Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Juliper Nainggolan
ABSTRACT
I. PENDAHULUAN
Persediaan bahan bakar minyak yang merupakan sumber energi yang
banyak digunakan di negara kita untuk beberapa tahun yang akan datang sudah
pada taraf mengkuatirkan. Untuk itu telah banyak penelitian yang dilakukan
mencari sumber energy alternatif diantaranya energy panas bumi, biofuel, dan
sumber energy yang berasal dari tanaman. Panas bumi (Geothermal) sumber daya
alam berupa air panas atau uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui
pemanasan air bawah permukaan oleh batuan beku panas merupakan sumber
energi alternative yang murah dan ramah lingkungan. Dengan adanya UU no. 27
1248
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
Tahun 2003 tentang panas bumi diharapkan akan memberikan kepastian hukum
dalam pengembangan panas bumi di Indonesia. Untuk mempercepat investasi
dibidang panas bumi, perlu disiapkan informasi tentang peta potensi panas bumi
yang lengkap di seluruh Indonesia. Kepulauan Sumatera terletak pada pertemuan
dua lempeng tektonik yakni Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia,
menyebabkan di pulau Sumatera sering terjadi gempa bumi dan banyak dijumpai
daerah potensi panas bumi. Potensi panas bumi di Sumatera mencapai 9562 MW
(Amir 2005). Panas bumi Rianiate salah satunya yang belum banyak diteliti
khususnya potensi energy yang dimilikinya serta pola penyebaran fluida
geothermalnya.
Secara harfiah, geothermal (yang dalam bahasa Indonesia panas bumi)
berasal dari kata geo yang berarti bumi dan thermal yang berarti panas. Sehingga
dapat diartikan sebagai panas yang terkandung secara alamiah di dalam bumi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) panas bumi adalah sumber energi,
seperti air panas, uap panas, serta gas-gas lain yang terdapat di dalam perut bumi,
sedangkan para ilmuwan mendefinisikan energi panas bumi sebagai sejumlah
panas yang berasal dari bumi dan berada cukup dekat dengan permukaan bumi
sehingga dapat digunakan secara ekonomi Miryani 1992).
Terjadinya sumber energi panas bumi serta karakteristiknya dijelaskan oleh
Hazuardi (1992) sebagai tumbukan yang antara lempeng pasifik, India-Australia
dan Eurasia). Sistem panas bumi dialam mencakup system hidrotermal yang
merupakan system tata air, proses pemanasan dan kondisi sistim dimana air yang
terpanaskan terkumpul. Sistem panas bumi memiliki syarat sebagai berikut :
1. Adanya Peresapan air tanah dalam (air meteorik).
2. Adanya sumber panas berupa kantong magma, baik sisa dari gunung api
maupun terobosan magma dikedalaman(stock).
3. Adanya susunan batuan, yang terdiri dari batuan tudung kedap air uap,
batuan sarang yang tembus air uap dan batuan kedap sebagai penghantar
panas.
4. Adanya gejala struktur, umumnya patahan yang menjebak bagi tersebarnya
manifestasi panas bumi dipermukaan.
Keseluruhan parameter di atas bekerja saling terkait membentuk system
panas bumi. Batuan panas akan berfungsi sebagai sumber pemanas air yang
menerobos batuan. Pada umumnya sumber panas bumi terdapat di jalur gunung
api, maka sebagai sumber panas adalah magma atau batuan yang telah mengalami
radiasi panas dari magma. Berdasarkan pada besarnya temperatur, Petrucci Ralph
H(1985) membedakan sistim panas bumi menjadi tiga yaitu rendah (< 125 0C),
sedang (1250C 2250C) dan tinggi (> 2250C)
Geolistrik merupakan alat yang dapat diterapkan untuk beberapa metode
geofisika, di mana prinsip kerja metode tersebut adalah mempelajari aliran listrik
di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi
pengukuran potensial, arus, dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (buatan). Metode geofisika
1249
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
1250
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
1251
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
1252
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
1253
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
1. Nilai resistivitas 2,23 12,1 dari warna biru hingga hijau ditafsirkan
sebagai Lempung lanauan dan tanah lanauan basah berada dibeberapa
tempat dari kedalaman 1,25 m hingga 23,5 meter.
2. Nilai resistivitas 21,3- 116 .m dari warna hijau tua sampai biru
ditafsirkan tanah lanauan, pasiran berada di tiga tempat dan sangat
dangkal dari kedalaman 1,25 m sampai 6,38 meter. Penyebaran fluida
geothermal ada ditempat tersebut.
Berdasarkan analisa di atas dapat kita lihat penyebaran fluida geothermal
lebih terlihat pada lintasan 1 yaitu pada kawah 2 sehingga muncul sumur air panas
seperti pada gambar di bawah ini.
5.2. Saran
Untuk melengkapi data tentang potensi panas bumi Rianiate ini perlu lagi
dilakukan penyelidikan lanjutan secara geokimia.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, F., (2005), The Role of Pertamina in Geothermal Development in Indonesia.
Publication of Pertamina Geothermal Division.
Badan Pengawas Statistik, (2010), Pangururan, http://sumut.bps.go.id/ samosir/
publikasi/pangururan.2
Hazuardi.,(1992), Pengantar Eksplorasi Panas Bumi, PPT MIGAS(Pusat Tenaga
Perminyakan dan Gas Bumi),Cepu.
Miryani, S. N, (1992), Teknik Panas Bumi: http://www.dim.esdm.go.id/ Diakses
Tanggal 2 Juni 2010, Jam 09.39 WIB
Ralph, P.H., (1985), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Suminar
Achmadi, Ph.D.(Penerjemah), Edisi keempat, jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Santoso, D.(2002), Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: Depertemen Teknik
Geofisika ITB
Undang A- undang nomor 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi
1255
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
Lampiran
1256
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
1257
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
1258
_____________
ISSN 0853-0203
VISI (2013) 21 (1) 1248-1255
1259
_____________
ISSN 0853-0203