Vous êtes sur la page 1sur 19

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR

TERHADAP By. Ny. R DENGAN ASFIKSIA RINGAN


DI RUANG ANAK RSU A. YANI METRO
TAHUN 2008

Disusun Oleh :

YUSI MEILIA
0724039

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
DIPLOMA IV KEBIDANAN
LAMPUNG
LANDASAN TEORI
DENGAN
ASFIKSIA RINGAN

A. PENGERTIAN
Asfiksia neonatorum adalah bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan Hipoksia serta sering
berakhir dengan asidosis. Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tak
dilakukan secara sempurna sehingga tindakan perawatan dilaksanakan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul.
(Wiknjosastro, 1999).

B. ETIOLOGI
Pengembangan Paru BBL pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusul
dengan pernafasan teratur. Bila terdapat pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari
ibu ke janin, maka akan terjadi asfiksia janin atau neonatus. Towel (1996) mengajukan
Penggolongan Penyebab Kegagalan Pernapasan Pada bayi yang terdiri dari :
a. Faktor Ibu
1. Hipoksia Ibu, hal ini akan menimbulkan hipoksia janin, hipoksia ibu dapat terjadi
karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anastesi dalam
2. Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
penga,liran O2 ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada kasus-kasus.
a) Gangguan kontrasi uterus, misalnya : Hipertensi, Hipotoni / uterus akibat
penyakit atau obat
b) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
c) Hipertensi pada penyakit eklamsia.
b. Faktor Plasenta
Solusi plasenta. Perdarahan plasenta, dan lain-lain
c. Fator Fetus
Tali pusat menumbung lilitan tali pusat, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
d. Faktor Neonatus
1. Pemakaian obat anastesi / analgetika yang berlebihan pada itu secara langsung
dapat menimbulkan depresi pusat pernapasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan. Misalnya : Perdarahan Intra Cranial
3. Kelainan Kongenital. Misalnya : Hernia diafragmatika atresia saluran pernapasan
hipoplasia paru dan lain-lain. (Wiknjosastro, 1999).

C. PERUBAHAN PATOFISIOLOGI DAN GANGGUAN KLINIS


Pernapasan Spontan BBL tergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan
persalinan. Bila terdapat gangguan Pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama
kehamilan / persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian
asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode opnu (Primary Apnoe) disertai dengan
penurunan frekuensi diikuti oleh pernapasan teratur. Pada penerita asfiksia berat. Usaha
bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnue kedua. Pada
tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan TD.
Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-
asam pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya menimbulkan asidosis respiraktonik.
Bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme an acrobic
yang berupa glikolisis gukogen tubuh. Sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung
dan hati akan berkurang. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardio vaskuler
yang disebabakan oleh beberapa keadaan diantarannya :
a. Hilangnya Sumber Glukogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung
b. Terjadi asidosis metabolis akan menimbulkan kelemahan otot jantung
c. Pengisian udara alucolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya
Resistensi Pembuluh darah Paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan demikian pula
kesistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan. (Rustam, 1998)

Pada keadaan asfiksia yang perlu mendapat perhatian sebaiknya :


a. Menurunnya tekanan O2 darah (Pa O2)
b. Meningginya tekanan O2 darah (Pa O2)
c. Menurunya PH (akibat osidosis respirantorik dan metabolik)
d. Dipakainya sumber glukogen tubuh untuk metabolisme an-aerobic
e. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskuler
Untuk menentukan tingkat asfiksia neonatorum digunakan kriteria penilaian yaitu
yang disebut dengan skor APGAR. Skor APGAR biasanya dinilai 1 menit setelah bayi
lahir lengkap pada skor APGAR menit 1 ini menunjukan beratnya ASFIKSIA yang
diderita dan untuk menentukan pedoman resusitasi dan perlu juga dinilai setelah 5 menit
bayi lahir karena hal ini mempunyai koralasi yang erat dengan morbiditas dan mertilitas
neonatal.

D. TINDAKAN PADA ASFIKSIA NEONATORUM


Tindakan yang dikerjakan pada lazim disebut resusitasi BBL sebelum resusitasi
dikerjakan perlu diperhatikan bahwa :
a. Faktor waktu sangat penting
b. Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia / hipoksia antenatal tidak dapat
diperbaiki tetapi kerusakan yang akan terjadi karena anoksia / hipoksia pascanatal
harus dicegah dan diatasi.
c. Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan keterangan yang jelas tentang fakta
penyebab terjadinya depresi pernapasan pada BBL
d. Penilaian BBL perlu dikenal baik, agar resusitasi yang dilakukan dapat dipilih dan
ditentukan secara adekuat (Prawiroharjo, 2002).

E. PRINSIP DASAR RESUSITASI YANG PERLU DIINGAT IALAH :


a. Memberi lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran pernapasan tetes
bebas serta merangsang timbulnya pernapasan
b. Memberi bantuan pernapasan secara efektif pada bayi yang menunjukan usaha
pernapasan lemah
c. Melakukan koraksi terhadap asidosis yang terjadi
d. Menjaga agar sirkulasi tetap baik (Wiknjosastro, 1999)

F. CARA RESUSITASI
a. Letakkan bayi dilingkungan yang hangat keudian keringkan tubuh bayi dan selimuti
tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi
b. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar
c. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (sniffing positor)
d. Hisap lendir dengan menghisap lendir dec dari mulut apabila sudah bersih kemudian
lanjutkan kehidung
e. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-
usap punggung bayi.
f. Nilai Pernapasan
1. Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan
10, denyut jantung > 100 x /menit. Nilai warna kulit jika merah / sianosis perifer
lakukan observasi. Apabila baru diberikan O2. denyut jantung < 100% / menit
lakukan ventilasi tekanan positif.
2. Jika pernapasan megap-megap lakukan ventilasi tekanan positif
g. Ventilasi tekanan Positif /PPV dengan memberikan O 2 100% melalui anbubag atau
masker.
masker harus menutupi hidung dan mulut tidak menutupi mata. jika tidak ada
ambubag beri bantuan nafas mulut kemulut. Kecepatan PPV 40-60 x/menit.
h. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik. Hasil kalikan 10
1. > 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan
2. 60-100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV
3. 60-100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV disertai kompresi
jantung
4. < 10 x/ menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung
i. Kompresi jantung
Perbandingan kompresi jangtung dengan ventilasi ada 3:1 ada 2 cara kompresi jantung
1. Kedua ibu jari menekan stemum sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh
bayi
2. Jari tengah dan telunjuk menekan stemum dan tangan lain menahan belakang
tubuh bayi
j. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi ada
k. Denyut jantung 80 x / menit kompresi jantung dihentikan lakukan PPV sampai denyut
jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan
l. Jika denyut jantung 0 atau < 10x/menit. Lakukan pemberian obat epineprin
1 : 10.000 dosis 0,2 0,3 ml/ Kg BB IV
m. Lakukan penilaian denyut jantung janin jika > 100x/menit hentikan obat
n. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis tiap 3-5
menit
o. Lakukan penilaian denyut jantung jika denyut jantung tetap / tidak respon terhadap
diatas dan tanpa ada hiporolemi beri natrikus dengan dosis 2 MEG / Kg BB secara IV
selama 2 menit.(Wiknjosastro, 1999)
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP By. Ny. S DENGAN ASFIKSIA RINGAN
DI RB DOA IBU PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2008

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Bayi
Nama bayi : By. Ny. S
Tanggal/ Jam lahir : 21 November 2008 / 14.30 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
b. Orang tua
Nama Ibu : Ny. Sri Lestari Nama Ayah : Tn. Sujito
Umur : 25 th Umur : 30 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Tambah Dadi Alamat : Ds. Tambah Dadi
Purbolinggo Purbolinggo

B. RIWAYAT PERSALINAN
1. Riwayat persalinan
a. Persalinan ditolong oleh : Bidan
b. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
c. Tempat Persalinan : Bidan
d. Lama Persalinan :
Kala I : 3 Jam
Kala II : 25 menit
Kala III : 10 menit
e. Masalah yang terjadi selama persalinan
Tidak ada masalah selama persalinan
f. Keadaan air ketuban : Keruh
g. Keadaan Umum BBL
Kelahiran tunggal
Usia kehamilan saat melahirkan + 38 minggu

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Nilai Apgar
Waktu
No Aspek Yang Dinilai 0 1 2
1 5
1. Frekuensi denyut Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100 2 2
jantung
2. Usaha Bernapas Tidak ada Lambat teratur Menangis kuat 1 2
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif 1 2
fleksi
4. Reaksi terhadap Tidak ada Gerakan sedikit Menangis 2 2
rangsangan
5. Warna kulit Biru / pucat Tubuh Seluruh tubuh 1 2
kemerahan kemerahan
ekstermitas biru
2. Antropometri
a. Berat badan : 3200 gr
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar Kepala : 34 cm
d. Lila : 10 cm
3. Refleks
a. Moro/kaget : ada, lemah
b. Palmargraf /menggenggam : ada, lemah
c. Sucking/ menghisap : ada, lemah
d. Rooting Reflek / mencari : ada, lemah
e. swallowing / menelan : ada, lemah
4. Menangis : Menangis pada saat dirangsang
5. Tanda vital
a. Suhu : 360 C
b. Nadi : 110 x/menit
c. Pernapasan : 40 x/menit
6. Kepala
a. Simetris : Tidak ada kelainan yang dialami
b. ubun-ubun besar : Cembung
c. Ubun-ubun kecil : tidak ada
d. Caput succeederium : tidak ada
e. Cephal hematoma : Tidak ada
f. Sutura : Tidak Moulage
g. Luka di kepala : Tidak ada
h. Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan
7. Mata
a. Posisi : Simetris mata kanan dan kiri
b. kotoran : tidak terdapat kotoran
c. Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan
d. Bulu mata : ada
8. Hidung
a. Lubang Hidung : terdapat 2 lubang (kanan dan kiri)
b. Cuping Hidung : ada , kanan dan kiri simetris,
gerakan antara kanan dan kiri kembang
kempis secara bersamaan
c. Keluaran : Tidak ada
9. Mulut
a. Simetris : atas dan bawah
b. Palatum : tidak ada
c. Saliva : tidak ada hipersaliva
d. Bibir : tidak ada labio skizis
e. Gusi : merah tidak ada laserasi
f. Lidah bintik putih : tidak ada
10. Telinga
a. Simetris : Kanan dan kiri
b. Daun Telinga : ada kanan dan kiri
c. Lubang telinga : ada kanan dan kiri
d. Keluaran : tidak ada
11. Leher
a. Kelainan : tidak ada kelainan
b. Pergerakan : dapat bergerak kekanan dan kiri
12. Dada
a. Simetris : Simetris ada kelainan
b. Pergerakan : bergerak waktu bernafas
c. Bunyi nafas : napas cepat, lembut teratur, dangkal
d. Bunyi jantung : Lup- duk teratur
13. Perut
a. Bentuk : tidak ada kelainan
b. Bising usus : Teratur
c. Kelainan : tidak ada kelainan
14. Tali pusat
a. Pembuluh darah : 2 arteri dan 1 veria
b. Perdarahan : tidak ada perdarahan
c. Kelainan : tidak ada kelainan
15. Kulit
a. Warna : Kemerahan dan ekstremitas biru
b. Tunger : (+) ada
c. Lanugo : ada
d. Vernik caseosa : ada
e. Kelainan : tidak ada kelainan
16. Punggung
a. Bentuk : Lurus
b. Kelainan : tidak ada kelainan
17. Ekstremitas
a. Tnagan : Simetris kanan dan kiri
b. Kaki : Simetris kanan dan kiri
c. Gerakan : (+) ada
d. Kuku : lengkap
e. Bentuk kaki : lurus
f. Bentuk tangan : lurus
g. Kelainan : tidak ada kelainan
18. Genetalia
Pria
a. Scrotum : ada
b. Testis : sudah turun
c. Penis : tidak ada kelainan
d. Kelainan : tidak ada

i. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA


DAN KEBUTUHAN
b. Diagnosa
Bayi baru lahir spontan pervaginam cukup bulan, letak kepala diameter sub
occipito Bregmatika lahir dengan asfiksia.
Dasar :
Ds : By. Ny. S Lahir spontan pervaginam tanggal 21-11-2008 dengan nafas
cepat, dangkal, dengan ekstremitas biru dan menangis lemah
Do : Suhu tubuh 360C, APGAR 7/10, BB: 3200 gr, PB: 49 cm
DJJ : 110 x/menit, Lila : 10 cm Ekstremitas biru, RR: 40 x/menit
c. Masalah
Gangguan pemenuhan O2
Dasar : 1. Terdapat lendir pada jalan nafas
2. Nafas masih terdapat ronkhi
d. Kebutuhan
Memberikan jalan nafas, suhu Perawatan tali pusat, pemenuhan cairan dan
nutrisi
Dasar :
1. Apgar, pengaturan suhu
2. Tali pusat masih basah
3. Pemberian ASI eksklusif
II. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL ATAU DIAGNOSA LAIN
1. Asfiksia berat
2. Hipotermi berat / sedang
3. Infeksi tali pusat
Dasar :
1. Ekstremitas bayi terlihat biru
2. Suhu tubuh 360C
3. Tali pusat masih basah

ii. EVALUASI KEBUTUHAN SEGERA


1. Bersihkan jalan nafas
2. Keringkan tubuh bayi
3. Melakukan rangsangan taktil

III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN DAN KOLABORASI


Pemantauan terhadap kemajuan kondisi By. Ny. S. Jika berlanjut menjadi Asfiksia
sedang atau berat dapat melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

IV. PERENCANAAN
1. Cegah Kehilangan Panas
a. Bungkus bayi dengan handuk diatas perut ibu tali pusat
b. Hidupran radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi
2. Lakukan pembebasan jalan nafas
a. Bebaskan jalan nafas
b. Letakkan bayi pada posisi yang benar
c. Lakukan Sum Zuinger
3. Lakukan rangasangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi atau
b. Sentil
4. Lakukan penilaian bayi
a. Perhatikan dan nilai nafas bayi
b. Hitung frekuensi denyut jantung bayi
c. Nilai warna kulit bayi
5. Lakukan perawatan tali pusat
a. Jepit tali pusat dengan 2 buah klem
b. Potong tali pusat dengan gunting tali pusat
c. Bungkus tali pusat dengan kassa steril
d. Ajarkan pada itu untuk perawatan tali pusat
e. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur
f. Lakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
6. Lakukan Langkah awal resusitasi
a. Jaga Bayi tetap hangat
b. Atur posisi bayi
c. Isap lendir
d. Keringkan dan rangsangan taktil
e. Reposisi
f. Penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur atau tidak
7. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif
8. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran

V. PELAKSANAAN
Pada tanggal 21 November 2008 Pukul 14.30 WIB
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada diatas perut ibu
bila tali pusat panjang.
Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air
ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui
b. Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dari dada bayi
dengan meletakan bayi terlentang dibawah alat pemancar panas. Alat pemancar
panas, alat pemancar panas perlu disiapkan sebelum agar kasur tempat
diletakan bayi juga hangat.
2. Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Membebaskan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung dan mulut
bayi secara Zig zag dengan Kassa Steril segera setelah lahir
b. Meletakan bayi telentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah
dengan meletakan selimut atau handuk yang digulung dibawah bahu sehingga
bahu terangkat 2-3 cm
c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lender mulut
dari hidung menggunakan slim zungier. Bila air ketuban bercampur mekonium
maka penghisapan dan trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium.
Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung.
3. Melakukan rangsangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi kearah atas untuk melancarkan peredaran darah
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat
menimbulkan atau mempertahankan pernapasan
4. Melakukan penilaian bayi
a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
b. Menghitung frekuensi DJJ bayi
c. Menilai warna kulit bayi
5. Melakukan perawatan tali pusat
a. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem
b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat
c. Membungkus tali pusat dengan kassa steril
d. Mengajarkan pada itu untuk perawatan tali pusat
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur
f. Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
Perawatan tali pusat
6. Melakukan resusitasi
a. Menjaga bayi agar tetap hangat
b. Mengatur posisi bayi agar mempermudah jalan nafas
c. Menghisap lendir dengan menggunakan alat penghisap lendir deLee atau bola
karet
d. Mengeringkan dan melakukan rangsangan taktil pada bayi
e. Mengatur kembali posisi kepala dan selimut bayi
f. Melakukan penilaian pada bayi setelah melakukan tindakan resusitasi
7. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif
Menjelaskan pada ibu bahawa ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan
8. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau agar
pengeluaran ASI baik.
Kandungan didalam ASI tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk
perkembangan otaknya dan sudah mencukupi kebutuhan nutrisinya

VI. EVALUASI
Pada tanggal 21 November 2008, Pukul 14.35 WIB

1. Suhu tubuh bayi telah dipertahankan


a. Bsyi telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih
b. Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk
c. Radian warmer telah melakukan pembebasan jalan nafas
2. Pembebasan Jalan nafas telah dilakukan
a. Mata, hidung, dan mulut telah dibersihkan
b. Bayit telah diposisikan dengan benar
c. Jalan nafas telah dibersihkan
3. Rangsangan taktil telah dilakukan
Punggung telah diusap kearah atas
4. Bayi bernafas spontan
5. Perawatan tali pusat telah dilakukan
6. Ibu mengerti mengenai pentingnya ASI ekslusif
a. Ibu mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI eksklusif
b. Ibu mengerti dan bersedia untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 22 November 2008 hari ke-II

S : 1. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik


2. Ibu mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan
3. Ibu mengatakan anaknya BAB 3 x
4. Ibu mengatakan anaknya tampak sehat dan anak akan segera pulang
5. Ibu mengatakan anaknya sudah dimandikan dan dibedong
O : 1. Keadaan umum baik
2. Tanda-tanda vital
RR : 30 x/mnt BB : 3200 gram
Suhu : 36,5 0C PB : 49 cm
Nadi : 110 x/mnt
Reflek :
a. Kaget : ada
b. Menghisap : ada
c. Menggenggam : ada
d. Mencari : ada
e. Menelan : ada
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat terawat baik dan masih basah
5. Perut bayi tidak kembung
6. Eliminasi :
BAB : 3x / sehari
BAK : 8 x / sehari
A : 1. Diagnosa
Bayi baru lahir umur 1 hari
Dasar : bayi lahir spontan, Tanggal 21 November 2008 Pukul 14.30 WIB
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan : 1. Perawatan tali pusat
2. Perawatan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal Hygiene bayi
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Pertahankan suhu tubuh bayi
3. Perawatan bayi sehari-hari
P : 1. Mandikan bayi 2 x sehari
2. Merawat tali pusat
3. Berikan Penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal Hygiene bayi
b. Pemberian ASI Eksklusif
c. Pertahankan suhu tubuh bayi

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 23 November 2008 hari ke-III

S : 1. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur + 16 jam


2. Ibu mengatakan bayinya BAK + 6-8 kali sehari BAB 2x sehari
3. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja
O : 1. Keadaan umum bayi baik
2. Tanda-tanda vital
RR : 50 x/mnt BB : 3200 gram
Suhu : 370C PB : 49 cm
Nadi : 110 x/mnt
Reflek :
a. Moro : ada
b. Menghisap : ada
c. Menggenggam : ada
d. Mencari : ada
e. Menelan : ada
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat masih basah
A : 1. Diagnosa
Bayi baru lahir umur 3 hari
Dasar : bayi lahir spontan, pervaginamTanggal 21 November 2008
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan :
a. Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemberian ASI Ekslusif
P : 1. Lakukan Perawatan Bayi sehari-hari
a. Memandikan bayi
b. Melakukan perawatan tali pusat
c. Pemenuhan nutrisi berupa ASI
2. Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 25 November 2008 hari ke-V

S : 1. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik rewel,


2. Ibu mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar
3. Ibu mengatakan bayinya tidur + 16 jam
O : 1. Keadaan umum bayi baik
2. Tanda-tanda vital
RR : 45 x/mnt BB : 3200 gram
Suhu : 370C PB : 49 cm
Nadi : 128 x/mnt
Reflek :
a. Kaget : ada
b. Menghisap : ada
c. Menggenggam : ada
d. Mencari : ada
e. Menelan : ada
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat mulai kering
A : Diagnosa
Bayi baru lahir umur 5 hari
Dasar : bayi lahir spontan, pervaginamTanggal 21 November 2008
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan bayi sehari-hari
2. Pemberian ASI Ekslusif
P : 1. Lakukan Perawatan Bayi sehari-hari
2. Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi
a. Personal Hygiene
b. Pertahankan suhu tubuh bayi
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawiro, 2002. Praktisi Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Prof. Dr. dr. 1992 Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
:Jakarta

Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis obstetric : Obstetric Fisiologis. Obstetric Patologi.


Editor. Delfi Lutan. Edisi 2. Jakarta : EGC

Vous aimerez peut-être aussi