Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Zuhrotul Munawaroh 145020300111035
Fitriyana Miftahul Dini 145020300111042
Dian Ayu Nurfitriana 145020307111015
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MEI 2017
PENDAHULUAN
Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan yang biasanya dilakukan oleh
organisasi, baik sector bisnis maupun sector public. Dilihat dari teknik pengauditan, pada
dasarnya tidak terdapat perbedaan mendasar antara audit keuangan dengan audit kinerja.
Definisi dari audit kinerja adalah suatu proses yang sistematik untuk memperoleh dan
mengeluasi bukti secara objektif atas kinerja suatu organisasi, program, fungsi, atau
aktivitas/kegiatan. Evaluasi dilakukan terhadapt tingkat ekonomi, efisiensi, dan keefektifan
dalam mencapai target yang ditetapkan serta kepatuhannya terhadap kebijakan dan peraturan
yang ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dengan adanya audit kinerja ini diharapkan dapat mengetahui apakah sumber daya
organisasi telah diperoleh dan digunakan secara ekonomis, efisien dan efektif; tidak terjadi
pemborosan, kebocoran, salah alokasi, dan salah sasaran dalam mencapai tujuan. Selain itu
audit kinerja berfungsi untuk mengetahui apakah penggunaan sumber daya dalam rangka
mencapai target dan tujuan telah memenuhi prinsip ekonomis, efisien, dan efektivitas serta
tidak melanggar ketentuan hokum, peraturan perundang-undangan dan kebijakan manajemen.
Pada sisi yang lain, audit kinerja juga bermanfaat mengidentifikasi dan mendorong
dilakukannya perbaikan system pengendalian manajemen . sehingga dengan dilakukannya
audit kinerja ini organisasi baik pada sector bisnis maupun sector public dapat memperoleh
informasi yang objektif.
c. Informasi Lain
Auditor juga harus memperoleh informasi penting lain yang berkaiotan dengan
entitas, seperti hal-hal berikut.
1. Pendapat publik yang direfleksikan dalam keputusan atau risalah-risalah sidang/rapat
DPR.
2. Hasil studi yang dilakukan industri, profesional, atau kelompok-kelompok yang
mempunyai kepentingan dengan entitas yang diaudit
3. Informasi lain yang diperoleh melalui koordinasi antardepartemen
4. Hasil-hasil penelitian akademis
5. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh negara lain
6. Hasil liputan media massa
Dalam rangka memahami entitas, salah satu cara dengan memahami sistem pengendalian
internal entitas yang akan diperiksa. Adapun komponen sistem pengendalian internal adalah
sebagai berikut.
Salah satu tugas dasar manajemen adalah menetepakan sasaran dan perencanaan
untuk mencapai sasaran tersebut secara efisien dan ekonomis. Sasaran auditor adalah menguji
rencana dan sasaran entitas untuk menentukan apakah kebijakan publik yang diambil tidak
keliru dan apakah sumber daya telah digunakan dengan maksimal. Untuk mendapatkan
sasaran ini, auditor harus menyimpan peraturan dasar dan kebijakan yang ditetapkan oleh
organisasi serta membiasakan diri dengan peraturan pokok yang dijalankan.
Auditor juga harus menentukan sasaran formal yang ditetapkan. Sasaran ini harus
jelas, realistis, logis, dan memberikan gambaran dasar mengenai organisasi. Auditor harus
menentukan bahwa sasaran dapat diukur hasilnya. Auditor juga harus memutuskan apakah
alokasi sumber daya ke organisasi cukup memadai untuk mencapai tujuan.
KRITERIA AUDIT
Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan, dan praktik terbaik yang seharusnya
dilakukan atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit.
1) Pengumpulan Bukti/Data
I Gusti Agung Rai (2010:148) menjelaskan bahwa tujuan pengumpulan bukti audit
dalam pelaksanaan audit kinerja adalah untuk mengukur output dan dampak dari bidang yang
diaudit, menguji hipotesis, menjelaskan mengenai kinerja atau kekurangan dari kinerja
auditee. Berdasarkan SPKN PSP 04, bukti audit yang dapat digunakan untuk mendukung
temuan dan kesimpulan dapat dibedakan sebagai berikut:
(a) bukti fisik,
(b) bukti dokumen,
(c) bukti kesaksian, dan
(d) bukti analisis.
Bukti audit tersebut dapat diperoleh dengan cara inspeksi atau pengamatan langsung, review
dokumen permintaan keterangan, dan pembuatan perhitungan, pembandingan, atau analisis.
Berdasarkan Juklak audit kinerja BPK RI (2008), suatu bukti audit dapat dikategorikan andal
jika memenuhi hal-hal sebagai berikut:
(a) sumber bukti,
(b) cara perolehan bukti, dan
(c) validitas dan reabilitas bukti.
Berdasarkan SPKN PSP 04, untuk menentukan kompeten atau tidaknya suatu bukti
audit, terdapat beberapa acuan yang dapat menjadi pertimbangan auditor. Namun, auditor
tidak hanya berpedoman pada acuan itu saja, tetapi juga harus menggunakan pertimbangan
profesionalnya. Acuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bukti yang didapatkan dari pihak luar entitas yang dapat dipercaya lebih kompeten
dibandingkan dengan bukti yang didapatkan dari pihak entitas yang diaudit;
2. Bukti yang dikembangkan dari sistem pengendalian internal yang efektif lebih
kompeten dibandingkan dengan yang didapatkan dari sistem pengendalian internal
yang lemah;
3. Bukti yang didapatkan secara langsung melalui pemeriksaan fisik, pengamatan,
perhitungan, inspeksi lebih kompeten dibandingkan dengan yang didapatkan secara
tidak langsung;
4. Dokumen asli lebih kompeten dibandingkan dengan fotokopi atau tembusannya;
5. Bukti kesaksian yang diperoleh dari orang yang berada dalam kondisi bebas untuk
berbicara atau tidak mendapatkan tekanan dari pihak yang berkepentingan lebih
kompeten dibandingkan dengan bukti kesaksian yang didapatkan dari kondisi yang
tidak bebas. Misalnya kondisi dimana seseorang mendapatkan tekanan atau diancam;
6.Bukti kesaksian yang didapatkan dari seseorang yang tidak memihak atau pakar dalam
bidang tersebut lebih kompeten dibandingkan dengan bukti kesaksian yang
didapatkan dari seseorang yang memihak, atau hanya mempunyai pengetahuan yang
sedikit mengenai bidang tersebut.
PELAPORAN
Setelah pekerjaan lapangan dan analisis diselesaikan, hasil audit harus disampaikan
dalam bentuk laporan audit. Penulisan temuan kepada manajemen merupakan hubungan yang
penting antara proses dan hasil audit. Struktur laporan seharusnya serupa dengan laporan
penelitian lainnya. Laporan ini terdiri dari pembukaan, isi, referensi. Bagian pembukaan
menunjukkan maksud laporan yang mencakup judul, daftar isi, dan daftar tabel. Bagian isi
merupakan inti laporan yang sebenarnya, berisi pendahuluan, beberapa penjelasan, temuan,
rekomendasi untuk tindakan koreksi, dan tanggapan manajemen. Sementara, bagian referensi
berisi catatan kaki dan bibliografi.
Bagian pendahuluan dari isi mencakup pernyataan sasaran audit dan gambaran
mengenai lingkup dan metodologi audit. Pernyataan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai
dengan yang seharusnya dan juga mencakup atau mengungkapkan bahwa standar telah
dilaksanakan.
Penemuan adalah laporan tentang apa yang ditemukan oleh auditor. Temuan ini harus
menunjukkan relevansi dari temuan yang material selama audit dan temuan ini juga harus
menjelaskan kecukupan serta kelengkapan dari informasi relevan. Penemuan seharusnya
menjadi sumber rekomendasi untuk tindakan koreksi. Laporan temuan seharusnya dapat
dimengerti dan kesimpulan yang diambil oleh auditor dapat diterima. Selain itu laporan
temuan pengembangan dari dari sasaran audit, laporan ini menunjukkan efektivitas dari
pengendalian internal dan kelemahan-kelemahannya. Ini juga menggambarkan catatan
pelanggaran yang ditemukan selama proses audit.
Satu laporan audit harus disusun dalam bentuk yang dapat dimengerti. Apabila klien
tidak mengetahui aspek teknisnya, maka penjelasan yang efektif dan presentasi dapat
dilakukan agar laporan lebih dapat dimengerti, termasuk rekomendasi audit yang diberikan
oleh auditor.