Vous êtes sur la page 1sur 3

Pengertian Pensiun Dini Dan Penyebabnya

Pensiun dini secara umum bisa diartikan sebagai keluarnya seseorang dari pekerjaan yang
dipercepat dari waktu yang seharusnya ditentukan. Purnakarya yang lebih cepat dari waktunya
diajukan ketika anda belum memasuki batas usia pensiun.

Normalnya hal ini dilakukan pada kisaran waktu 10 tahun lebih awal dari batas usia pensiun
atau ketika usia anda berada pada kisaran 40-an dengan masa kerja 15-20 tahun. Pemutusan
hubungan kerja ini merupakan salah satu macam pensiun yang diatur oleh Undang-Undang.
Namun dalam UU No. 13 2003, tidak diperjelas secara rinci tentang mekanismenya untuk
pekerja swasta atau buruh.

Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan ini hanya menyebutkan aturan perihal alasan


pengakhiran atau pemutusan hubungan kerja saja. Mengenai penjelasan program pensiun dini
atau pensiun normal, penentuannya merupakan domain atau hak perusahaan yang biasanya
ditetapkan dalam ketentuan perjanjian kerja (PK) dan/atau dalam peraturan perusahaan
(PP)/perjanjian kerja bersama (PKB).

Bagi anda yang seorang karyawan swasta yang hendak mengajukan purnakarya yang lebih cepat
dari waktunya, ada baiknya terlebih dahulu bertanya atau berkonsultasi pada bagian personalia
di perusahaan perihal peraturan perusahaan yang mengatur tentang mekanisme pelaksanaan
program ini.

Penyebab Pensiun Dini

Dalam hubungan ketenagakerjaan antara pekerja dan perusahaan (swasta), purnakarya


yang lebih cepat dari waktunya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dari pekerja
atau karyawan sendiri dan juga faktor dari kebijakan perusahaan yang bersangkutan.

Karena Kebijakan Perusahaan


Setiap perusahaan biasanya selalu mempunyai kebijakan pensiun dini yang tertulis
dalam ketentuan peraturan perusahaan. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan hal
ini, bisa bermacam-macam alasan, antara lain:

1. Perusahaan Melakukan efisiensi


Dengan alasan melakukan efisiensi, biasanya perusahaan akan mendata berbagai
komponen biaya yang disinyalir sangat memberatkan bagi produksi dan operasional
perusahaan. Dalam kaitan efisiensi, tentunya akan berimbas pula pada anda selaku
tenaga kerja di dalamnya.

Perusahaan akan meminimalisir pengeluaran biaya terkait tenaga kerja dengan


melakukan penilaian ulang pada biaya tunjangan makan, transportasi, jabatan dan lain-
lain.

2. Perusahaan Selalu Merugi Karena Usaha Tidak Berkembang


Perusahaan dikatakan merugi karena usaha yang dijalankannya tidak berkembang. Hal
ini bisa dilihat dengan perputaran keluar masuknya barang dalam gudang. Stok barang
yang masih banyak di dalam gudang menjadi indikasi bahwa barang yang diproduksi
oleh perusahaan kurang begitu diminati oleh pasar. Sehingga nilai penjualan barang
lebih kecil dari pada nilai produksi barang.

Dalam posisi merugi inilah seringkali menjadi alasan bagi perusahaan


untuk merumahkan tenaga kerja atau memberlakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK) bagi karyawannya sebagai tindakan lanjutan untuk mengurangi cost produksi
yang tinggi.

3. Perusahaan Mengalami Pailit


Pengertian kepailitan seperti yang dilansir oleh Wikipedia Indonesia adalah suatu
proses dimana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar
utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan.

Perusahaan yang mengalami kerugian terus menerus dalam menjalankan usahanya,


bisa menjadi faktor perusahaan tersebut akan mengalami kepailitan.

4. Perusahaan Mengalami Pergantian Kepemilikan


Pergantian kepemilikan suatu perusahaan biasanya sering terjadi pada perusahaan yang
sedang mengalami krisis. Namun perlu diketahui bahwa pergantian kepemilikan
perusahaan belum tentu menciptakan angin segar bagi kondisi perusahaan yang
memang sedang krisis.

Bisa saja si pemilik yang baru bakal melakukan perombakan besar-besaran terhadap
kebijakan perusahaan. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang ditimbulkan
ada baiknya opsi pensiun dini bisa anda pergunakan.

Karena Keinginan Karyawan


Selain karena faktor dari kebijakan perusahaan juga bisa dikarenakan dari keinginan
karyawan sendiri. Keinginan dari sisi karyawan seringkali di latar belakangi oleh
beberapa faktor:

1. Rasa jenuh dan tidak nyaman dalam bekerja.


2. Penghasilan atau gaji yang tidak sesuai.
3. Anda menginginkan keuangan yang lebih baik.
4. Anda menderita suatu penyakit.
5. Berselisih paham dengan teman sekantor.
6. Keinginan untuk menikah dengan teman sekantor

Vous aimerez peut-être aussi