Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kepatuhan
pengobatan dan tingkat kejadian yang berhubungan dengan kejang pada pasien yang memulai terapi antiepilepsi (AED) dengan produk generik dan produk generik bermerek. Metode: Peneliti menggunakan data medis elektronik dan data klaim farmasi untuk mengidentifikasi penerima layanan kesehatan yang memulai pengobatannnya dengan satu dari lima obat antiepilepsi (clonazepam, gabapentin, oxcarbazepine, fenitoin, zonisamide). Peneliti membandingkan jenis terapi dari obat generik dan obat bermerek dari kelima obat tersebut menggunakan skor kecenderungan yang dihitung dari demografi, klinikal, dan variabel pemanfaatan layanan kesehatan. Kita menggunakan rasio hazard untuk membandingkan tingkat kejang yang berhubungan dengan kunjungan ruang awat darurat atau rawat inap (outcome primer) dan kunjungan ruang gawat darurat untuk patah tulang atau luka di bagian kepala (outcome secunder) antara perbandingan terapi obat generik dan obat bermerek. Peneliti juga membandingkan kepatuhan pasien, mengukur rentang waktu 14 hari pengobatan pertama, antara terapi obat generik dan obat bermerek. Hasil : Diidentifikasi 19,760 terapi antiepilepsi yang memenuhi kriteria pada penelitian ini; 18,306 (93%) terapi obat generik antiepilepsi. Pada perbandingan secara kohort peneliti mengamati 47 kejadian kejang yang berhubungan dengan rawat inap dan kunjungan ruang gawat darurat pada terapi obat bermerek dan 31 kejadian diantara terapi obat generik,rasio hazard adalah 0,53 (tingkat kepercayaan 95%, 0,3 hingga 0,96). Hasil yang sama diamati pada titik akhir klinis sekunder dan analsisis sensitivitas melintang. Jarak waktu rata-rata pada pengobatan pertama adalah 124,2 hari (standar deviasi :125,8) untuk obat bermerek dan 137,9 (SD:148,6) untuk obat generik. Signifikansi : Pasien yang melakukan terapi obat antiepilepsi menggunakan obat generik memiliki efek merugikan kejang yang berhubungan dengan outcome klinis lebih rendah dan masa pengobatan lanjutan yang lebih panjang sebelum mengalami jarak dibandingkan mereka yang memulai terapi dengan jenis obat bermerek.