Vous êtes sur la page 1sur 41

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI RADIO GELOMBANG MIKRO

MODUL II PROSES INPUT DATA DAN PRINT PROFILE PATHLOSS 4.0

DISUSUN OLEH :
Melinda Br Ginting
14201017

Partner Praktikum : Jefri Simarmata 14201016


M Zidny Hilman 14201018

Asisten Praktikum : Alia Sherrin Yuchintya 15101100


Intan Erlita Dewanti 16101234
Muhammad Azhar 16101239

LABORATORIUM KOMPUTER
SEKOLAH TINGGI TEKNIK TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL I
PENGENALAN PATHLOSS 4.0 DAN GOOGLE EARTH
I. DASAR TEORI
A. Propagasi Gelombang Radio
Berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
propagasi secara indoor dan propagasi outdoor. Seluruh model propagasi
tersebut adalah model propagasi ruang bebas atau yang disebut dengan
free space loss. Yang terjadi apabila tidak terdapat penghalang sama sekali.
Propagasi ruang bebas berfungsi untuk memperkirakan releksi, Difraksi
dan scatering.
Free Space
Yang mengasumsikan propagasi yang terjadi pada satu lintasan dan
tidak terjadi refleksi ataupun gangguan lain dan fressnell zone harus
bebas halang.
Refleksi
Pada kondisi ini, sinyal yang datang menuju penerima mengalami
pantulan terhadap suatu objek.
Defraksi
Terjadi ketika sinyal yang melewati suatu objek mempunyai bentuk
yang tajam.
Scattering
Terjadi ketika signal mlewati suatu objek yang kasar atau tajam yang
mengakibatkan hamburan terpecah pecah menjadi beberapa sinyal.

Gambar 1.1 Multipath Fading

B. Software Pathloss 4.0


Software pathloss yaitu software yang digunakan untuk
merencanakan link gelombang mikro point to point yang sering digunakan
di Indonesia atau bahkan di dunia. Pathloss 4.0 dibuat pertama oleh
Contract Telecommunication Engineering yang berasal dari British
Collumbia, Canada. Fungsi software pathloss adalah untuk menentukan
line of sight dan link budget dari suatu perencanaan link gelombang radio
mikro point to point yang sering digunakan oleh para Transmission
Network Planning (TNP).
Fitur utama yang ada di software pathloss 4.0 adalah sebagai
berikut :
Kalkulasi performasi Link.
Analisa reflection dan multipath.
Optimasi ketinggian antena.
Membuat Link Profile (terrain data dari peta digital,*,txt atau
manual).
Administrasi geo-referentiated ortophotos.
Analisa interferensi.
Import/export data melalui format text.
Pathloss 4.0 memiliki frekuensi 30 100 Mhz dan direlease
menggunakan peta digital dengan akurasi 90 meter yang dibuat oleh
Stuttleradat Topograpy Mission (SRTM) dengan pembagian 2 disk yaitu :
Disk 1 meliputi : Amerika Utara dan Amerika Selatan
Disk 2 meliputi : Eropa, Afrika dan Asia (untuk Indonesia memakai
disk ini dengan kapasitas sebesar 2Gb).[1]
Saat kita mendesain jaringan telekomunikasi radio menggunakan
Pathloss 4.0 hal yang paling utama dan diperhatikan adalah penembahan
pelemahan sinyal dikarenakan hujan. Dalam hal penambahan pelemahan
hujan ini terjadi pada rugi-rugi jalur transmisi yang menggunakan media
udara tak terpadu. Sebelum membahas mengenai informasi metode
perhitungan rugi-rugi ini perlu diperhatikan mengenai informasi tentang
masalah hujan tersebut. Maka, ketika membahas mengenai hujan, suatu
satuan hujan akan dinyatakan dalam millimeter perjam. Sebelum
implementasi perancangan jaringan harus mampu memprediksi setiap
kemungkinan yang akan muncul pada rugi-rugi ruang bebas tersebut.
Rekomendasi pembagian area hujan yang sering digunakan adalah dari
ITU-R Pn ..837-1. Di software pathloss 4.0 ini, daerah hujan yang sering
dini mengikuti pembagian menurut ITU-R Pn ..837-1 dengan pembagian
area A sampai dengan area Q.[2]
Pada saat pertama kali kita menginstal pathloss 4.0, untuk dapat
melihat peta digital maka kita harus mengupdate software Pathloss 4.0
terlebih dahulu. Update bisa melalui website Pathloss bernama plw40_mu.
Maka kita dapat setup melalui configure-terrain database-setup sebagai
SRTM dan add file SRTM yang kita miliki dengan Indonesia
menggunakan eurasia.[1]
Pendukung yang digunakan untuk membantu software Pathloss 4.0
bertujuan untuk menampilkan topologi suatu daerah atau area. Selain
menggunakan peta digital, Pathloss 4.0 juga bisa mengunakan topologi
yang dimasukan secara manual dengan memiliki dasar survey lapangan
ataupun studi peta.[2]
C. Google Earth
Google Earth (GE) atau bisa juga disebut dengan Atlas Digital
Dunia yaitu software buatan google yang mampu memberikan gambar-
gambar dari satelite dengan menjadikan salah satu applikasi Geographic
Information System (GIS) secara gratis atau tidak berbayar dan mudah
untuk digunakan. Seperti aplikasi pada umumnya GIS menggunakan
konsep overlay yang tersimpan di dalam Google Earth. Oleh karena itu
sebagai user, kita dapat menambahkan sebuah layer untuk mendapatkan
informasi raster yang lebih menarik.

II. HASIL DATA

Gambar 2.1 Tampilan Utama Software Pathloss


Gambar 2.2 Toolbar File

Gambar 2.3 Tampilan pilihan pada menu Save As

Gambar 2.4 Toolbar Module

Gambar 2.5 Tampilan Terrain Data


Gambar 2.6 Tampilan Microwave Worksheet

Gambar 2.7 Tampilan Path Profile Data

Gambar 2.8 Tampilan Map Grid


Gambar 2.9 Tampilan Notepad

Gambar 2.10 Toolbar Configure

Gambar 2.11 Tampilan Microwave Antenna Configuration

Gambar 2.12 Tampilan Set Microwave Antenna Heights

Gambar 2.13 Tampilan Geographic Defaults


Gambar 2.14 Tampilan Configure Terrain Database

Gambar 2.15 Tampilan Select Database

Gambar 2.16 Tampilan Edit K List

Gambar 2.17 Tampilan pada pilihan Language


Gambar 2.18 Tampilan pada pilihan Directories

Gambar 2.19 Tampilan pada pilihan Convert

Gambar 2.20 Tampilan pada pilihan Fonts


Gambar 2.21 Tampilan Display Options

Gambar 2.22 Tampilan pada pilihan Program

Gambar 2.23 Toolbar Equipment

Gambar 2.24 Toolbar SDB

Gambar 2.25 Tampilan pada pilihan Import

Gambar 2.26 Tampilan pada pilihan Add Edit


Gambar 2.27 Toolbar Application

Gambar 2.28 Tampilan pada pilihan Copy

Gambar 2.29 Tampilan Page Setup


Gambar 2.30 Tampilan pada toolbar Display

Gambar 2.31 Tampilan Pathloss 4.0

Gambar 2.32 Toolbar Help

Gambar 2.33 Tampilan Google earth


Gambar 2. 34 Penetuan Titik Lokasi

Gambar 2. 35 Penetuan Titik Lokasi


Gambar 2.36 Contour pada Lokasi di Google earth

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pengenalan software Pathloss 4 dan google earth sebagai salah satu
tools untuk pelaksanaan praktikum Sistem Komunikasi Radio Gelombang
Mikro (KRGM). Sebelum mengenal kedua software tersebut maka lebih
baik tau terlebih dahulu apa itu KRGM yang merupakan mata kuliah yang
mempelajari mengenai propagasi dari gelombang mikro, dan mengetahui
apa itu model propagasi yang merupakan Berdasarkan jenisnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu propagasi secara indoor dan propagasi
outdoor atau acara memancarkan gelombang mikro. Untuk software yang
digunakan merupakan Pathloss dan google earth. Untuk mengenal
pengertian dan fungsi dari kedua software tersebut. Pathloss 4.0 adalah
pengurangan suatu rapat daya atau biasa disebut dengan attenuasi dari
gelombang elekromagnetik. Software pathloss sendiri dapat menjadi
komponen utama untuk mendesain link budget didalam telekomunikasi.
Sedangkan google earth bisa juga disebut dengan atlas dunia, dengan
software google earth yang di buat oleh google mampu memberikan
gambar-gambar dari satelit secara gratis dan mudah digunakan.
Dalam software pathloss 4.0 memiliki menubar seperti Files,
Module, Configure, Equipment, SDB, Application, Report dan Help. Isi
dari menubar File adalah Open (untuk membuka dokumen yang sudah
pernah dibuat), Save (untuk menyimpan dokumen yang dibuat), Save As
(untuk menyimpan dengan format yang berbeda, dalam pathloss file bisa
di simpan dengan format pathloss 3.0, Harris, dan Alcatel USA), New
(untuk membuat dokumen atau file yang baru), dan Exit (untuk keluar dari
software Pathloss 4.0).
Untuk menubar Module memiliki banyak toolbar yaitu Summary
(kesimpulan atau ringkasan data yang diperoleh pada pathloss), Terrain
Data (permukaan daerah), Antenna Heights (dalam praktikum tidak
muncul karena nilai atau data belum dimasukkan), worksheet (data yang
diperoleh dengan memasukan EIRP, Free Space Loss, Atmospheric
absorption loss, net path loss, RX signal, thermal fade margin dan worst
month-multipath), diffraction ( untuk mengatur kelengkungan bumi yang
tergantung oleh jarak yang ditentukan yang ditentukan dengan k factor
1.33 ) , reflection, multipath ( menunjukkan pancaran sinyal dari antena
pemancar ke antena penerima dari menu multipath yang bisa ilihat pula
pancaran sinyalnya, dan berisikan mengenai frequency, path length, field
margin, diffraction loss, climatic factor, terrain roughness, C factor, fade
occurrence factor, average annual temperature), print profile, network,
map grid, coverage, dan notes (untuk memberikan catatan).
Site List digunakan untuk menginputkan site site yang akan
dibuat link microwave yang harus diinput adalah site name, latitude dan
elevasi ( ketinggian tanah dari dasar laut ). Untuk Worksheet guna
melakakukan report dilakukan untuk melihat keseluruhan parameter yang
telah diinput serta hasil kualitasnya hope link yang digunakan dan nilai
avebelity yang bernilai bagus berkisar 99,99996.
Menubar Configure juga memiliki toolbar yang banyak yaitu
antenna configuration (dalam microwave antenna configuration kita harus
memilih jenis antena lalu kita klik OK), antenna heights (pengaturan
antena yang akan digunakan), geogrephic defaults (pemilihan mengenai
Datum, ellipsoid, grid coordinate system second format dan allow non
standard UTM Zones), terrain database (berisi mengenai pemilihan
primary dan secondary), open site database (pengisian besarnya
coordinate check range dalam satuan seconds), edit K list (pengisian nilai
dari 1-10), language (pemilihan bahasa yang akan digunakan yaitu
English, francais, espanol, dan translation), directories (mengenai
Microwave antenna codes, Microwave radio codes, dan VHF-UHF
antenna codes), convert (berisi Microwave anttena ASCII File, Microwave
Radio ACII File, VHF_UHF Antenna ASCII File, Pathloss Version 3.0
File), fonts (jenis yang akan dipilih yaitu antara Axis atau Titles), display
opstions (untuk menampilkan warna-warna agar memudahkan pembaca
membedakan antara komponen satu dengan yang lainnya,dapat mengatur
warna, clip board size logo, line widths, dan profile), dan program (dalam
software Pastloss ini dapat melakukan initialize program, uninitialize
program dan upgrade program).
Equipment memiliki 3 tools dengan pengaturan antenna index,
radio index, dan TX Channels. SDB dengan tools import, add edit,
database info, interference, view error log, report.
Application adalah menubar dengan pengaturan pemilihan project
yang akan kita buat, contohnya adalah pemilihan application antara
Microwave atau VHF-UHF, link type dengan pilihan point to point atau
point to multipoint, Hub Site dengan memilih Site 1 atau Site 2, dan Unit
dengan pemilihan Kilometers-Meters atau Miles-Feet, dan yang terakhir
adalah memasukan Sector number.
Software Pathloss juga dapat mencetak, dan memperbanyak
dokumen yang dibuat. Di dalam menubar Print kita dapat mencetak dan
meng-copy dengan 2 pilihan yaitu coverage dan legend, sebelum dicetak
maka dapat juga di lakukan pengaturan untuk mendapatkan hasil cetakan
yang baik yaitu dengan cara page setup dan untuk mengatur printer dapat
dilakukan dengan cara print setup.
Untuk mendapatkan data yang yang akan dimasukkan pada
software Pathloss maka dibutuhkan software pendukung untuk
menghitung titik longitute dan latitude suatu daerah. Software yang
digunakan adalah Google Earth. Google Earth yaitu suatu software yang
memberikan gambar-gambar dari satelite secara gratis dan sangat mudah.
Pada google earth yang dilakuakn adalah memasukan titik lokasi pertama
untuk pembangunan BTS dan titik titik lainnya yang akan dihubungkan,
serta dapat melihat titik elevasi dan contour buminya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Pathloss merupakan software untuk perencanaan pancaran antena
microwave untuk komunikasi antara BTS.
2. Untuk difraksi frekuensi ang jaraknya lebih dari 16 Km maka akan
menjadi frekuensi loss dengan ketentuan nilai k factor sebesar 1,33
yang tergantung dari jaraknya.
3. Nilai avebelity yang baik adalah sebesar 99,99996.
4. Google earth bisa juga disebut dengan atlas dunia, dengan software
google earth yang di buat oleh google mampu memberikan gambar-
gambar dari satelit secara gratis dan mudah digunakan.
5. Geogle Earth sangat membantu karena untuk mendapatkan data yang
dibutuhkn pada Software Pathloss 4.0.
B. Saran
1. Untuk perkenalan software sendiri mungkin tidak hanya Pathloss 4
tetapi juga diperkenalkan Pathloss 5.
2. Dalam pelaksanaan praktikum praktikan diharapkan sudah
mempelajari materi sebelum Praktikum, dan asisten sudah menguasai
materi serta dosen juga diminta untuk ikut mendampingi asisten dan
membantu menjelaskan.
3. Ketersediaan alat baik itu komputer yang sudah berisikan software
yang akan digunakan serta koneksi internet yang bagus agar tidak
menghambat jalannya kegiatan praktikum.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Pangandaran, RANCANGAN JARINGAN TRANSMISI RADIO, 2016
diakses 17 Oktober 2016, pukul 20.00 WIB.
[2] D. Guna and M. Sebagian, ANALISA TRANMSMISI MICROWAVE
UNTUK INSTALASI SITE 164, 2009 diakses 18 Oktober 2016, pukul
15.35 WIB
[3] Hutauruk. Sindak, "Rugi-rugi Komunikasi Seluler" eprints.dinus.ac.id
diakses 18 Oktober 2016, pukul 16.00 WIB.
LAMPIRAN

MODUL II
PROSES INPUT DATA DAN PRINT PROFILE PATHLOSS 4.0
I. DASAR TEORI
A. Propagasi Gelombang Radio
Berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
propagasi secara indoor dan propagasi outdoor. Seluruh model propagasi
tersebut adalah model propagasi ruang bebas atau yang disebut dengan
free space loss. Yang terjadi apabila tidak terdapat penghalang sama sekali.
Propagasi ruang bebas berfungsi untuk memperkirakan releksi, Difraksi
dan scatering.
Free Space
Yang mengasumsikan propagasi yang terjadi pada satu lintasan dan
tidak terjadi refleksi ataupun gangguan lain dan fressnell zone harus
bebas halang.
Refleksi
Pada kondisi ini, sinyal yang datang menuju penerima mengalami
pantulan terhadap suatu objek.
Defraksi
Terjadi ketika sinyal yang melewati suatu objek mempunyai bentuk
yang tajam.
Scattering
Terjadi ketika signal mlewati suatu objek yang kasar atau tajam yang
mengakibatkan hamburan terpecah pecah menjadi beberapa sinyal.

Gambar 1.1 Multipath Fading


Faktor yang mempengaruhi kinerja sistem konumikasi radio gelombang
mikro ialah sebagai berikut :

1. Antena
Adalah pengubah besaran listrik menjadi gelombang elektromagnetik yang
kemudain akan dipancarkan ke angkasa dan sebaliknya
2. Pengaruh Atmosphere
Yang merupakan butiran hujan yang memberikan redaman terhadap
gelombang elektromagnetik yang melintas, sehingga mempengaruhi
performance sistem yang berkaitan dengan efek atmosphere sendiri.
a. Absorbsi
Dapat disebabkan oksigen dalam atmosfer, hujan dan kabut. Hal ini
menyebabkan energi yang dipropagasikan mengalami redaman
(atenuasi meningkat0. hujan yang lebat menyebabkan atenuasi dapat
meningkat 1 dB/km pada gelombang yang berfrekuensi 6-10 GHz, dan
untuk gelombang dengan frekuensi lebih dari 10 GHz dapat meningkat
sampai 10 dB/km.
b. Refraksi (Pembiasan)
Dapat terjadi dikarenakan pengaruh perubahan temperatur,
kelembaban dan kerapatan atmosfer refraksi dapat menyebabkan
penyimpangan berkas gelombang mikro dari sinyal yang merambat.
c. Duct
terjadi dikarena kondisi temperatur dan kerapatan atmosfer yang
bervariasi. Di sini berkas gelombang mikro hanya terpantul-pantul di
suatu daerah tertentu pada atmosfer, terjebak dan sulit dipropagasikan.
3. Terrain Effect
Atau bisa dikatakan kondisi suatu daerah yang dilintasi dan sangat
diharapkan terjadi suatu LOS atau Line of Sight atau bisa juga dikatakan
bebas hambatan. Terrain Effect sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
:
a. Zona Fresnel
Adalah zona untuk menghindari terjadinya pemantulan pada tanah atau
yang disebut dengan multipath.

Gambar 1.2 Contoh Fresnell Zone


b. Clearance
Adalah daerah atau lintasan bebas hambatan yang ditransmisikan line
of sight yang disebut clerance.
c. Free Space Loss
Adalah redaman bebas yang didefinisikan sebagai rugi rugi
propagasi di ruang bebas antara dua antena.
II. HASIL DATA

Gambar 2.1 Site List


Penginputan atau memasukkan Site data A dan Site data B dari google earth
ke Pathloss 4.0 yaitu berupa latitude dan longitude
Gambar 2.2 Terrain Data
Setelah memasukkan data Site maka akan dilakukan pemunculan gambar
Terrain data dari kedua Site A dan B serta pemberian strucktur penghalang
atau obstecle pada jarak antar kedua site.

Gambar 2.3 Antenna Heigh


Setelah kita menentukan atau memperkirakan obtecle yang terdapat diatantara
jarak antena, maka akan terlihat gambar antenna heigh dan obstecle yang ada
dijarak antara kedua site.
Gambar 2.4 Print Profile
Berikut adalah bentuk gambar print profile dari inputan data site A dan data
site B dapat dilihat penghalang, antenna heigh dan longitude serta latitudenya.

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Untuk melakukan proses input data serta print profil pada Pathloss 4.0
melalui beberapa prose pula. Yaitu mulai dari dilakukannya penetuan
wilayah yang akan diambil datanya yaitu seperti yang dilakukan pada
praktikum yaitu digunakan wilayah mulai dari STT Telematika Telkom
Purwokerto menuju ke daerah Gerbang Lokawisata Baturraden.
Penetuan titik lokasi menggunaka software google earth guna untuk
meliah jalan yang akan dilalui serta pemberian titik berhenti setiap 500 m
(sesuai yang sudah ditentukan) dan mengukur obstecle, terrain dan
penghalang yang ada setiap jarak 500 m.
Untuk titik lokasi dari STT Telematika Telkom Puwokerto menuju
Gerbang Lokawisawat Baturraden minimal dilakukan pemberian titik
sebanyak 10 titik point menggunakan alat GPS. Dan disetiap pemberhentian
titik yang telah ditentukan atau dilihat dari google earth maka akan dilihat
pula penghalang, sudut dan terrainnya, yang kemudian data tersebut akan
diinput kedalam Pathloss 4.0.
Setelah selesai melakukan pemberian titik maka data yang sudah ada
akan dimasukkan kedalam Pathloss atau yang disebut Site List. Pada Site
List ada dua data yaitu dari dari Site A dan data dari Site B yang mana
berisikan Latitude dan Longitude dari daerah yang telah ditentukan
lokasinya tadi. Untuk melihat nilai latitude dan longitude dapat dilihat pada
google earth pilih properti yang berisikan nilai dari sitenya. Lakukan
pengkopian data tetapi niali yang berasal dari google earth yang terdapat
tanda koma diatasnya diubah menbaji spasi ketika di pathloss 4.0 agar nilai
tidak berubah dan ubah terlebih dahulu nilai feet menjadi meter.
Setelah melakukan penginputan data maka akan dimasukkan pula data
Obstecle, terrain dan sudut serta jarak yang telah ditentukan sehingga kita
dapat melihatnya di antenna heigh tampilan dari lokasi jarak antara site yang
telah ditentukan terjadi benturan atau tidak. Dan setelah itu dapat dilihat
print profile dari kedua site, longitude, latitiude dan obstecle kedua site yaitu
site A dan site B dari lokasi yang telah ditentukan beserta dengan titik
pointnya.
IV. KESIMPUALAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Untuk melakukan input data dan print profile sendiri harus
ditentukan terlebih dahulu hal hal yang ada dalam input data serta
lokasi pemberian titik.
2. Untuk memasukkan nilai latitude dan longitudenya dalam bentuk
satuan meter dan ketika memindahkan data dari google earth ke
Pathloss 4.0 harus di spasi agar nilai tidak berubah.
3. Nilai Obstecle dan Terrain sangat berpengaruh pada tampilah di
antena heigh.
B. Saran
1. Untuk perangkat saat pelaksanaan praktikum mungkin harus lebih
diperbanyak lagi.
2. Untuk aplikasi yang digunakan sebaiknya menggunkan pathloss 5
saja agar bisa digunakan pada laptop yang 64 bit dan 32 bit sehingga
lebih efektif.
3. Untuk praktikum alangkah lebih baik disertakan dengan modul yang
sudah diprint sehingga saat pelaksanaan praktikum bisa lebih efektif
lagi.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. S. Purbawanti, "Pengaruh Fading," 2011. [Online]. Available:
www.portalgaruda.org/article. [Accessed Minggu November 2016].
2. Hutauruk. Sindak, "Rugi-rugi Komunikasi Seluler" eprints.dinus.ac.id
diakses 18 Oktober 2016, pukul 16.00 WIB.
3. D. Guna and M. Sebagian, ANALISA TRANMSMISI MICROWAVE
UNTUK INSTALASI SITE 164, 2009 diakses 18 Oktober 2016, pukul
15.35 WIB.
LAPORAN PRAKTIKUM
KOMUNIKASI RADIO GELOMBANG MIKRO
MODUL III MENU WORKSHEET, INTERFEENSI DAN HASIL LINK
BUDGET

DISUSUN OLEH :
Melinda Br Ginting
14201017

Partner Praktikum : Jefri Simarmata 14201016


M Zidny Hilman 14201018
Asisten Praktikum : Alia Sherrin Yuchintya 15101100
Intan Erlita Dewanti 16101234
Muhammad Azhar 16101239

LABORATORIUM KOMPUTER
SEKOLAH TINGGI TEKNIK TELEMATIKA TELKOM
PURWOKERTO
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2016
MODUL III
MENU WORKSHEET, INTERFEENSI DAN HASIL LINK BUDGET
I. DASAR TEORI
A. Software Pathloss 4.0
Software pathloss yaitu software yang digunakan untuk
merencanakan link gelombang mikro point to point yang sering
digunakan di Indonesia atau bahkan di dunia. Pathloss 4.0 dibuat
pertama oleh Contract Telecommunication Engineering yang berasal
dari British Collumbia, Canada. Fungsi software pathloss adalah untuk
menentukan line of sight dan link budget dari suatu perencanaan link
gelombang radio mikro point to point yang sering digunakan oleh para
Transmission Network Planning (TNP).
Fitur utama yang ada di software pathloss 4.0 adalah sebagai
berikut :
Kalkulasi performasi Link.
Analisa reflection dan multipath.
Optimasi ketinggian antena.
Membuat Link Profile (terrain data dari peta digital,*,txt atau manual).
Administrasi geo-referentiated ortophotos.
Analisa interferensi.
Import/export data melalui format text.
Pathloss 4.0 memiliki frekuensi 30 100 Mhz dan direlease
menggunakan peta digital dengan akurasi 90 meter yang dibuat oleh
Stuttleradat Topograpy Mission (SRTM) dengan pembagian 2 disk yaitu
:
Disk 1 meliputi : Amerika Utara dan Amerika Selatan
Disk 2 meliputi : Eropa, Afrika dan Asia (untuk Indonesia memakai
disk ini dengan kapasitas sebesar 2Gb).[1]
Saat kita mendesain jaringan telekomunikasi radio
menggunakan Pathloss 4.0 hal yang paling utama dan diperhatikan
adalah penembahan pelemahan sinyal dikarenakan hujan. Dalam hal
penambahan pelemahan hujan ini terjadi pada rugi-rugi jalur transmisi
yang menggunakan media udara tak terpadu. Sebelum membahas
mengenai informasi metode perhitungan rugi-rugi ini perlu diperhatikan
mengenai informasi tentang masalah hujan tersebut. Maka, ketika
membahas mengenai hujan, suatu satuan hujan akan dinyatakan dalam
millimeter perjam. Sebelum implementasi perancangan jaringan harus
mampu memprediksi setiap kemungkinan yang akan muncul pada rugi-
rugi ruang bebas tersebut. Rekomendasi pembagian area hujan yang
sering digunakan adalah dari ITU-R Pn ..837-1. Di software pathloss
4.0 ini, daerah hujan yang sering dini mengikuti pembagian menurut
ITU-R Pn ..837-1 dengan pembagian area A sampai dengan area Q.[2]
Pada saat pertama kali kita menginstal pathloss 4.0, untuk dapat
melihat peta digital maka kita harus mengupdate software Pathloss 4.0
terlebih dahulu. Update bisa melalui website Pathloss bernama
plw40_mu. Maka kita dapat setup melalui configure-terrain database-
setup sebagai SRTM dan add file SRTM yang kita miliki dengan
Indonesia menggunakan eurasia.[1]
Pendukung yang digunakan untuk membantu software Pathloss
4.0 bertujuan untuk menampilkan topologi suatu daerah atau area.
Selain menggunakan peta digital, Pathloss 4.0 juga bisa mengunakan
topologi yang dimasukan secara manual dengan memiliki dasar survey
lapangan ataupun studi peta.
B. Google Earth
Google Earth (GE) atau bisa juga disebut dengan Atlas Digital
Dunia yaitu software buatan google yang mampu memberikan gambar-
gambar dari satelite dengan menjadikan salah satu applikasi
Geographic Information System (GIS) secara gratis atau tidak berbayar
dan mudah untuk digunakan. Seperti aplikasi pada umumnya GIS
menggunakan konsep overlay yang tersimpan di dalam Google Earth.
Oleh karena itu sebagai user, kita dapat menambahkan sebuah layer
untuk mendapatkan informasi raster yang lebih menarik.
II. HASIL DATA
Gambar 2.1 Tampilan Submenu Worksheet

Gambar 2.2 Tampilan Path Profile Data

Gambar 2.3 Pengaturan Frekuensi dan C Factor Path Profile Data

Gambar 2.4 Tampilan Antennas TR-TR


Gambar 2.5 Input Antenna Code Index dari Frekuensi 15 GHz

Gambar 2.6 Memilih Both Dengan Gain Terbesar

Gambar 2.7 Hasil Both


Gambar 2.8 Tampilan Transmission Lines TR-TR

Gambar 2.9 Input TX Line Length pada Transmission Lines TR-TR

Gambar 2.10 Tampilan Branching Network TR-TR


Gambar 2.11 Input Circ. Branching Loss

Gambar 2.12 Tampilan Radio Equipment

Gambar 2.13 Membuat New Index Dengan Frekuensi 15 Ghz


Gambar 2.14 Hasil Radio Code Index

Gambar 2.15 Hasil Both

Gambar 2.16 Tampilan TX Channels


Gambar 2.17 Input Data Pada TX Channels

Gambar 2.18 Hasil Data Yang Sudah Dimasukkan

Gambar 2.19 Memilih ID Hi Pada Site 1 Hi


Gambar 2.20 Tampilan Rain

Gambar 2.21 Memilih Load Rain File Pada ITU Wilayah INDONESIA

Gambar 2.22 Hasil Load Rain File


Hasil menu report
Microwave Worksheet - SITE B-SITE A.pl4

SITE B SITE A

Elevation (m) 74.00 1009.00

Latitude 07 17 59.75 S 07 25 57.00 S

Longitude 109 13 03.19 E 109 14 54.74 E

True azimuth () 166.87 346.86

Vertical angle () 3.45 -3.55

Antenna model HSX10-144 (R) HSX10-144 (R)

Antenna height (m) 30.00 30.00

Antenna gain (dBi) 50.50 50.50

TX line length (m) 15.00 15.00

Connector loss (dB) 0.60 0.60

Circ. branching loss (dB) 3.00 3.00

Frequency (MHz) 15000.00

Polarization Vertical

Path length (km) 15.30

Free space loss (dB) 139.68

Atmospheric absorption loss (dB) 0.43

Net path loss (dB) 46.31 46.31

Radio model PASOLINK+ 15G 52MB PASOLINK+ 15G 52MB

TX power (watts) 0.04 0.04

TX power (dBm) 16.50 16.50

EIRP (dBm) 63.40 63.40

TX Channels 1h 14924.5000V 1l 14504.5000V

RX threshold criteria BER 10-3 BER 10-3

RX threshold level (dBm) -78.00 -78.00

RX signal (dBm) -29.81 -29.81

Thermal fade margin (dB) 48.19 48.19

Climatic factor 1.00

C factor 1.00
Fade occurrence factor (Po) 3.22E -02

Average annual temperature (C) 10.00

Worst month - multipath (%) 99.99993 99.99993

(sec) 1.831.83

Annual - multipath (%) 99.99998 99.99998

(sec) 5.505.50

(% - sec) 99.99997 - 11.01

Rain region ITU Region P

Flat fade margin - rain (dB) 48.19

Rain rate (mm/hr) 115.82

Rain attenuation (dB) 48.22

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum ini akan dilakukan memasukkan nilai nilai yang
terdapat pada parameter yang dibtuhkan untuk menu worksheet, dengan kata
lain informasi mengenai perangkat yang akan dimasukkan. Guna
menentukan performa link yang ingin digunakan yaitu seperti frekuensi
yang digunakan jenis antena yang dibunakan serta frekuenasi daerah hujan.
Yang harus dilakukan ialah menentukan titik terlebih dahulu dan
membuat dua site sebagai contohnya, lalu mengisi module pada setiap site
yang telah ditentukan seperti memasukkan data frekuensi yang dibunakan
seperti saat ini yang digunakan ialah frekuensi 15.000 Hz setelah itu
lakukan setting frekuensi polarisasi.
Melalui path profile data akan tertera dengan jelas parameter data apa
saja yang dibutuhkan mulai dari frekuensi, Path length, field margin,
diffraction loss, climatic factor, terrain, c factor dan sebagainya. Seperti
frekuensi yang digunakan saat ini ialah 15000 MHz.
Lalu akan dilakukan setting antenna di kedua Site yaitu site A dan site
B, yang mana akan ditentukan antenna model dan antena heightnya yaitu
kedua site sebesar 30, apabila data seperti frekuensi dan yang lainnya tidak
sama maka dapat dilakukan dengan menginput antena coe index contohnya
dari frekuensi data yang telah ada.
Setelah frekuensi dan model antena ditentukan maka tampilkan
tampilan transmission line TR-TR, input line lengthnya dan masukkan nilai
connector loss sebesar 0,60. Setelah selesai tampilkan branching network
masukkan nilainya sebesar 3.00 untuk kedua site.
Buat index yang baru dengan frekuensi 15 GHz lalu masuukan hasi
radio code index yang sama dikedua site dan masukkan data pada TX
channelI akan terlihat ID hi dan TX chanel kedua site maka akan
ditampilkan frekuensi daerah hujan sesuai dengan ketetapan ITU untuk
wilayah Indonesia.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Ketentuan nilai daerah untuk Hujan sudah ditetapkan oleh ITU untuk
wilayah Indonesia.
2. Software pathloss yaitu software yang digunakan untuk
merencanakan link gelombang mikro point to point yang sering
digunakan di Indonesia atau bahkan di dunia.
3. Untuk frekuensi yang digunakan harus sama antara site yang datu
dengan yang lain.
B. Saran
1. Penambahan jumlah PC agar praktikum lebih maksimal lagi.
2. Untuk setiap praktikum diharapkan adanya penambahan modul
dalam bentuk hardcopy.
3. Praktikan harus sudah mengetahui materi apa yang akan diajarkan
atau dipraktikkan.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. D. Pangandaran, RANCANGAN JARINGAN TRANSMISI RADIO,
2016 diakses 17 Oktober 2016, pukul 20.00 WIB.
2. D. Guna and M. Sebagian, ANALISA TRANMSMISI MICROWAVE
UNTUK INSTALASI SITE 164, 2009 diakses 18 Oktober 2016, pukul
15.35 WIB.
3. Anonymous, Pengenalan Pathloss, 2016 diakses 10 Desember 2016,
pukul 21.00 WIB.

Vous aimerez peut-être aussi