualitas.
2 Puskesmas dan pemerintah setempat sebaiknya memberikan pembinaan yang
berkesinambungan kepada masyarakat, terutama keluarga yang beresiko.
3 Kerjasama antara pihak pendidikan, Puskesmas dan pemerintah setempat
agar senantiasa menindaklanjuti kegiatan praktik keperawatan komunitas
yang telah dilakukan oleh mahasiswa, sehingga masalah kesehatan yang
timbul dimasyarakat dapat ditangani
4 Bagi mahasiswa-mahasiwa keperawatan yang akan menjalani praktek
komunitas selanjutnya agar dapat mengaplikasikan konsep kesehatan
komunitas secara nyata kepada masyarakat, menjadi model profesional dalam
menerapkan asuhan keperawatan komunitas, meningkatkan kemampuan
berfikir kritis, analitis dan bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat
serta mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian,
dan hubungan interpersonal.

Laporan Praktik Klinik Komunitas Posko IIPage 75


Profesi NERS Angkatan III UMI

Vous aimerez peut-être aussi