Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
PENELITIAN
KESEHATAN
Survei
Penelitian yang dilakukan Eksperimen
Penelitian yang penelitinya Pengamatan terus-menerus
melakukan percobaan atau terhadap suatu penyakit
tanpa melakukan intervensi
perlakuan terhadap variabel
atau suatu kelompok
terhadap subjek penelitian independenya, kemudian
masyarakat.
(masyarakat). mengukur akibat atau pengaruh
percobaan tersebut pada
dependen variabel.
DESKRIPTI ANALITI
F K
2.1 Survey
2.1.1 Definisi Survey
Suatu penelitian yang tidak dilakukan intervensi atau
perlakuan terhadap variable lain, kemudian dilihat
perubahannya pada variable yang lain, tetapi sekedar
mengamati terhadap fenomena alam atau social yang
terjadi atau mencari hubungan fenomena tersebut
dengan variable yang lain. Survey dilakukan pada
sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam
jangka waktu tertentu, tapi tidak seluruh objek diteliti,
tetapi melalui perwakilan dari seluruh objek tersebut
yang disebut sampel. Oleh karena itu, penelitian
survey selalu melakukan pengambilan sample .
1
Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana
yang antara lain meliputi, mendengar, dan mencatat
sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi
tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti. (Notoatmodjo)
2
Jenis Survei (Metode)
Deskriptif
Penelitian Survei
Cross
Sectional
Analitik Retrospectiv
e
Prospektif
(kohort)
1. Deskriptif
Peneliti diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan
suatu keadaan dalam komunitas atau masyarakat. Misalnya:
distribusi penyakit yang ada kaitannya dengan usia, jenis
kelamin dan karakteristik lain. Oleh karena itu, penelitian
deskriptif ini sering disebut penelitian penjelajahan. Dalam
survey umunya peneliti menjawab pertanyaan bagaimana.
Jenis survey deskriptif:
1. Survei Rumah Tangga ( Household Survey )
Ditujukan kepada rumah tangga. Biasanya pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara kepada kepala rumah
tangga. Informasi biasanya mengenai keadaan kepala
rumah tangga, anggota keluarga yang lain, rumah, serta
lingkungannya.
2. Survey Morbiditas ( Morbidity Survey )
Bertujuan untuk mengetahui kejadian dan distribusi
penyakit dalam masyarakat atau populasi. Survey ini
dapat sekaligus digunakan untuk mengetahui insiden atau
kejadian suatu penyakit maupun prevalensi
3. Survei Analisis Jabatan ( Functional Analysis Survey )
Bertujun untuk mengetahui tentang tugas dan tanggung
jawab serta kegiatan-kegiatan para petugas tersebut
sehubungan dengan pekerjaan mereka. Juga dapat
mengetahui status dan hubungan antara satu dengan
3
lainnya, atau atasan dan bawahan, kondisi kerja atau
fasilitas lainnya
4. Survei Pendapat Umum ( Public Opinion Survey )
Bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pendapat
u7mum suatu program pelayanan kesehatan yang sedang
berjalan dan yang menyangkut seluruh lapisan
masyarakat.
2. Analitik
Peneliti diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau
situasi. Misalnya: mengapa suatu penyakit menyebar di
masyarakat, mengapa penyakit terjadi kepada sekelompok
orang, mengapa masyarakat tidak menggunakan fasilitas yg
telah disediakan, mengapa masyarakat tidak mau membuat
jamban keluarga, dan sebagainya. Survey analitik umumnya
berusaha menjawab pertanyaan mengapa.
a. Cross Sectional
Dalam penelitian ini, variable sebab atau resiko dan akibat
atau kasus yang terjadi pada objek penelitian di ukur atau
dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang
bersamaan). Misalnya: penelitian tentang hubungan antara
bentuk tubuh dengan hipertensi, hubungan antara sanitasi
lingkungsn dengan penyakit menular, dan lain sebagainya.
b. Studi retrospektif
Penelitian ini adalah penelitian yang berusaha melihat
kebelakang. Artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau
akibat yang telah terjadi kemudian efek tersebut ditelusuri ke
belakang tentang penyebabnya atau variable-variabel yang
mempengaruhi akibat tersebut.
c. Studi prospektif (kohort)
Penelitian ini bersifat ke depan, artinya dimulai dari variable
penyebab/factor resiko, kemudian diikuti akibatnya pada
waktu yang akan datang.
2.2 Perencanaan Program Kesehatan
2.2.1 Definisi
4
Merumuskan dan melaksanakan kegiatan masa mendatang
dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentuka
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-
langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
Perencanaan adalah fungsi dari seorang manager yang
meliputi pemilihan berbagai alternatif tujuan-tujuan ,
kebijaksanaan, prosedur, dan program.
Rumusan perencanaan oleh Bintaro Tjokrosmidjojo:
o Perencanaan dalam arti luas adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
o Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai
tujuan sebaik-baiknya dengan sumber yang ada supaya
efisien dan efektif.
o Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan
dicapai atau yang akan dilakukan bilaman, bagaimana
dan oleh siapa.
o Albert Waterston
Perencanaan adalah melihat kedepan dengan
mangambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk
mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus
mengikuti agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari
tujuan.
o Perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan
penggunaan sumber sumber pembangunan yang
terbatas adanya untuk mencapai tujuan keadaan sosial
ekonomi yang lebih baiksecara lebih efisien dan efektif.
2.2.2 Tujuan
Mendefinisikan target sasaran yang perlu dicapai dalam lingkup
misi untuk merealisasi visi. Tujuan hendaknya memenuhi kriteria
5
SMART (spesicif, measurable, attainable, realitic, time bound)
dan konsisten dengan prioritas organisasi.
SMART meliputi
Spesific : Hasil yang ingin dicapai memang relevan dengan
permasalahan yang ada
Measurable : Indikator dari input-proses-output dan outcome bisa
diukur
Attainable : Hasil bisa dicapai dengan kemampuan sumberdaya
yang ada/dimiliki saat ini
Time bound : Ada batas waktu yang jelas untuk bisa dicapai
6
a) Kemampuan organisasi dalam mencapai target
b) Strategi pendekatan yang akan diterapkan
Organisasi dan tenaga pelaksana
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian
tentang organisasi serta susunan tenaga pelaksana yang
akan menyelenggarakan rencana.
Biaya
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian
tentang biaya yang diperlukan dalam melaksanakan
rencana. Besarnya biaya sangat bervariasi sekali. Karena
semua sangat tergantung dari jenis serta jumlah kegiatan
yang akan dilakukan.
Metode penilaian dan criteria keberhasilan
Suatu rencana yang baik harus mencantumkan metode
penilaian dan criteria keberhasilan yang akan diperguankan.
Kriteria keberhasilan yang dapat dipergunakan banyak
macamnya.
a) Kriteria keberhasilan unsur masukan
b) Kriteria keberhasilan unsur proses
c) Kriteria keberhasilan unsur keluaran
Rumusan kegiatan
Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah di satu pihak,
dapat mengatasi masalah yang dihadapi, dan dapat
mencapai tujuan (target) yang telah ditetapkan. Berbagai
kegiatan tersebut, jika ditinjau dari peranannya dalam
mengatasi masalah serta mencapai tujuan, dapat
dibedakan atas dua macam:
Kegiatan pokok
Disebut sebagai kegiatan pokok (molar activities) apabila
kegiatan tersebut bersifat mutlak dan merupakan kunci
bagi keberhasilan rencana.
Kegiatan tambahan
Disebut sebagai kegiatan tambahan (molecular activities)
apabila kegiatan tersebut bersifat fakultatif. Artinya apabila
kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, tidak akan
menentukan keberhasilan suatu rencana.
Strategi pendekatan
7
Strategi pendekatan yang dapat dipergunakan banyak
macamnya. Secara umum strategi tersebut berkisar antara
dua kutub utama sebagai berikut:
a) Pendekatan institusi
Kutub utama pertama dari strategi pendekatan adalah
pendekatan institusi . Pada strategi ini, pendekatan
yang dilakukan sangat memerlukan dukungan
legalitas, dank arena itu lazimnya sering menerapkan
prinsip-prinsip kekuasaan dan kewenangan.
Keuntungan dari penerapan strategi ini adalah dapat
mempercepat pelaksanaan program. Tetapi
kekurangannya hasil yang dicapai tidak langgeng,
karena seolah-olah ada pemaksaan.
b) Pendekatan komunitas
Kutub utama kedua dari strategi pendekatan adalah
pendekatan komunitas (community approach). Pada
strategi ini pendekatan yang dilakukan bertujuan
untuk menimbulkan kesadaran dalam diri masyarakat
sendiri. Untuk ini dilaksanakan berbagai program
komunikasi, informasi dan edukasi yang maksudnya
agar masyarakat dengan kesadaran sendiri mau
melaksanakan berbagai kegiatan yang telah
direncanakan secara mandiri. Keuntungan dari
penerapan strategi ini ialah perubahan yang dicapai
akan bertahan lama, karena memang bertolak dari
adanya kesadaran. Kerugiannya, pelaksanaan
program akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Kelompok sasaran
Kelompok sasaran tersebut banyak macamnya. Jika
disederhanakan dapat dibedakan atas dua macam:
a) Kelompok sasaran langsung
Yang dimaksud dengan kelompok sasaran langsung
(direct target group) adalah anggota masyarakat yang
memanfaatkan langsung program kesehatan. Contoh
kelompok sasaran langsung adalah bayi-bayi untuk
program imunisasi dasar, dan atau ibu-ibu hamil untuk
program antenatal.
b) Kelompok sasaran tidak langsung
8
Yang dimaksud kelompok sasaran tidak langsung
(indirect target group) adalah kelompok sasaran
antara. Contonya adalah ibu-ibu untuk program
imunisasi dasar bayi. Pada contoh ini, program
imunisasi dasar tidak akan berhasil jika ibu-ibu tidak
diikutsertakan.
9
masyarakat, maka kebijakan melenyapkan faktor-faktor
yang mengganggu kesehatan.
Perencanaan Program
Terbagi menjadi perencanaan program sekali pakai
(single use)dan program berkesinambungan (standing
use). Dalam penyusunan standing use harus disusun
dengan sungguh-sungguh dan melibatkan banyak
aspek, sehingga nanti bisa dipergunakan sebagai acuan
/ panduan standar program-program tahun berikutnya.
3.Perencanaan Ditinjau dari Evolusi Perkembangan
Pada tahun 1970-an : Perencanaan harus
mempertimbangkan anggaran yang ada dan program apa
yg bisa dikerjakan dengan anggaran tersebut. Perencanaan
tersebut dikenal dengan Budget Based Program .Pada
abad 1990-an ada pemahaman bahwa perencanaan juga
harus memperhatikan perubahan lingkungan,dan pada
abad inilah muncul konsep perencanaan strategi.
Pada akhir tahun 2000 dan abad ke-21 fungsi perencanaan
sebagai integral dan amanjemn. Fungsi manajemen sudah
harus ada pada dokumen perencanaan, indicator dan
standar pelaksanaan, dab fungsi pengendalian juga sudah
harus diatasi saat membuat perencanaan.
10
Mengandung tujuan dan kebijaksanaan yang bersifat
luas yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun
rencana lain yang lebih detail
b. Operasional
Lebih mengutamakan pedoman atau tata kerja
c. Harian (day to day planning)
Dari hari ke hari untuk melaksanakan program yang
sifatnya rutin
4. Ditinjau dari filosofi perencanaan
a. Perencanaan memuaskan (satisfying planning)
Apabila filosofi yang dianut pada waktu melakukan
perencanaan tidak terlalu mementingkan keuntungan
golongan, melainkan kepuasan semua pihak yang
terlibat
b. Perencaan optimal (optimizing planning)
Apabila filosofi yang dianut sangat mementingkan
pencapaian tujuan. Pada perencanaan ini ukuran-
ukuran kuantitas menjadi penting, dank arena itu
perhatian lebih diutamakan pada bagian-bagian yang
produktif
c. Perencanaan adaptasi (adaptivizer planning)
Apabila filosofi yang dianut cenderung berupaya untuk
selalu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
yyang dihadapi
5. Ditinjau dari orientasi waktu
a. Perencanaan berorientasi masa lalu-kini (past-present
planning)
Apabila rencana yang dihasilkan semata-mata bertitik
tolak dari pengalaman yang pernah diperoleh pada
masa lalu saja. Biasanya dilakukan apabila menghadapi
keadaan darurat serta waktu yang dimiliki sangat singkat
b. Perencanaan berorientasi masa depan (future oriented
planning)
11
Apabila rencana yang dihasilkan memperhitungkan
perkiraan-perkiraan yang akan terjadi pada masa akan
datang. Dibedakan atas 3 macam :
i. Perencanaan redistributive
Sekalipun orientasinya adalah masa depan, tetapi
rencana yang disusun tidak atas kajian masa depan
yang terlalu mendalam. Dilakukan karena kebutuhan
yang mendesak saja. Pada umumnya merupakan
kelanjutan dari past-present planning
ii. Perencanaan spekulatif
Kajian masa depan, sekalipun mungkin dilakukan
dengan mempergunakan data, tapi terlalu berani
iii. Perencanaan kebijakan
Perencanaan yang sangat berorientasi pada masa
depan, serta disusun atas kajian yang seksama dan
mendalam terhadap berbagai data yang tersedia
6. Ditinjau dari ruang lingkup
a. Strategik (strategic planning)
Dipakai sebagai pedoman pokok, berisikan tujuan utama
yang ingin dicapai, dan berlaku untuk jangka panjang.
Mengutamakan hasil dan cara pencapaian, sukar
diubah/disesuaikan
b. Taktis (tactical planning)
Lebih singkat masa berlakunya, mudah menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi, asal tujuan dapat tercapai.
Lebih mengutamakan cara pencapaian hasil
c. Menyeluruh (comprehensive planning)
Bersifat menyeluruh, amat lengkap dan terperinci
dengan memasukkan berbagai faktor yang berhubungan
dengan rencana
d. Terpadu
Selain menyeluruh, juga saling berkaitan dengan faktor
yang bertujuan sama membentuk satu kesatuan
12
1. Analisis situasi
Merupakan langkah pertama proses penyusunan
perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisis data
laporan yang dimiliki oleh organisasi (data primer) atau
mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang datanya
dibutuhkan, observasi, dan wawancara. Data yang diperlukan
untuk menyusun perencanaan kesehatan terdiri dari:
Data tentang penyakit dan kejadian sakit
Data kependudukan
Data postensi organisasi kesehatan
Keadaan lingkungan dan geografi
Data sarana dan prasarana
2. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
Kriteria penetapan prioritas masalah kesehatan, dapat
diketahui dengan mengajukan beberapa pertanyaan kritis
sebagai berikut:
Apakah masalah tersebut menimpa sebagian besar
penduduk?
Apakah masalah tersebut potensial sebagai penyebab
tingginya kematian bayi?
Apakah masalah tersebut memengaruhi kesehatan dan
kematian anak balita?
Apakah masalah tersebut mengganggu kesehatan dan
mengakibatkan kematian ibu hamil?
Apakah masalah kesehatan tersebut bersifat kronis
(endemic di suatu wilayah tertentu) dan dapat
mengganggu produktivitas kerja kelompok masyarakat
tertentu di suatu wilayah?
Apakah masalah tersebut menyebabkan kepanikan
msyarakat secara luas?
Jika jawabannya iya, skor keenam butir pertanyaan tersebut
tinggi.
3. Menentukan tujuan program
13
Beberapa penjelasan berikut ini perlu diperhatikan untuk
menyusun tujuan program:
Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh
karena itu, tujuan program dipakai untuk mengukur
keberhasilan kegiatan program
Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan
sesuai dengan kemampuan organisasi dan dapat diukur
Tujuan penting untuk menyusun perencanaan dan evaluasi
hasil akhir
Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu
(batas pencapaiannya) dan hasil akhir yang ingin dicapai
pada akhir kegiatan program (deadline).
Berbagai macam kegiatan alternative dipilih untuk
mencapai tujuan program
Masalah dan factor-faktor penyebab masalah serta
dampak masalah yang telah dan mungkin terjadi di masa
depan sebaiknya dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan
target operasionalnya ditetapkan.
4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Jenis hambatan atau kelemahan program dapat dikategorikan
ke dalam:
Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi:
misalnya motivasi kerja staf rendah, pengetahuan dan
ketrampilan mereka kurang, staf belum mampu
mengembangkan partisipasi masyarakat setempat.
Hambatan yang terjadi pada lingkungan: misalnya
hambatan geografis, iklim atau musim hujan, masalah
tingkat pendidikan masyarakat, dll.
5. Menyusun rencana kerja operasional (RKO)
Format RKO yang lengkap adalah:
Latar belakang penyusunan RKO
Tujuan yang ingin dicapai
Progam atau kegiatan apa yang akan dilaksanakan
Siapa pelaksana dan sasarannya
14
Sumber daya pendukung yang tersedia
Di mana kegiatan akan dilaksanakan (tempat)
Kapan kegiatan akan dilaksanakan (waktu)
2.2.6 Kegunaan dan Kelemahan Perencanaan
Kegunaan:
Tujuan menjadi jelas, obyektif, dan rasional dan dapat
menjadi acuan bagi fungsi manajemen lainnya.
Dapat menggambarkan hal-hal/kemungkinan yang
diperkirakan akan terjadi yang akan dating.
Dapat meggambarkan kegiatan program secara
keseluruhan.
Kegiatan menjadi teratur, dan berdaya guna dan berhasil.
Kegiatan lebih terarah.
Memberikan dasar untuk pengawasan dan pengendalian.
Merangsang prestasi kerja.
Dapat memperkecil resiko, mengurangi ketidakpastian
dan meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak
diperlukan.
Memberikan gambaran seluruh pekerjaan dengan jelas.
Memberikan petunjuk untuk menggerakkab dan
melaksanakan upaya yang efektif dan efisien.
Memudahkan pengawasan, pengendalian dan penilaian.
Dapat mendorong peningkatan upaya penelitian dan
pengembangan.
Memastikan maksud dan tujuan organisasi.
Menjelaskan rencana program secara sistematis.
Kelemahan/Kerugian Perencanaan
Perencanaan yang terbatas karena kurang lengkapnya
data dan informasi yang diperlukan dapat menghambat
pelaksanaan pekerjaan.
Perencanaan memerlukan biaya besar
15
Perencanaan mempunyai hambatan penghalang
psikologis, karena orang lebih memperhatikan masa
sekarang dari pada masa yang akan dating.
Perencanaan menyebabkan terlambatnya tindakan-
tindakan yang perlu dilakukan
Perencanaan kadang-kadang diperlakukan secara
berlebihan
Perencanaan memiliki nilai praktis yang terbatas
Perencanaan dapat membatasi tindakan.
Rencana yang dibuat tidak tepat meramalkan suatu hasil
yang diharapkan, karena keterbatasan informasi
16
Cepat : pengamatan dilakukan dalam waktu
singkat dan dapat memahami sesuatu hal tanpa
menjumpai kesukaran-kesukaran.
Setia : kesan-kesan yang telah diterimanya akan
disimpan sebaik-baiknya tidak akan berubah.
Teguh : dapat menyimpan kesan dalam waktu yang
lama, tidak mudah lupa.
Luas : dapat menyimpan kesan yang banyak.
Untuk mengatasi kelemahan ingatan dan untuk
mengurangi kesalahan, dapat dibantu dengan :
1. Mengklasifikasi gejala-gejala yang relevan
2. Observasi diarahkan pada gejala-gejala yang
relevan
3. Menggunakan frekuensi pengamatan yang lebih
sering
4. Melakukan pencatatan segera
5. Alat-alat mekanik, seperti alat pemotret, film,
tape recorder, dll.
b. Sasaran Pengamatan
Sebelum melakukan pengamatan, peneliti harus
menentukan apa yang harus diamati dan diperhatikan
dengan seksama, dan apa yang harus diabaikan. Hal
ini disebut dengan pembatasan sasaran. Dalam
pembatasan sasaran diperlukan kerangka teori atau
konsep-konsep dan hipotesis.
17
Agar observasi partisipatif ini berhasil, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Dirumuskan gejala apa yang akan diobservasi
Diperhatikan cara pencatatan yang baik, sehingga
tidak menimbulkan kecurigaan
Memelihara hubungan baik dengan observee
Mengetahui batas intensitas interaksi
Menjaga agar situasi dan iklim psikologis tetap wajar
Sebaiknya pendekatan pengamatan dilakukan melalui
tokoh-tokoh masyarakat setempat (key person)
Dalam hal intensitasnya, observasi pasitpatif dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Observasi parsitipatif partial (sebagian), yang
hanya mengambil bagian pada kegiatan-
kegiatan tertentu saja, dimana tingkahlaku-
tingkahlaku yang akan diamati timbul.
2. Observasi partisipasi penuh, denngan ikut serta
pada semua kegiatan sosial yang ada.
c. Beberapa Alat Observasi
a. Check list
Adalah suatu daftar untuk mencek yang berisi
nama subyek dan beberapa gejala serta identitas
lainnya dari sasaran pengamatan. Pengamat
tinggal memberikan tanda check () pada daftar
tersebut yang menunjukkan adanya gejala atau ciri
dari sasaran pengamatan. Check list ini dapat
bersifat individual dan juga dapat bersifat
kelompok. Kelemahan check list adalah hanya
dapat menyajikan data yang kasar saja, hanya
mencata ada atau tidaknya gejala.
b. Skala Penilaian (rating scale)
Skala ini berupa daftar yang berisikan ciri-ciri,
tingkah laku yang dicatat secara bertingkat. Rating
scale ini dapat merupakan suatu pengumpulan
data untuk mengelompokkan, menggolongkan ,
menilai seseorang atau suatu gejala. Skala ini ada
bermacam bentuk, antara lain:
18
1. Bentuk kuantitas yang menggunakan skor atau
rating
2. Rating scale dalam bentuk deskripsi
3. Rating scale dalam bentuk grafis
19
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan
keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang
sasaran penelitian atau bercakap-cakap berhadapan muka
dengan orang tersebut.
Yang didapat peneliti antara lain:
Kesan langsung dari responden.
Menilai kebenaran yang dikatakan oleh responden.
Membaca mimik responden.
Memberi responden penjelasan jika tidak mengerti.
Memancing jawaban.
Dalam wawancara hendaknya:
Saling melihat, mendengar dan mengerti.
Percakapan tidak kaku atau formal.
Merencanakan pertemuan.
Menyadari adanya kepentingan yang berbeda.
1. Beberapa Jenis Wawancara
a. Wawancara Tidak Terpimpin
Tidak ada pokok persoalan yang menjadi
fokus, pertanyaan tidak sistematis dan tidak
menggunakan pedoman yang tegas. Hanya
cocok sebagai pengumpulan data khusus
yang mendalam untuk penelitian kualitatif
yang tidak didapat dalam waktu terpimpin.
Kelemahan:
Kurang efisien
Tidak ada pengecekan sistematis sehingga
reabilitasnya kurang.
Boros tenaga, pikiran, biaya, waktu dan
sebagainya.
b. Wawancara Terpimpin
Berdasar pedoman berupa kuisioner yang
berisi pertanyaan mencakup variable-variabel
yang berkaitan dengan hipotesis.
Keuntungan:
Pengumpulan data dan pengolahannya dapat
cermat dan teliti.
20
Hasil dapat disajikan secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Interview dapat dilakukan oleh beberapa
orang, karena pertanyaannya seragam.
Kelemahan:
Wawancara kaku.
Interviewer tampak formal hubungannya
dengan responden kurang fleksibel.
c. Wawancara Bebas Terpimpin
Kombinasi dari wawancara tidak terpimpin dan
terpimpin. Bebas, tetapi pembicaraannyategas
dan terarah, luwes tetapi tergantung interviewer.
Sering untuk menggali gejala-gejala kehidupan
psikis antropologis.
d. Free Talk dan Diskusi
Interviewer bertindak sebagai pencari data,
suggester, motivator, dan educator sekaligus.
Sering dipakai dalam suatu action research,
interaksi klinis dokter dengan pasien.
Kebaikan dari wawancara ini partisipasi aktif
dari peneliti dan informan, sedangkan
kelemahannya kurang relevan untuk penelitian
dalam rangka uji hipotesis.
Teknik Wawancara
a. Hubungan Baik antara Interviewer dengan Sasaran
(interviewee)
Hubungan baik anatara interviewer dan sasaran
disebut dengan rappart. Rappart dapat tercapai
dengan cara :
Melakukan percakapan pemanasan (warming up)
sebelum melakukan wawancara, dan menjelaskan
tujuan dilakukannya wawancara
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
21
Masalah yang sesuai dengan minat atau keahlian
responden karena akan meningkatkan antusiasme
responden saat menjawab pertanyaan
Menciptakan suasana yang bebas dan santai
sehingga responden tidak tertekan atau terpaksa
selam wawancara
Wawancara tidak boleh terburu-buru, tidak sabar,
kurang menghargai atau sinis
Memberikan sugesti kepada responden bahwa
keterangan yang diberikan berharga, tetapi jangan
sampai berlebihan karena responden akan
overacting
Melakukan probing (stimulasi percakapan) jika
mengalami kemacetan dalam wawancara
Hindari titik kritis yang menyinggung hal-hal yang
sensitif
Memegang teguh kode etik dengan tidak
menceritakan apa yang sudah responden
ceritakan.
22
Bila dalam wawancara menggunakan alat
pencatat, sebisa mungkin tidak terlihat oleh
responden
Menatap wajah responden selama wawancara
Menyebut nama responden
23
Kelemahannya adalah peneliti kerja dua kali
karena harus menyalin data dari alat perekam,
dan pencatatan dengan cara ini lebih mahal.
4. Pencatatan dengan Angka (field rating)
5. Pencatatan dengan Kode (field coding)
2.3.2.3 Angket
Cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai
suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
kepentingan umum. Angket ini dilakukan dengan
mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-
formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek
untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dsb.
Tipe angket
24
1. Angket menurut sifat
a. Angket umum, yang berusaha sejauh mungkin untuk
memperoleh selengkap lengkapnya tentang
kehidupan seseorang.
b. Angket khusus, hanya berusaha untuk mendapatkan
data-data mengenai sifat-sifat khusus dari pribadi
seseorang.
2. Angket menurut penyampaiannya
a. Angket langsung. Apabila disampaikan langsung
kepada orang yang dimintai informasinyabtentang
dirinya sendiri
b. Angket tak langsung, apabila pribadi yang disuruh
mengisi angket adalah bukan responden langsung. Ia
akan menjawab dan memberikan informasi tentang
diri orang lain.
3. Menurut bentuk strukturnya
a. Angket berstruktur.angket ini disusun sedemikian
rupa, tegas, definitive, terbatas dan konkret, sehingga
responden dapat dengan mudah mengisis atau
menjawabnya.
b. Angket tak berstruktur. Angket ini dipakai bila peneliti
menghendaki suatu uraian dari informan atau
responden tentang suatu masalah sengan suatu
penulisan atau penjelasan yang panjang lebar. Jadi
pertanyaan bersifat terbuka dan bebas.
Berdasarkan bentuk pertanyaanya atau menurut jenis
penyusunan item yang diwujudkan, angket dibedakan
menjadi:
1. Angket berbentuk isian, dimana responden diberi
kebebasan untuk mengisi dengan jawaban yang sesuai
menurut responden.
2. Angket berbentuk pilihan, dimana jawabannya telah
disediakan , responden tingggal memilih jawaban yang
telah tersedia.
Kelebihan angket :
Dalam waktu singkat (serentak) dapat diperoleh data yang
banyak.
Menghemat tenaga, dan mungkin biaya
25
Responden dapat memilih waktu senggang untuk
mengisinya, sehingga tidak terlalu terganggu bila
dibandingkan dengan wawancara
Secara psikologis responden tidak merasa terpaksa, dan
dapat menjawab lebih terbuka, dan sebagainya
Kekurangan angket :
Jawaban akan lebih banyak dibumbui dengan sikap dan
harapan-harapan pribadi, sehingga lebih bersifat subjektif
Dengan adanya bentuk (susunan) pertanyaan yang sama
untuk respondeng yang sangat heterogen, maka penafsiran
pertanyaan akan berbeda-beda sesuai dengan latar
belakang social pendidikan dan sebagainya dari responden
Tidak dapat dilakukan untuk golongan masyarakat yang buta
huruf
Apabila respondeng tidak memahami pertanyaan atau tidak
dapat menjawab, akan terjadi kemacetan, dan mungkin
responden tidak akan menjawab seluruh angket
Sangan sulit intik memutuskan pertanyaan-pertanyaan
secara cepat dengan mengguanakan bahas yang jelas atau
bahasa yang sederhana.
26
petunjuk-petunjuk atau penjelasan tentang bagaimana cara
menjawab atau mengisi formulir (angket) tersebut.
2.3.2.4 Kuisioner
Alat pengumpulan data yang umum dipakai adalah kuisioner
Cara pembuatan kuisioner adalah sebagai berikut.
1. Membuat daftar variable yang akan diukur
2. Merumuskan pertanyaan yang sesuai dengan variable
tersebut. Pertanyaan harus merupakan pertanyaan yang
secara logis paling valid. Untuk meningkatkan validitas,
mungkin diperlukan lebih dari satu pertanyaan untuk
mengukur suatu variable.
3. Menentukan urutan pertanyaan.
Pertanyaan yang mudah dan menarik didahulukan
daripada yang sukar dan peka. Usahakan urutan
pertanyaan sealamiah dan selogis mungkin.
Apabila daftar pertanyaan merupakan angket, harus ada
pengantar dan pedoman yag jelas. Apabila digunakan
wawancara, pedoman yang jelas. Apabila digunakan
wawancara, pedoman yang memuat penjelasan dan
petunjuk wawancara harus pula disertakan.
4. Setelah rancangan akhir siap, kuisioner siap untuk diuji.
Pada tahap ini diperbolehkan untuk mencoba beberapa
bentuk pertanyaan yang sama. Setelah uji awal, baru
diketahui pertanyaan yang tidak perlu, yang perlu
ditambah, perubahan urutan pertanyaan, perubahan
pertanyaan dan sebagaiya.
27
- Logis dan valid
- Responden diharapkan mengetahui jawaban
- Jelas dan tidak meragukan
- Tidak menyudutkan
- Netral
2.4 Evaluasi
Ialah menentukan pendapat berdasar penafsiran secara cermat dan
penilaian secara kritis mengenai keadaan tertentu yang harus
mengarah pada penarikan kesimpulan yang masuk akal, serta
pengujian usulan-usulan untuk tindak lanjut yang bermanfaat.
Tujuannya untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
perencanaan dan pelaksanaan program serta memberikan petunjuk
dalam pengelolaan tenaga, dana, dan fasilitas untuk program yang
ada sekarang dan yang akan datang.
Macam evaluasi :
a) Formative Evaluation
Evaluasi yang dilaksanakan selama program sedang
dilaksanakan, dengan tujuan memberikan umpan balik kepada
manajer program tentang hasil-hasil yang dicapai serta hambatan
dalam pelaksanaan program sehingga dapat diambil tindakan
tertentu supaya tujuan dapat dicapai.
- Evaluasi proses : untuk memberikan gambaran tentang SWOT.
- Dengan metode PERT atau CPM
b) Suumative Evaluation
Evaluasi dilaksanakan pada akhir program untuk melihat keadaan
keseluruhan selama program berjalan. Sasarannya sebagai
berikut :
- Evaluasi usaha : mengevaluasi input tanpa melihat output.
- Evaluasi hasil usaha : sifatnya kuantitatif
- Evaluasi kelayakan hasil usaha atau efektifitas :
membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan hasil
yang diharapkan.
- Evaluasi daya guna atau efisiensi : apakah output sebanding
dengan input
- Evaluasi proses : gambaran tentang faktor yang mendukung,
memperlemah, adanya peluang dan hambatan pencapaian
tujuan setelah kegiatan selesai.
- Evaluasi dampak program : dampak dari program yang telah
dilaksanakan.
2.4.1 Penilaian
28
Ruang Lingkup Penilaian Program Kesehatan
Denniston George James Roemer Blum
1.Kelayakan 1. Upaya program 1. Status 1. Pelaksanaan
program kesehatan program
2. 2. Penampilan 2. Kualitas 2. Pemenuhan
Kecukupan program program kriteria
program
3. 3. Ketepatan 3. Kuantitas 3. Efektivitas
Efektivitas penampilan program program
program
4. Efisiensi 4. Efisiensi program 4. Sikap 4. Efisiensi
program masyarakat program
5. Sumber 5. Keabsahan
program hasil
6. Biaya program 6. Sistem
29
6. Menetap
kan
efektifita
s
program
7. Menetap
kan
efisiensi
program
8. Menetap
kan
dampak
program
9. Menarik
kesimpul
an dan
menyus
un saran
30
DAFTAR PUSTAKA
31