Vous êtes sur la page 1sur 5

Akhlak Menerima Tamu

1. Pengertian
Menurut kamus bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamuan)
diartikan; kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung. Secara
istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara
penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut adapt ataupun agama dengan
meksud yang menyenagkan atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk
mendapatkan rahmad dan rida dari Allah.
Menerima kehadiran tamu yang datang kepada kita hendaknya dapat
menunjukkan kesan yang baik kepada tamu kita, seperti pesan Rasulullah,


( )
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklan memuliakan
tamunnya ( H.R Bukhari dan Muslim ).

Dengan demikian Islam memberikan aturan agar setiap muslim memuliakan


setiap tamu yang datang, kerena memuliakan tamu sebagai perwujudan keimanan
kepada Allah dan hari akhir.

2. Etika menerima tamu


Berpakaian yang pantas
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian
yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam
menerima kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri. Islam
menghargai kepada seorang yang berpakaian rapih, bersih dan sopan. Rasululah
SAW bersabda, Makan dan Minunmlah kamu, bersedekahlah kamu dan
berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah amat senang melihat bekas nikmatnya pada
hambanya. (HR Baihaqi)
Menerima tamu dengan sikap yang baik
Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik,
misalnya dengan wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya. Sekali-kali
jangan acuh, apalagi memalingkan muka dan tidak mau memandangnmya secara
wajar. Memalingkan muka atau tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap
sombong yang harus dijauhi sejauh-jauhnya.

Menjamu tamu sesuai kemampuan dan tidak perlu mengada-adakan


Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah memberi jamuan kepadanya.
Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas
kemampuan tuan rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot
dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan
jamuan yang pantas, sedangkan bagi yang kurang mampu henaknya
menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya mampu memberikan air putih maka
air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu
tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah

Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, termasuk
hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya. Sabda
Rasulullah,


( )
Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya adalah merupakan
sedekah baginya,. (HR Muttafaqu Alaihi)

Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang


Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah
mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih
semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan
baik.
Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki masuk
ke dalam rumahnya tanpa izin suaminya

Larangan ini bermaksud untuk menjaga fitnah dan bahaya yang mungkin terjadi
atas diri wanita tersebut. Allah berfirman,
Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS.
An Nisa : 34)

Rasulullah SAW bersabda;


)

(
Wanita itu adalah (ibarat) pengembala di rumah suaminya. Dia akan ditanya
tentang pengembalaannya (dimintai pertanggung jawaban). (HR Ahmad,
bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Umar).

Oleh sebab itu, tamu lelaki cukup ditemui diluar rumah saja, atau diminta datang
lagi (jika perlu) saat suaminya telah pulang bekerja. Membiarkan tamu lelaki
masuk ke dalam rumah padahal dia (wanita tersebut) hany seorang diri, sama saja
dengan membuka peluang besar akan timbulnya bahaya bagi diri sendiri. Bahaya
yang dimaksud dapat berupa hilangnya harta dan mungkin sekali akan timbul
fitnah yang mengancam kelestarian rumah tangganya.

3. Membiasakan berakhlak menerima tamu


Islam sebagai agama yang sangat serius dalam memberikan perhatian orang yang
sedang bertamu. Sesungguhnya orang yang bertau telah dijamun hak-haknya
dalam islam.karena itu menghormati tamu merupakan perhatian yang
mendatangkan kemuliaan di dunia dan akhirat. Setiap muslim wajib memuliakan
tamu, tanpa membeda-bedakan statu social ataupun maksud dan tujuan bertamu.
Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya
dengan muka menis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilahkan duduk
ditempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan khusus untuk menerima
tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya.
Kalau tamu dating dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib
menerima dan menjamunya mekimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari
terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunyaatau tidak. Menurut
Rasulullah saw menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah, bukan lagi
kewajiban.

Menerima tamu merupakan bagian dari aspek soial dalam ajaran Islam yang harus
terus dijaga. Menerima tamu dengan penyambutan yang baik merupakan cermin
diri dan menunjukkan kualitas kepribadian seorang muslim. Setiap muslim harus
membiasakan diri untuk menyambut setiap tamu yang dating dengan
penyambutan dengan suka cita.

Agar dapat menyambut tamu dengan suka cita maka tuan rumah harua
menghadirkan pikiran yang positif (husnudon)terhadap tammu, jangan sampai
kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran negative dari tuan
rumah (suudzon).

Apabila suatu saat tuan rumah meraakan berat untuk menerima kehadirab
tamunya, maka tuan rumah haru tetap menunjukkan sikap yang arif dan bijak,
jngan sampai menyinggung perasaan tamu. Seyogyanya setiap muslim harus
menunjukkan sikap yang baik terhadap tamunya, mulai dari keramahan diri dalam
menyambut tamu, menyediakan sarana dan prasarana penyambutan yang
memadai, serta memberikan jamuan makan ataupun minuman yang memenui
tamu.
4. Hikmah
1. Setiap muslim telah diikat oleh suetu tata aturan supaya hidup bertetangga
dan bersahabat dengan orang lain, sekalipun berbeda agama atau suku. Hak-
hak mereka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh dilanggar undang-undang
perjanjian yang mengikat di antara sesame manusia.
2. Menerima tamu sebagai perwujudan keimanan, artinya semakin kuat iman
seseorang, maka semakin ramah dan antun dalam menyambut tamunya karena
orang yang beriman meyakini bahwa menyambut tamu bagian dari perintah
Allah.
3. Menyambut tamu dapat meningkatkan akhlak, mengembangkan
kepribadian, dan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendpatkan
kemashalatan dunia ataupun akhirat.

Vous aimerez peut-être aussi