Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
JurnalIlmuBudidayaTanaman
Volume 3, Nomor 1, April 2014
ABSTRAK
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) adalah salah satu sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis tinggi di
Indonesia dan mempunyai manfaat yang baik bagi konsumennya. Penggunaan pupuk organik diharapkan lebih
optimal dalam bidang pertanian saat ini, mengingat dampak penggunaan pupuk anorganik sehingga terjadinya
kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan dengan meningkatnya residu bahan kimia di dalam tanah, yang
berakibat menurunnya produktivitas lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk Bioboost
terhadap peningkatan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.). Perlakuan disusun dalam Rancanagan Acak
Kelompok (RAK) satu faktor yaitu konsentrasi pupuk Bioboost yang terdiri dari 7 taraf perlakuan, dimana B0 = 0
cc/ltr air (Kontrol), B1 = 20 cc/ltr air, B2 = 40 cc/ltr air, B3 = 60 cc/ltr air, B4 = 80 cc/ltr, B5 = 100 cc/ltr air, dan
B6 = 120 cc/ltr air, kemudian pada masing-masing perlakuan di ulang 3 kali sehingga terdapat 21 satuan percobaan.
Setiap perlakuan terdiri dari 8 tanaman sehingga keseluruhan terdapat 168 populasi tanaman. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pengaruh konsentrasi pupuk hayati Bioboost memberikan pengaruh yang berbeda-beda
terhadap pertumbuhan tanaman selada. Kosentrasi 80 cc/ltr air (B4) merupakan konsentrasi terbaik untuk
pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.)
Lettuce (Lactuca sativa L.)is one of leafy vegetables that have high economic value in Indonesia and it gives good
benefits to the consumers. The use of organic fertilizers is expected to be more optimal in agriculture today,
considering the impact of the use of inorganic fertilizers which may damage the soil and increase the environmental
pollution with chemical residues accumulation in the soil, resulting in decreased land productivity. This study aimed
to determine the effect of Bioboost fertilizer to increase crop yield of lettuce. Treatment were arranged in a
Randomized Block Design, with one factor namely the concentration of Bioboost fertilizer consisting of 7 levels of
concentration: B0=0 cc (control), B1= 20 cc, B2= 40 cc, B3= 60 cc, B4= 80 cc, B5=100 cc, and B6 = 120 cc/liter
of water, with 3 replications so that there were 21 experimental units. Each treatment unit consisted of 8 plants so
that overall there were 168 plant populations. These results indicated that concentration of Bioboost bio-fertilizers
gave a significant effect on the growth of lettuce. Fertilizer cencentration of 80 cc / liter of water (B4) was the best
concentration for growth and increased yield of lettuce.
serangan hama. Perhatian masyarakat bahan organik yang tinggi mempunyai sifat
terhadap pertanian dan lingkungan beberapa fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah yang
tahun terakhir ini menjadi meningkat. lebih baik. Kondisi tanah yang demikian,
Keadaan ini disebabkan semakin dirasakan- optimal untuk mendukung pertumbuhan
nya dampak negatif dari penggunaan pupuk tanaman yang baik dan produksi yang tinggi.
sintetis, pestisida dan bahan kimia pada Sebaliknya, bila kandungan bahan organik
tanaman yang dapat berpengaruh besar tanah sedikit, maka sifat fisik, kimia dan
terhadap lingkungan. biologi tanah juga kurang baik sehingga
Sejalan dengan kemajuan teknologi, produktivitas rendah.
kini ditemukan jenis pupuk baru yaitu pupuk Pupuk Hayati yang dipakai dalam
hayati, yang isinya berupa mikroba penyubur penelitian ini adalah pupuk Bioboost.
tanah. Kandungan mikroba mampu membuat Bioboost adalah pupuk hayati yang me-
pupuk ini ramah lingkungan. Mikroba ngandung mikroorganisme yang unggul, dan
tersebut bermanfaat dalam proses biokimia di bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan
dalam tanah sehingga unsur hara menjadi tanah sebagai hasil proses biokimia tanah.
lebih mudah diserap akar tanaman, akibatnya Komposisi pupuk Bioboost sebagai berikut :
tanaman akan tumbuh lebih optimal. Pupuk (1) Azotobacter sp, berperan sebagai
hayati ini mengadung bakteri-bakteri yang penambat nitrogen, (2) Azospirillum sp,
berguna untuk memacu pertumbuhan berperan sebagai penambat nitrogen, (3)
tanaman sehingga hasil produksi tanaman Bacillus sp, berperan dalam dekomposisi
tetap tinggi dan berkelanjutan. Hartatik bahan organik, (4) Pseudomonas sp, berperan
(2006) menyatakan bahwa selain sebagai dalam dekomposisi residu pestisida, dan (5)
sumber hara dan sumber energi bagi aktivitas Cytophaga sp, berperan dalam proses
mikroba dalam tanah, pupuk organik dekomposisi bahan organik. Pupuk Bioboost
memiliki kelebihan, yaitu dapat memperbaiki diketahui juga mengandung hormon per-
kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. tumbuhan alami seperti giberellin, sitokinin,
Tanaman seperti halnya makluk hidup kinetin, zeatin, serta auksin (IAA).
memerlukan makanan atau hara untuk hidup Manfaat dari pupuk Biboost adalah :
dan berkembang biak. Tanaman memperoleh (1) menghemat penggunaan pupuk kimia
hara terutama dari cadangan mineral yang ada 50% s/d 60%, (2) meningkatkan jumlah
di dalam tanah yang terkandung dalam bahan pengikatan nitrogen bebas oleh bakteri, (3)
organik, limbah organik, bakteri penambat meningkatkan proses biokimia di dalam tanah
nitrogen, endapan melalui udara dan lain-lain. sehingga unsur P (Phospor) dan K (Kalium)
Unsur hara diperoleh tanaman dari tanah tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga
diubah menjadi karbohidrat melalui proses mudah diserap oleh tanaman, (4) mem-
fotosintesa. Usaha pertanian organik perbaiki struktur tanah sehingga lebih subur,
seringkali dilakukan dengan mengembalikan (5) mempercepat pertumbuhan sehingga
sisa hasil panen ke areal tanam, namun daur panen lebih cepat dan, (6) hasil Panen dapat
limbah pertanaman ini tidak cukup untuk memenuhi standart organik. Keunggulan lain
menggantikan keseluruhan unsur hara yang pupuk Bioboost adalah meningkatkan
hilang sebab hal ini belum mencukupi dalam kapasitas penyerapan tanah terhadap udara,
membantu proses pertumbuhan yang terjadi. keberadaan mikroorganisme mampu meng-
Pupuk organik sangat berpengaruh uraikan residu pestisida di dalam tanah, dapat
dan menentukan sifat fisik, kimia dan biologi digunakan untuk semua jenis tanaman.
tanah, yang akhirnya akan menentukan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kesuburan tanah, kesehatan tanah dan pengaruh pupuk hayati Bioboost terhadap
produktivitas tanah. Banyak ahli biologi tanah produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.)
yang menyebut pupuk organik sebagai nyawa dan mendapatkan konsentrasi yang tepat.
tanah. Tanah mineral dengan kandungan
19
20
Tabel 2. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Hayati Bioboost Terhadap Tinggi Tanaman,
Jumlah Daun, Luas Daun, Diameter Tajuk, Dan Berat Segar Tanaman Pada 5 MST.
Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom tidak berbeda nyata pada uji DMRT
taraf 5 %.
Tabel 3. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Hayati Bioboost Terhadap Berat Kering
Tanaman, Berat Segar Akar, Berat Kering Akar Dan Volume Akar Pada 5 MST.
terendah terdapat pada perlakuan B0 (0 dengan baik oleh tanaman maka aktivitas
cc/liter air) yaitu 7.333 helai. Hasil tersebut fisiologis dan metabolisme di dalam tanaman
menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati dapat berlangsung dengan baik, sehingga
Bioboost dengan konsentrasi 80 cc/liter air ke mendukung pertumbuhan tanaman.
dalam media tanam dapat meningkatkan Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa
pertumbuhan tanaman selada. Hal ini semakin tinggi tanaman maka jumlah daun
disebabkan karena pupuk tersebut adalah yang terbentuk juga semakin banyak. Seperti
salah satu pupuk hayati yang mengandung diketahui secara umum daun merupakan
mikroorganisme yang unggul dan bermanfaat organ penghasil fotosintat utama. Jumlah
untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai daun yang banyak akan menyediakan tempat
hasil dari proses biokimia tanah. fotosintesis lebih banyak, sehingga akan
Mikroorganisme tersebut antara lain diperoleh fotosintat yang lebih banyak.
Azotobacter sp dan Azospirillum sp yang Jumlah daun berkaitan erat dengan tinggi
berperan sebagai penambat nitrogen. tanaman, karena daun merupakan organ yang
Nitrogen digunakan tanaman untuk per- terletak pada buku batang selada. Hal ini
tumbuhan vegetatif melalui proses pembentu- sesuai dengan pendapat Gardner et al (1991),
kan asam-asam amino dan protein. Protein bahwa penambahan tinggi tanaman secara
merupakan penyusun utama protoplasma langsung dapat meningkatkan jumlah daun
yang berfungsi sebagai pusat proses yang mengandung pigmen klorofil yang
metabolisme dalam tanaman yang selanjutnya berfungsi menyerap cahaya untuk digunakan
akan memacu pembelahan dan pemanjangan dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan
sel (Pujisiswanto dan Pangaribuan, 2008). karbohidrat (glukosa) dan oksigen.
Selain nitrogen terdapat juga unsur hara Selanjutnya hubungan taraf konsen-
fosfor dan kalium yang dapat tersedia dalam trasi pupuk hayati Bioboost terhadap tinggi
jumlah yang cukup dan mudah diserap oleh tanaman pada 5 MST serta jumlah daun pada
tanaman akibat penggunaan pupuk hayati 5 MST dapat dilihat pada Gambar 1 dan
Bioboost. Untuk mendukung pertumbuhan Gambar 2. Berdasarkan persamaan model
tanaman secara keseluruhan tidak hanya polinomial, konsentrasi pupuk hayati
membutuhkan satu unsur hara saja. Unsur- Bioboost berpengaruh secara linier positif
unsur tersebut seperti fosfor yang merupakan terhadap tinggi tanaman serta jumlah daun
bagian yang esensial dari berbagai gula fosfat artinya, semakin besar konsentrasi pupuk
yang berperan dalam reaksi-reaksi pada fase hayati Bioboost yang diberikan tanaman
gelap fotosintesis, respirasi dan berbagai semakin tinggi serta jumlah daun semakin
proses metabolisme lainnya. Fosfor juga banyak.
merupakan bagian dari nukleotida (dalam
RNA dan DNA) dan fosfolipid penyusun 80
Tinggi Tanaman (cm)
23
300
Hal yang sama juga terjadi pada bobot segar
Luas Daun (cm2) akar tertinggi 5.960 g dihasilkan oleh
250
perlakuan B4 (80 cc/liter air) sedangkan
200 terendah 0.663 g dihasilkan oleh perlakuan
150 B0 (0 cc/liter air). Hal ini diduga
100
y = 42.1 + 0.889 x berhubungan dengan manfaat dari pupuk
hayati Bioboost yang dapat memperbaiki
50
tekstur dan struktur tanah, sehingga tercipta
0 kondisi yang optimal bagi perakaran tanaman
0 50 100 150
dengan demikian perakaran tanaman akan
Bioboost (cc/liter air) berkembang dengan baik. Selain itu menurut
Gardner et al (1991), pertumbuhan suatu
Gambar 3. Hubungan Taraf Konsentrasi tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian
Pupuk Hayati Bioboost Terhadap tanaman lainnya, dimana tajuk akan
Luas Daun Pada 5 MST. meningkat dengan mengikuti peningkatan
berat akar.
Selanjutnya parameter berat segar Hubungan taraf konsentrasi pupuk
tanaman (tajuk) dan berat segar akar. Tajuk hayati Bioboost terhadap berat segar tanaman
berfungsi untuk menyediakan karbohidrat 5 MST dan berat segar akar 5 MST disajikan
melalui fotosintesis. Berat segar tanaman pada Gambar 4 dan Gambar 5. Berdasarkan
(tajuk) merupakan gabungan dari per- persamaan model polinomial, konsentrasi
kembangan dan pertambahan jaringan pupuk hayati Bioboost berpengaruh secara
tanaman seperti jumlah daun, luas daun dan linier positif terhadap berat segar tanaman
tinggi tanaman yang dipengaruhi oleh kadar dan berat segar akar artinya semakin besar
air dan kandungan unsur hara yang ada di konsentrasi pupuk tersebut yang diberikan,
dalam sel-sel jaringan tanaman. Berat segar berat segar tanaman dan berat segar akar
tanaman (tajuk) menjadi parameter per- semakin meningkat.
tumbuhan dan berperan dalam menentukan
kualitas hasil secara ekonomis terutama pada
produk tanaman sayuran seperti selada. Akar 140
merupakan organ vegetatif utama yang
Berat Segar Tanaman (g)
120
memasok air, mineral dan bahan-bahan yang 100
penting untuk pertumbuhan dan perkem- 80
bangan tanaman. Sistem perakaran tanaman
60
lebih dikendalikan oleh sifat genetik dari y = 18.5 + 0.575 x
40
tanaman yang bersangkutan, kondisi tanah
atau media tanam. Sebaliknya penyerapan 20
unsur hara dan air oleh akar sangat menentu- 0
kan pertumbuhan tanaman. 0 50 100 150
8 10
25
26
Ratna D. I, 2002. Pengaruh Kombinasi Pupuk Setyamidjaja. 1986. Pupuk dan Pemupukan.
Hayati dengan Pupuk Organik CV. Simplex. Jakarta.
Cair terhadap Kualitas dan
Kuantitas Hasil Tanaman Teh
(Camelia sinensis L.) O. Kutze)
Klon Gambung 4. Jurnal Ilmu
Pertanian 10 : 17-25.
27