Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Beleid populis ini mendapat dukungan dari para pengusaha pribumi. Terlebih
lagi dari para pengusaha yang juga politikus PNI. Memang kelompok terakhir inilah
yang mendapat untung besar dari beleid nasionalisasi itu. Dengan cepat Iskaq
menyebarkan lisensi impor,kredit pemerintah, serta dana perbankan lainnya kepada
pengusaha yang punya kaitan erat dengan PNI. Hasilnya,lisensi impor
menggembung dengan cepat. Dalam memoarnya, Ali Sastroamidjojo menulis
Indonesianisasi berjalan begitu cepat.
Manisnya bisnis gula zaman belanda sempat menggoda raja jawa. KGPAA
mangkunegoro IV mengoperasikan PG tasikmadu. Dua pabrik gula itu kini terletak di
kabupaten karanganyar,jawa tengah. Saying pada 1998,OG colomadu gulung tikar
karena kekurangan pasokan tebu. PG tasikmadu sekarang juga menghadapi
persoalan semakin sempitnya lahan tebu. Untuk memecahkan persoalan
lahan,administrator PG tasikmadu,hanung trihutomo,menjalin kerja sama dengan
petani tebu. Pabrik gula bertindak selaku pengolah tebu yang ditanam petani. Gula
yang dihasilkan dibagi dua : 56% untuk petani dan 44% untuk pabrik. dengan cara
seperti itu,banyak petani tertarik bekerja sama kata hanung.
Lewat cara seperti itu,PG Tasikmadu mendapat pasokan tebu dari pelbagal
daerah di luar kabupaten karanganyar. Antara lain dari petani di
grobogan,sragen,sukoharjo,wonogiri dan boyolali. Sulitnya mempertahankan
industry pengolahan tebu juga dialami PG Djatiroto,Lumajang,Jawa timur,yang
berdiri sejak 1910. PG djatiroto dapat bertahan setelah melakukan perombakan
total mesin produksinya pada 1978 dan 1989. Namun,seperti dikatakan Ir. Soejitno
Irmin,administrator PG Djatiroto,memang banyak tebu yang digiling,tapi gula yang
dihasilkan hanya sedikit. itu karenan rendemen tebu sekarang kalah jauh di
bandingkan dengan tebu zaman belanda. Kata soejitno irming kepada taufan luko
bahana dari gatra. Semakin sempitnya lahan,rendahnya rendemen,ditambah
persoalan teknologi pengolahan gula yang using mengakibatkan sebagian besar
pabrik gula warisan belanda gulu tingkar.
Pada tahun 1929,pabrik gula belanda mencapai 179 unit. Sekarang yang
masih beroperasi tinggal 70 pabrik. Termasuk kebun rakyat. 2,3 juta hektar 60%
diantaranya dibudidayakan diluar jawa,dengan konsentrasi terbesar di sumatera
utara dan sumatera selatan. Nasib rakyat bumiputra mendingan . mereka bias
bekerja di kebun kebun belanda dengan upah mingguan. Pekerbunan tebu
mengalami zaman keemasan hingga 1930. Pemerintah belanda membangun
banyak lembaga penelitian kebun percobaan. Dibogor,misalnya, dibangun lembaga
riset untuk menangani hama dan penyakit tanaman. Ada pula lembaga penelitian
yang focus ke pengadaan varietas baru.
Masa gemilang zaman kolonial memang sudah berakhir. Yang tersisa sebagai
warisan colonial hanyalah pohon pohon tua di perkebunan, bangunan lapuk, dan
mesin mesin yang uzur. Namun dibaliknya masih terbaca jelas pelajaran tentang
bagaimana membangun disiplin,bekerja cermat,hemat,jujur,dan akuntabel. Ini tak
berhubungan dengan kolonialisme.