Vous êtes sur la page 1sur 19

HALAMAN SAMPUL

MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL ADDIE

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

1. Christison Luist David Horonis (A 241 14 069)


2. Shendy Fredrik (A 241 14 003)
3. Husnia (A 241 14 072)
4. Widad Farhan (A 241 14 007)

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIP

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

PALU, 2017

Page | 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami
susun guna memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran Fisika sesuai dengan
yang diharapkan.Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk
menambah wawasan mengenai teori belajar dan pembelajaran dengan model
pembelajaran ADDIE yang mana materi ini sebagai model pembelajaran.

Semoga dengan penyusunan makalah ini, dapat memberikan manfaat dan


motivasi sekaligus menambah wawasan untuk kami pribadi dan untuk para pembaca.
Tidak lupa juga kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan dalam hal penyusunan dan isi makalah maupun kosakata yang mungkin
tidak memenuhi standar bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Akhir kata kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.

Palu, Februari 2017

Penyusun

Page | 2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB IPENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3. Tujuan.............................................................................................................3

BAB IIPEMBAHASAN................................................................................................4

2.1. Pengertian Model Pembelajaran ADDIE........................................................4

2.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Desain ADDIE......................................10

2.3. Rancangan Model Pembelajaran ADDIE.....................................................11

BAB III PENUTUP.....................................................................................................15

3.1. Kesimpulan...................................................................................................15

3.2. Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak adanya pembelajaran sudah lebih dari 100 model pembelajaran


bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori belajar. Salah satu
model pembelajaran tersebut dikenal dengan model ADDIE. Model ADDIE adalah
model yang mudah diterapkan di mana proses yang digunakan bersifat sistematis
dengan kerangka kerja yang jelas menghasilkan produk yang efektif, kreatif, dan
efisien. Model ADDIE memiliki lima langkah pembelajaran yaitu Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation.. Model ADDIE adalah desain/model
pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan proses sains,
bersifat kooperatif, fleksibel, menyesuaikan dengan lingkungan belajar
yangberorientasikan pada struktur implementasi. Pandangan dari teori konstruktivis
tentang desain sistem pengajaran sering dinyatakan melalui model pembelajaran
ADDIE.

Model Pembelajaran Addie muncul dengan perkembangan Perang Dingin


setelah Perang Dunia II sebagai Militer Amerika Serikat berjuang dengan dirinya
sendiri untuk menemukan cara untuk membuat program pelatihan yang lebih efektif
untuk mata pelajaran yang semakin kompleks. Hasil dari perjuangan untuk
peningkatan efektivitas berbuah dalam bentuk Desain Sistem Instruksional yang pada
gilirannya, menyebabkan model desain yang digunakan saat ini. Anda akan sering
mendengar Addie disebut sebagai Desain Sistem Instruksional (ISD), Sistem
Instruksional Desain & Pengembangan (ISDD), Pendekatan Sistem untuk Pelatihan
(SAT) atau Desain instruksional (ID). Sebagian besar model desain instruksional saat
ini Anda akan menemukan di tempat kerja saat ini adalah variasi atau spin-off dari
model Addie asli. Model Literatur tentang Addie memperkirakan bahwa ada lebih

Page | 1
dari 100 variasi yang berbeda ISD yang digunakan saat ini, dengan hampir semua
yang berbasis pada model Addie generik, yang merupakan singkatan dari Analisa,
Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi; dengan setiap langkah atau fase
mengarah ke berikutnya seperti yang digambarkan di bawah ini: Analisis? Desain?
Development? Implementasi? Evaluasi Satu umumnya diterima perbaikan model
Addie bahwa hampir setiap orang menggunakan baik sadar atau tidak sadar, adalah
penggunaan apa yang sering disebut sebagai prototipe cepat yang mencoba untuk
menangkap cacat desain saat mereka masih mudah untuk memperbaikinya. Hal ini
dilakukan dengan menerima umpan balik seluruh fase dari model Addie dan membuat
perubahan saat bergerak maju.

Model pembelajaran ADDIE menganut teori model desain sistem


instruksional karena model ini merupakan model yang bersifat sistematis.Desain
instruksional merupakan sebuah sistem prosedur dalam program pengembangan
pendidikan dan pengajaran yang bersifat konsisten dan reliabel.Definisi ringkas dari
model instruksional adalah cabang desain pembelajaran yang menekankan pada teori
dan praktek melalui pengembangan prosedur yang sistematis. Rancangan
instruksional dapat ditunjukkan oleh beberapa prinsip antara lain: kedisiplinan,
termasuk psikologi pendidikan, ilmu pengetahuan kognitif, teori sistem, komunikasi,
filosofi, antropologi, dan teori organisasi. Pembelajaran yang efektif dimulai dari
perencanaan yang efektif pula. Desain instruksional menyediakan proses yang
sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran. Sistem instruksional merupakan
susunan sumber dan prosedur dalam memajukan hasil belajar.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Model Pembelajaran ADDIE?


2. Bagaimana tahap-tahap Pengembangan Model Pembelajaran ADDIE?
3. Apakah Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran ADDIE?

4. Bagaimana Perencanaan Model Pembelajaran ADDIE?

Page | 2
1.3. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Model Pembelajaran ADDIE.


2. Mahasiswa dapat mengetahui tahap-tahap Pengembangan Model Pembelajaran
ADDIE.
3. Mahasiswa dapat mengetahui Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran
ADDIE.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Rancangan Perencanaan Model Pembelajaran
ADDIE.

Page | 3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Model Pembelajaran ADDIE

Model ADDIE adalah salah satu model desain sistem pembelajaran


yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar sistem pembelajaran yang sederhana dan
mudah dipelajari. ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ADDIE juga dapat diterapkan untuk
profesionalitas guru dan tenaga kependidikan di lembaga-lembaga pendidikan.Model
ini menggunakan tahap pengembangan yaitu Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation. Sehingga dari tahap pengembangan yang digunakan,
model ini sering diset dengan model ADDIE.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
a. Analysis (analisa)
b. Design (disain / perancangan)
c. Development (pengembangan)
d. Implementation (implementasi/eksekusi)
e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

Langkah- langkah model desain pembelajaran ADDIE sebagai berikut:

Page | 4
Gambar 1. Langkah-langkah Model Addie

1. Analisis
a) Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah
masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan
program pembelajaran atau perbaikan manajemen, Contoh ;
1) Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya
kinerja individu dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan
solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran.
2) Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam
bekerja memerlukan solusi perbaikan kualitas manajemen.Misalnya
pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta
penyediaan fasilitas kerja yang memadai.
b) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan
kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa
untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

2. Design
Pendesainan dilakukan berdasarkan apa yang telah dirumuskan dalam
tahapan analisis. Tahapan desain adalah analog dengan pembuatan silabus.
Dalam silabus tersebut harus memuat informasi kontak, tujuan-tujuan

Page | 5
pembelajaran, persyaratan kehadiran, kebijakan keterlambatan pekerjaan, jadwal
pembelajaran, pengarahan, alat bantu komunikasi, kebijakan teknologi, serta
desain antar muka untuk pembelajaran. Langkah-langkah dalam tahapan ini
adalah membuat silabus yang di dalamnya termasuk: memilih standar
kompetensi (goal) yang telah dibuat dalam tahapan analisis; menentukan
kompetensi dasar (objektive); menentukan indikator keberhasilan; memilih
bentuk penilaian; menentukan sumber atau bahan-bahan belajar; menerapkan
strategi pembelajaran; membuat storyboard; dan mendesain antar muka (Fadli,
2012). Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Langkah ini merupakan sebagai berikut;
a. Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan
alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis
kebutuhan.
b. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman
belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas
pembelajaran.
c. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa?
Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:

a) Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan


setelah mengikuti proses pembelajaran.

b) Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar


kompetensi yang telah digariskan.

3. Development
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan
produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan
model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang
masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap

Page | 6
diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah
dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka
pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran
dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi
pelajaran.Tahapan ini merupakan tahapan produksi dimana segala sesuatu yang
telah dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. Langkah-langah dalam tahapan
ini diantaranya adalah: membuat objek-objek belajar (learning objects) seperti
dokumen teks, animasi, gambar, video dan sebagainya; membuat dokumen-
dokumen tambahan yang mendukung (Fadli, 2012). Pengembangan merupakan
langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran
ADDIE.Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan
memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih,
menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk
digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program (Alik, 2010).

Dalam melakukan langkah development, ada dua tujuan penting yang perlu
dicapai. Antara lain adalah :

1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan


untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

Pertanyaan-pertanyaan kunci yangharus dicari jawabannya oleh seorang desainer


atauperancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah
pengembangan yaitu sebagai berikut.

1) Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapatdigunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran?
2) Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan
siswa yang unik dan spesifik?

Page | 7
3) Bahan ajar seperti apa yang perlu dibeli dan dimodifikasi sehingga
daapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik
dan spesifik?
4) Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam menyelenggarakan
program pembelajaran? (Kombinasi media yang dipilih tentunya
harus dapat memenuhi standar efektifitas pada sekolah tempat aktivitas
pembelajaran berlangsung).

4. Implementation
Pada tahapan ini sistem pembelajaran sudah siap untuk digunakan oleh
siswa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mempersiapkan dan
memasarkannya ke target siswa (Fadli, 2012). Implementasi atau penyampaian
materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini antara lain sebagai berikut.
1) Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
2) Menjamin terjadinya pemecahan masalah/ solusi untuk mengatasi
kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
3) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki
kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan.
Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh
seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah
implementasi yaitu sebagai berikut :

a) Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan


dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
b) Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik
danmemelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian
terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang
disampaikan?

5. Evaluation

Page | 8
Evaluasi dapat dilakukan dalam dua bentuk evaluasi yaitu formatif dan
sumatif.Evaluasi formatif dilakukan selama dan di antara tahapan-tahapan
tersebut.Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk memperbaiki sistem pembelajaran
yang dibuat sebelum versi terakhir diterapkan.Evaluasi sumatif dilakukan setelah
versi terakhir diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan pembelajaran
secara keseluruhan. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan dalam tahapan
evaluasi adalah: apakah tujuan belajar tercapai oleh siswa?; bagaimana perasaan
siswa selama proses belajar? suka, atau tidak suka; adakah elemen belajar yang
bekerja dengan baik atau tidak baik?; apa yang harus ditingkatkan?; apakah
informsi dan atau pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah untuk
dimengerti?; dan apakan pembelajaran menarik, penting, dan memotivasi? (Fadli,
2012).
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, sebagai berikut.
1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
2) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran.
3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program
pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain :
a) Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti
selama ini?
b) Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam
mengikuti program pembelajaran?
c) Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau
substansi pembelajaran?
d) Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan,
ketrampilan,dan sikap yang telah dipelajari?

Page | 9
e) Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang
dilaksanakanterhadap prestasi belajar siswa?

Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara


sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang
program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran
yang efektif, efisien, dan menarik.

2.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Desain ADDIE

2.2.1. Kelebihan Model ADDIE


Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang
sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang
saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang
pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara
sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang
menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat
sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang
sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah
dipelajari oleh para pendidik.

2.2.2. Kekurangan Model ADDIE

Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu
yang lama.Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu
menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis
menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini
yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap
pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena
akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.

Page | 10
2.3. Rancangan Model Pembelajaran ADDIE

Prinsip desain pembelajaran dapat digambarkan dari beberapa perbedaan


disiplin ilmu seperti psikologi pembelajaran, kognitif sain, dan teori sistem (Harjanto,
2006). Model kognitif untuk desain pembelajaran menekankan pada bagaimana
kemampuan kognitif siswa dan sikap dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Siswa dilatih untuk menggunakan memori berpikirnya dalam memproses dan
membangun sendiri cara belajar dalam menyimpan dan memanipulasi gagasan,
gambaran, dan ide yang dimilikinya. Dari perspektif kognitif inilah, ketika mendesain
sebuah pembelajaran, perancang pembelajaran mestinya mengartikulasi tujuan
pembelajaran dan objektivitas pembelajaran, mengklasifikasikan tujuan yang ingin
dicapai, rangkaian aktifitas logika pembelajaran, dan menilai untuk memberi apresiasi
terhadap kelangsungan/ketercapaian tujuan pembelajaran. Ketika menerapkan
pembelajaran yang telah dirancang, guru hendaknya menginformasikan tujuan dan
objek pembelajaran, menilai prasyarat pembelajaran, merangang keingintahuan
siswa, menyediakan pedoman belajar, memancing siswa dalam menunjukkan kinerja
yang optimal, memberi balikan, dan menaksir hasil di akhir pembelajaran (Katrin,
2007).
Metode pengajaran yang dilaksanakan dalam model ADDIE meliputi
melaksanakan studi kasus, diskusi pemikiran kritis, pembelajaran berbasis masalah,
proyek laboratorium, inkuiri terbimbing (Yang, 2008). Banathy (dalam Akubulut,
2007) menyatakan sistem pada model ADDIE merupakan satu kesatuan yang
terintegrasi dari setiap elemen yang berinteraksi satu sama lain. Sistem memiliki:
1. saling bergantung satu sama lain, artinya tidak ada unsur-unsur yang terpisah
dari sistem,
2. Synergistic, artinya semua unsur dapat memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan unsur tersebut berjalan sendiri-sendiri,
3. Dinamis, artinya sistem dapat berubah mengikuti kondisi lingkungan, dan
4. Cybernetic, artinya unsur-unsur dapat melakukukan komunikasi.

Page | 11
Beberapa desain proses pembelajaran sistematis telah dianjurkan. Semua
proses mengikuti unsur-unsur penting dalam pembelajaran, yaitu: digunakan untuk
menganalisis permasalahan dari keperluan rancangan solusi sampai pada penilaian,
melalui desain dapat mencapai sasaran hasil belajar yang telah ditetapkan,
mengembangkan kegiatan eksperimen yang telah direncanakan, menerapkan atau
mencari bukti ilmiah yang berkaitan dengan hipotesis yang telah dikembangkan, dan
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sebagai bahan revisi hipotesis yang telah
ditetapkan.
Peranan guru dalam proses pembelajaran begitu penting. Ketika ilmu
pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan teknologi belum berkembang sampai
sekarang ini, maka peranan utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu
pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga
harus dilestarikan.Sehingga guru disebut sebagai sumber belajar (learning resources)
bagi siswa. Siswa akan belajar apa yang keluar dari mulut guru. Oleh karena itu, ada
pepatah yang menyebutkan bagaimanapun pintarnya siswa, maka tidak mungkin
dapat mengalahkan pintarnya guru.Namun, dalam abad teknologi dan informasi
sekarang ini, pepatah tersebut sudah mengalami anomali, karena siswa dapat
mempelajari ilmu pengetahuan.
Namun demikian, bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru
akan tetap diperlukan. Perkembangan teknologi informasi yang notabene bisa
memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak
mungkin dapat mengganti peran guru.Peran guru yang mesti dilaksanakan adalah
sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator,
dan evaluator.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku (Sanjaya, 2008). Namun


perubahan tingkah laku tersebut tidak serta merta dapat diamati karena berhubungan
dengan sistem syaraf dan perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab

Page | 12
itu, terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri, atau para ahli
psikologi menamakannya sebagai kotak hitam (black box). Namun demikian,
perubahan ini dapat diamati apakah seseorang telah belajar atau belum, yaitu dengan
membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung,
seperti Gambar.

Gambar 2. Kondisi Sebelum dan Sesudah Proses

Pada Gambar tersebut dinyatakan bahwa ketika anak sebelum mengalami


proses belajar ADDIE, ia memiliki pengetahuan awal terhadap materi tertentu X0
tetapi setelah ia mengalami proses pembelajaran ADDIE maka ia menjadi konsepsi
ilmiah berupa keterampilan berpikir kritis X1. Efektivitas pembelajaran atau belajar
tidaknya seseorang tidak hanya dapat dilihat dari aktivitasnya, tetapi dapat dilihat dari
segi adanya perubahan tingkah laku dari sebelum dan sesudah terjadi proses
pembelajaran. Seorang siswa sepertinya aktif belajar seperti memperhatikan guru,
rapinya membuat catatan, belum tentu ia belajar dengan baik manakala tidak mampu
menunjukkan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku di sini merujuk
pada perubahan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa.Proses yang dilalui
oleh siswa selama pembelajaran memiliki komponen yang kompleks yang
menyangkut tujuan, isi/materi, metode, media, dan alat evaluasi. Kesemua komponen
itu saling bersinergi satu sama lain.

Model ADDIE yang digunakan dalam proses pembelajaran memperhatikan


tujuan, isi, metode, media, dan evaluasi. Semua komponen tersebut terintegrasi dalam
sistem proses pembelajaran. Sebagai suatu sistem perlunya analisis berbagai
komponen yang membentuk sistem proses pembelajaran, seperti Gambar dibawah.

Page | 13
Gambar 3. Komponen Sistem Pembelajaran

Page | 14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Model pembelajaran ADDIE merupakan suatu model yang sistematis tahapan-


tahapan ddalam model pembelajaran ADDIE harus dilakukan secara terstruktur dan
berurutan, model pembelajaran ADDIE merupakan model pembelajaran yang
mengidentifikas siswa secara mendalam hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran model ADDIE merupakan pembelajaran yang berfokus pada


siswa, dalam hal ini penulis menyarankan akselerasi antara pendidik dan siswa perlu
ditambahkan dalam model pembelajaran ini. Guna akselerasi yaitu untuk menciptkan
suatu ketergantungan antara pendidik dan siswa artinya siswa dan pendidik merasa
saling ketergantungan antara satu sama lain. Guna lain juga, agar terciptanya
pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang bersifat kolaborasi antara teacher
centre dan student centre.

3.2. Saran

Makalah yang membahas tentang Model Pembelajaran ADDIE ini dapat


digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengajaran maupun dalam
pembelajaran, sehingga dapat membantu berlangsungnya belajar mengajar. Walaupun
pembahasan yang kami buat belum memenuhi kriteria akan tetapi sedikitnya bisa
membantu.

Page | 15
DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti dan Mudjiono.(2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamelik, Oemar, Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan Sistem,Jakarta:


PT. Bumi Aksara, 2005, cetakan keempat

Hannafin, M.J. & Peck, K.L. (1988). The design, development, and evaluation Of
instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company.

Hasbullah. (2006). Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di


Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta.

Prawiradilaga, D. S. (2009).Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana predana


Media Grup.

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian
Rakyat.

Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Supriatna, D. (2009). Konsep Dasar Desain Pembelajaran. Pusat Pengembangan


Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak Kanak
Dan Pendidikan Luar Biasa

Trianto.(2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progrefis.Jakarta; Kencana


predana Media Grup.

Page | 16

Vous aimerez peut-être aussi