Vous êtes sur la page 1sur 14

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

TAMBANG BATU BARA DI PT.KALTIM PRIMA


COAL
DAMPAK PERTAMBANGAN BATU BARA
Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan
kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan
(merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang
disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri,
minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga
mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo, 2003).
a. Dampak Terhadap Lingkungan
Setiap kegiatan penambangan baik itu penambangan Batu bara, Nikel dan
Marmer serta lainnya pasti menimbulkan dampak positif dan negatif bagi
lingkungan sekitarnya. Dampak positifnya adalah meningkatnya devisa
negaradan pendapatan asli daerah serta menampung tenaga kerja sedangkan
dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat dikelompokan dalam bentuk
kerusakan permukaan bumi, ampas buangan (tailing), kebisingan, polusi udara,
menurunnya permukaan bumi (land subsidence), dan kerusakan karena
transportasi alat dan pengangut berat.
Karena begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan
penambangan maka perlu kesadaran kita terhadap lingkungan sehingga dapat
memenuhi standar lingkungan agar dapat diterima pasar. Apalagi kebanyakan
komoditi hasil tambang biasanya dijual dalam bentuk bahan mentah sehingga
harus hati-hati dalam pengelolaannya karena bila para pemakai mengetahui bahan
mentah yang dibeli mencemari lingkungan, maka dapat dirasakan tamparannya
terhadap industri penambangan kita.
Sementara itu, harus diketahui pula bahwa pengelolaan sumber daya alam
hasil penambangan adalah untuk kemakmuran rakyat. Salah satu caranya adalah
dengan pengembangan wilayah atau community development. Perusahaan
pertambangan wajib ikut mengembangkan wilayah sekitar lokasi tambang
termasuk yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Karena
hasil tambang suatu saat akan habis maka penglolaan kegiatan penambangan
sangat penting dan tidak boleh terjadi kesalahan.
Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan batubara
juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar,
baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air . Penambangan Batubara secara langsung
menyebabkan pencemaran antara lain ;
1. Pencemaran air
Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi
dengan air menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan
di sungai, tumbuhan, dan biota air yang sensitive terhadap perubahan pH yang
drastis.
Batubara yang mengandung uranium dalam konsentrasi rendah, torium,
dan isotop radioaktif yang terbentuk secara alami yang jika dibuang akan
mengakibatkan kontaminasi radioaktif. Meskipun senyawa-senyawa ini
terkandung dalam konsentrasi rendah, namun akan memberi dampak signifikan
jika dibung ke lingkungan dalam jumlah yang besar. Emisi merkuri ke lingkungan
terkonsentrasi karena terus menerus berpindah melalui rantai makan dan
dikonversi menjadi metilmerkuri, yang merupakan senyawa berbahaya dan
membahayakan manusia. Terutama ketika mengkonsumsi ikan dari air yang
terkontaminasi merkuri.
2. Pencemaran udara
Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi
kesehatan. Menurut logika udara kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru.
Peranan polutan ikut andil dalam merangsang penyakit pernafasan seperti
influensa,bronchitis dan pneumonia serta penyakit kronis seperti asma dan
bronchitis kronis.
3. Pencemaran Tanah
Penambangan batubara dapat merusak vegetasi yang ada,
menghancurkan profil tanah genetic, menggantikan profil tanah genetic,
menghancurkan satwa liar dan habitatnya, degradasi kualitas udara, mengubah
pemanfaatan lahan dan hingga pada batas tertentu dapat megubah topografi umum
daerah penambangan secara permanen.
Disamping itu, penambangan batubara juga menghasilkan gas metana,
gas ini mempunyai potensi sebagi gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia, memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada
emisi gas rumah kaca.Aktivitas pertambangan batubara juga berdampak
terhadap peningkatan laju erosi tanah dan sedimentasi pada sempadan dan
muara-muara sungai. Kejadian erosi merupakan dampak tidak langsung dari
aktivitas pertambangan batubara melainkan dampak dari pembersihan lahan
untuk bukaan tambang dan pembangunan fasilitas tambang lainnya seperti
pembangunan sarana dan prasarana pendukung seperti perkantoran,
permukiman karyawan,Dampak penurunan kesuburan tanah oleh aktivitas
pertambangan batubara terjadi pada kegiatan pengupasan tanah pucuk (top
soil) dan tanah penutup (sub soil/overburden). Pengupasan tanah pucuk dan
tanah penutup akan merubah sifat-sifat tanah terutama sifat fisik tanah
dimana susunan tanah yang terbentuk secara alamiah dengan lapisan-lapisan
yang tertata rapi dari lapisan atas ke lapisan bawah akan terganggu dan
terbongkar akibat pengupasan tanah tersebut.
b. Dampak Terhadap manusia
Dampak pencemaran Pencemaran akibat penambangan batubara terhadap
manusia, munculnya berbagai penyakit antara lain :
1. Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada
manusia seperti kanker kulit. Kaarena Limbah tersebut mengandung belerang
( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4),
di samping itu debu batubara menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan
yang dijadikan aktivitas pengangkutan batubara. Hal ini menimbulkan
merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek
jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau lambung. Bahkan
disinyalir dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat.
2. Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah
kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan penggunaannya.
Batubara dan produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak sisa
pembakaran, mengandung berbagai logam berat : seperti arsenik, timbal,
merkuri, nikel, vanadium, berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga,
molibdenum, seng, selenium, dan radium, yang sangat berbahaya jika dibuang
di lingkungan.
3. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan
batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang
cukup parah, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air Penambangan Batubara
secaralangsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah penducian
batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah
pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi
keruh, Asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan
pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti
mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya
dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam
Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), dan Pb. Hg dan Pb
merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia
seperti kanker kulit.
c. Dampak Sosial dan kemasyarakatan
1. Terganggunya Arus Jalan Umum
a. Banyaknya lalu lalang kendaraan yang digunakan untuk angkutan batubara
berdampak pada aktivitas pengguna jalan lain. Semakin banyaknya kecelakaan,
meningkatnya biaya pemeliharaan jembatan dan jalan, adalah sebagian dari
dampak yang ditimbulkan.
2. Konflik Lahan Hingga Pergeseran Sosial-Budaya Masyarakat
Konflik lahan kerap terjadi antara perusahaan dengan masyarakat lokal
yang lahannya menjadi obyek penggusuran. Kerap perusahaan menunjukkan
kearogansiannya dengan menggusur lahan tanpa melewati persetujuan pemilik
atau pengguna lahan. Atau tak jarang mereka memberikan ganti rugi yang tidak
seimbang denga hasil yang akan mereka dapatkan nantinya. Tidak hanya konflik
lahan, permasalahan yang juga sering terjadi adalah diskriminasi. Akibat dari
pergeseran ini membuat pola kehidupan mereka berubah menjadi lebih konsumtif.
Bahkan kerusakan moralpun dapat terjadi akibat adanya pola hidup yang berubah.
Nilai atau dampak positif dari batubara itu sendiri, Sumber wikipedia.com
mengatakan Tidak dapat di pungkiri bahwa batubara adalah salah satu bahan
tambang yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia adalah salah
satu negara penghasil batubara terbesar no.2 setelah Australia hingga tahun 2008.
Total sumber daya batubara yang dimiliki Indonesia mencapai 104.940 Milyar
Ton dengan total cadangan sebesar 21.13 Milyar Ton. Nanun hal ini tetap
memberikan efek positif dan negatif, dan hal positifnya Sumber wikipedia.com
mengatakan. Hal positifnya adalah bertambahnya devisa negara dari kegiatan
penambanganya.
Secara teoritis usaha pertambangan ditujukan untuk kesejahteraan
masyarakat. Para pekerja tambang selayaknya bekerja sama dengan masyarakat
sekitar. Salah satu bentuknya dengan cara memperkerjakan masyarakat sekitar
dalam usaha tambang sekitar, sehingga membantu kehidupan ekonomi masyarakat
sekitar.
Pembakaran batubara dan ancaman terbesar terhadap iklim kita
Pembakaran batubara meninggalkan jejak kerusakan yang tak kalah
dasyat. Air dalam jumlah yang besar dalam pengoperasian PLTU mengakibatkan
kelangkaan air di banyak tempat. Polutan beracun yang keluar dari cerobong asap
PLTU mengancam kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar. Partikel halus
debu batubara adalah penyebab utama penyakit pernapasan akut, merkuri perusak
perkembangan saraf anak-anak balita dan janin dalam kandungan ibu hamil yang
tinggal di sekitar PLTU. Dan yang tak kalah penting, pembakaran batubara di
PLTU adalah sumber utama gas rumah kaca penyebab perubahan iklim seperti
karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan metana yang
memperburuk kondisi iklim kita.

Pertambangan batubara yang ditinggalkan dan limbah pembakaran


batubara
Jejak kerusakan yang ditinggalkan oleh batubara tidak berhenti di saat
pembakarannya. Di ujung rantai kepemilikannya, terdapat pertambangan batubara
yang ditinggalkan setelah dieksploitasi habis, limbah pembakaran batubara, dan
hamparan alam yang rusak tanpa pernah akan bisa kembali seperti sediakala.
Pertambangan yang ditinggalkan pasca dieksploitasi habis, meninggalkan
segudang masalah untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Lubang-lubang
raksasa, drainase tambang asam, dan erosi tanah hanya sebagian dari masalah.
Hamparan alam yang rusak adalah adalah kondisi permanen yang tak akan pernah
pulih , sekeras apapun usaha yang dilakukan untuk mengembalikannya.
Limbah pembakaran batubara sangat beracun, dan membahayakan
kesehatan masyarakat, tembaga, cadmium dan arsenic adalah sebagian dari zat
toksik yang dihasilkan dari limbah tersebut, yang masing-masing memicu
keracunan, gagal ginjal, dan kanker.
Setiap rantai dalam siklus pemanfaatan batubara meyumbangkan
kerusakan yang diakibatkan oleh energi kotor inimasing-masing dengan
caranya sendiri. Kerusakan ini nyata dan mematikan.
lingkungan pasca tambang
Kegiatan pasca tambang pembangunan yang berkelanjutan semestinya
menghasilkan output yaitu pemanfaatan yang optimal dan bijak terhadap
sumberdaya alam yang tak terbaharukan, serta berkesinambungan terhadap
keseterdiaan sumber daya alam. Adanya dampak ekologis dari kegiatan pasca
tambang memacu untuk dipikirkan terlebih dahulu, serta dilakukan penelitian dan
penaatan ruang karena bila tidak dilakukan kompehensip, maka penutupan
tambang hanya akan meninggalakan kerusakan bentang alam dan lingkungan.
Untuk itu diperlukan upaya penanggulanan pencemaran dan kerusakan
lingkungan pada saat operasi maupun pasca ditutupnya usa tambang sebagai
berkesinambungan yang pada intinya adalah upaya yang bisa untuk
menghilangkan dampak dari kegiatan tambang dengan melakukan suaru gran
desain dan krontruksi kegiatan tambang yang berdampak lingkungan yang dikenal
dengan AMDAL.
Dalam kaitan dengan hal ini pemerintah harus meyeleksi secara ketat para
pemegang Kuasa Penambangan sehingga betul-betul melaksanakan AMDAL
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peraturan perundangan mengenai dampak
lingkungan berkembang sejak diundangkannya Undang-Undang No. 4/1982,
Undang-Undang No. 23/1997 serta Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi No. 389K/008/MPE/1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
Untuk menyederhanakan prosedur, pemerintah harus membuat daftar
kegiatan yang sudah berjalan atau yang disebut listing, yang didasarkan ada luas
jangkuan kegiatan dan skala produksinnya. Semua kegiatan penambangan yang
termasuk dalam daftar diharuskan membuat AMDAL, sedangkan tidak termasuk
dalam daftar diharuskan membuat UKL dan UPL. Kegiatan yang menyusun
AMDAL adalah kegiatan penambangan yang berada di lokasi yang sensitif
terhadap lingkungan seperti hutan lindung, daerah cagar budaya dan cagar alam.
Dalam undang-undang No. 11/1967 mengenai pertambangan telah dicantumkan
pula daerah yang tidak diperkenankan untuk dijadikan ajang kegiatan
penambangan antara lain kuburan, cagar budaya, bangunan penting seperti
jembatan, instalasi militer dan sebagainya.
dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:
Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan
Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity di sekitar lokasi pertambangan.
Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan penggunaan lahan
Stabilisasi site dan rehabilitasi
Limbah tambang dan pembuangan tailing
Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing
Peralatan yang tidak digunakan , limbah padat, limbah rumah tangga
Emisi Udara
Debu
Perubahan Iklim
Konsumsi Energi
Pelumpuran dan perubahan aliran sungai
Buangan air limbah dan air asam tambang
Perubahan air tanah dan kontaminasi
Limbah B3 dan bahan kimia
Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia ditempat kerja
Kebisingan
Radiasi
Keselamatan dan kesehatan kerja
Toksisitas logam berat
Peninggalan budaya dan situs arkeologi Kesehatan masyarakat dan pemukiman
di sekitar tambangPenambangan dapat menyebabkan kecelakaan-kecelakaan yang
seriusseperti kebakaran-kebakaran, ledakan-ledakan, atau lorong-lorong galian
yangrubuh yang dapat menimbulkan dampak pada orang-orang yang bermukim
dikomunitas sekitar tambang. Dampak dan bahaya yang mengancam
kesehatanmasih juga dirasakan di tempat-tempat bekas daerah yang pernah
ditambang,karena orang-orang dapat terpapar limbah tambang dan bahan-bahan
kimia yangmasih melekat di tanah dan di air.1.Gangguan Kesehatan yang Dialami
Pekerja TambangGangguan-gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja
tambangdiantaranya :
a. Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam-logam berat dan
radiasi dapat meracuni penambang dan menyebabkangangguan kesehatan
sepanjang hidup mereka.
b. Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal
dapat menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung.
c. Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkankerusakan
pada urat syaraf serta peredaran darah, dan dapatmenimbulkan kehilangan
rasa, kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa
mengakibatkan kematian.
d. Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkanmasalah
pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran.
e. jam kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapatmerusak
penglihatan.
f. Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup
dapatmenyebabkan stres kepanasan. Gejala-gejala dari stres kepanasan
berupa pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat, kehausanyang
sangat, dan jatuh pingsan.
2. Gangguan Kesehatan yang Dialami Masyarakata.Udara yang tercemar
Penyakit paru-paru hitam (black lung diseases) disebabkan oleh debu batu
bara yang menyumbat paru-paru, menyebabkan masalah pernapasanyang
sangat serius dan permanen. Penambang-penambang batu bara bawahtanah,
anak-anak dan perempuan-perempuan yang bekerja memisahkan batudari
batu bara, sering mengalami penyakit paru-paru hitam ini.Debu dari
pertambangan dapat membuat sulit bernapas. Jumlah debuyang banyak
menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan dan membengkak.Tanda-tanda dari
kerusakan paru-paru akibat terpapar debu antara lain:
napas pendek, batuk-batuk, napas yang berdesah
batuk-batuk yang mengeluarkan dahak kuning atau hijau (lender dari paru- paru)
sakit leher
kulit membiru dekat kuping atau bibir
sakit dada
tidak ada nafsu makan
rasa lelah b.Air yang tercemar Pertambangan menggunakan air dalam jumlah
yang banyak danmeninggalkan sejumlah besar limbah yang mencemari
sumber-sumber air dan orang-orang yang bergantung pada pertambangan.
Walaupun semuaoperasi tambang cenderung mencemari air, namun
kebanyakan masalahyang paling besar datang dari kegiatan perusahaan-
perusahaan besar. Air permukaan dan air tanah di lokasi-lokasi tambang dapat
tercemar selama bertahun-tahun kemudian. Karena air habis digunakan, lahan
dapatmengalami kekeringan dan tidak dapat digunakan untuk pertanian
ataumenggembala ternak. Kerusakan jangka panjang akibat air
yangterkontaminasi akan berakhir jauh lebih lama dibanding
keuntunganekonomis jangka pendek yang diperoleh dari kegiatan pertambangan.
SOLUSI TERHADAP DAMPAK DAN PENGARUH PERTAMBANGA
BATUBARA
Tidak dapat di pungkiri bahwa pemerintah mempunyai peran yang penting
dalam mencari solusi terhadap dampak dan pengaruh pertambangan batu bara
yang ada di indonesia. Pemerintah harus menyadari bahwa tugas mereka adalah
memastikan masa depan yang dimotori oleh energi bersih dan terbarukan. Dengan
cara ini, kerusakan pada manusia dan kehidupan sosialnya serta kerusakan ekologi
dan dampak buruk perubahan iklim dapat dihindari.
Sayangnya, Pemerintah Indonesia ingin percaya bahwa batubara jawaban
dari permintaan energi yang menjulang, serta tidak bersedia mengakui potensi luar
biasa dari energi terbarukan yang sumbernya melimpah di negeri ini.
Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan
oleh penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk
dilakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut :
1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif
(control/protective) yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk
pengangkutan batu bara sehingga akan mengurangi keruwetan masalah
transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yang
kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko
terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).
2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga
akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan.
Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara
dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas
lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding
place)
3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan
pengusahaan penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan yang berlaku (law enforcement)

4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta


dikembangkan untuk membina dan memberikan penyuluhan/penerangan
terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan membangkitkan
kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan.
Sebelum disetujuinya pelaksanaan proyek pertambangan batu-bara, para
pengusaha harus tunduk pada hukum yang berlaku : Hukum yang lebih tegas
Untuk meminimalisasi dampak negative tersebut, maka menjadi kewajiban
pemerintah unutk menegakkan hokum secara konsisten sehingga parakontraktor
yang melaksanakan kegiatan penambangan batubara dapatmelaksanakan segala
ketentuan hokum yang berlaku dalam bidang pertambangan sesuai dengan pasal
30 Undang-Undang No.11 tahun 1967tentang Pertambangan secara tegas,
yaitu :Apabila selesai melakukan penambangan dan galian pada suatu tempat
pekerjaan, pemegang kuasa pertambangan yang bersangkutan
diwajibkanmengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
bahaya penyakit atau bahaya lainnya. Pengusaha pertambangan harus mematuhi
rambu-rambu hukium yang berlaku mengenai pertambangan. Adanya pengawasan
secara efektif dari aparat pemerintahArtinya tidak ada sikap ragu-ragu dari aparat
pemerintah ketika melihat pelanggaran hukum. Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak
yangditimbulkan oleh penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa
pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu.
Pertama pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif
(control/protective) yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk
pengangkutan batu bara sehingga akan mengurangi keruwetan masalaht
ransportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yangkotor.
Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan
risikoterpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).
Kedua, pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan
lingkungansehingga akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat
kerusakanlingkungan. Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas
penambangan batu bara dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria.
Dikhawatirkan bekas lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan
nyamuk (breeding place).
Ketiga, pendekatan administratif yang mengikat semua pihak
dalamkegiatan pengusahaan penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku (law enforcement) dan keempat pendekatan
edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina
dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan
perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memeliharakelestarian
lingkungan. Selain itu perlu diupayakan kajian penelitian yanglebih mendalam.
Secara Teknis dapat dilakukan : Reklamasi Reklamasi adalah kegiatan yang
bertujuan memperbaiki atau menatakegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat
kegiatan usaha pertambangan,agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai
peruntukannya, diantaranyaadalah : 1.Revegetasi Perbaikan kondisi tanah
meliputi: perbaikan ruang tubuh, pemberiantanah pucuk dan bahan organik serta
pemupukan dasar dan pemberiankapur. Secara ekologi, spesies tanaman lokal
dapat beradaptasi dengan iklimsetempat tetapi tidak untuk kondisi tanah. Untuk
itu diperlukan pemilihan spesies yang cocok dengan kondisi setempat, terutama
untuk jenis-jenis yang cepat tumbuh, misalnya sengon, yang telah terbuktiadaptif
untuk tambang. Dengan penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro
padalahan bekas tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan
dalammerestorasi lahan bekas tambang, maka dilakukan langkah-langkahseperti
perbaikan lahan pra-tanam, pemilihan spesies yang cocok, dan penggunaan
pupuk. Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman padalahan
bekas tambang, dapat ditentukan dari persentasi daya tumbuhnya, persentasi
penutupan tajuknya, pertumbuhannya, perkembanganakarnya, penambahan
spesies pada lahan tersebut, peningkatan humus, pengurangan erosi, dan fungsi
sebagai filter

Untuk pencemaran air :


1. Kebocoran pada kolam penampungan limbah adalah salah satu dari
beberapa perkiraan penyebab utama pencemaran air dari
pertambangan.Maka untuk mencegah terjadinya pencemaran air, kolam
penampunganlimbah harus: Dibangun jauh dari sumber-sumber air atau
saluran pembuangan daerah-daerah aliran sungai. Dilapisi untuk
menghindari rembesan ke air tanah. Dibangun sesuai dengan standar
internasional yang terbaik. Diawasi untuk menghindari kebocoran atau
rembesan dan tumpah. Jika operasi tambang selesai, kolam penampungan
limbah harus ditutupdan limbah beracun dikosongkan. >Kontribusi yang
telah dilakukan oleh PT. Kaltim Prima Coal adalah : Kaltim Prima Coal
(KPC) mengalokasikan dana US$5 juta setiap tahun bagiaksi corporate
social responsibility (CSR) yang berbentuk tujuh programuntuk
masyarakat sekitar lokasi usahanya. CSR (Corporate SocialResponsibility)
merupakan bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan terhadap
aspek sosial dan lingkungan. Dari alokasi dana tadi diatas PT. Kaltim
Prima Coal mengelompokkan program pengembangan masyarakat ke
dalam tujuh bidang, yaitu pengembangan agribisnis, kesehatan dan
sanitasi, pendidikan dan pelatihan, pembangunan infrastruktur,
pengembangan usaha kecil dan menengah(UKM), pelestarian alam dan
budaya, serta penguatan kapasitas masyarat dan pemerintah. Program-
program pemberdayaan masyarakat PT KPC tersebutdiarahkan kepada
pengembangan sumber daya alam (SDA) yang terbarukanserta
diselaraskan dengan program pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Untuk
program agribisnis, KPC membangun 300 hektare untuk
penanamankakao. Masyarakat setempat diberikan bibit, pupuk sampai
kepada pelatihanmengenai penanaman itu. Untuk program agribisnis ini
juga dibuatkan kolam udang untuk masyarakatdi Desa Muara Bengalon.
Program agribisnis lainnya adalah membangun perkebunan pisang dan
peternakan ayam di Kampung Kabo. KPC juga memberikan kredit mikro
kepada masyarakat Bengalon dengantotal peminjam tak kurang dari 700
orang. Pembangunan infrastruktur telah dilakukan program irigasi di Desa
Sepaso,dan pembangunan jalan. Masyarakat setempat juga dimanjakan
dengan fasilitas olah raga berupa pembuatan lapangan sepakbola.Sampai
saat ini program CSR yang telah dijalankan oleh PT. KaltimPrima Coal
belum sepenuhnya efektif, karena secara keseluruhan masih terdapat
beberapa variable dibawah rata-rata kesenjangan. Ini mengidikasikan
bahwamasyarakat sebagai penerima manfaat masih belum puas dengan
kinerja program CSR yang telah dijalankan pihak PT. Kaltim Prima Coal,
sehinggakinerja program CSR harus lebih ditingkatkan lagi

Vous aimerez peut-être aussi