Vous êtes sur la page 1sur 20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Medik

1. Pengertian hipertensi

Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah konsistens dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diagtolistiknya 90

mmHg

2. Penyebab hipertensi

a. Pola makan yang tinggi kolesterol

Makanan yang akya kolesterol manjadi bagian yang konsumsi sehari-

hari. Hal ini dapat berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika disertai

stress, kadar kolesterol dapat membumbung tinggi dan sulit dikontrol

namun lemak merupakan penyumbang terbesar. Koleterol ayng

berlebihan dini akan menempel pada permukaan dinding pembuluh

darah yang sudah terbuka akibat gesekan tekanan darah. Proses

penumpukan ini disebut arterosklerosis.

b. Merokok

Seseorang merokok didalam ruangan dapat menyebabkan orang

disekelilingnya ikut menghirup asap rokok. Orang yang ikut

menghirup asap rokok ini dikenal sebagai perokok pasif. Para perokok

pasif ini sama-sama mengandung resiko seperti karbon meonoksida

dan lain-lain yang terkandung dalam rokok ikut terhisap.


c. Alkohol

Pada beberapa keadaan tekanan darah tampaknya dikaitkan dengan

minuman alkohol berlebihan dan tekanan darah cenderung turun bila

mana alkohol dihentikan atau dibatasi. Faktor ini ditemukan 1 dari 10

orang dan adanya konsumsi alkohol berlebihan. Pada umunya orang

dengan tekanan darah tinggi harus menjaga agar konsumsi alkohol

rendah.

d. Obesitas

Hanya sedikit yang diketahui tentang hubungan tekanan darah dan

berat badan, namun tidak diragukan lagi hubungan ini memang ada

dan bertahan pada usia dewasa. Sampai saat ini perlu ditekankan

bahwa hal ini tidak harus berlaku bagi semua penderita darah tinggi.

Memang tidak semua orang yang kelebiahn berat badan mederita

tekanan darah tinggi, namun kedau hal tersebut cenderung terjadi

bersamaan.

e. Stress

Mungkin hanya ada seorang saja yang tidak segera berhubungan

tekanan darah tinggi dengan stres. Tapi peranan stres sebagai faktor

penyebab tekanan darah tinggi yang menetap bila belum terlihat

dengan nyata. Stres tidak dapat diragukan lagi memang dapat

meningkatkan tekanan darah dalam jangka pendek dengan cara

mengaktifkan bagian otak dan sisitem syaraf yang biasanya

menjadikan tekanan darah secara otomatis. Stres sulit diberi batasan


atau diukur, karena peristiwa yang menimbulkan stres pada seseorang

belum tenru menimbulkan stres pada orang lain.

3. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medula diotak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras syaraf simpatis, yang berlanjut kebawah kekordas spinalis

dan keluar dari molumna medula spinalis keganglia simpatis ditoraks dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak kebawah melalui sistem syaraf simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan

merangsang serabut syaraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan melepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. Berbagai faktor seperti kesemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangna vasokontriksi.

Individu dengna hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin. Meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal itu bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem syaraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenalin juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi, medula

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyababkan vasokontrisi. Korteks

adrenal mensektesi kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat

respon vasokontriktor pembuluh darah keginjal, menyebabkan pelepasan

renin. Renin merangsan angiotensi I menjadi angiotensi II, suatu


vasokontriktor kuat yang pada gilirannya merangsan sekresi aldosteron

oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natriun dan air oleh

tubulus ginjal, menyababkan volume intravaskluer, semua faktor tersebut

cenderung mencetuskan hipertensi.

4. Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi sesuai WHO

Tabel
Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik

sama atau lebih dari 160 mmHg, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90

mmHg, keadaan ini berbahaya dan memiliki peranan sama dengan

hipertensi sistolik sehingga harus diterapi.

5. Tanda dan Gejala

a. Sakit kepala

b. Mudah marah

c. Telinga sering berdengung

d. Rasa berat ditekuk

e. Sukar tidur

f. Mata berkunang-kunang

g. Pusing

6. Akibat dari hipertensi

a. Terjadi stroke

b. Terjadi penyakit jantung

c. Tejadi penyakit ginjal


7. Perawatan hipertensi

a. Menghindari faktor penyebab hipertensi

b. Memeriksakan diri ke puskesmas

c. Mengatur pola makan dan olah raga teratur

d. Mengkonsumsi sayur dan buah

8. Pencegahan

a. Seimbang gizi

b. Olah raga teratur

c. Hindari merokok

d. Hindari stres

e. Hindari minuman beralkohol

f. Hindari makanan yang mengandung kolesterol

9. Perawatan

a. Menghindari makanan yang berlemak seperti daging serta makanan

yang beragam

b. Mengkonsumsi sayur dan buah

c. Rajin memeriksa diri ke puskesmas

d. Menghindari stress

B. KONSEP KEPERAWATAN

Tinjauan umum keluarga

1. Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan bebarapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Keperawatan kesehatan keluarga

Adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau

dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat. Dengan

sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.

3. Keluarga sebagai pelayanan

Karena masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi

antara sesama sehingga anggota keluarga akan mempengaruhi pula

keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.

4. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan.

a) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembagan

yang menyangkut kehidupan masyarakat.

b) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki kesehatan dalam kelompoknya.

c) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dengan salah satu

anggota keluarga lainnya.

d) Dalam memeliharan kesehatan anggota keluarga sebagai individu

keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam

memelihara kesehatan pada keluarganya.

e) Keluarga merupakan perantara yang efektif mudah untuk berbagi

upaya kesehatan masyarakat.


5. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan

a) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

b) Mengambil tindakan keputusan untuk mengambil tidakan yang tepat.

c) Memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang sakit dan tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu

muda.

d) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.

e) Mempertahankan hubungan timbal balik antar keluarga yang

menujukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada.

6. Tipe / bentuk keluarga

a) Keluarga inti (Nuklear family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

b) Keluarga besar (Extended family)

Adalah keluarga inti bertambah dengan sanak saudara, misalnya

nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya.

c) Keluarga berantai (Serial family)

Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih

dari 1 kali dan merupakan satu keluarga inti.

d) Keluarga duda / janda (single family)

Adalah yang terjadi karena perceraian atau kematian

e) Keluarga berkomposisi (composite)


Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara

bersama-sama.

f) Keluarga kabitas (Cahabitation family)

Adalah 2 orang menjadi 1 tanpa pernikahan tapi membentuk 1

keluarga.

7. Fungsi keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga yaitu sebagai berikut:

a) Fungsi biologis

1) Untuk meneruskan keturunan

2) Memelihara dan membesarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

b) Fungsi Psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

4) Memberikan identitas keluarga.

c) Fungsi sosiolisasi

1) Membina sosialisasi pada anak.

2) Membentik norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.


d) Fungsi ekonomi

1) Memberikan sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa

akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan

sebagainya.

e) Fungsi pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

8. Tahap-tahap pendidikan keluarga

Tahap-tahap pendidikan keluarga mnerut Duffal adalah sebagai berikut :

a) Tahap perkembangan keluarga

Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk

rumah tangga.

b) Tahap menjelang kelahiran anak


Pihak utama keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan

sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggan bagi

keluarga yang merupakan saat yang saat dinantikan.

c) Tahap menghadapi bayi

Dalam ha ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih

sayang pada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya tergantung

pada orang tua. Dan kondisinya masih sangat lemah.

d) Tahap menghadapi anak pra sekolah

Pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan sosialnya, suidah mulai

begaul dengan teman sebaya, tapi sangat rawan terhadap masalah

kesehatan, karena tidak mengatahui mana yang kotor dan mana yang

bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh

lingkungan dan tugas keluarga adalah memulai menanamkan

kehidupan, norma-norma agama, sosial budaya dan sebagainya.

e) Tahap menghadapi anak sekolah

Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,

mangajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan

anak secara teratur, mengontrol tugas-tugas anak sekolah dan

meningkatkan pengetahuan anak.

f) Tahap menghadapi anak remaja

Tahap ini adalah tahap ayng paling rawan, karena pada tahap ini anak

akan mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya, oleh karena

itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi
dan saling mengerti antara kedua orang tua dan anak perlu dipelihara

dan dikembangkan.

g) Tahap menghadapi anak pada masyarakat

Setelah melalui masa remaja dan anak telah dapat menyelesaikan

pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak

kemasyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya,

dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

h) Tahap bertumbuh kembang

Setelah besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri

tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga merasa

sepi dan bila dapat menerima kenyataan akan menimbulkan depresi

dan stres.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi penurunan CO (Cardiac Output) Berhubungan dengan

2.

D.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER HIPERTENSI PADA
KELUARGA NY. A.A DI DESA TILOTE KECAMATAN TILANGO
KABUPATEN GORONTALO

I. IDENTITAS UMUM
A. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Ny. A.A
Umur : 61 tahun
Agama : Islam
Suku : Gorontalo
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang dan Penjahit
Alamat : Dusun II Desa Tilote Kec. Tilango
Telp. : -
B. Komposisi Keluarga

Hubungan
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan
Keluarga
1 Ny. H. P 24 Anak Wiraswasta SMP

M tahun kandung
2 An. S.A L 7 Cucu - -

bulan
C. Genogram

Ket : = Laki-laki = Keturunan


= Perempuan = Meninggal
= Pasien = Tinggal serumah
= Menikah
Keterangan Genogram :
1. Kepala Keluarga
Ny A.A Menikah dengan suaminya Tn A.H.M sudah 30 tahun lalu,

setelah itu Tn A.H.M meninggal dunia 6 tahun lalu dan mempunyai

4 orang anak. Ny A.A sering mengeluh pusing dan sakit kepala,

pengukuran TD : 160/100 mmHg, N : 68x/menit, R : 22 x/menit, SH

: 36,7OC.
2. Anggota Keluarga (Anak)
Ny H.M tidak pernah menderita penyakit serius, kecuali flu, panas,

sakit gigi dan terasa nyeri habis bekerja berat


3. Anggota keluarga (Cucu)
An S.A masih berumur 7 bulan dan saat ini tinggal bersama ibu dan

neneknya
D. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny A.H yaitu extended family (keluarga besar) yaitu

terdiri dari ibu, anak dan cucu.


E. Suku bangsa
Keluarga Ny A.H merupakan penduduk asli Gorntalo, Keluarga Ny

A.A sangat mentaati budaya yang dianut oleh keluarga dan masyarakat

yang ada di daerahnya.


F. Agama dan kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan
Seluruh anggota keluarga Ny A.A beragama islam. Keluarga Ny A.A

selalu berdoa kepada Allah SWT agar seluruh anggota keluarganya

diberikan kesehatan.
G. Status Sosial ekonomi keluarga
Sosial ekonomi keluarga Ny A.A termasuk ekonomi menengah,

pekerjaan sebagai pedagang dan menjahit. Serta pekerjaan anggota

keluarga lainnya sebagai wiraswasta.


H. Aktifitas rekreasi keluarga.
Aktifitas rekreasi keluarga hanya mendengar radio dan menonton

televisi
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

A. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini memasuki tahap perkembangan

keluarga dengan menghadapi atau melepaskan anak kemasyarakat, anak

yang pertama.

B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya

Semua anak Ny A.A sudah menikah dan saat ini ketiga anaknya sudah

mendapat pekerjaan dan sudah tinggal algi serumah dengna Ny A.A. Ny

A.A saat ini tinggal dengna anak bungsunya yaitu Ny H.M.

C. Riwayat kesehatan keluarga inti

Ny A.A merupakan anak pertama dari 5 bersaudara dan telah menikah

dengan Tn A.H.M (Alm) dikaruniai 4 orang anak, semua anak Ny A.A

sudah menikah. Keluarga Ny A.A saat ini sedang mengalami masalah

kesehatan yaitu, Ny A.A sedang menderita hipertensi.

D. Riawayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Table
E. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan

Saat ini sumber pelayanan kesehatan yang terdekat adalah puskesmas.

Keluarga Ny A.A sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di

puskesmas sebagai tempat berobat keluarga.

F. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Suami dari Ny A.A meninggal Karena factor usia, begitu juga dengan

kedua orang tuanya (ayah dan ibu).

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

A. Karakteristik rumah

Rumah milik sendiri, jenis bangunan semi permanen dengan ventilasi

tutup, cahaya masuk dalam rumah pada pagi dan siang hari. Keluarga

menggunakan lampu listrik sebagai sarana penerangan dan lantai ubin,

kondisi kebersihan rumah cukup, kebersihan halaman rumah (bagian

depan dan belakang) agak kotor, perabot dalam rumah cukup teratur.

Keluarga memakai sumur gali dan memakai dap, terdapat kamar mandi

dan WC.

Denah rumah

Denah rumah
Ket :

Jenis rumah semi permanen, perabot dalam rumah cukup rapi, ventilasi

baik, luas rumah 8x12 m2. dapur kotor, lantai rumah ubin, pembuangan

air limbah sembarangan dan pembuangan sampah juga sembarangan.

Untuk sember air minum yaitu sumur gali dan memakai dap, kondisi

sumur gali bersih dan jernih.

B. Karakteristik tetangga dan komonitas RW

Tetangga keluarga Ny A.A merupakan suku asli gorontalo, apabila sakit

beribat kepuskesmas dan tenaga kesehatan lainnya, persepsi tentang

kesehatan baik. Bila ada masalah dalam keluarga diselesaikan secara

kekeluargaan. Keluarga Ny A.A dan tetangganya hidup rukun dan damai.

C. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Waktu keluarga untuk berkumpul selalu ada, karena Ny A.A selalu

menghabiskan waktu dirumah atau pergi kerumah tetangganya. Anggota

keluarga yang lainnya memiliki aktifitas masing-masing dan untuk

interaksi keluarga dan masyarakat baik.

D. Sistem pendukung keluarga

Saat ini jumlah keluarga yang sehat 2 orang yaitu anak bungsunya (Ny

H.M) dan cucunya (An S.A). Ny A.A megeluh sering sakit kepala, sakit

pada bagian leher, dada rasa berdebar-debar dan pusing. Apabila Ny A.A
sakit, langsung berobat ke puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya,

begitu juga dengan anggota keluarga yang lainnya.

IV. STRUKTUR KELUARGA

A. Pola kominitas keluarga

Komunikasi dalam keluarga Ny A.A berjalan baik dan bersifat terbuka.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa gorontalo.

B. Struktur kekuatan keluarga

Yang menentukan pengambilan keputusan adalah Ny A.A dan meminta

pertimbangan dari anaknya. Apabila Ny A.A sakit maka yang

menentukan pengambilan keputusan adalah Ny H.M .

C. Struktur peran

Ny A.A : sebagai kepala keluarga, ibu dan nenek bagi cucunya

Ny H.M : sebagai istri, ibu dari anak-anaknya

An S.A : sebagai anak dari Ny H.M dan cucu dari Ny A.A

D. Nilai dan Norma keluarga

Keluarga mempunyai adat dan sopan santun terhadap orang lain.

Norma agama sangat dijunjung tinggi didalam keluarga.


V. FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi efektif

Kasih sayang antar anggota keluarga berjalan baik, antar orang tua saling

menyayangi dan menghormati.

B. Fungsi Sosiolisasi

Keluarga mempunyai hubungan baik dengan tetangga. Antara keluarga

sering berinteraksi dengan baik sesuai dengan norma-norma dan budaya

yang berlaku dalam masyarakat.

C. Fungsi perawatan keluarga

- Ny A.A mengeluh nyeri kepala, pusing dan rasa berat ditekuk

- Ny H.M berusaha mengatasinya dengan cara membawa Ny A.A di

puskesmas atau ke Dokter.

D. Sistem reproduksi

Jumlah anak 4 orang yang terdiri dari 2 orang anak laki-laki dan 2 orang

anak perempuan. Ny A.A sudah tidak menggunakan KB karena sudah

monopause.

E. Fungsi Ekonomi

Ny A.A sebagai kepala keluarga berusaha semaksimal mungkin untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berjualan dan menjahit.


VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA

A. Stressor jangka pendek

Bila ada anggota keluarga yang sakit sebagain biaya akan dipakai untuk

kebutuhan keluarga yang sakit dan juga digunakan untuk mencukupi

biaya sehari-hari.

B. Stressor jangka panjang

Penghasilan keluarga mencukupi untuk kebutahan sehari-hari dan

sebagian lagi ditabung untuk keperluan keluarga lainnya.

C. Respon keluarga terhadap stressor

Keluarga Ny A.A berusaha menghadapi kesulitan dan masalah dengan

sabar dan tetap berusaha sesuai kemampuan yang ada.

D. Strategi Koping

Bila ada masalah keluarga akan dibicarakan secara bersama-sama dan

pemecahannya secara musyawarah, setiap anggota keluarga bebas

menungungkapkan pendapatnya. Pengambilan keputusan oleh Ny A.A

dibantu anggota keluarga lainnya.

E. Strategi adaptasi dan fungsional

Kemampuan keluarga terhadap masalah, keluarga berusaha menghadapi

masalah dengan sabar dan tetap berusaha sesuai kemampuan yang ada
dan masalah dipecahkan dengan cara membicarakan bersama-sama atau

musyawarah.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA

Pemenuhan gizi dalam keluarga sangat terpenuhi, tidak ada anggota keluarga

yang mengalami gizi buruk atau kurang pemenuhan kebutuhan gizi.

Keluarga Ny A.A berupaya agar anggota keluarganya sehat dan gizinya

terpenuhi.

VIII.DERAJAT KESEHATANN KELUARGA

A. Kejadian sakit

Saat ini ada anggota keluarga yang mempunyai gejala penyakit hipertensi

yaitu Ny A.A, sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter bahwa Ny A.A

menderita hipertensi.

B. Perilaku keluarga dalam penanggulangan penyakit

Kebiasaan keluarga bila ada anggota keluarga yang sakit dibawah

kepuskesmas atau ke tempat praktek dokter.

IX. HARAPAN KELUARGA

Keluarga berharap agar anggota keluarganya yang sakit (NyA.A) dapat

segera sembuh.

X. PEMERIKSAAN FISIK

Vous aimerez peut-être aussi