Vous êtes sur la page 1sur 10

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH PERTANIAN BERKELANJUTAN (PNU 3614)

Asam Humat (Humic Acid) dan Asam Fulvat (Fulvic Acid)

Oleh :
Nama : NUR HASANAH
NIM : A1C014039

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PURWOKERTO
2017
Asam Humat (Humic Acid) dan Asam Fulvat (Fulvic Acid)

Zat aktif dalam humus yang berperan terhadap kesuburan tanah adalah
senyawa asam humat (humic acid) dan asam fulvat (fulvic acid). Senyawa-
senyawa tersebut adalah zat organik yang stabil dan merupakan hasil akhir dari
proses dekomposisi bahan organik. Asam humat dan asam fulvat berbeda dengan
zat organik yang terkandung dalam bahan organik lain seperti kompos dan pupuk
kandang yang umumnya berupa zat organik yang mudah terurai oleh mikroba
tanah dan akhirnya akan habis. Komposisi kandungan unsur hara dalam asam
humat dan asam fulvat dapat dilihat pada tabel berikut:
Elemen Asam Humat (%) Asam Fulvat (%)
C 50-60 40-50
O 30-35 44-50
H 4-6 4-6
N 2-6 <2-6
S 0-2 0-2
Asam humat dan asam fulvat merupakan koloid hidrofilik sehingga
mempunyai affinitas tinggi terhadap air, mempunyai muatan negatif karena
adanya disosiasi gugus fungsional karboksil dan phenolic. Muatan negatif akan
dinetralisir oleh kation Ca2+ dan Mg2+.
Secara umum, asam humat dan asam fulvat memiliki peran yang sangat
penting bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Beberapa peran penting kedua
asam tersebut yaitu:
a. Berperan dalam melarutkan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah sehingga
tanah akan menjadi gembur kembali (memperbaiki tanah).
b. Sebagai pelarut TSP/SP36 dan membantu menstabilkan pH.
c. Mengatur pergerakan dan penyaluran unsur hara dalam tanah.
d. Menciptakan lingkungan yang sesuai bagi perkembangbiakan mikro
organisme yang berguna bagi tanaman pada tanah.
e. Meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki sifat fisika-kimia pada
lahan kritis.
f. Mengurangi penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia sintesis), sehingga
dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan dan menguntungkan secara
ekonomi.
1. Asam Humat
Asam humat (humic acid) adalah salah satu penyusun humus yang
mempunyai sifat cukup resisten terhadap perombakan mikroorganisme,
bersifat amorf (tidak mempunyai bentuk tertentu), berwarna coklat-hitam,
bersifat koloid dan berasal dari proses humifikasi bahan organik oleh
mikroba tanah.
Asam Humat adalah zat organik yang memiliki struktur molekul
kompleks dengan berat molekul tinggi (makromolekul atau polimer organik)
yang mengandung gugus aktif. Di alam, asam humat terbentuk melalui
proses fisika, kimia dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari
tumbuhan maupun hewan melalui proses humifikasi. Oleh karena
strukturnya terdiri dari campuran senyawa organik alifatik dan aromatik
(diantaranya ditunjukkan dengan adanya gugus aktif asam karboksilat dan
quinoid), maka asam humat memiliki kemampuan untuk menstimulasi dan
mengaktifkan proses biologi dan fisiologi pada organisme hidup didalam
tanah.
Asam humat merupakan substansi humus yang berperan/berkontribusi
dalam pertukaran anion dan kation, kompleks atau khelat beberapa ion
logam, berperan sebagai pH buffer, pembentuk horison tanah, pembentukan
strukstur tanah melalui sementasi, sebagai mantel partikel sehingga tidak
terlapukan. Asam humat memiliki warna gelap, mengandung gugus
fungsional sama seperti phenolic dan carboxylic, aktif dalam reaksi kimia
dan memiliki berat molekul 20.0001.360.000 serta dapat di ekstrasi (larut)
oleh basa kuat, garam netral dan tidak larut dalam asam.
Asam humat bersifat heterogen yang memiliki komponen aromatik
dan alifatik serta mengandung tiga gugus fungsi utama yaitu karboksil
(-COOH), alkohol fenolik (-OH) dan metoksi karbonil (C=O). Dalam
molekul asam humat terdapat ikatan hidrogen aktif yang banyak, sehingga
molekul ini sangat reaktif secara kimia. Sifat lain dari asam humat adalah
sebagai bahan kelator alami yang membawa mineral.
Gambar 1. Model Struktur Asam Humat Berdasarkan Stevenson (1982)

Gugus fungsional asam humat, yaitu:

a. Asam humat merupakan bahan makromolekul polielektrolit yang


memiliki gugus fungsional seperti COOH, -OH fenolat maupun OH
alkoholat sehingga asam humat memiliki peluang untuk membentuk
kompleks dengan ion logam karena gugus ini dapat mengalami
deprotonasi pada pH yang relatif tinggi menghasilkan gugus COO-.
Deprotonasi gugus-gugus fungsional asam humat akan menurunkan
kemampuan pembentukan ikatan hidrogen, baik antar molekul
maupun sesama molekul dan meningkatkan jumlah muatan negatif
gugus fungsional asam humat, sehingga akan meningkatkan gaya tolak
menolak antar gugus dalam molekul asam humat. Kedua pengaruh
tersebut akan menyebabkan permukaan partikel-partikel koloid asam
humat bermuatan negatif dan menjadi lebih terbuka serta berbentuk
linear dengan meningkatnya pH.

b. Dalam larutan (pH 3,5-9), asam humat membentuk sistem koloid


polielektrolit linear yang bersifat fleksibel, sedangkan pada pH rendah
asam humat berbentuk kaku (rigid) dan cenderung teragregasi
membentuk suatu padatan makromolekul melalui ikatan hidrogen.
Dengan meningkatnya pH akan menyebabkan ikatan hidrogen
semakin lemah sehingga agregat akan terpisah satu sama lain.
Keadaan tersebut dipengaruhi oleh disosiasi gugus fungsional yang
bersifat asam pada asam humat seperti -COOH.

c. Umumnya gugus -COOH terdisosiasi pada pH sekitar 4-5, sedangkan


gugus OH fenolat atau OH alkoholat terdisosiasi pada pH sekitar 8-
10. pH yang relatif tinggi (konsentrasi H+ rendah) akan meningkatkan
kensentrasi -COO- yang dapat berfungsi sebagai ligan pada asam
humat. Walaupun pada pH yang relatif rendah, asam humat cenderung
tidak berinteraksi dengan ion logam, akan tetapi sebagai padatan
polielektrolit, asam humat memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi
logam. Asam humat dengan ion logam dapat mengalami presipitasi.
Tingkat flokulasi yang terjadi bergantung pada pH, sifat-sifat gugus
fungsional pada asam humat yang dapat bertindak sebagai ligan dan
sifat ion logam.

d. Fraksi humat mempunyai muatan negatif yang berasal dari disosiasi


ion H dari berbagai gugus fungsional, yang menyebabkan fraksi humat
mempunyai KTK sangat tingggi. Dengan demikian fraksi humat
mampu meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat, menjerap
dan mempertukarkan kation, serta membentuk senyawa kompleks
dengan logam berat dan lempung.

e. Interaksi antara bahan humit dengan fraksi anorganik tanah dapat


dinyatakan sebagai reaksi pertukaran ion, jerapan pada permukaan
(adsorption on surface) dan pembentukan kompleks/kelat
(complexation/chelation). Pembentukan kompleks, terjadi karena
penggabungan kation dengan ligan terjadi lewat suatu ikatan
koordinasi/pemakaian pasangan elektron bersama (electron pair
sharing). Pembentukan kelat (intrakompleks) penggabungannya lewat
ikatan ion bagian dan dalam hal ini satu ligan mengikat ion-ion logam
dengan lebih dari satu gugus fungsi donor.
Asam humat dapat membentuk kompleks dengan ion yang umum
ditemukan di lingkungan menciptakan koloid humat. Fungsi dari asam
humat, yaitu:
a. Merangsang pertumbuhan akar dan tunas baru, serta mempercepat
pertumbuhan tanaman secara cepat.
b. Mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan benih.
c. Meningkatkan kandungan gula dan vitamin pada tanaman.
d. Meningkatkan kandungan klorofil pada daun tanaman.
e. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kondisi lingkungan yang
tidak mendukung.
f. Mempercepat respirasi tanaman.
g. Mempercepat proses penyerapan nutrisi dan unsur hara lainnya yang
dibutuhkan tanaman.
h. Mempercepat penyerapan air.
i. Memperbaiki struktur tanah secara fisika ataupun kimia (kegemburan,
pH, pengikatan air, kelembaban, sifat koloid, katalis organis dan lain-
lain), sehingga mampu menopang pertumbuhan dengan baik.
j. Meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah yang menguntungkan bagi
pertumbuhan akar tanaman.
Manfaat dari asam humat, yaitu:

a. Memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi. Peningkatan tersebut


menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara. Asam
humat membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi
unsur tersebut dari pencucian oleh air hujan.

b. Memiliki kemampuan penyerapan air sekitar 80-90% sehingga


mengurangi resiko erosi pada tanah dan meningkatkan kemampuan
tanah menahan air.

c. Berkemampuan mengikat dan mengendapkan polutan seperti logam


berat di dalam tanah sehingga mengurangi kadar racun tanah.

d. Meningkatkan masukan (uptake) nutrient melalui konversi hara


menjadi bentuk ketersediaan.
e. Meningkatkan permeabilitas membran tanaman.

f. Mengikat dan mengatur pelepasan hara sesuai kebutuhan tanaman


sehingga meningkatkan efisiensi pemupukan.

g. Memperbaiki struktur tanah secara fisik maupun kimia sehingga


terbentuk tanah yang lebih gembur berstruktur remah dan lebih ringan.
Keasaman tanah juga dapat dikurangi, terutama tanah yang banyak
mengandung alumunium karena asam humat mengikat alumunium
sebagai senyawa kompleks yang sulit larut dalam air sehingga tidak
dapat terhidrolisis.

h. Menstimulasi aktifitas mikrobiologi tanah sehingga meningkatkan


pertumbuhan akar tanaman. Meningkatkan aerasi tanah akibat dari
bertambahnya pori tanah dari pembentukan agregat.

i. Menciptakan situasi tanah yang kondusif untuk menstimulasi


perkembangan mikroorganisme tanah yang berfungsi dalam proses
dekomposisi yang menghasilkan humus (humifikasi).

j. Aktivitas mikroorganisme di atas tanah akan menghasilkan hormon-


hormon pertumbuhan seperti auxin, sitokinin, dan giberillin.

2. Asam Fulvat
Asam Fulvat (Fulvic acid) adalah salah satu dari tiga komponen yang
membentuk zat humat. Zat humat adalah bahan organik utama yang
ditemukan dalam tanah, batu bara atau lingkungan perairan. Asam fulvat
digunakan untuk menyuburkan lahan dan merangsang pertumbuhan
tanaman. Senyawa ini mampu mendukung dan memperbaiki struktur tanah
serta membantu tanah mempertahankan kelembaban dan mendukung aerasi
akar.
Asam fulvat juga membantu menyediakan nutrisi penting bagi
tanaman seperti kalium, magnesium dan sulfur. Selain menguatkan struktur
tanah, asam ini meningkatkan pula permeabilitas membran tanaman yang
pada akhirnya memperlancar fotosintesis serta ventilasi, yang berarti
membantu pertumbuhan tanaman. Peningkatan permeabilitas juga
meningkatkan penyerapan air dan transportasi nutrisi tumbuhan.
Asam Fulvat memiliki rantai polimer lebih pendek, mengandung unsur
oksigen lebih banyak dan dapat larut dalam semua rentang pH sehingga
bersifat lebih reaktif.
Asam fulvat (fulvic acid) merupakan bagian bahan organik yang
setelah asam humat diekstraksikan dengan basa kuat tetap berada di dalam
larutan. Ini menunjukkan bahwa asam fulvat mengandung grup fungsional
masam dan basis karena bahan ini tetap berada dalam larutan setelah
pemasaman. Asam fulvat terdiri atas molekul organik dengan berat molekul
berkisar antara 275-2.100. Asam ini dianggap produk pembusukan tanaman
tinggi dan residu mikrobia.
Asam fulvat sebenarnya merupakan produk yang berasal dari senyawa
asam humat. Asam fulvat membantu melarutkan mineral hadir di tanah
sehingga membantu pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Sejak beberapa
tahun orang telah menggunakan asam fulvat dan pupuk organik lainnya
untuk pertumbuhan akar yang sehat. Asam ini meningkatkan metabolisme
dalam tanah dan membantu dalam respirasi. Metabolisme protein
dirangsang dengan bantuan asam ini bersama dengan meningkatkan
aktivitas enzim dalam akar tanaman. Pupuk penting lainnya diberikan
kepada tanah untuk pertumbuhan yang lebih baik adalah hyrolysate ikan. Ini
juga seperti nutrisi lain yang membantu pertumbuhan tanaman dan secara
bertahap menjadi bagian dari buffer pH tanah.
Gambar 2. Struktur Asam Fulvat berdasarkan Buffle Et Al (1977)

Asam fulvat mengandung struktur aromatik dan alifatik dan sebagian


besar telah disubstitusi oleh oksigen yang mengandung gugus fungsional.
asam fulvat memiliki 1.000-5.000 g/mol, berwarna terang, larut dalam
seluruh daerah pH dan sangat rentan terhadap serangan mikroba.
Manfaat dari asam fulvat, yaitu:
a. Membantu sejumlah aktivitas kimia seperti produksi enzim, struktur
hormon dan kebutuhan dalam penggunaan vitamin.
b. Meningkatkan pertumbuhan tanaman, perbaikan kesuburan tanah,
dapat menyerap logam berat dan racun polutan serta dapat membantu
memperbaiki ketidakseimbangan sel.
c. Dapat digunakan sebagai aditif pakan, dapat meningkatkan nafsu
makan pada ayam, meningkatkan produksi telur ayam dan mencegah
penyakit pada unggas.
Asam fulvat merupakan salah satu hasil ekstraksi dari humus yang
sangat potensial dikembangkan sebagai pupuk suplemen untuk memacu
pertumbuhan tanaman. Asam fulvat dari bahan organik yang ditambahkan
pada tanah mampu memperbaiki ketersediaan fosfat dengan menurunkan
jerapan fosfat. Asam fulvat ternyata berperan sangat nyata baik pada
pelepasan P-terjerap maupun ketersediaan P yang lebih besar dibanding
asam humat.
Asam fulvat mempunyai peran yang lebih besar daripada asam humat
dalam pelepasan unsur fosfat (P) dalam tanah. Kemampuan asam fulfat
dalam melepas P dalam tanah disebabkan karena mobilitas asam humat yang
lebih rendah dibandingkan asam fulvat. Kemampuan mobilitas ini terbentuk
karena berat molekulnya yang lebih rendah dengan tingkat kemasaman total
yang lebih besar dua kali lipat dibandingkan asam humat, yaitu 10-12 meq/g
untuk asam fulvat dan 5-6 meq/g untuk asam humat. Dengan sifat inilah
maka kemampuan untuk membentuk kompleks dengan kation-kation dan
mineral-mineral yang berperilaku sebagai kation dalam tanah menjadi
sangat besar, termasuk dalam pembentukan kompleks dengan logam.

Referensi

Ariyanto, Dwi Priyo. 2006. Ikatan Antara Asam Organik Tanah dengan Logam,
Makalah, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Azzamy. 2017. Pengertian Asam Humat dan Asam Fulvat serta Manfaatnya
untuk Tanaman, (online), http://mitalom.com/pengertian-asam-humat-dan-
asam-fulvat-serta-manfaatnya-untuk-tanaman/, diakses pada tanggal 25 Mei
2017.
Green Life Bioscience. 2014. Asam Humat dan Fulvat, (online),
https://www.greenlifeglb.com/asam-humat-dan-fulvat, diakses pada tanggal
25 Mei 2017.
Minardi. 2006. Peran Asam Humat dan Fulvat dari Bahan Organik dalam
Pelepasan P Terjerap pada Andisol, Ringkasan Disertasi, Program
Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.

Vous aimerez peut-être aussi