Vous êtes sur la page 1sur 5

ANALISA JURNAL

Nama Mahasiswa : Muchammad Heru Januar Nugroho


NPM : 1614901210767
Ruangan : Tulip 1 C (Bedah Umum) RSUD Ulin Banjarmasin

1. SUBSTANSI PENELITIAN
1.1 Judul Jurnal
Pengaruh Pemberian Gel Ekstrak daun Melati (Jasminum sambac L. Ait)
Terhadap Jumlah Fibroblas Kulit dalam Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
A pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar
Kritik judul jurnal: tidak mencantumkan tempat dan tahun penelitian
dilakukan
1.2 Nama Penelitian
Nurdiana, Ikhda Ulya, I Putu Ryan Aristya Putra
1.3 Lokasi Penelitian
Kritik lokasi jurnal: tidak mencantumkan dengan jelas nama tempat yang
dijadikan penelitian dan pada ruangan apa penelitian dilakukan
1.4 Alamat Jurnal
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 4, No. 1 Mei 2016. Fakultas Kedokteran
Jurusan Keperawatan Universitas Brawijaya Malang.

2. ANALISA JURNAL (PICO)


2.1 Pendahuluan
Luka bakar (combutio) adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi (Moenadjat, 2009). Menurut Riset Kesehatan dasar RI 2008,
prevalensi kejadian luka bakar di Indonesia sebesar 2,2%. American Burn
Association (2012) menunjukkan bahwa sekitar 69% luka bakar terjadi di
rumah, 9% di tempat kerja, 7% di jalan raya, 5% di tempat rekreasi, dan
10% lain-lain. Di antara tiga derajat klasifikasi luka bakar, luka bakar derajat
2 merupakan kasus terbanyak di seluruh dunia (Xiang Xu, 2004).

Luka bakar derajat 2 dikelompokkan menjadi dua, yaitu derajat II A dan


derajat II B (dalam). Pada luka bakar derajat II A (dangkal), kerusakan
mengenai bagian superficial dari dermis. Penatalaksanaan luka bakar secara
umum adalah menggunakan rendam normal saline (Nurdiana et al., 2008).
Saat ini telah banyak ditemukan obat-obatan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka bakar, seperti silver sulfadiazine, Bacitracin dan
Mafenide Acetate (agen anti microbial), atau Hydrocolloids dan Hydrogell
sebagai Absorptive dressing (Singer dan Dagum, 2008). Pemakaian Silver
sulfadiazine 1% (SSD 1%) sudah menjadi standar pengobatan luka bakar
(Widagdo, 2003). Biaya obat-obatan luka bakar modern saat ini relatif tidak
murah, sehingga menyebabkan masyarakat mulai beralih menggunakan
terapi berbasis herbal atau tanaman tradisional (Christiawan dan
Perdanakusuma, 2012).

Daun melati (Jasminum sambac L. Ait) merupakan salah satu alternatif obat
herbal yang dapat digunakan untuk terapi luka bakar. Daun melati dapat
digunakan sebagai obat alternatif karena memiliki senyawa saponin, tanin
dan flavonoid yang berperan dalam pembentukan fibroblast (Robin, 2007;
kimura et al, 2006; Banso et al, 2007). Semakin banyak fibroblast yang
terbentuk maka akan mempercepat kontraksi luka dan akan mempercepat
penyembuhan luka (Khan et al, 2012). Tanin merupakan antioksidan untuk
proliferasi fibroblast, njuga menginduksi limfokin untuk meningkatkan
migrasi makrofag (Gurib-Fakim, 2006). Flavonoid juga berfungsi sebagai
antioksidan dan antibakteri yang bisa meningkatkan aktivasi dan proliferasi
fibroblas, sehingga memicu pembentukan kolagen dan mempercepat proses
penyembuhan luka (Barbul, 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian gel ekstrak


daun melati secara topical pada luka bakar kulit derajat II A pada tikus putih
galur wistar dapat meningkatkan fibroblast.

Kritik jurnal pendahuluan: dalam prevalensi penelitian tidak dicantumkan


data angka kejadian luka bakar di dunia (data WHO) dan data regional Asia
maupun Asia Tenggara. Pada pendahuluan sudah berisikan latar belakang,
fenomena fibroblas dalam penyembuhan luka bakar, tetapi tidak dijelaskan
dengan pemberian gel ekstrak daun melati juga berpengaruh terhadap
penyembuhan luka bakar secara umum. Juga tidak dijelaskan apakah luas
luka bakar terhadap tikus putih tersebut seragam.

2.2 Patient and Clinical Problem (P)


Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan Galur Wistar berumur 2,5 3
bulan sebanyak 25 ekor. Dengan membuat perlukaan pada tikus putih
tersebut dengan cara menempelkan sterofoam berbentuk balok berukuran 2 x
2 cm yang dilapisi dan dibungkus kasa steril dan dicelupkan ke dalam air
panas 98C selama 3 menit kemudian ditempelkan pada punggung tikus
selama 30 detik yang sebelumnya dianesthesi menggunakan lidokain non-
adrenalin.

Kritik jurnal: untuk design penelitian eksperimen pada jurnal ini sudah
sesuai dimana jumlah sampel total 25 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 5
kelompok dengan 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok yang di intervensi
sehingga cukup untuk mewakili jumlah sampel.

2.3 Intervensi (I)


Penelitian ini menggunakan desain true experimental laboratory dengan
metode Randomize Posttest Only Controlled Group Design. Sampel diambil
secara acak (Simple Random Sampling)

Kritik jurnal: penelitian ini sudah sesuai dengan metode penelitian kualitatif
dengan design penelitian true eksperiment yang menggunakan sedikitnya
dua kelompok kontrol dan terdapat kelompok yang di intervensi. Dimana
dalam Posttest Only Controlled Group Design, kelompok pertama diberi
perlakuan dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberikan perlakuan
disebut eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.

2.4 Comparasion (C)


Digunakannya ekstrak daun melati dalam penelitian ini untuk merawat luka
karena daun melati mengandung saponin, tanin dan flavonoid. Saponin
adalah sebagai immunodilator yaitu meningkatkan produksi dan migrasi
makrofag ke daerah luka (Robin, 2007). Tanin memiliki fungsi sebagai
antioksidan dan antibacterial yang kuat, serta meningkatkan vaskularisasi
dan proliferasi fibroblas (Khan et al, 2012). Flavonoid diketahui memiliki
fungsi mengurangi produksi lemak sehingga meningkatkan kelangsungan
serat kolagen dan mencegah kerusakan sel (gettie, 2002; Shetty, 2008).
Selain itu flavonoid juga memiliki efek antimikrobal dan astringen, yang
mana berperan dalam kontraksi luka dan epitelisasi. Flavonoid dapat
meningkatkan produksi fibroblas sehingga meningkatkan sintesa kolagen,
dan meningkatkan difusi oksigen ke sel (Inan et al, 2006).

Kritik jurnal: penelitian ini didukung oleh Raharyani (2015) yang


menunjukkan bahwa penyembuhan luka dapat dipercepat dengan
meningkatkan sintesa kolagen. Ekstrak daun melati yang dikenal memiliki
saponin, tanin dan flavonoid yang berguna untuk penyembuhan luka
digunakan untuk menyembuhkan luka sayatan pada mencit (mus muculus).

Judul jurnal: Peran Ekstrak Gel Daun Melati (Jasminum sambac) dalam
Peningkatan Sabut Kolagen pada Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit
(Mus Muculus)
Nama peneliti: Hilarry Desiree Raharyani
Alamat jurnal: http://repository.unair.ac.id/19836/ (2015)

2.5 Outcome (O)


Perawatan luka bakar derajat II A dilakukan selama 14 hari, pada hari ke 15
tikus dimatikan dan dibuat slide histology dan dilakukan penghitungan
jumlah sel fibroblas. Penghitungan fibroblas diambil dari 15 lapang pandang
kemudian dihitung reratanya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil uji One Way ANOVA
terhadap ekstrak daun melati 15%, 30% dan 45% menghasilkan p-value
(0,000) < (0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak daun melati
15%, 30% dan 45% mempunyai efek yang signifikan terhadap peningkatan
fibroblas luka bakar derajat II A. Setelah dilakukan uji perbandingan
berganda rata-rata jumlah fibroblas luka didapatkan kelompok kontrol
menggunakan NS 0.9% + SSD 1% dengan p-value (0,005) < (0,05),
kelompok perlakuan ekstrak daun melati 30% dengan p-value (0,000) <
(0,05), dan NS 0.9% + ekstrak daun melati 45% dengan p-value (0,000) <
(0,05).

Kritik jurnal: Di dalam pembahasan hasil penelitian sudah sesuai dengan


konsep yang harus ada dalam pembuatan suatu pembahasan pada penelitian,
Hasil penelitian dengan dukungan teori sudah dibahas disertai analisisnya.

2.6 Kelebihan penelitian


2.6.1 Dapat menjadi informasi bagi tenaga medis bahwa gel ekstrak daun
melati dengan kandungan zat didalamnya dapat meningkatkan jumlah
fibroblas terhadap luka bakar derajat II A khususnya pada hewan
tikus putih.
2.6.2 Teori dan pembahasan penelitian sangat jelas tentang penelitiannya di
dalam jurnal.
2.7 Kekurangan penelitian
2.7.1 Penelitian ini belum dilakukan pada manusia.
2.7.2 Penelitian selanjutnya harus lebih memperhatikan jumlah sampel
yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama serta jenis luka yang
lebih variatif.

2.8 Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian gel ekstrak daun melati dapat
meningkatkan fibroblas pada luka bakar derajat II A hewan tikus putih galur
wistar

2.9 Implikasi dalam keperawatan


Gel ekstrak daun melati memiliki khasiat dalam meningkatkan fibroblas bagi
proses penyembuhan luka, untuk diteliti kembali sehingga aman digunakan
bagi manusia. Sebagai alternatif obat-obatan non kimiawi bagi perawatan
luka khususnya luka bakar.

Banjarmasin, Maret 2017

Preseptor klinik, Preseptor akademik,

(...) (..)

Vous aimerez peut-être aussi