Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Nn. N
Umur : 14 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Keluhan utama:
Bercak kemarahan yang terasa gatal di punggung kaki kanan dan kiri
Pasein mengeluh timbul bercak kemerahan yang terasa gatal dan nyeri di punggung
kaki kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu. Kulit yang terasa kering. Pasien mengatakan
keluhan awal berupa bentol berisi cairan yang tersa gatal, karena gatal pasien mengaku
sering menggaruknya. 4 hari SMRS pasien mengaku mulai timbul bercak kemerahan yang
semakin meluas membentuk lingkaran dan basah. Pasien mengaku keluhan seperti ini sering
hilang timbul.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mulai mengalami keluhan gatal dengan bercak kemerahan sejak 2 bulan
terakhir dan hilang timbul . Riwayat penyakit DM, HT, asma, atau penyakit kronis
lain disangkal. Riwayat alergi obat atau makanan tertentu seperti telur atau daging
disangkal.
Tidak ada anggota keluarga pasien dalam satu rumah yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat DM, HT, Asma disangkal
Riwayat Alergi :
Pasien tidak ada alergi terhadap apapun baik makanan, debu maupun obat-obatan.
Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah berobat ke klinik dan diberi obat minum untuk mengurangi gatal dan
salep. Pasien juga membeli salep 88 dipakai 3 x sehari selama 4 hari terakhir untuk
keluhan gatal yang semakin berat akan tetapi keluhan tidak berkurang.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,2 C
Pernapasan : 20x/menit
Status Generalis:
Status Dermatologikus:
RESUME
Seorang perempuan usia 14 tahun datang ke poliklinik kulit RSUD Cianjur dengan
keluhan bercak kemerahan yang terasa gatal di punggung kaki kanan sejak 1 minggu
yang lalu. Dan kulit yang terasa kering. Pasien mengatakan keluhan awal berupa
bentol berisi cairan yang terasa gatal, karena gatal pasien mengaku sering
menggaruknya.4 hari SMRS. Pasien mengaku mulai timbul bercak kemerahan yang
semakin meluas membentuk lingkaran dan basah. Pasien mengaku keluhan seperti ini
sering hilang timbul. Riwayat alergi disangkal. Riwayat pengobatan pasien mengaku
telah diobati dengan salep 88 yang dibeli sendiri, dipakai 3 x sehari selama 4 hari
terakhir tapi tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis
dalam batas normal. Status dermatologikus: distribusi regional unilateral, A/R :
punggung kaki kanan dan kiri, Lesi: Multiple, discrete, berbentuk bulat ukuran
diameter terkecil 0,5-1 cm dan diameter terbesar 3x3cm, berbatas tegas, sebagian
timbul dipermukaan kulit sebagian tidak, basah.
DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis Numularis
2. Dermatitis Kontak Iritan
3. Dermatitis Atopik
4. Neurodermatitis
5. Dermatofitosis
DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Numularis
Usulan Pemeriksaan
Patch test
PENATALAKSANAAN
Umum:
Khusus:
Topikal :
Emollients (pelembab)
triamcinolone 0,025-0,1%. (Steroid)
Sistemik :
PROGNOSIS
ANALISA KASUS
Pada kasus, pada anamnesis didapatkan keluhan berupa bercak kemerahan berbentuk
bulat di punggung kaki, keluhan cenderung hilang timbul. Gambaran efloresensi
sesuai dengan gambaran dermatitis numularis dan faktor predisposis yang diduga
berpengaruh pada kasus ini yaitu kondisi kulit yang kering dikarenakan faktor cuaca.
DD yang diambil :
1. Dermatofitosis
3. Dermatitis Atopi
Gambar
Dermatitis atopik
Dermatitis kontak iritan
Dermatofitosis
TINJAUAN PUSTAKA
DERMATITIS NUMULAR
I PENDAHULUAN
II EPIDEMIOLOGI
Dermatitis numular angka kejadiannya pada usia dewasa lebih sering pada laki-
laki dibandingkan wanita, onsetnya pada usia antara 55 dan 65 tahun. Penyakit ini
jarang pada anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466
anak yang menderita dermatitis numular dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai
dengan peningkatan umur.
III ETIOLOGI
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor
predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah
diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai
penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya
secara patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan
emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia
mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan
penyebab utama. Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga
dihubungkan dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam
sehari akan memperburuk kondisi penyakit ini.
IV PATOFISIOLOGI
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan
dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering
bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit
yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi
terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis
meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan
bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini
menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan
yang mengandung metal. Karena pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah
dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan
adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak
mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga
mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada
dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell
dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan
dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa
pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian
berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga
mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada
daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P dan
kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi
pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan
sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan
bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numular menurunkan
aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan
neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
enzim untuk menekan proses inflamasi.
V GEJALA KLINIS
** Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada badan
dan tangan dari penderita.
Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu;
VI PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik pada dermatitis
numularis. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak
diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan
KOH untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran
penyembuhan di tengah. Jika pada kondisi tertentu dimana gambaran klinisnya yang sangat
mirip dengan penyakit lain maka sangat sulit untuk menentukan diagnosisnya (contohnya
pada tinea, psoriasis) untuk membedakannya dapat dilakukan biopsi.
VII DIAGNOSIS
Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. Untuk
membedakannya dengan neurodermatitis dilihat dari tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi
akan membedakannya dari neurodermatitis. Dimana distribusi neurodermatitis lesi biasanya
pada kedua lutut, kedua siku dan kulit kepala. Dan untuk membedakannya dengan psoriasis
dapat dilihat, lesinya kering, skuamanya lebih tebal dan iritasinya lebih ringan. Sedangkan
pemeriksaan patch test dan prick test akan membantu mengidentifikasikan penderita dengan
dermatitis kontak.
Morfologi klinis primer antara dermatitis kontak dan dermatitis numular sering
sulit untuk dibedakan. Pada dermatitis kontak biasanya lokal, dan ditemukan
riwayat kontak sebelumnya. Untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan
patch test atau prick test.
* Gambar 4 : Bentuk lesi dari dermatitis kontak alergi yang lesinya muncul
akibat penggunaan plester dan reaksi sinar matahari.
3 Pitiriasis rosea
*Gambar 6 : Bentuk lesi pada pitiriasis rosea dengan lesi awalnya lebih besar dan
mengikuti garis kulit yang berbentuk seperti pohon cemara.
4 Dermatitis atopik
Umumnya pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapat
membantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.
**Gambar 7 : Bentuk lesi dermatitis atopik persisten pada daerah telapak tangan
dan daerah dada.
IX PENATALAKSANAAN
X PROGNOSIS
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit
dari dermatitis numular yang cenderung sering berulang. Mencegah atau menghindari
dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung
berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah
penyakit ini.
XI KESIMPULAN
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan
klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal. Bentuk dermatitis ini sering mengenai remaja, dewasa
muda dan umur yang lebih tua serta jarang pada anak-anak dengan riwayat dermatitis
atopi. Penyebabnya tidak diketahui. Bentuk-bentuk infeksi lainnya pada dermatitis,
seperti adanya kolonisasi Staphylococcus aureus, yang mana dapat memperberat
kondisi penyakitnya walau tidak tampak pada gejala klinis. Pada satu studi
menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua,
terutama yang sangat sensitif dengan aloealergi. Umumnya prognosis dari penyakit ini
adalah baik dan dapat sembuh dengan pengobatan topikal.
DAFTAR PUSTAKA
2 Burton JL. Eczema, lichenification, prurigo and erythoderma: Discoid eczema. In:
Champion RH, Burton JL, Ebling FJ, editors. Textbook of Dermatology. 5th ed.
London. Blackwell Scientific; 1992. p. 555-7
3 Nummular dermatitis [Online]. 2006 June 12 [cited 2007 March 14];[4 screens].
Available from:
URL:http://www.skincarephysicians.com/eczemanet/nummulardermatitis.html
4 Dermatitis nummular [Online]. 2004 [cited 2007 March 14];[2 screens]. Available
from: URL:http://www.medicastore.com/infopenyakit/dermatitis_nummular.html
5 Soter NA. nummular eczema and lichen simplex chronicus/prurigo nodularis. In:
Fitzpatrick, editor. Dermatology. p. 1194-6
6 Miller J. Nummular dermatitis [Online]. 2007 March 09 [cited 2007 March 14];[12
screens]. Available from: URL:http://www.emedicine.com/nummulardermatitis.html.
7 Clark RA, Hopkins TT. The other eczemas. In: Moschella FI, Hurley HJ, editors.
Dermatology. In General medicine. 3rd ed. Philadelphia. WB Saunders Company ;
1992. p. 482-4
8 Fritsch PO, Reider N. Other eczematous eruptions. In: Bolognia JL, Lorizzo JL,
Rapim RP, editors. Dermatology. 1st vol. London. Mosby; 2003. p. 222-4
9 Nummular eczema [Online]. 2007 March 09 [cited 2007 March 14];[2 screens].
Available from:
URL:http://www.aocd.org/skin/dermatologic_diseases/nummular_eczema.html