Vous êtes sur la page 1sur 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EDEMA PADA KLIEN CKD

oleh:
Lubabul Jannah
M. Kholil Arifin
Imron Firmansyah
Friska Hariyani

PRODI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2017SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Edema pada Klien CKD


Sasaran : Pasien dan keluarga di Ruang HD RSU Dr. Saiful
Anwar Malang
Tempat dan Kegiatan : RuangHD RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Hari/ Tanggal : 25 Februari 2017
Alokasi Waktu : 30 menit
Pemateri : Mahasiswa PKK III Pogram Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso

A. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan ini, peserta diharapkan mampu
mengenali dan memahami edema yang terjadi pada CKD
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu memahami:
a. Pengertian CKD dan edema
b. Mengerti proses dan penyebab terjadinya edema pada CKD
c. Cara mencegah terjadinya edema pada CKD
B. Sub PokokBahasan
1. Pengertian CKD dan edema
2. Proses terjadinya edema pada CKD
3. Cara penanganan terjadinya edema pada CKD
Kegiatan

Tahap Kegiatan Metode

Pendahuluan 1. Memperkenalkan diri, mengucapkan Ceramah


5 menit salam
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
penyuluhan
3. Membuat kontrak waktu
4. Menggali pengetahuan awal peserta
tentang edema pada CKD
Penjelasan 1. Menjelaskan materi tentang CKD, proses Ceramah
topic terjadinya edema pada CKD dan cara
Tanya jawab
25 menit penanganan edema pada CKD
2. Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya di akhir penjelasan
Penutup 1. Mengevaluasi pemahaman peserta Tanya jawab
10menit terhadap materi yang disampaikan dengan dan Ceramah
memberikan pertanyaan
2. Meminta peserta untuk mereview materi.
3. Meyimpulkan proses penyuluhan dan
memberikan apresiasi kepada peserta
4. Mengucapkan salam penutup, penutupan
dan doa

C. Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
a.Sebelum melakukan penyuluhan, dilakukan perijinan kepada peserta,
perawat dan bagian promkes puskesmas.
b. Seluruh pasien dan keluarga pasien di ruang HD mengikuti acara
penyuluhan.
c.Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan media yaitu materi yang akan
disampaikan.
d. Kesiapan peserta meliputi kesiapan menerima materi dan tenang
saat pemberian materi.
2. Evaluasi Proses
a.Peserta penyuluhan antusias terhadap materi dan memperhatikan saat
pemberian materi.
b. Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi
yang disampaikan penyuluh.
c.Peserta penyuluhan dapat menjelaskan kembali topic pembahasan.
d. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas.
3. Evaluasi Hasil:
a.Peserta penyuluhan dapat menjelaskan kembali tentang CKD, proses
terjadinya edema akibat CKD, cara pencegahan edema pada CKD
b. Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan tentang CKD,
proses terjadinya edema akibat CKD, cara pencegahan edema pada
CKD

Materi
A. Gagal ginjal
1. Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah distruksi struktur ginjal yang progresif dan terus
menerus, terjadi perubahan fungsi ginjal secara progresif. (Corwin,Elizabeth J,2000).
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah ). (Brunner dan suddarth ,
2001).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat, biasanya berlangsung berapa tahun. Ginjal kehilangan kemampuan asupan
diet normal. Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit merusak
nefron ginjal. (Price, Sylvia Anderson,2004).
Gagal ginjal kronik (CKD) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup
lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular kurangdari 50 ml/menit. (Suyono,
Slamet, 2001).
2. Faktor resiko
Ada beberapa hal penting seputar resiko yang memengaruhi penyakit ginjal kronis, di
antaranya:
a Usia
Sebaiknya, orang yang sudah berumur 40 tahun keatas memeriksakan fungsi
ginjalnya secara keseluruhan.
b Orang yang berisiko tinggi
Penderita hipertensi, diabetes, riwayat gagal ginjal, batu saluran kemih,
infeksi saluran kemih berulang, obesitas, kolesterol tinggi, dan merokok
adalah orang yang perlu mewaspadai kemungkinan terkena penyakit ginjal
kronik.
c Berat badan lahir rendah
Bayi yang beratnya kurang dari 2.300 gram beresiko menderita penyakit
ginjal kronik pada suatu masa.
d Pendidikan rendah
Ada kecenderungan atau risiko lebih tinggi mengalami gangguan ginjal, pada
orang berpendidikan rendah. Terutama, menyangkut gaya hidup kurang sehat.
3. Tanda dan gejala
a Mual muntah yang berhubungan dengan gangguan metabolisme protein.
b Kulit bersisik akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat
c Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan aktifitas
system renin-angiotensin-aldosteron
d Kelemahan dan keletihan
e Edema
B. Edema
1. Pengertian
Edema adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kondisi bengkak
pada jaringan lunak seperti kulit. Dalam dunia kedokteran edema adalah
salah satu gejala yang sering dijumpai. Banyak penyakit yang dapat
menyebabkan edema, mulai dari yang ringan seperti alergi kulit dan
gigitan serangga hingga yang berat seperti gagal jantung dan gagal ginjal

2. Penyebab
Edema dapat dibagi menjadi edema local dan edema general. Edema local
ialah bila terjadi bengkak pada satu sisi tubuh saja, sedangkan
disebut edema general bila terjadi bengkak pada lebih dari satu bagian
tubuh. Edema local biasa terjadi akibat penyebab local juga, seperti gigitan
serangga, alergi kulit, sumbatan pembuluh darah di daerah tersebut, dan
sebagainya. Edema local biasanya lebih bersifat ringan dan tidak fatal.
Edema general biasa terjadi akibat gangguan atau kegagalan suatu organ
tubuh, seperti gagal jantung, gagal ginjal, gagal hati, tumor, kanker dan
sebagainya.Pada gagal jantung, jantung tidak efektif memompokan darah
sehingga sebagian darah terbendung pada kaki, perut, dan menyebabkan
pembengkakkan.Pada gagal ginjal, ginjal gagal menjalankan fungsinya
untuk menyaring darah dan menghasilkan air urin. Akibatnya, air tidak
dapat keluar dan memnyebabkan hampir seluruh tubuh bengkak. Pada
gagal hati terjadi kondisi kekurangan protein yang dihasilkan hati.Protein
tersebut berguna untuk menjaga air tetap di dalam aliran darah. Akibat
kekurangan protein tersebut, air dalam pembuluh darah akan
keluarkerongga-rongga tubuh sehingga menyebabkan bengkak.
3. Gejala
Edema tampak sebagai pembengkakan di atas kulit. Umumnya teraba kenyal,
dapat disertai nyeri ataupun tidak,
dapatdisertaidemamataupuntidak. Edema biasanyaditemuipada kaki (di
atastulangkeringdan di ataspunggung kaki), perut, lengan, wajah,
dankelopakmatabagianatas.
Edema yang disertai rasa
nyeridandemambiasanyadiakibatkanolehinfeksi. Edema yang disertai warna
kemerahan dan gatal biasanya diakibatkan oleh reaksi alergi. Edema pada gagal
jantung biasanya bersifat pitting, yakni jika kulit yang bengkak kita tekan maka
kulit tidak akan langsung kembali seperti semula melainkan akan meninggalkan
bekas penenkanan.
4. Proses terjadinya edema
Endotel kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat
dilalui oleh air dan elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma
hanya dapat melaluinya sedikit atau terbatas. Tekanan osmotic darah lebih
besar daripada limfe. Daya permeabilitas ini bergantung kepada substansi
yang mengikat sel-sel endotel tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya
akibat pengaruh toksin yang bekerja terhadap endotel, permeabilitas
kapiler dapat bertambah. Akibatnya ialah protein plasma keluar kapiler,
sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun dan sebaliknya tekanan
osmotic cairan interstitium bertambah. Hal ini mengakibatkan makin
banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan edema.
Retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil daripada yang
masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi
hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan
ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah. Akibatnya
terjadi edema. Retensi natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal
(penigkatan aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada
penderita gagal ginjal)

1. Penanganan
a. MenjagaTekananDarah

Tekanan darah tinggi dapat mempercepat perkembangan kerusakan ginjal. Oleh sebab itu
penting untuk mengontrol tekanan darah yang dapat dilakukan dengan mengubah gaya
hidup seperti mengurangi konsumsi garam dan mengurangi berat badan.

Namun jika perubahan ini belum cukup untuk mengontrol tekanan darah, Anda mungkin
membutuhkan obat-obat anti hipertensi seperti penghambat ACE (angiotensin
converting enzyme). Obat penghambat ACE memberikan perlindungan tambahan pada
ginjal dan mengurangi tekanan darah dalam tubuh serta mengurangi tekanan pada
pembuluh darah.

b. Perubahan Gaya Hidup

Selain konsumsi obat-obatan, perkembangan CKD dan tekanan darah tinggi dapat
dicegah dengan perubahan gaya hidup sebagai berikut:

a Mengurangi berat badan, terutama jika Anda mengalami obesitas.


b Berolahraga teratur.

c Berhenti merokok.

d Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan rendah lemak

e Membatasi konsumsi minuman keras.

c. Membatasi konsumsi cairan dan garam, serta memerhatikan cairan yang terdapat
dalam makanan yang Anda konsumsi seperti buah, sup, atau yoghurt. Selain itu,
kelebihan cairan dalam tubuh juga dapat dikurangidengan konsumsi obat diuretic

Pengobatan untuk Gagal Ginjal: Cuci Darah atau Transplantasi

Dalam beberapa kasus, penyakit ginjal kronis dapat berkembang menjadi gagal
ginjal permanen atau established renal failure (ERF). Pada tahap ini, ginjal
berhenti bekerja dan mengancam hidup. Kondisi ini terjadi secara perlahan-
lahan dan jarang terjadi secara tiba-tiba.

Vous aimerez peut-être aussi