Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
YUSI MEILIA
0724039
A. PENGERTIAN
Asfiksia neonatorum adalah bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan Hipoksia serta sering
berakhir dengan asidosis. Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tak
dilakukan secara sempurna sehingga tindakan perawatan dilaksanakan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul.
(Wiknjosastro, 1999).
B. ETIOLOGI
Pengembangan Paru BBL pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusul
dengan pernafasan teratur. Bila terdapat pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari
ibu ke janin, maka akan terjadi asfiksia janin atau neonatus. Towel (1996) mengajukan
Penggolongan Penyebab Kegagalan Pernapasan Pada bayi yang terdiri dari :
a. Faktor Ibu
1. Hipoksia Ibu, hal ini akan menimbulkan hipoksia janin, hipoksia ibu dapat terjadi
karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anastesi dalam
2. Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
penga,liran O2 ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada kasus-kasus.
a) Gangguan kontrasi uterus, misalnya : Hipertensi, Hipotoni / uterus akibat
penyakit atau obat
b) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
c) Hipertensi pada penyakit eklamsia.
b. Faktor Plasenta
Solusi plasenta. Perdarahan plasenta, dan lain-lain
c. Fator Fetus
Tali pusat menumbung lilitan tali pusat, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
d. Faktor Neonatus
1. Pemakaian obat anastesi / analgetika yang berlebihan pada itu secara langsung
dapat menimbulkan depresi pusat pernapasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan. Misalnya : Perdarahan Intra Cranial
3. Kelainan Kongenital. Misalnya : Hernia diafragmatika atresia saluran pernapasan
hipoplasia paru dan lain-lain. (Wiknjosastro, 1999).
F. CARA RESUSITASI
a. Letakkan bayi dilingkungan yang hangat keudian keringkan tubuh bayi dan selimuti
tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi
b. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar
c. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (sniffing positor)
d. Hisap lendir dengan menghisap lendir dec dari mulut apabila sudah bersih kemudian
lanjutkan kehidung
e. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-
usap punggung bayi.
f. Nilai Pernapasan
1. Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan
10, denyut jantung > 100 x /menit. Nilai warna kulit jika merah / sianosis perifer
lakukan observasi. Apabila baru diberikan O2. denyut jantung < 100% / menit
lakukan ventilasi tekanan positif.
2. Jika pernapasan megap-megap lakukan ventilasi tekanan positif
g. Ventilasi tekanan Positif /PPV dengan memberikan O 2 100% melalui anbubag atau
masker.
masker harus menutupi hidung dan mulut tidak menutupi mata. jika tidak ada
ambubag beri bantuan nafas mulut kemulut. Kecepatan PPV 40-60 x/menit.
h. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik. Hasil kalikan 10
1. > 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan
2. 60-100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV
3. 60-100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV disertai kompresi
jantung
4. < 10 x/ menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung
i. Kompresi jantung
Perbandingan kompresi jangtung dengan ventilasi ada 3:1 ada 2 cara kompresi jantung
1. Kedua ibu jari menekan stemum sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh
bayi
2. Jari tengah dan telunjuk menekan stemum dan tangan lain menahan belakang
tubuh bayi
j. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi ada
k. Denyut jantung 80 x / menit kompresi jantung dihentikan lakukan PPV sampai denyut
jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan
l. Jika denyut jantung 0 atau < 10x/menit. Lakukan pemberian obat epineprin
1 : 10.000 dosis 0,2 0,3 ml/ Kg BB IV
m. Lakukan penilaian denyut jantung janin jika > 100x/menit hentikan obat
n. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis tiap 3-5
menit
o. Lakukan penilaian denyut jantung jika denyut jantung tetap / tidak respon terhadap
diatas dan tanpa ada hiporolemi beri natrikus dengan dosis 2 MEG / Kg BB secara IV
selama 2 menit.(Wiknjosastro, 1999)
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP By. Ny. S DENGAN ASFIKSIA RINGAN
DI RB DOA IBU PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2008
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Bayi
Nama bayi : By. Ny. S
Tanggal/ Jam lahir : 21 November 2008 / 14.30 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
b. Orang tua
Nama Ibu : Ny. Sri Lestari Nama Ayah : Tn. Sujito
Umur : 25 th Umur : 30 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Tambah Dadi Alamat : Ds. Tambah Dadi
Purbolinggo Purbolinggo
B. RIWAYAT PERSALINAN
1. Riwayat persalinan
a. Persalinan ditolong oleh : Bidan
b. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
c. Tempat Persalinan : Bidan
d. Lama Persalinan :
Kala I : 3 Jam
Kala II : 25 menit
Kala III : 10 menit
e. Masalah yang terjadi selama persalinan
Tidak ada masalah selama persalinan
f. Keadaan air ketuban : Keruh
g. Keadaan Umum BBL
Kelahiran tunggal
Usia kehamilan saat melahirkan + 38 minggu
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Nilai Apgar
Waktu
No Aspek Yang Dinilai 0 1 2
1 5
1. Frekuensi denyut Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100 2 2
jantung
2. Usaha Bernapas Tidak ada Lambat teratur Menangis kuat 1 2
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif 1 2
fleksi
4. Reaksi terhadap Tidak ada Gerakan sedikit Menangis 2 2
rangsangan
5. Warna kulit Biru / pucat Tubuh Seluruh tubuh 1 2
kemerahan kemerahan
ekstermitas biru
2. Antropometri
a. Berat badan : 3200 gr
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar Kepala : 34 cm
d. Lila : 10 cm
3. Refleks
a. Moro/kaget : ada, lemah
b. Palmargraf /menggenggam : ada, lemah
c. Sucking/ menghisap : ada, lemah
d. Rooting Reflek / mencari : ada, lemah
e. swallowing / menelan : ada, lemah
4. Menangis : Menangis pada saat dirangsang
5. Tanda vital
a. Suhu : 360 C
b. Nadi : 110 x/menit
c. Pernapasan : 40 x/menit
6. Kepala
a. Simetris : Tidak ada kelainan yang dialami
b. ubun-ubun besar : Cembung
c. Ubun-ubun kecil : tidak ada
d. Caput succeederium : tidak ada
e. Cephal hematoma : Tidak ada
f. Sutura : Tidak Moulage
g. Luka di kepala : Tidak ada
h. Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan
7. Mata
a. Posisi : Simetris mata kanan dan kiri
b. kotoran : tidak terdapat kotoran
c. Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan
d. Bulu mata : ada
8. Hidung
a. Lubang Hidung : terdapat 2 lubang (kanan dan kiri)
b. Cuping Hidung : ada , kanan dan kiri simetris,
gerakan antara kanan dan kiri kembang
kempis secara bersamaan
c. Keluaran : Tidak ada
9. Mulut
a. Simetris : atas dan bawah
b. Palatum : tidak ada
c. Saliva : tidak ada hipersaliva
d. Bibir : tidak ada labio skizis
e. Gusi : merah tidak ada laserasi
f. Lidah bintik putih : tidak ada
10. Telinga
a. Simetris : Kanan dan kiri
b. Daun Telinga : ada kanan dan kiri
c. Lubang telinga : ada kanan dan kiri
d. Keluaran : tidak ada
11. Leher
a. Kelainan : tidak ada kelainan
b. Pergerakan : dapat bergerak kekanan dan kiri
12. Dada
a. Simetris : Simetris ada kelainan
b. Pergerakan : bergerak waktu bernafas
c. Bunyi nafas : napas cepat, lembut teratur, dangkal
d. Bunyi jantung : Lup- duk teratur
13. Perut
a. Bentuk : tidak ada kelainan
b. Bising usus : Teratur
c. Kelainan : tidak ada kelainan
14. Tali pusat
a. Pembuluh darah : 2 arteri dan 1 veria
b. Perdarahan : tidak ada perdarahan
c. Kelainan : tidak ada kelainan
15. Kulit
a. Warna : Kemerahan dan ekstremitas biru
b. Tunger : (+) ada
c. Lanugo : ada
d. Vernik caseosa : ada
e. Kelainan : tidak ada kelainan
16. Punggung
a. Bentuk : Lurus
b. Kelainan : tidak ada kelainan
17. Ekstremitas
a. Tnagan : Simetris kanan dan kiri
b. Kaki : Simetris kanan dan kiri
c. Gerakan : (+) ada
d. Kuku : lengkap
e. Bentuk kaki : lurus
f. Bentuk tangan : lurus
g. Kelainan : tidak ada kelainan
18. Genetalia
Pria
a. Scrotum : ada
b. Testis : sudah turun
c. Penis : tidak ada kelainan
d. Kelainan : tidak ada
IV. PERENCANAAN
1. Cegah Kehilangan Panas
a. Bungkus bayi dengan handuk diatas perut ibu tali pusat
b. Hidupran radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi
2. Lakukan pembebasan jalan nafas
a. Bebaskan jalan nafas
b. Letakkan bayi pada posisi yang benar
c. Lakukan Sum Zuinger
3. Lakukan rangasangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi atau
b. Sentil
4. Lakukan penilaian bayi
a. Perhatikan dan nilai nafas bayi
b. Hitung frekuensi denyut jantung bayi
c. Nilai warna kulit bayi
5. Lakukan perawatan tali pusat
a. Jepit tali pusat dengan 2 buah klem
b. Potong tali pusat dengan gunting tali pusat
c. Bungkus tali pusat dengan kassa steril
d. Ajarkan pada itu untuk perawatan tali pusat
e. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur
f. Lakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
6. Lakukan Langkah awal resusitasi
a. Jaga Bayi tetap hangat
b. Atur posisi bayi
c. Isap lendir
d. Keringkan dan rangsangan taktil
e. Reposisi
f. Penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur atau tidak
7. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif
8. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran
V. PELAKSANAAN
Pada tanggal 21 November 2008 Pukul 14.30 WIB
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada diatas perut ibu
bila tali pusat panjang.
Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air
ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui
b. Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dari dada bayi
dengan meletakan bayi terlentang dibawah alat pemancar panas. Alat pemancar
panas, alat pemancar panas perlu disiapkan sebelum agar kasur tempat
diletakan bayi juga hangat.
2. Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Membebaskan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung dan mulut
bayi secara Zig zag dengan Kassa Steril segera setelah lahir
b. Meletakan bayi telentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah
dengan meletakan selimut atau handuk yang digulung dibawah bahu sehingga
bahu terangkat 2-3 cm
c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lender mulut
dari hidung menggunakan slim zungier. Bila air ketuban bercampur mekonium
maka penghisapan dan trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium.
Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung.
3. Melakukan rangsangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi kearah atas untuk melancarkan peredaran darah
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat
menimbulkan atau mempertahankan pernapasan
4. Melakukan penilaian bayi
a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
b. Menghitung frekuensi DJJ bayi
c. Menilai warna kulit bayi
5. Melakukan perawatan tali pusat
a. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem
b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat
c. Membungkus tali pusat dengan kassa steril
d. Mengajarkan pada itu untuk perawatan tali pusat
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur
f. Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
Perawatan tali pusat
6. Melakukan resusitasi
a. Menjaga bayi agar tetap hangat
b. Mengatur posisi bayi agar mempermudah jalan nafas
c. Menghisap lendir dengan menggunakan alat penghisap lendir deLee atau bola
karet
d. Mengeringkan dan melakukan rangsangan taktil pada bayi
e. Mengatur kembali posisi kepala dan selimut bayi
f. Melakukan penilaian pada bayi setelah melakukan tindakan resusitasi
7. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif
Menjelaskan pada ibu bahawa ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan
8. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau agar
pengeluaran ASI baik.
Kandungan didalam ASI tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk
perkembangan otaknya dan sudah mencukupi kebutuhan nutrisinya
VI. EVALUASI
Pada tanggal 21 November 2008, Pukul 14.35 WIB
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 23 November 2008 hari ke-III
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 25 November 2008 hari ke-V
Sarwono Prawirohardjo, Prof. Dr. dr. 1992 Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
:Jakarta