Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua
yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki
perannya masing-masing. Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi
perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif,
pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang
didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita
banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda
(perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-
nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan anak
remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka
sering membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan
nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada
usia ini adalah teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya
teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya, sehingga pada usia
ini sering terlibat dalam geng-geng. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja
adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Mereka memiliki
dorongan untuk pemuasan seksual. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam
bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno.
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja
adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri,
dan masalah yang timbul bisa teratasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga terhadap perubahan perkembangan yang
dialami remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas dan
pertumbuhan biologis.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga
dengan anak remaja.
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau yang membutuhkan bantuan
asuhan keperawatan.
d. Memelihara lingkungan fisik, psikis dan sosial, sehingga dapat menunjang
peningkatan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, kartu sehat dan Posyandu untuk memperoleh pelayanan
kesehatan.
f. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap keluarga dengan tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
g. Perawat dapat melakukan analisa data dan merumuskan diagnosa serta
memberikan intervensi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi keluarga.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Tipe Keluarga
a. Menurut Friedman (1986) terdapat 8 tipe keluarga :
1) Nuclear family
Suatu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungan dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2) Extended family (keluarga besar)
Satu keluarga terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah dan saling menunjang satu sama lain..
3) Single parent family
Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
4) Nuclear dyatd
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu
rumah yang sama.
3. Tugas Keluarga
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan, segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adaanya
perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,
dan seberapa besar perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan keehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada
orang dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri.
4
Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan atau
dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan
keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan gambaran dirinya yang positif, peranan yang
dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dimulai individu yang menghasilkan
interaksi sosial dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga
merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dimana anggota keluarga
belajar disiplin, norma budaya, perilaku, melalui interaksi dalam keluarga
selanjutnya individu maupun berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, perumahan,
dan lain-lain.
e. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan
keperawatan. Kemapuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.
5
dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Dimulai saat anak pertama
berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja
berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya
terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali
ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja, apabila hal ini tidak
diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya (Friedman, 1998)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa (Mubarak,
2009). Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis: pergeseran
yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi, pergeseran dimulai dengan
kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran orangtua memasuki pertengahan hidup
(Mubarak, 2009).
7
dan tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit
waktu dan energy untuk hubungan perkawinan (Friedman, 2010).
Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap mereka
sendiri, pasangan suami istri meninggalkan rumah untuk meniti karir mereka atau dapat
menciptakan
Kesenangan perkawinan setelah anaknya telah meninggalkan rumah (postparental).
Mereka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap siklus kehidupan keluarga
berikutnya. Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para
anggota keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka.
Karena adanya kesenjangan antara generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya
merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Orang tua yang berasal dari keluarga
dengan berbagai masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak
mereka paling tua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi terbuka yang
mungkin telah ada sebelumnya (Friedman, 2010)
Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan tugas-tugas perkembangan
keluarga lainnya. Meskipun aturan-aturan dalam keluarga belum diubah, etika dan standar
moral keluarga belum tetap dipertahankan oleh orang tua. Remaja sangat sensitive
terhadap ketidakcocokan antara apa dikatakan dengan apa yang dipraktekkan. Namun
demikian, orang tua dan anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat
yang majemuk dan berubah dengan cepat saat ini. Transformasi nilai dari kaum muda juga
mentransformasikan keluarga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana
melambangkan transformasi nilai yang mempengaruhi setiap tahap kehidupan keluarga
E. Masalah Yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya
pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat
8
komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota
keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan
keluarga biasanya berada pada titik rendah. Hubungan keluarga yang buruk merupakan
bahaya psikologis pada setiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak
laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada
keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan
bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau
hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman
berlangsung lama, dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola
perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik
juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah.
Meskipun semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak,
kadang-kadang tegang namun orang yang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul
dengan orang lain dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat
penyesuaian sosial yang baik. Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah
dan penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan
kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini
akan membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain
pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam
kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak
dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas
diri, mereka sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat
sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya mereka
juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa
ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan gaya teman-
temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali
remaja terlibat dalam geng-geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling
memberi dan mendapat dukungan mental. Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng
motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan
berani melakukan tindakan-tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan
tidak akan berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering mengganggu
anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual).
Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan mereka
memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial
9
melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak
persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan
seksual, tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat-syarat
ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para remaja
mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno.
Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka
melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus
lebih bijaksana dalam menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi
control secara bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri
sendiri secara bertahap sampai akhirnya dewasa.
F. Masalah Kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi
kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan
dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai
dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada
usia ini anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit
sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih
menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama
kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena
atletik juga umum terjadi (Friedman, 1998).
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak
dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang
relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam
perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari
pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS,
keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah
menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang
tua. Bila orang tua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka
dikumpulkan (Friedman, 1998).
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan untuk
memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling
langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas
untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya
10
mungkin diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan (Friedman,
1998).
G. Peran Perawat
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut,
penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan
pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua
dengan anak remajanya (Mubarak, 2009).
Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap keluarga
dengan anak remaja adalah :
a. Guru tentang faktor-faktor kesehatan
b. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok, diet dan
gerak badan
c. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama orang tua
d. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber kesehatan
mental
e. Konsultan keluarga berencana
f. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
g. Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.
11
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah
atau bermain
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan dimana
h. Apa kebiasaan anak dirumah
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
k. Siapa yang menjadi figur bagi anak
l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Diagnosa
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut
(Suprajitno, 2004) :
a. Pengelompokan Data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada asuhan keperawatan klinik.
Perawat mengelompokan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif setiap
kelompok diagnosis keperawatan.
b. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau
keluarga. Kompenen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab
(etiologi), dan atau tanda (sign).
12
Diagnosis aktual yaitu masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat
b. Diagnosis resiko
Diagnosis resiko yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk
menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat.
c. Diagnosis potensial
Diagnosis potensial yaitu suatu keadaaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga
telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang
kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
4. Penilaian ( skoring ) diagnosis keperawatan
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu.
Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya
(1978).
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
a. Tentukan skornya sesuai dengan kreteria yang dibuat perawat
b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor yang diperoleh X bobot
Skor tertinggi
c. Jumlah skor untuk semua kreteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5)
Penentuan prioritas sesuai dengan kreteria skala:
a. Untuk kreteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang sehat
karena perlu tindakan segera dan biasanya didasari oleh keluaraga
b. Untuk kreteria kedua perlu diperhatikan :
Pengetahuan yang ada sekarang, tekhnologi, dan tindakan untuk menangani
masalah
Sumber daya keluarga: fisik, keuangan, tenaga
Sumber daya perawat: pengetahuan, keterampilan, waktu
Sumber daya lingkungan: fasilitas, organisasi, dan dukungan
13
d. Untuk kreteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
menilai masalah keperawatan tersebut.
14
a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang sesuai
dengan kondisi klien
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan
pancaindra perawat yang objektif
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sunber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat
diminimalisasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.B
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn.B
b. Usia : 42 Tahun
c. Alamat dan Telepon :
d. Pekerjaan KK : Supir
e. Pendidikan KK : SMA
f. Komposisi Keluarga
Status Imunisasi Ket
N Nam J Umu Pekerjaa
Hepatiti Camp
o a K r n Polio DPT
s ak
15
B
C 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Hub
G
dg
1. Ny. S P Istri 38 th Tidak Seluruh
Bekerja
anggota
2. An.D P Anak 16 th Pelajar keluarga Tn.B
3. An.F P Anak 12 th Pelajar mendapatkan
4. An.E L Anak 5 th Pelajar imunisasi
lengkap.
16
Genogram
Keterangan :
O : Perempuan : Identifikasi Klien
: Laki laki : Identifikasi Klien
: Meninggal
: Meninggal
_ : Menikah
:Serumah
17
g. Tipe keluarga
Tipe Keluarga Tn. B adalah tipe keluarga nuclear family (keluarga inti).
Keluarga Tn. B terdiri dari Tn.B dan Ny.S dan 3 orang anak perempuan yang tinggal
dalam satu rumah..
h. Suku bangsa
Tn.B dan Ny.S bersuku bangsa Sunda. Dalam kehidupan sehari-hari,
masyarakat dengan suku bangsa sunda menyukai makanan yang manis, dan lalapan.
Namun demikian, baik itu Tn.B dan Ny.S, tidak mempunyai perbedaan dalam hal
konsumsi makanan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari tidak ada budaya atau
pola adat yang mempengaruhi. Hampir seluruh masyarakat tempat keluarga tinggal
adalah etnis sunda. Dari segi penggunaan bahasa sehari-hari, keluarga menggunakan
bahasa sunda sebagai alat komunikasi keluarga. Selama ini tidak ada gangguan
komunikasi dalam keluarga. Menurut Ny.S kebiasaan berobat keluarga adalah berobat
ke pelayanan kesehatan yaitu ke praktek bidan dan puskesmas. Keluarga mengatakan
bahwa keluarga tidak pernah berobat ke dukun.
i. Agama
Tn. B dan Ny. S beragama Islam. Begitu juga ketiga anaknya. Dalam hal
beribadah setiap anggota keluarga melaksanakan ibadah secara rutin. Ny.S
mengatakan bahwa selalu mencoba tata cara dan norma-norma Islam dalam
kehidupan sehari-hari seperti mendidik anak-anak, cara pergaulan, dan cara
berpakaian. Keluarga Tn.B juga aktif di dalam kegiatan pengajian di musholla dan
mengikuti acara-acara pengajian lainnya. An.D dan An.F juga aktif dikegiatan remaja
mesjid.
j. Status Sosial Ekonomi
Sumber penghasilan keluarga yang utama berasal dari Tn.B yang bekerja
sebagai supir. Walaupun keluarga tidak memberi informasi berapa penghasilan
keluarga per bulan secara pasti, tetapi dilihat dari kemampuan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya Ny.S mengatakan mampu memenuhi
kebutuhan pangan setiap hari sebesar Rp. 20.000,-. Keluarga mempunyai 1 set TV 20
Inch, 1 set DCD, 1 buah kipas angin, 2 buah tempat tidur dan beberapa perabot rumah
tangga. Penghasilan keluarga tidak tetap setiap bulan. Kebutuhan yang dikeluarkan
keluarga antara lain, biaya makan dan biaya sekolah anak. Keluarga memiliki
tabungan hanya saja tabungan tersebut bersifat sementara dan sering terpakai untuk
18
kebutuhan sehari-hari keluarga. Dari uraian di atas dapat disimpulkan status sosial
ekonomi keluarga Tn.B termasuk golongan marginal.
k. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn.B mengatakan bahwa keluarga jarang melakukan kegiatan
rekreasi keluarga. Biasanya keluarga Tn.B hanya akan pergi berekreasi keluarga saat
lebaran datang. Namun, jika keluarga mempunyai waktu, keluarga akan
mengusahakan untuk berjalan-jalan bersama anggota keluarga. Walaupun demikian,
keluarga Tn.B masih tetap sering berkumpul bersama anggota keluarga di rumah yaitu
saat menonton TV pada malam hari.
19
c. Riwayat Keluarga Inti
Tn.B dan Ny.S sudah menikah selama 20 tahun. Tn.B dan Ny.S dikaruniai 3 orang
anak Tn.B dan Ny.S merasa cukup bahagia dengan pernikahannya selama ini.
Riwayat Kehatan Keluarga Saat Ini :
Tn.B mengatakan ia pulang bekerja pada malam hari Tn. B selalu mandi
malam serta tidur memakai kipas angin. Tn.B termasuk perokok berat sejak
remaja. Dalam satu hari Tn.B menghabiskan minimal satu bungkus rokok.
Tn.B juga suka minum kopi karena takut mengantuk saat bekerja. Tn.B
minum kopi 3 kali sehari. Pada saat ini Tn.B mengatakan bahwa ia pernah
berobat ke rumah sakit karena hipertensi. Tetapi Tn.B mengatakan tidak
pernah kontrol lagi karena tidak ada waktu, tekanan darah Tn.B 150/100
mmHg. Tn.B sering sakit kepala dan merasa berat dibagian tengkuknya.
Apabila kepala Tn.B sakit maka Tn.B hanya beristirahat. Tn.B juga tidak
pernah mengontrol makanannya dan sangat menyukai makanan pedas dan
gorengan.
Pada saat pengkajian Ny.S dalam keadaan sehat
An.D mengatakan, sejak 7 bulan yang lalu selalu susah untuk tidur pada
malam hari, dan sering terbangun pada malam hari. An.B mengatakan baru
bisa tidur pukul 03.00 pagi An.D mengatakan mudah lelah saat melakukan
aktivitas sehari-hari. An.D mengatakan susah berkonsentrasi untuk belajar dan
sering tertidur di kelas. An.D mengatakan memiliki kebiasaan menonton
televisi sampai jam 1 pagi. Keluarga mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa
penyebab An.D susah tidur di malam hari. Sampai saat ini keluarga
mengatakan belum merasakan hal tersebut sebagai masalah, sehingga An,D
tidak dibawa ke pelayanan kesehatan. Terdapat lingkaran hitam di bawah mata
An.D
Pada saat pengkajian An.S sedang batuk pilek dan batuknya berdahak. Ny.
mengatakan sudah 3 hari ini flu batuk An.E berdahak. Ny.S juga mengatakan
kalau anak E juga alergi pada debu. Kalau sudah kena debu makan An.E selalu
mengalami Flu ditambah dengan cuaca sekarang yang tidak menentu yang
kadang hujan dan kadang panas. An.E juga sering memakan permen dan
20
coklat. Ny.E member An.E syrup Cough dan membelinya di apotik. Menurut
Ny.E batuk An.E akan sembuh sendiri.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn.B mengatakan kedua orang tuanya telah meninggal. Menurut Tn.B
keluarganya memiliki penyakit turunan yaitu Hipertensi. Selain Tn.B penyakit ini
diderita oleh ibu dan saudara perempuan. Ny. E menyatakan ayahnya telah meninggal,
namun dalam keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit yang diturunkan, seperti
penyakit jantung, hipertensi, kanker, DM, dan lain-lain. Kemudian An.F pernah
dirawat 1 kali dirumah sakit karena typhus abdominalis saat berusia 8 tahun.
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Tn.B terdiri dari 4 ruangan yaitu; 2 kamar, ruang tamu dan
dapur yang satu ruangan dengan kamar mandi dan WC. Jumlah jendela 4
buah. Ruang tamu juga berfungsi sebagai ruang keluarga. Dapur berfungsi
sebagai tempat memasak dan MCK. Perabotan Rumah tangga yang terdapat di
ruang tamu antara lain: 2 buah tempat tidur, 1 buah meja, 1 buah televisi, 1
buah rak baju serta beberapa buah kursi lipat yang hanya dikeluarkan saat ada
tamu. Di dalam kamar terdapat masing-masing 1buah tempat tidur dan lemari
kain. Di dapur terdapat peralatan masak, sumur, kamar mandi, WC dan
peralatan mandi. Jenis septiktank adalah septiktank tertutup yang digunakan
bersama dengan warga sekitar yang jaraknya sekitar 10 m dari sumur.
21
3 Keterangan :
1
4 1. Kamar
2. Ruang tamu
3. WC
4. dapur
2
. 1
Sumber air minum berasal sumur yang digali sendiri. Kondisi air bersih,
jernih, dan tidak berbau. Pekarangan rumah cukup bersih,. Jamban/WC
keluarga berada di dalam rumah. Jarak septic tank dengan sumber air minum
10 meter. Setiap kali mahasiswa berkunjung, pintu dan jendela selalu dalam
keadaaan terbuka. Air tidak berwarna, berasa, atau berbau. Tempat
penampungan air (bak kamar mandi) bersih dan dikuras seminggu sekali.
Sumber air minum dari air sumur yang dimasak.
Saat pengkajian, terlihat kondisi rumah cukup bersih. Perabot rumah tangga
juga tertata rapi. Keamanan di rumah cukup baik, seperti tidak pernah terjadi
kebakaran atau pun kemalingan.
4. Struktur Keluarga
23
a. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antara anggota keluarga berjalan cukup baik. Ny.S mengatakan
bahwa komunikasi antar keluarga terbuka. Komunikasi pun dilakukan secara efektif
dan berlangsung dua arah. Bahasa komunikasi sehari-hari adalah bahasa sunda.
Keluarga mengatakan bahwa selama ini tidak terdapat hambatan yang berarti dalam
berkomunikasi. Ny.S menyatakan komunikasi antara Tn.B dan Ny.S berjalan dengan
baik meskipun jarang sekali keluarga berkumpul bersama. Keluarga hanya berkumpul
pada jam-jam tertentu saja misalnya pada saat makan malam atau saat menonton
televisi sore dan malam hari. Komunikasi antara Ny.S dan Tn.B cukup terbuka. Jika
Ny.S tidak suka terhadap tindakan Tn.B, Ny.S akan langsung mengatakannya atau
menegurnya. Dalam struktur keluarga Tn.B, komunikasi antara orang tua dan anak
berjalan cukup efektif dan orang tua (Tn.B dan Ny.S) bersikap fleksibel dan tidak
otoriter dalam mendidik anak-anak mereka. Contohnya Ny.S melarang anak D untuk
keluar malam hari bersama teman-temannya di atas jam 10 malam dan peraturan ini
menurut Ny.S, dan dipatuhi oleh An.D. Komunikasi antara An.D dengan adik-adiknya
pun baik.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn.B merupakan pemegang kendali untuk keluarganya dan Tn.B sebagai
pemimpin rumah tangga. Pengambilan keputusan di dalam keluarga diperoleh melalui
diskusi dan musyawarah dengan seluruh anggota keluarga. Hanya saja, ketika Tn. B
tidak mampu untuk memutuskan, maka Ny.S akan berusaha untuk mengambil
keputusan dengan tetap memusyawarahkan dengan anggota keluarga. Dari segi
financial, Ny.S mengatakan bahwa ia membuat anggaran dana untuk kebutuhan
keluarga dan dapat mengatur keuangan keluarga dengan baik.
c. Struktur Peran
Tn.B berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah untuk seluruh
anggota keluarga. Ny.S berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus kebutuhan
seluruh anggota keluarga termasuk kebutuhan rumah tangga. An.D, An.F, dan An.
berperan sebagai anak yang dituntut untuk dapat menyelesaikan sekolahnya dengan
baik. An.D An.F dan An.E tidak pernah dipaksa untuk bekerja di rumah ataupun di
luar rumah untuk membantu ekonomi keluarga. Dalam struktur keluarga Tn..B juga
terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam hal melakukan
pekerjaan rumah tangga. Sehingga pekerjaan rumah tangga dikerjakan bersama-sama.
d. Nilai dan Norma Keluarga
24
Keluarga Tn.B memiliki nilai dan norma dalam membina keluarga seperti
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Keluarga Tn.B mengatakan berpegang
teguh dengan nilai dan norma adat sunda dan agama islam. Ketika ada keluarga yang
sakit, langsung dibawa berobat ke unit yankes. Keluarga tidak pernah membawa
anggota keluarga berobat alternatif/dukun. Keluarga juga mematuhi peraturan-
peraturan yang berlaku di lingkungan tempat tinggal, sehingga keluarga mempunyai
hubungan yang baik dengan anggota masyarakat yang lain .
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Tn.B mengatakan pernikahannya langgeng-langgeng saja dan dinilai cukup
awet. Tn.B senang mempunyai istri seperti Ny.S, begitu juga sebaliknya. Tn.B senang
dengan pernikahan yang telah dijalaninya selama 20 tahun terakhir ini. Keluarga
Tn.B mempunyai gambaran diri yang baik. Hal ini terlihat dari hubungan keluarga
yang akrab, harmonis, dan hangat. Keluarga saling mendukung, menghormati,
menghargai satu sama lainnya. Rasa saling memiliki tercipta dalam keluarga ini.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.B mengatakan bahwa untuk membesarkan anak-anaknya, keluarga
menyesuaikannya dengan nilai-nilai agama, adat dan budaya. Dalam memberikan
pola pengasuhan terhadap anak, Ny.S memberikan batasan-batasan dalam kehidupan
pergaulan anaknya, misalnya anak tidak diizinkan pulang lebih dari jam 10 malam,
juga melarang anaknya menginap di rumah teman karena Ny.S khawatir terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menurut keluarga Tn.B, sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan
seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan. Sedangkan sakit adalah
suatu keadaan dimana seluruh kegiatan tidak dapat dilaksanakan/ seluruh aktivitas
sehari-hari tidak dapat dilakukan dengan baik dan optimal.
Tugas perawatan keluarga :
Mengenal masalah kesehatan
Keluarga sudah tau penyakit yang diderita oleh Tn.B.
Keluarga megatakan bahwa susah tidur yang dialami olen An.D adalah
karena kebiasaan tidur malam
An.D mengatakan akibat lanjut dari kurang tidur adalah sering mengantuk
dipagi hari.
Ny.S mengatakan bila An.E flu dan batuk, Ny.S membeli obat batuk dan
flu di apotik, Ny.E mengatakan An.E sudah cocok dengan obat tersebut
dan akan sembuh dengan sendirinya..
Tn.B mengatakan masih mengonsumsi rokok, dan minum kopi dan tidak
menjaga pola makan.
Ny.S mengatakan susah tidur yang dialami An.D tidak perlu dibawa ke
pelayanan kesehatan.
26
Keluarga mengatakan bahwa mereka semua percaya dengan tenaga
kesehatan.
Mampu merawat
Ny.S mengatakan bahwa menyuruh Tn.B beristirahat saat mengalami sakit
kepala karena tekanan darahnya yang tinggi.
Ny.S mengatakan membelikan obat di apotik untuk An.E ketika pilek dan
batuk.
Memodifikasi lingkungan
Ny.S mengatakan bahwa kadang-kadang ia membakar sampah dibelakang
rumahnya apabila sampah terlalu menumpuk.
27
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada mudah untuk dijangkau
keluarga. Keluarga percaya dengan tenaga kesehatan.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.B mempunyai 3 orang anak, mereka mendapatkan anak
pertamanya setelah 3 tahun menikah, 4 tahun kemudian barulah mendapatkan anak
kedua dan 7 tahun kemudian lahir anak ketiga. Ny.S mengatakan tidak pernah
memakai alat kontrasepsi.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, walaupun
pekerjaan Tn.B hanya sebagai supir dan Ny.S tidak bekerja. Pendapatan keluarga
jarang sekali dibelikan ke perabotan rumah dan barang-barang rumah tangga lainnya.
Karena ekonomi keluarga marginal, keluarga tidak mampu untuk berobat rutin ke
dokter, hanya memanfaatkan sumber-sumber yang ada pada masyarakat seperti,
puskesmas, dan toko obat.
29
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
No Tn.B Ny.S An.D Ny.F An.E
Fisik
1. Keadaan Umum Baik Baik Baik Baik Baik
2. Kesadaran CMC CMC CMC CMC CMC
TD: 150/100 TD: TD: 110/80 TD: 100/80 TD: 100/80
mmHg 120/80mmH mmHg mmHg mmHg
Tanda-tanda N: 100 x/i g N: 84x/i N: 79 x/i N: 83x/i
3.
vital P: 28x/i N: 84x/i P: 18x/i P: 20x/i P: 24x/i
S: 360C P: 24x/i S: 370C S: 36,20C S: 360C
S: 360C
4. Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
Kepala : Benjolan (-) Benjolan (-) Benjolan (-) Benjolan (-) Benjolan (-)
Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-) Lesi (-)
Lurus, tidak Lurus, warna Ikal, tidak Lurus , tidak Lurus, tidak
rontok, dan hitam, tidak rontok, dan rontok, dan mudah rontok
tidak mudah mudah tidak mudah tidak mudah
Rambut dicabut, dicabut dicabut, dicabut,
terdapat berwarna berwarna hitam.
beberapa hitam.
helai uban
Konjungtiva, Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis tidak anemis, sklera anemis, sklera
sklera tidak sklera tidak anemis, tidak ikterik, tidak ikterik,
ikterik, iktenik, sklera tidak penglihatan baik penglihatan
penglihatan penglihatan ikterik, baik
cukup baik baik penglihatan
Mata
baik,
terdapat
lingkaran
hitam
dibawah
mata
Telinga Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk normal Bentuk normal
30
Pemeriksaan
No Tn.B Ny.S An.D Ny.F An.E
Fisik
normal normal normal cerumen(-) cerumen(-)
cerumen(-) cerumen (-) cerumen(-) pendengaran pendengaran
pendengaran pendengaran pendengaran baik, simetris baik, simetris
baik, simetris baik, simetris baik,
simetris
Polip (-), Polip (-), Polip (-), Polip (-), Polip (-),
sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-),
Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-), Lendir (-),
Hidung
Penciuman Penciuman Penciuman Penciuman baik, Penciuman
baik, baik, baik, Simetris baik, Simetris
Simetris Simetris Simetris
Lidah kurang Lidah kurang Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih,
bersih, caries bersih, caries caries dentisc caries dentisc (-), caries dentisc
dentisc (-), dentisc (-), (-), Sariawan Sariawan (-) gigi (-), Sariawan (-)
Sariawan (-) Sariawan (-) (-) gigi lengkap gigi lengkap
Mulut gigi tidak gigi tidak lengkap membrane membrane
lengkap lengkap membrane mukosa lembab. mukosa lembab.
membrane membrane mukosa
mukosa mukosa kering lembab.
lembab.
Cukup Cukup Bersih,turgor Bersih,turgor Bersih,turgor
bersih,turgor bersih,turgor kulit baik kulit baik kulit baik
5. Kulit
kulit cukup kulit cukup
baik, baik.
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar tiroid kelenjar tiroid
6. Leher tiroid dan tiroid dan tiroid dan dan KGB dan KGB
KGB KGB KGB
7. Thorak
Inspeksi Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk simetris, Bentuk
simetris, simetris, simetris, tidak ada lecet simetris, tidak
31
Pemeriksaan
No Tn.B Ny.S An.D Ny.F An.E
Fisik
tidak ada tidak ada tidak ada atau lesi, ada lecet atau
lecet atau lecet atau lecet atau retraksi dinding lesi, retraksi
lesi, retraksi lesi, retraksi lesi, retraksi dada (-) dinding dada
dinding dada dinding dada dinding dada penggunaan otot (-) penggunaan
(-) (-) (-) bantu nafas (-) otot bantu
penggunaan penggunaan penggunaan nafas (-)
otot bantu otot bantu otot bantu
nafas (-) nafas (-) nafas (-)
Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
Palpasi
benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
Tidak Tidak Tidak Tidak dilakukan Tidak
Perkusi dilakukan dilakukan dilakukan pemeriksaan dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
Tidak Tidak Tidak Tidak dilakukan Tidak
Auskultasi dilakukan dilakukan dilakukan pemeriksaan dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
Abdomen
Simetris Simetris, Simetris Simetris Simetris
Inspeksi
asites (+),
Tidak teraba Tidak Teraba Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
Palpasi benjolan benjolan, NT benjolan benjolan benjolan
(-), NL (-)
8. Tidak Tidak Tidak Tidak dilakukan Tidak
Perkusi dilakukan dilakukan dilakukan pemeriksaan dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
Tidak Tidak Tidak Tidak dilakukan Tidak
Auskultasi dilakukan dilakukan dilakukan pemeriksaan dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
Tidak Tidak Tidak Tidak dilakukan Tidak
9. Genitalia/ anus dilakukan dilakukan dilakukan pemeriksaan dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas Ekstremitas Edema (-),
tidak edema, tidak edema, tidak edema, tidak edema, varises (-)
10. Ekstrimitas
tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri
varises (-) varises (-) varises (-) varises (-)
32
8. Harapan keluarga terhadap petugas yang ada
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi adalah agar masalah
tersebut dapat teratasi dan keluarga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
tanpa gangguan kesehatan.Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah
perawat keluarga dapat memberikan solusi yang tepat terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga dan membantu keluarga dalam mengatasi masalah tersebut selain itu
dengan adanya kunjungan rumah tersebut keluarga berharap dapat menambah
pengetahuan, mereka tentang kesehatan.
33
ANALISA DATA
34
2. Do : KMK merawat Gangguan pola
Tampak lingkaran hitam anggota keluarga tidur
bibawah mata An.D
dengan gangguan
Ds :
An.D mengatakan sudah 7 pola tidur
bulan mengalami susah tidur
Ds :
Ny.S mengatakan sudah 3 hari
An.E flu dan batuk.berdahak
36
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERHITUNGAN PRIORITAS
1. Kurang pengetahuan pada Tn.B keluarg Tn.B berhubungan dengan KMK merawat
anggota keluarga dengan kurang terpajan informasi tentang asma.
No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 TD 150/100mmHg, Tn.B
Tidak sehat (3) merasakan sakit kepala,
Tn.B perokok berat dan
suka minum kopi, Tn.B
menyukai makanan pedas
dan gorengan, Tn.B tidak
menjaga pola makannya
2. Kemungkinan x2 1 Masalah dapat diatasi
masalah untuk sebagian karena Tn.B tidak
diubah : mau mengontrol
Sebagian (1) penyakitnya ke unit yankes
2. Gangguan pola tidur pada An. D keluarga Tn.B. berhubungan dengan KMK merawat
anggota keluarga dengan gangguan pola tidur
37
Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Tampak lingkaran hitam
Tidak sehat (3) pada mata An.D, An.D
mengeluh susah tidur sejak
7 bulan yang lalu, tidur
An.D tidak nyenyak, sering
terbangun malam hari, An.D
lelah dalam melakukan
aktifitas sehari-hari, Sulit
berkonsentrasi dan sering
tidur dalam kelas
2. Kemungkinan x2 1 Kemungkinan masalah
masalah untuk untuk diubah sebagian
diubah : karena An.D mempunyai
Sebagian (1) kebiasaan menonton TV
sampai jam 01.00 pagi
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.E keluarga Tn.B b.d KMK merawat anggota
keluarga dengan ISPA
No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 2/3 An.E sudah sering flu dan
38
Ancaman batuk, An.E sudah 3 hari
kesehatan (2) batuk berdahak, An.E alergi
debu. An.E suka permen
dan coklat, An.E mudah flu
dan batuk karena cuaca
39
40
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan Setelah pertemuan, Respon verbal 1.1. Ny. E menyebutkan 1.1.1. Gali pengetahuan
pada Tn.B keluarga Bp implementasi keluarga dapat : pengertian asma keluarga tentang
S b.d KMK merawat keperawatan 4 x 45 1. mengenal masalah dengan sederhana. asma.
anggota keluarga menit, keluarga mampu anggota keluarga Asma adalah penyakit 1.1.2. Jelaskan pengertian
dengan kurang merawat anggota dengan kurang saluran pernafasan asma.
terpajan informasi keluarga dengan kurang terpajan informasi yang disebabkan oleh 1.1.3. minta keluarga
tentang asma. terpajan informasi tentang asma. penyempitan saluran untuk mengulangi
tentang asma. 1.1 menyebutkan nafas yang tiba-tiba kembali..
pengertian asma. yang dapat kembali 1.1.4. Berikan
secara spontan atau reinforcement (+).
setelah pengobatan. 1.1.5. Berikan kesempatan
pada keluarga untuk
bertanya.
1.1.6. Diskusikan jawaban.
42
keluarga asma. lanjut dari asma
2.1. Menyebutkan - Tunggu aktivitas 2.1.3. Minta keluarga
dampak lanjut sehari-hari mengulang kembali
dari asma. - Kecemasan 2.1.4. Berikan
- gangguan rasa reinforcement (+)
nyaman 2.1.5. Beri kesempatan
pada keluarga
untuk bertanya
2.1.6. Diskusikan
jawaban
43
- Meningkatkan mengulang kembali
daya tahan tubuh. 3.1.4. Berikan
- Segera konsul ke reinforcement (+)
tenaga kesehatan 3.1.5. Beri kesempatan
dan mencari pada keluarga
pelayanan untuk bertanya
kesehatan yang 3.1.6. Diskusikan jwbn.
tepat. 4.1.1 Gali pengetahuan
- keluarga tentang
lingkungan yang
4. Memodifikasi Respon verbal 4.1 Keluarga dapat nyaman untuk
lingkungan rumah menyebutkan penderita asma
untuk mengurangi lingkungan yang 4.1.2 Jelaskan
penyebab mengurangi resiko lingkungan yang
kekambuhan asma. terjadinya asma, nyaman untuk
dengan bantuan asma.
minimal : 4.1.3 Minta keluarga
- lingkungan yang untuk mengulang
bersih kembali
- menghindari tress 4.1.4 Berikan
dan emosional. reinforcement (+)
- lingkungan yang 4.1.5 Berikan
bebas asap rokok kesempatan pada
keluaarga untuk
bertanya
4.1.6 Diskusikan
jawaban
44
5. Keluarga mampu Respon verbal 5.1. Yankes yang dapat 5.1.2 Berikan penjelasan
memanfaatkan digunakan antara pada keluarga
pelayanan kesehatan lain: RS, puskesmas, tentang manfaat
untuk mengatasi praktek dokter, bidan yankes
asma.. dan lain-lain. 5.1.3. Berikan
5.1. Menjelaskan Manfaat dari reinforcement (+)
pelayanan pelayanan kesehatan: 5.1.4. Beri kesempatan
askep, manfaat - mencegah pada keluarga
yankes timbulnya akibat untuk bertanya
lanjut / komplikasi 5.1.5. Diskusikan
dari asma. jawaban
- sebagian
pengobatan asma. 5.2.1. Motivasi klien
- tempat konsultasi untuk
memanfaatkan
pelayanan
5.2. Mengunjungi Pada 5.2. Menunjukkan kartu kesehatan
tempat yankes kunjungan berobat bahwa sudah 5.2.2. Berikan
yang telah mengunjungi reinforcement (+)
terencana pelayanan kesehatan. atas tindakan yang
diambil keluarga
untuk mengunjungi
pelayanan
kesehatan
45
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Setelah pertemuan, Respon verbal 1.1 Keluarga mampu 1.1.1. Gali
pada An. D keluarga implementasi keluarga dapat : menyebutkan pengetahuan keluarga
Tn.B. berhubungan keperawatan 4 x 45 1. mengenal masalah pengertian tidur tentang tidur.
dengan KMK merawat menit, keluarga mampu anggota keluarga dengan bahasanya 1.1.2. Jelaskan
anggota keluarga merawat anggota dengan gangguan sendiri atau dengan pengertian tidur dan
dengan gangguan pola keluarga dengan pola tidur. bantuan leflet. Tidur pola tidur efektif.
tidur gangguan pola tidur 1.1 menyebutkan adalah penurunan 1.1.3. Minta
pengertian tidur aktifitas tubuh dan keluarga untuk
dan pola tidur penurunan kesadaran. mengulangi kembali.
yang efektif Lama tidur normal= 1.1.4. Berikan
6-8 jam/hari, tidur reinforcement (+)
dilakukan pada malam 1.1.5. Berikan
hari. kesempatan pada
keluarga untuk
bertanya.
1.1.6. Diskusikan
jawaban.
46
- kebiasaan buruk 1.2.5 bertanya.
seperti 1.2.6 Minta keluarga
begadang untuk menyebutkan
- lingkungan yang kembali
tidak nyaman. 1.2.7 Jawab pertanyaan
keluarga
1.2.8 Diskusikan
jawaban.
47
kantong mata.
2. Keluarga mampu Respon verbal 2.1. An. D mampu 2.1.1. Gali pengetahuan
memutuskan untuk menyebutkan 3 dari keluarga tentang
merawat anggota 6 dampak lanjut dari dampak lanjut dari
keluarga gangguan pola tidur gangguan pola tidur
2.1. Menyebutkan dengan bahasa 2.1.2 Jelaskan
dampak lanjut sendiri,dengan dampak lanjut dari
dari gangguan bantuan minimal gangguan pola tidur
pola tidur. atau leaflet 2.1.3. Minta keluarga
- tidak konsentrasi mengulang kembali
belajar 2.1.4. Berikan
- prestasi menurun reinforcement (+)
- anemia atau kurang 2.1.5. Beri kesempatan
darah pada keluarga untuk
- tidak peduli dengan bertanya
2.2. Memutuskan lingkungan 2.1.6. Diskusikan
untuk merawat - daya tahan tubuh jawaban
anggota keluarga kurang atau lemah
yang mengalami - beresiko
48
gangguan pola Respon verbal mengalami
tidur. kecelakan
2.2.1. Motivasi keluarga
2.2. Keluarga mampu untuk mengatasi
memutuskan untuk masalah gangguan
mengatasi masalah pola tidur pada An. B.
anggota keluarga 2.2.2. Berikan
dengan gangguan pola reinforcement (+) atas
tidur keputusan keluarga
untuk melakukan
tindakan .
Respon verbal
49
tidur sedikit
dingin
- mandi air hangat
- kurangi minum
kopi
- biasakan tidur dan
Respon verbal bangun teratur
atau sesuai jadwal
- hindari latihan
berat 3 jam
sebelum tidur
- kurangi minum 4.1.1. jelaskan kepada
jika menyebabkan keluarga tentang cara
kencing pada memodifikasi
malam hari. lingkungan bagi
penderita gangguan
4. Memodifikasi 4.1. Pada kunjungan pola
lingkungan rumah yang tidak 4.1.2. Motivasi keluarga
untuk mengurangi direncanakan keluarga untuk menerapkan
kebisingan telah melakukan 2 cara memodifikasi
menyebutkan kriteria dari 5 cara lingkungan bagi
lingkungan yang memodifikasi penderita gangguan
nyaman untuk tidur lingkungan.Cara pola tidur.
memodifikasi 4.1.3. Evaluasi pada
lingkungan bagi kunjungan yang tidak
penderita gangguan direncanakan ke
pola tidur adalah : rumah keluarga
Respon verbal - lingkungan yang 4.1.4 Beri kesempatan
tenang keluarga
- lingkungan yang mengekspresikan
sedikit dingin perasaannya dan
- bebas dari mengajukan
50
gangguan hewan pertanyaan.
seperti : nyamuk, 4.1.5 Jawab pertanyaan
tikus keluartga dan berikan
- mempersiapkan reinforcemen positif.
peralatan tidur
yang nyaman
- lingkungan
dengan cahaya 5.1.1 Sebutkan pada
yang sesuai keluarga beberapa
fasilitas kesehatan
5. Keluarga mampu Respon verbal yang dapat diginakan.
memanfaatkan 5.1. Yankes yang dapat 5.1.2 Diskusikan dengan
pelayanan kesehatan digunakan antara keluarga berbagai
untuk mengatasi lain: praktek dokter, sarana pelayanan
gangguan pola tidur. psikolog dan kesehatan yang
5.1. Menjelaskan puskesmas tersedia yang dapat
pelayanan Manfaat dari digunakan
askep, manfaat pelayanan kesehatan: 5.1.3. Jelaskan akan
yankes - mencegah pentingnya fasilitas
timbulnya akibat pelayanan kesehatan
lanjut / komplikasi tersebut
gangguan pola 5.1.4Dorong keluarga
tidur untuk mengunjungi
- tempat konsultasi fasilitas pelayanan
kesehatan.
51
menggunakan terencana yankes dapat mendorong fasilitas pelayanan
palayanan keluarga untuk kesehatan.
kesehatan mengurangi/ mengatasi 5.2.3. beri reinforcement
gangguan pola tidur positif.
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga mampu 1.1.1. Kaji pengetahuan
tidak efektif pada An.E intervensi selama 6 x 30 intervensi selama 1 x menyebutkan pengertian keluarga tentang
keluarga Tn.B b.d menit, diharapkan 30 menit, diharapkan ISPA dengan bahasa pengertian ISPA
52
KMK merawat keluarga mampu keluarga mampu : sendiri atau dengan 1.1.2. Beri renforcement
anggota keluarga mengatasi masalah 1. Mengenal masalah bantuan leaflet, sesuai positif atas jawaban
dengan ISPA bersihan jalan nafas ISPA standar keluarga
tidak efektif pada An.Sh 1.1. Menyebutkan ISPA (Infeksi Saluran 1.1.3. Diskusikan tentang
keluarga Tn.H pengertian ISPA RV Pernafasan Akut) adalah pengertian ISPA
infeksi saluran pernafasan dengan keluarga
akut pada satu bagian atau 1.1.4. Beri kesempatan
lebihsaluran nafas mulai keluarga untuk
dari hidung sampai paru- bertanya
paru dan berlangsung 1.1.5. Jawab pertanyaan
dalam kurun waktu keluarga
kurang dari 3 minggu). 1.1.6. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali
1.1.7. Beri reinforcement
positif atas
keberhasilan
keluarga
53
keluarga
1.2.6 Motivasi keluarga
untuk mengulang
kembali
1.2.7 Beri reiforcement
positif atas
keberhasilan
keluarga
54
9. Sesak nafas
Setelah dilakukan Respon Verbal 2.1.1 Kaji pengetahuan
intervensi keperawatan keluarga tentang
selama 1 x 30 menit, Keluarga mampu akibat lanjut ISPA
diharapkan keluarga menyebutkan 3 dari 5 2.1.2. Beri reinforcement
mampu: akibat lanjut dari ISPA. positif atas jawaban
2. Mengambil Akibat lanjut ISPA adalah keluarga
keputusan yang tepat 1 Gagal nafas 2.1.3. Diskusikan akibat
untuk merawat 2 Gagal jantung lanjut ISPA dengan
anggota keluarga 3 Kejang keluarga
dengan ISPA 4 Penurunan kesadaran 2.1.4. Beri kesempatan
2.1. Menyebutkan 5 Kematian kepada keluarga
akibat lanjut ISPA untk bertanya
2.1.5 Jawab pertanyaan
keluarga
2.1.6 Motivasi keluarga
untuk mengulang
kembali
2.1.7 Beri inforcement
positif atas
keberhasilan
keluarga
58
lingkungan tempat keluarga.
tinggal yang sehat, 4.1.6 Motivasi keluarga
yaitu berventilasi untuk menerapkan
cukup cara memodifikasi
3. Hindari lingkungan bagi
lingkungan yang penderita ISPA
berasap 4.1.7 Beri reinforcement
4. batasi kontak positif atas
dengan penderita kemampuan
ISPA keluarga.
60
fasilitas Yankes menggunakan
fasilitas Yankes
5.2.2 Minta keluarga
Dukungan pada keluarga untuk menunjukkan
untuk menggunakan kartu berobatnya ke
fasilitas Yankes dapat fasilitas Yankes
mendorong keluarga 5.2.3 Beri reinforcement
untuk mengurangi/ positif pada
mengatasi masalah keluarga
Hipertensi
5.3.Memanfaatkan Afektif 5.3.1 Jelaskan pada
fasilitas Yankes keluarga tentang
pentingnya fasilitas
Yankes
5.3.2 Dorong keluarga
untuk
mengungkapkan
Pada kunjungan yang persepsi setelah
tidak direncanakan, menggunakan
keluarga mampu fasilitas Yankes
memanfaatkan fasilitas 5.3.3 Minta keluarga
Yankes dengan menunjukkan kartu
menunjukan kartu berobatnya ke
berobatnya ke fasilitas fasilitas Yankes
pelayanan kesehatan 5.3.4 Beri reinforcement
positif atas pilihan
keluarga
61
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
II - Menggali pengetahuan
keluarga tentang tidur.
- menjelaskan pengertian
tidur dan pola tidur
efektif.
- memberikan
reinforcement (+)
- Memberikan kesempatan
pada keluarga untuk
bertanya.
- Mendiskusikan jawaban.
- Menggali
pengetahuan keluarga
tentang etiologi gangguan
pola tidur.
- Menjelaskan etiologi
gangguan pola tidur.
- Meminta keluarga
mengulang kembali.
- Memberikan kesempatan
pada keluarga untuk
bertanya.
- Menjawab pertanyaan
keluarga
63
- Mendiskusikan jawaban.
- Mengkaji pengetahuan
keluarga tentang tanda
dan gejala gangguan pola
tidur.
- Memberikan
reinforcement positif atas
jawaban keluarga
- Memberi kesempatan
keluarga untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
keluarga
- Mendiskusikan jawaban
- Menanyakan pada
anggota keluarga tanda
dan gejala gangguan pola
tidur yang dialami oleh
anggita keluarga.
- Memberi reinforcemen
positif atas identifikasi
yang diberikan oleh
anggota keluarga
- Menggali pengetahuan
keluarga tentang dampak
lanjut dari gangguan pola
tidur
- menjelaskan dampak
lanjut dari gangguan pola
tidur
- meminta keluarga
mengulang kembali
- memberi reinforcement
(+)
64
- mendiskusikan jawaban
- memotivasi i keluarga
untuk mengatasi masalah
gangguan pola tidur
- memberikan
reinforcement (+) atas
keputusan keluarga untuk
melakukan tindakan .
- menggali pengetahuan
keluarga tentang cara
mengatasi gangguan pola
tidur.
- Menjelaskan cara
mengatasi gangguan pola
tidur.
- Meminta keluarga
mengulang kembali
- Memberi reinforcement
(+)
- Memberi kesempatan
pada keluarga untuk
bertanya
- mendiskusikan jawaban
- menjelaskan kepada
keluarga tentang cara
memodifikasi lingkungan
bagi penderita gangguan
pola
- memotivasi keluarga
untuk menerapkan cara
memodifikasi lingkungan
bagi penderita gangguan
pola tidur.
- Member kesempatan
keluarga mengekspresikan
perasaannya dan
65
mengajukan pertanyaan.
- Menjawab pertanyaan
keluartga dan berikan
reinforcemen positif.
- Menyebutkan pada
keluarga beberapa fasilitas
kesehatan yang dapat
diginakan.
- Mendiskusikan dengan
keluarga berbagai sarana
pelayanan kesehatan yang
tersedia yang dapat
digunakan
- menjelaskan akan
pentingnya fasilitas
pelayanan kesehatan
tersebut
- mendorong keluarga
untuk mengunjungi
fasilitas pelayanan
kesehatan.
- Mendukung keluarga
untul memutuskan
tindakan
- Member I reinforcement
positif.
- memberi reinforcement
(+) atas tindakan yang
diambil keluarga untuk
mengunjungi pelayanan
kesehatan
66
III - mengkaji
pengetahuan keluarga
tentang pengertian
ISPA
- member renforcement
positif atas jawaban
keluarga
- mendiskusikan
tentang pengertian
ISPA dengan keluarga
- member kesempatan
keluarga untuk
bertanya
- menjawab pertanyaan
keluarga
- memotivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali
- memberi
reinforcement positif
atas keberhasilan
keluarga
- mengkaji pengetahuan
keluarga tentang
penyebab ISPA
67
tentang tanda dan gejala
ISPA
1.3.9. Beri reinforcement positif
atas jawaban keluarga
1.3.10. Diskusikan tanda dan
gejala ISPA dengan
kelurga
1.3.11. Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
1.3.12. Jawab pertanyaan
keluarga
1.3.13. Motivasi keluarga untuk
mengulang kembali
1.3.14. Beri inforcement (+) atas
keberhasilan keluarga
69
4.1.8 Kaji pengetahuan keluarga
tentang cara memodifikasi
lingkungan bagi penderita
ISPA.
4.1.9 Beri reinforcement positif
atas jawaban keluarga.
4.1.10 Diskusikan dengan
keluarga tentang cara
memodifikasi lingkungan
bagi penderita ISPA
4.1.11 Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya.
4.1.12 Jawab pertanyaan
keluarga.
4.1.13 Motivasi keluarga untuk
menerapkan cara
memodifikasi lingkungan
bagi penderita ISPA
4.1.14 Beri reinforcement positif
atas kemampuan keluarga.
71
72
BAB IV
PEMBAHASAN
73
B. Diagnosa
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat yaitu
pengelompokan data yaitu kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis
pada asuhan keperawatan klinik. Perawat mengelompokan data hasil pengkajian
dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok diagnosis keperawatan
danPerumusan diagnosis keperawatan, perumusan diagnosis keperawatan dapat
diarahkan kepada sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis meliputi
masalah, penyebab. Kemudian melakukan scoring untuk menentukan diagnosa
prioritas, sehingga didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Kurang pengetahuan pada Tn.B keluarga Tn.B berhubungan dengan KMK
merawat anggota keluarga dengan kurang terpajan informasi tentang hipertensi
2. Gangguan pola tidur pada An. D keluarga Tn.B berhubungan dengan KMK
merawat anggota keluarga dengan gangguan pola tidur.
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.E keluarga Tn.B b.d KMK merawat
anggota keluarga dengan ISPA.
C. Perencanaan
Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kreteria dan standar yang mengacu
pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi
pada kreteria dan standar. Rencana tindakan diarahkan untuk mengubah
pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga sehingga pada akhirnya keluarga mampu
memenuhi kebutuhan kesehatan anggota kelurganya dengan bantuan minimal dari
perawat. Penulis berencana untuk melibatkan keluarga secara aktif agar keluarga
memiliki tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri.
Pada saat melakukan perencanaan sudah mencoba untuk menstimulasi
kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara; memberi informasi yang tepat, menstimulasi keluarga untuk
memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit,
membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi lingkungan) yang dapat,
memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya.
Tetapi sepertinya keluarga kurang menyadari masalah kesehatan yang dihadapi
keluarga, dan dampak yang akan dihadapi jika masalah tersebut tidak ditangani.
Sehingga penulis agak sulit untuk melakukan implementasi. Penulis mencoba untuk
memberikan pengertian yang baik kepada keluarga sehingga akhirnya keluarga dapat
74
menerima dengan baik. Perencanaan sendiri terdiri dari penyuluhan yang terlebih
dahulu melakukan kontrak waktu terlebih dahulu.
D. Pelakasanaan
Sesuai dengan yang telah disepakati pada perencanaan, maka penulis melakukan
implementasi berupa penyuluhan dan demonstrasi yang berisi informasi mengenai
kesehatan meliputi informasi mengenai hipertensi, gangguan pola tidur dan ISPA.
Walaupun sudah ada kontrak waktu, yaitu tanggal 5-6 Mei 2014 tetapi penulis
kesulitan untuk mengumpulkan semua anggota keluarga. Karena harus menyesuaikan
dengan kegiatan anggota keluarga. Tetapi semua kegiatan dapat berjalan dengan baik
dan keluarga pun sangat senang dengan informasi yang diberikan.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses akhir dari asuhan keperawatan untuk menilai
perkembangan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Kita dapat melihat bahwa
Adanya kemauan keluarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
yang muncul, dan adanya peningkatan keterampilan dalam mengatasi masalah yang
muncul. Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan anak remaja pada keluarga
pada Tn. B mulai dilakukan tanggal 1 sampai 7 Mei 2014 sebagian besar sudah
memenuhi harapan yang sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Secara umum yang bisa dievaluasi pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada
keluarga Tn. B.
Tindakan keluarga yang masih perlu dievaluasi yaitu mengenai perawatan
keluarga dan mengambil keputusan terhadap tindakan kesehatan terhadap An.D dan
Tn.B mengenai hipertensi dan gangguan pola tidur mengenai asupan nutrisi yang
diberikan, keluarga harus mampu mevariasikan masakan untuk Tn.B agar dapat
mengontrol tekanan darahnya dan menggunakan pelayanan kesehatan agar keluarga
Tn.B mampu untuk lebih menggunakan pelayanan kesehatan untuk mengontrol
masalah kesehatan pada keluarga yang sudah ada sehingga tidak berakibat lanjut.
Secara keseluruhan asuhan keperawatan keluarga dengan remaja pada Tn.B dapat
dilaksanakan dengan baik..
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa
tugas perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan
keluarga ini tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya
perkembangan keluarga pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada
setiap-setiap individu di keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas
perkembangan tersebut meliputi; memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang
kepada remaja, mempertahankan komunikasi terbuka didalam keluarga, membina
hubungan intim, serta melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait dengan
perkembangan keluarga pada saat ini.
Dari asuhan keperawatan kasus yang kami lakukan pengkajian, disini kami
menemukan beberapa data maupun masalah yang berhubungan dengan perkembangan
keluarga dengan anak usia remaja, seperti disini kami menemukan bahwa orangtua masih
memakai pengambilan keputusan sepihak tanpa mengajak anak remajanya untuk
mendiskusikan apa yang ada dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga belum
mengetahui mengenai tugas dan perkembangan keluarga yang pada saat ini berada pada
tahap perkembangan keluarga denagan anak usia remaja. Pada keluarga ini juga ditemukan
penyakit yang berkaitan dengan masalah kesehatan didalam keluarga pada tahap
perkembangan anak usia remaja serta tugas dan peran perawat didalamnya. Dari sini kami
mencoba untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat serta merencanakan
intervensi yang akan dilakukan nanti untuk mengatasi masalah yang terjadi serta
meningkatkan keluarga dalam menyelesaikan tugas dan tahap perkembangan keluarga saat
ini.
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut,
penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan
pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua
dengan anak remajanya.
B. Saran
76
1. Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia remaja, memahami tugas-tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi
pada tahap ini, peran dan tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas
perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap
perkembnagan keluarga dengan anak usia remaja.
2. Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan
asuhan keperawatan keluarga dengan anak remaja agar dapat menerapkan dan
memberikan pelayanan yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin
mengalami masalah yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan
keluarga dengan anak usia remaja ini.
3. Puskesmas
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang paling sering
dijadikan tempat oleh masyarakat khususnya keluarga dalam membawa anggota
keluarganya yang sakit, diharapkan untuk lebih memahami dan memandang setiap
individu adalah bagian dari keluarga yang mempunyai tahap perkembangan keluarga
tersendiri. Dan dapat lebih ditekankan dalam pemberian pelayanan dan pendidikan
kesehatan dirumah, karena dirumah ada keluarga dimana tempat individu berada
paling sering, sehingga pemberian pelayanan kesehatan akan menjadi lebih baik dan
efektif
DAFTAR PUSTAKA
77
Friedman, Marilyn. (1998) .Keperawatan Keluarga. EGC:Jakarta
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas. Salimba
Medika :Jakarta
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC:Jakarta
78