Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Malas
Ada yang mengancam dan ada juga yang memelas agar temannya mau
memberikan sontekan. Bukannya bertanya mengenai materi pelajaran
yang sulit sebelum ulangan, tapi malah meminta agar temannya memberi
sontekan. Dengan begitu, siswa yang tidak belajar pun bisa mendapatkan
nilai yang baik, bahkan bisa lebih tinggi dari yang memberi sontekan.
Akhirnya timbul persepsi tak harus belajar untuk mendapatkan nilai yang
baik dan timbul budaya malas. Siswa yang rajin harus belajar sungguh-
sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik, tetapi siswa yang malas
besantai-santai saja. Itulah ironisnya dunia pendidikan di Indonesia.
2. Pengaruh HP
HP juga biasa menjadi penyebab pelajar malas untuk belajar. Salah
satunya adalah mengirim SMS saat belajar, bukan sekali atau dua kali
saja, melainkan berkali-kali. Ketika sedang seriusnya belajar, konsentrasi
belajar biasa terganggu kalau ada SMS masuk. Pengirim SMS membalas
lagi, lalu dibalas lagi dan seterusnya. Saat kembali mau belajar, bingung
sampai mana tadi belajar. Kalau terlalu lama saling berkirim SMS,
biasanya lupa sampai malam dan akhirnya tidak ada lagi semangat
belajar.
3. Program televisiyen
Acara televisiyen juga biasa membuat siswa menjadi malas belajar.
Adanya acara-acara TV yang menarik pada jam-jam belajar biasa
menggoda pelajar untuk menonton acara tersebut. Pelajar biasa memilih
menonton acara TV daripada beajar. Acara TV seperti itu bukan tayang
setiap minggu, melainkan ada setiap hari.
4. Kurang suka mata pelajaran tertentu
Pelajar ada yang malas belajar secara keseluruhan dan ada juga yang
malas belajar terhadap mata pelajaran tertentu saja. Biasanya mereka
paling malas untuk belajar mata pelajaran yang mengandungi kaedah
berhitung, seperti matematik. Padahal pelajaran tersebut sangat penting.
Matematik merupakan pelajaran penting. Matematik merupakan salah
satu mata pelajaran dengan jumlah jam yang banyak dalam seminggu.
Namun, banyak siswa yang kurang minat terhadap mata pelajaran
matematik.
Kalau ada pernyataan "Lihat rumus aja sudah pusing, apalagi buat
menghitung", maka harus diganti dengan "Belum juga mencoba, sudah
berkata pusing". Kalau saja matematika benar-benar dipelajari sejak di
tingkat SD, matematika bukanlah momok yang tak perlu ditakuti.
5. Pacaran
Pacaran sudah menjadi trend di kalangan pelajar, terlebih pelajar SMA.
Pacaran bisa menjadikan siswa malas belajar. Siswa yang pacaran bisa
menggunakan waktu belajar untuk saling berkirim SMS atau telepon
bersama sang kekasih. Mana yang lebih indah, memikirkan pelajaran atau
memikirkan pacaran? Mana yang lebih berguna bagi masa depan, belajar
atau berpacaran?
7. Pergaulan
Pergaulan juga menjadi faktor siswa bisa malas belajar. Seperti kata
orang, kalau bergaul dengan pedagang bawang ikut bau bawang, kalau
bergaul dengan pedagang minyak wangi ikut bau wangi. Sikap seseorang
dapat dipengaruhi oleh dengan siapa ia bergaul. Kalau bergaul dengan
teman-teman yang malas belajar, siswa juga bisa terpengaruh sehingga
dapat menyebabkan siswa malas belajar. Apalagi saat mau belajar, ada
teman yang mengajak keluar, baik untuk bermain maupun berjalan-jalan.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi siswa untuk memilih pergaulan
yang tidak berdampak buruk bagi dirinya.
8. Banyak bermain
Terlalu banyak bermain juga dapat menumbuhkan sikap malas dalam
belajar. Misalnya seorang siswa selepas pulang dari sekolah bermain
sampai sore. Tiba waktu malam mau belajar terasa lelah dan mengantuk.
Akibatnya siswa tersebut lebih memilih kegiatan lain daripada belajar,
seperti menonton televisi, atau lainnya. Selain itu, bisa juga siswa
menggunakan waktu belajar sebagai waktu bermain. Bukannya bermain
itu dilarang, tetapi siswa harus membagi waktu antara bermain dan
belajar.
3. Tidak memberi tumpuan dalam kelas
4. Ponteng kelas
PUNCA-PUNCA BERLAKUNYA PONTENG SEKOLAH
Pelajar ponteng sekolah adalah kerana kurang atau tidak berminat terhadap
pengajaran dan pembelajaran di sekolah Keadaan ini mungkin berpunca
daripada isi kandungan sukatan pelajaran yang banyak memberikan tumpuan
kepada mata pelajaran yang memerlukan pelajar menghafal seperti mata
pelajaran sejarah, matematik, sains, geografi dan sebagainya.