Vous êtes sur la page 1sur 14

Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Negara dan Warga

Negara di Negara Pancasila


Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan
Dosen :

Disusun Oleh :
Nur Arifah Hidayati (D500140070)
Reistu Widiastutik (D500140083)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA
Tahun Akademik 2015/2016
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Hubungan antara Hak Asasi Manusia dengan Pancasila
2. Bagaimana Prinsip Hak Asasi Manusia dalam sila-sila pancasila
3. Bagaimana Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara di Negara
Pancasila
4. Bagaimana Implementasi Hak dan Kewajiban Negara dan Warga
Negara di Negara pancasila
III. Tujuan Penulisan
IV. Manfaat Penulisan
BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Hak dan Kewajiban Asasi


Secara umum, Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh
seseorang sejak dilahirkan yang merupakan Anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri
manusia yang bersifat Universal, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan dan tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun
(Ediwarman, 2000: 21). Hak Asasi Manusia dalam Indonesia dijelaskan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 Pasal 1 ayat 1 yang
menyatakan Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebaga makhuk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hokum dan Pemerintahan, dan setiap orang demi perlindungan harkat
dan martabat manusia. Adapun kewajiban sendiri secara umum merupakan
sesuatu hal yang wajib dilakukan atau harus dilaksanakan oleh seseorang. Menurut
Thoyibi, dkk (2016) menjelaskan kewajiban asasi dalam arti luas merupakan
kewajiban dasar yang harus dijalankan olehseseorang dalam kaitannya dengan
kepentingan dirinya sendiri, alam semesta, masyarakat, bangsa, negara maupun
kedudukannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

B. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan hasil puncak perumusan konsep dasar negara yang
diperoleh dari kesepakatan perbedaan pandangan bangsa Indonesia dan atau
merupakan sebuah perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu didirikan. Yang
mana nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan rangkaian nilai-nilai luhur
yang bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat
majemuk dan beragam dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Dengan adanya
kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat Indonesai maka Pancasila
dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia (Triyanto,2013). Pancasila
juga mempunyai kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental bagi
Negara Indonesia sehingga Pancasila merupakan faktor utama dalam mengatur
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan ketatanegaraan Indonesia. Dengan kata
lain bahwa Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional dimana segala
aturan hukum yang berlaku di negara Indonesia tidak boleh bertentangan dan harus
bersumber dari pada Pancasila.
Jadi, Pancasila yang terdiri dari lima sila tersebut pada hakikatnya merupakan
sebuah sistem filsafat. Yang dimaksud adalah Pancasila sebagai suatu satu
kesatuan yang saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi
antara sila satu dengan sila yang lain (Kaelan dan Achmad, 2012). Dengan adanya
saling keterkaitan dan saling mengkualifikasi antar sila satu dengan sila yang lain
dalam Pancasila juga dibahas hak dan kewajiban asasi sehingga antara lapisan
masyarakat dengan negara dapat tercipta kehidupan yang harmonis dan
berkesinambungan dengan adanya keragaman budaya yang dimiliki.

C. Hubungan antara Negara dan warga Negara


Negara merupakan pengorganisasian kekuasaan dalam sekumpulan orang yang
mendiami dan tinggal di wilayah tertentuy ang mengakui suatu kedulatan dan
pemerintahan. Unsur-unsur terbentuknya suatu negara yaitu adanya rakyat,
wilayah, pemerintahan dan kedaulatan. Menurut Wirjono Prodjodikoro (dalam
Thoyibi dkk, 2016), Negara adalah suatu organisasi di antara kelompok atau
beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu
dnegan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tadi.
Sedangkan warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan
rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara (Kaelan dan Achmad, 2012).
Berdasarkan UUD 1945pasal 26 ayat 1 menyatakan bahwa yang termasuk Warga
Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain, misal peranakn Belanda, perankan Tiongha, perankan Arab yang
bertempat tinggal di Indonesia dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan
bersikap setia kepada NKRI yang disahkan dengan Undang-Undang.. Warga
negara yang merupakan unsur penting dalam membentuk negara, maka negara dan
warga negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
saling berkaitan dan berhubungan secara timbal balik dengan hak dan kewajiban
masing-masing yang sesuai posisinya.

BAB III. PEMBAHASAN


A. Hubungan antara Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dengan Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila menggambarkan beberapa
hubungan manusia yang melahirkan suatu keseimbangan antara Hak dan
Kewajiban baik secara vertical yaitu berupa hubungan antara manusia dengan
Sang Pencipta dimana manusia berkewajiban menjalankan segala perintah-Nya
dan menjahui segala larangan-Nya maupun secara horizontal yaitu berupa
hubungan antara warga negara, masyarakat, dan negara untuk menciptakan
keharmonisan dan kerukunan antar sesama. Hak-hak dan kewajiban dalam
Pancasila dirumuskan dalam UUD 1945 dan diperinci dalam batang tubuh UUD
1945. Nilai-nilai pancasila tertuang dalam batang tubuh UUD 1945 yang
merupakan hukum dasar dan fundamental negara. Hubungan hak dan kewajiban
dalam Pancasila dapat dijabar sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam sila tersebut dijelaskan mengenai
hak memeluk agama, hak melaksanakan ibadah serta berkewajiban untuk
saling menghormati dan menghargai perbedaan antar agama
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, dijelaskan mengenai sikap dan
perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang
berbudi, sadar, dan berbudaya. Dalam sila kedua seseorang berhak
memperoleh keadilan dan kedudukan yang sederajat terhadap Undang-
Undang dan hukum, hak dan kewajiban untuk
diperlakukan/memperlakukan adil terhadap diri sendiri, orang lain,
masyarakat, bangsa dan negara serta berkewajiban untuk saling
menghargai perbedaan sesame untuk saling menjaga keharmonisan dalam
kehidupan bersama.
3. Sila Persatuan Indonesia, menjelaskan bahwa adanya kewajiban untuk
memperkukuhkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan
menjunjungi tingg dan menjaga bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
4. Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanan dalam
permusyawaratan/perwakilan, membahas mengenai kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat secara demokratis. Sehingga setiap orang
berhak menyampaikan pendapat, ide, maupun apresiasinya dimuka umum
tanpa ada paksaan, tekanan ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak
partisipasi masyarakat atau orang tersebut. Dan berkewajiban
menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawah.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesai,seseorang berkewajiban
menghormati hak orang lain, mentaati peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam negara selain itu juga berhak untuk memperoleh
seperti apa yang ada dalam tujuan negara yang terdapat pada batang tubuh
UUD 1945.

B. Prinsip Hak Asasi Manusia dalam sila-sila pancasila


Hak Asasi Manusia tertuang dalam Pancasila. Dan teramalkan dalam setiap
sila dalam Pancasila. Dibawah ini merupakan pembahsan Hak Asasi Manusia
dalam Pancasila yang terbahas sila demi sila (Priyono, 2011):
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung pengakuan
terhadap Tuhan dan sebagai relasi akan setiap orang untuk mendapat
perlindungan dalam memeluk agama. Setiap warga negara diberi
kebebasan sebebas-bebasnya untuk melakuakan kegiatan peribadatan
agama yang dipeluknya. Akan tetapi, ada batasan terhadap setiap warga
yaitu tak ada paksaan dari golongan atau perseorangan tehadap orang lain
dalam memeluk agama tertentu dan melakukan propaganda anti agama.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan mausia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia
dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik
terhadap diri pribadi, sesama manusia, maupun terhadap alam dan hewan.
Karena dengan kerukunan dan saling bersosial terhadap sesama, kita akan
menjadi makhluk yang adil. Pada prinsipnya Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab adalah sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat
hakikat manusia yang berbudi, sadar, dan berbudaya. Di dalam sila ke II
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab telah tersimpul cita -cita
kemanusiaan yang lengkap, yang memenuhi seluruh hakikat manusia.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah suatu rumusan sifat keluhuran
budi manusia (Indonesia). Dengan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
maka setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sederajat dan
sama-sama terhadap Undang-Undang Negara, mempunyai hak dan
kewajiban yang sama. Setiap warga Negara dijamin haknya serta
kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Tuhan, dengan orang-
orang seorang, dengan Negara, dengan masyarakat, dan menyangkut pula
kemerdekaan menyatakan pendapat dan mencapai kehidupan yang layak
sesuai dengan hak asasi manusia.
2. Sila Persatuan Indonesia
Bentuk nyata pengamalan sila ketiga Pancasila yang dapat kita lakukan
untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah
dengan menjunjung tinggi bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Mengamalkan sila ketiga Pancasila dengan berbahasa Indonesia secara
baik dan benar, maksudnya adalah kita selalu konsisten untuk
menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi pemakaian dan
sesuai dengan kaidah kebahasaan dalam bahasaIndonesia. Bentuk
pengamalan ini berarti, dengan berbahasa Indonesia, kita sudah berusaha
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa kita dan sekaligus kita sudah
ikut membangun bangsa ini kearah kemajuan dengan salah satu landasan
tujuan Negara untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan juga memahami segala bentuk paham antar golongan
maupun perseorangan yang berbeda sehingga tercipta suatu kerhamonisan
dalam masyarakat melalui Bahasa Indonesia.
3. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan /Perwakilan
Hakikat sila ini adalah demokrasi dan demokrasi merupakan salah satu
bentuk dalam menghargai Hak Asasi Manusia. Kebijaksanaan ini
merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat
bagi kepentingan rakyat banyak. Jika demokrasi diartikan sebagai
kekuatan, maka kekuatan terbesar dalam suatu Negara bereda ditangan
rakyat. Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi.
Demokrasi yang mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin
yang hikmat adalah pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas,
terampil, atau yang bersifat jamani sementara kebijaksanaan adalah
pemimpin yang berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, atau yang
bersifatrihani. Jadi, pemimpin yang hikmat- kebijaksanaan itu lebih
mengarah pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga
dewasa(bijaksana). Itu semuanegara demokratis yang dipimpin oleh orang
yang seperti itu dilakukan melalui tatanan dan tuntunan
permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila keempat menunjuk pada
NKRI sebagai Negara demokrasi- perwakilan yang dipimpin oleh orang
yang hikmat dan bijaksana melalui suatu sistem musyawarah.
4. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil
dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak
ada penindasan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan.
Pemikiran Bung Karno tentang keadilan sosial ini sungguh jelas, tepat,
sistematis dan tegas. Tampak sekali bahwa Seoekarno sangat
memprioritaskan nilai keadilan dan menjunjung tinggi nilai hak-hak asasi
manusia dalam konsep hidup berbangsa dan bernegara. Sudah tentu,
lahirnya gagasan tentang definisi keadilan sosial ini merupakan hasil
refleksi Soekarno tentang masa gelap sejarah bangsa Indonesia.
Di dalam bentuk keadilan sosial setiap orang berhak atas kebutuhan
manusia yang mendasar tanpa memandang perbedaan buatan
manusia seperti ekonomi, kelas, ras, etnis, agama, umur, dan
sebagainya. Untuk mencapai itu antara lain harus dilakukan
penghapusan diskriminasi sebagai bentuk penghargaan terhadap Hak
Asasi Manusia dan dengan demikian warga Negara Indonesia dapat
hidup layak, adil dan tentram di dalam Negara Indonesia.

C. Implementasi Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara di Negara pancasila
Dalam pelaksaannya hak asasi manusia di Indonesia mengalami pasang
surut. Wacana hak asasi manusia terus berkembang seiring dengan
berkembangnya pelanggaran- pelanggaran HAM yang semakin meningkat
intensitas maupun ragamnya. Pelanggaran itu dilakukan oleh Negara maupun
warga negara, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Suatu hal tidak dapat
dilaksanakan sebelum mengetahui benar apa yang hendak dilaksanakan, untuk
melaksanakannya diperlukan pedoman, dan agar pelaksanaan bisa berjalan
sesuai dengan harapan maka perlu ada institusi yang mengawal pelaksanaan
tersebut (LPIDB, 2016).
Terdapat 3 Hal Penting Dalam Pelaksanaan Hak dan Kewajiban:
1. Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari pengertian,
sejarah, konsep, prinsip dan nilai- nilai yang terkandung di dalamnya.
Tanpa mengerti hal- hal yang mendasar ini amat sulit Pancasila untuk
diamalkan. Selain daripada itu, Pancasila akan cepat memudar dan
dilupakan kembali. Kekuatan akar pemahaman ini amat penting untuk
menopang batang, ranting, daun dan buah yang akan tumbuh di atasnya.
Banyak hal yang terjadi ketika semangat untuk mengamalkan Pancasila
sangat tinggi namun tidak didasari oleh pemahaman konsep dasar yang
kuat, bukan hanya mudah memudar, namun juga akan kehilangan arah,
seakan-akan sudah melaksanakan Pancasila padahal yang dilaksanakan
bukan Pancasila, bahkan bertentangan dengan Pancasila. Hal ini amat
mudah dilihat dalam praktek perekonomian dan perpolitikan Indonesia
saat ini yang tanpa sadar sudah mengekor pada sistem kapitalis-
neoliberalis dan perpolitikan yang bernapaskan individualis bukan
kolektifis.
2. pedoman pelaksanaan.
Semestinya kita tidak perlu malu mencontoh apa yang sudah dilakukan
oleh pemerintah Orde Baru yang berusaha membuat Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4). Pedoman ini sangat
diperlukan agar negara dan warganegara mengerti apa yang musti
dilakukan, apa tujuannya dan bagaimana strategi mencapai tujuan
tersebut. Manakala tidak ada pedoman pelaksanaan, maka setiap orang
berusaha membuat pedoman sendiri- sendiri sehingga terjadi absurditas
(kebingungan). Banyaknya kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan
P4 perlu dievaluasi untuk diperbaiki. Contoh kelemahan utama dalam
pelaksanaan P4 65 adalah bahwa pedoman tersebut bersifat kaku,
tertutup dan doktriner, hanya pemerintah yang berhak menerjemahkan
dan menafsirkan Pancasila, sehingga tidak ada ruang yang cukup untuk
diskusi dan terbukanya konsep- konsep baru. Kelemahan tersebut harus
diperbaiki tidak kemudian dibuang sama sekali.
3. perlunya lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaan Pancasila.
Lembaga ini bertugas antara lain memfasilitasi aktivitas- aktivitas yang
bertujuan untuk mensosialisasikan Pancasila. Membuka ruang- ruang
dialog agar tumbuh kesadaran ber-Pancasila baik di kalangan elit
politik, pers, anggota legislatif, eksekutif, yudikatif, dan masyarakat
luas. Yang tak kalah penting adalah ikut memberi masukan kepada
lembaga-lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan membuat
kebijakan serta ikut mengevaluasi setiap kebijakan yang dilakukan agar
terjamin tidak bertentangan dengan Pancasila.
Pedoman Umum Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Bernegara:
1. Manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa, berperan sebagai
pengelola dan pemelihara alam secara seimbang dan serasi dalam
keimanan dan ketakwaan. Dalam mengelola alam, manusia
berkewajiban dan bertanggung jawab menjamin kelestarian eksistensi,
harkat dan martabat, memuliakan serta menjaga keharmonisannya

2. Pancasila memandang bahwa hak asasi dan kewajiban asasi manusia


bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, nilai budaya bangsa
serta pengamalan kehidupan politik nasional

3. Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak berkeluarga, hak


mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak
berkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan yang tidak boleh
dirampas atau diabaikan oleh siapapun.
4. Perumusan hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dilandaskan oleh
pemahaman bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari hubungan
dengan Tuhan, sesama manusia, dan dengan lingkungannya
BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia tertuang dalam Pancasila. Dan teramalkan dalam
setiap sila dalam Pancasila yaitu keTuhanan Yang Maha Esa, kemanuiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permudsyawaratan perwakilan
serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dalam pelaksaannya hak asasi manusia di Indonesia mengalami pasang
surut. Terdapat 3 Hal Penting Dalam Pelaksanaan Hak dan Kewajiban pertama
Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari pengertian, sejarah,
konsep, prinsip dan nilai- nilai yang terkandung di dalamnya. Kedua pedoman
pelaksanaan, ketiga perlunya lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaan
Pancasila.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi