Vous êtes sur la page 1sur 19

LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

I. DEFINISI
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan
inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang
bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2
minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, RSV,
virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus, virus rubeola, dan
paramyxovirus dan bronkitis karena bakteri biasanyadikaitkan dengan
mycoplasma pneumonia, bordetella pertussis, atau corynebacterium diphtheriae
(Raharjo, 2012)
Bronkitis dibagi menjadi dua :
1. Bronkitis Akut
Merupakan infeksi saluran pernapasan akut bawah. Ditandai dengan awitan
gejala yang mendadak dan berlangsung lebih singkat. Pada bronkitis jenis
ini, inflamasi (peradangan bronkus biasanya disebabkan oleh infeksi virus
atau bakteri, dan kondisinya diperparah oleh pemaparan terhadap iritan,
seperti asap rokok, udara kotor, debu, asap kimiawai, dll.
2. Bronkitis Kronis
Ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (3 bulan dalam setahun
selama 2 tahun berturut-turut). Pada bronkitis kronik peradangan bronkus
tetap berlanjut selama beberapa waktu dan terjadi obstruksi/hambatan pada
aliran udara yang normal didalam bronkus.
Bronkitis kronis merupakan inflamasi pada bronkus yang disebabkan
oleh iritan atau infeksi. Pada bronkitis kronis, hipersekresi mukus serta batuk
produktif yang kronis berlangsung selama tiga bulan dalam satu tahun dan
terjadinya selama dua tahun berturut-turut (kowalak, 2011).
II. ETIOLOGI
Bronkitis oleh virus seperti rhinovirus, RSV, virus influenza, virus
parainfluenza, adenovirus, virus rubeola, dan paramyxovirus. Menurut laporan
penyebab lainnya dapat terjadi melalui zat iritan asam lambung seperti asam
lambung, atau polusi lingkungan dan dapat ditemukan setelah pejanan yang berat,
seperti saat aspirasi setelah muntah, atau pejanan dalam jumlah besaryang
disebabkan zat kimia dan menjadikan bronkitis kronis.
Bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan mycoplasma pneumonia
yang dapat menyebabkan bronkitis akut dan biasanya terjadi pada anak usia di
atas 5 tahun atau remaja, bordetella pertussis dan corynrbacterium diphtheriae
biasa terjadi pada anak yang tidak diimunisasi dan dihubungkan dengan kejadian
trakeobronkitis, yang selama stadium kataral pertusis, gejala-gejala infeksi
respiratori lebih dominan. Gejala khas berupa batuk kuat berturut-turut dalam satu
ekspirasi yang diikuti dengan usaha keras dan mendadak untuk inspirasi, sehingga
menimbulkan whoop. Batuk biasanya menghasilkan mucus yang kental dan
lengket (Raharjoe, 2012)
Bronkhitis kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik pada beberapa
alat tubuh, yaitu:
a. Penyakit jantung menahun, yang disebabkan oleh kelainan patologik pada
katup maupun miokardia. Kongesti menahun pada dinding bronkhus
melemahkan daya tahan sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
b. Infeksi sinus paranasalis dan rongga mulut, area infeksi merupakan cumber
bakteri yang dapat menyerang dinding bronkhus.
c. Dilatasi bronkhus (bronkInektasi), menyebabkan gangguan susunan dan fungsi
dinding bronkhus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
d. Pajanan unsur iritan
e. Predisposisi genetik
f. Pajanan gas berbahaya
g. Infeksi saluran napas
III. PATOFISIOLOGI
Serangan bronkhitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat
timbul kembali sebagai eksaserbasi akut dari bronkhitis kronis. Pada umumnya,
virus merupakan awal dari serangan bronkhitis akut pada infeksi saluran napas
bagian atas. Dokter akan mendiagnosis bronkhitis kronis jika pasien mengalami
batuk atau mengalami produksi sputum selama kurang lebih tiga bulan dalam satu
tahun atau paling sedikit dalam dua tahun berturut-turut.
Serangan bronkhitis disebabkan iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan
menyebabkan timbulnya respons inflamasi yang akan menyebabkan vasodilatasi,
kongesti, edema mukosa, dan bronkospasme. Tidak seperti emfisema, bronkhitis
lebih memengaruhi jalan napas kecil dan besar dibandingkan alveoli. Dalam
keadaan bronkhitis, aliran udara masih memungkinkan tidak mengalami
hambatan.
Pasien dengan bronkhitis kronis akan mengalami:
a. Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronkhus besar sehingga
meningkatkan produksi mukus.
b. Mukus lebih kental
c. Kerusakan fungsi siliari yang dapat menunjukkan mekanisme pembersihan
mukus.
d. Infeksi saluran napas yang kekambuhan
e. Gagal napas akut
Pada keadaan normal, paru-paru memiliki kemampuan yang disebut
mucocilliary defence, yaitu sistem penjagaan paru-paru yang dilakukan oleh
mukus dan siliari. Pada pasien dengan bronkhitis akut, sistem mucocilliary
defence paru-paru mengalami kerusakan sehingga lebih mudah terserang infeksi.
Ketika infeksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia
(ukuran membesar dan jumlah bertambah) sehingga produksi mukus akan
meningkat. infeksi juga menyebabkan dinding bronkhial meradang, menebal
(sering kali sampai dua kali ketebalan normal), dan mengeluarkan mukus kental.
Adanya mukus kental dari dinding bronkhial dan mukus yang dihasilkan kelenjar
mukus dalam jumlah banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan
mempersempit saluran udara besar. Bronkhitis kronis mula-mula hanya
memengaruhi bronkhus besar, namun lambat laun akan memengaruhi seluruh
saluran napas.
Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan
napas terutama selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolaps dan
udara terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan
penurunan ventilasi alveolus, hipoksia, dan acidosis. Pasien mengalami
kekurangan 02, iaringan dan ratio ventilasi perfusi abnormal timbul, di mana
terjadi penurunan PO2 Kerusakan ventilasi juga dapat meningkatkan nilai
PCO,sehingga pasien terlihat sianosis. Sebagai kompensasi dari hipoksemia, maka
terjadi polisitemia (produksi eritrosit berlebihan).
Pada saat penyakit bertambah parah, sering ditemukan produksi sejumlah
sputum yang hitam, biasanya karena infeksi pulmonari. Selama infeksi, pasien
mengalami reduksi pada FEV dengan peningkatan pada RV dan FRC. Jika
masalah tersebut tidak ditanggulangi, hipoksemia akan timbul yang akhirnya
menuiu penyakit cor pulmonal dan CHF (Congestive Heart Failure).
IV. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada kondisi bronkitis akut :
- Batuk
- Terdengar ronki
- Suara yang berat dan kasar
- Wheezing
- Menghilang dalam 10-14 hari
- Demam
- Produksi sputum
Batuk, mulai dengan batuk batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin
berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya. Batuk
pada bronchitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik
dan frekuensi mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah seputum bervariasi,
umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan
posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau tidak ada infeksi skunder sputumnya
mukoid, sedang apabila terjadi infeksi sekunder sputumnya purulen, dapat
memberikan bau yang tidak sedap.
. Timbul dan beratnya sesak nafas tergantung pada seberapa luasnya bronchitis
kronik yang terjadi dan seberapa jauh timbulnya kolap paru dan destruksi
jaringan paru yang terjadi sebagai akibat infeksi berulang ( ISPA ), yang
biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema yang menimbulkan sesak
nafas. Kadang ditemukan juga suara mengi ( wheezing ), akibat adanya obstruksi
bronkus. Wheezing dapat local atau tersebar tergantung pada distribusi
kelainannya
a. sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
b. sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
c. bengek
d. lelah
e. pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
f. wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar x dada : Dapat menyatakan hiperinflasi paru paru, mendatarnya
diafragma, peningkatan area udara retrosternal, hasil normal selama periode
remisi.
b. Tes fungsi paru : Untuk menentukan penyebab dispnoe, melihat obstruksi,
memperkirakan derajat disfungsi.
c. TLC : Meningkat.
d. Volume residu : Meningkat.
e. FEV1/FVC : Rasio volume meningkat.
f. GDA : PaO2 dan PaCO2 menurun, pH Normal.
g. BronchogramMenunjukkan di latasi silinder bronchus saat inspirasi,
pembesaran duktus mukosa.
h. Analisa Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi,
mengidentifikasi patogen.
VI. KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain:
a. Bronchitis kronik
b. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering mengalami
infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas bagian
atas.
c. Pleuritis. Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya pneumonia.
Umumnya pleuritis sicca pada daerah yang terkena.
d. Efusi pleura atau empisema
e. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi
supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian
f. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
g. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis
yang berat dan luas
VII. PENATALAKSANAAN MEDIS
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada anak-anak
sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan
minum banyak cairan.
Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan
bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau
hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki
penyakit paru-paru. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika
penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik.
Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat,
maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan
apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
a. Pengelolaan umum
1) Pengelolaan umum ditujukan untuk semua pasien bronchitis, meliputi :
menciptakan lingkungan ruangan hangat, udara ruangan kering dan
mencegah / menghindari debu,asap dan sebagainya.
2) Memperbaiki drainase secret bronkus, cara yang baik untuk dikerjakan
adalah sebagai berikut :
Melakukan drainase postural
Pasien dilelatakan dengan posisi tubuh sedemikian rupa sehingga
dapat dicapai drainase sputum secara maksimum. Tiap kali melakukan
drainase postural dilakukan selama 10 20 menit, tiap hari dilakukan
2 sampai 4 kali. Prinsip drainase postural ini adalah usaha
mengeluarkan sputum ( secret bronkus ) dengan bantuan gaya
gravitasi. Posisi tubuh saat dilakukan drainase postural harus
disesuaikan dengan letak kelainan bronchitisnya, dan dapat dibantu
dengan tindakan memberikan ketukan padapada punggung pasien
dengan punggung jari.
Mencairkan sputum yang kental
Dapat dilakukan dengan jalan, misalnya inhalasi uap air panas,
mengguanakan obat-obat mukolitik dan sebagainya.Mengatur posisi
tepat tidur pasien sehingga diperoleh posisi pasien yang sesuai untuk
memudahkan drainase sputum.
Mengontrol infeksi saluran nafas.
Adanya infeksi saluran nafas akut ( ISPA ) harus diperkecil
dengan jalan mencegah penyebaran kuman, apabila telah ada infeksi
perlu adanya antibiotic yang sesuai agar infeksi tidak berkelanjutan.
VIII. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data dasar pengkajian pada pasien dengan bronchitis :
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kesulitan bernapas saat tidur, keletihan, ketidakmampuan untuk
tidur, Dispnoe pada saat istirahat.
Tanda :Kesulitan tidur disebabkan terjadinya dispnoe
b. Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda :Peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, Distensi vena
leher, Edema , Bunyi jantung redup.
c. Integritas Ego
Gejala : Peningkatan faktor resiko Perubahan pola hidup
Tanda : Ansietas, ketakutan.
d. Makanan/cairan
Gejala :Nafsu makan buruk/anoreksia, Ketidakmampuan untuk makan,
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, Penurunan
berat badan, palpitasi abdomen.
e. Hygiene
Gejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan.
Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
f. Pernafasan
Gejala : Batuk menetap dengan produksi sputum, Episode batuk hilang
timbul.
Tanda : Pernafasan biasa cepat, Penggunaan otot bantu pernafasan,
Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, Bunyi nafas ronchidan
wheezing, Perkusi hyperresonan pada area paru.
g. Keamanan
Gejala : Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan
h. Interaksi sosial.
Gejala : Hubungan ketergantungan, dukungan orang dekatatau keluarga.
Tanda : Keterbatasan mobilitas fisik, Kelalaian hubungan dengan anggota
keluarga lain atau keluarga dekat

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret.
2) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh
sekresi, spasme bronchus.
3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dispnoe, anoreksia, mual muntah.
5) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret,
proses penyakit kronis.
6) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan
oksigenasi.
7) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan dirumah.
X. RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
N DIAGNOSA
CRITERIA INTERVENSI (NIC)
O KEPERAWATAN
HASIL (NOC)
1 Bersihan Jalan Nafas NOC : NIC :
tidak Efektif Respiratory status : Airway suction
Ventilation Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
Definisi : Respiratory status: Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
Ketidakmampuan untuk Airway patency suctioning.
membersihkan sekresi Aspiration Control Informasikan pada klien dan keluarga tentang
atau obstruksi dari suctioning
saluran pernafasan Kriteria Hasil : Minta klien nafas dalam sebelum suction
untuk mempertahankan dilakukan.
kebersihan jalan nafas. Mendemonstrasik Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
an batuk efektif memfasilitasi suksion nasotrakeal
Batasan Karakteristik : dan suara nafas Gunakan alat yang steril sitiap melakukan
- Dispneu, Penurunan yang bersih, tidak tindakan
suara nafas ada sianosis dan Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
- Orthopneu dyspneu (mampu setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
- Cyanosis mengeluarkan Monitor status oksigen pasien
- Kelainan suara nafas sputum, mampu Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan
(rales, wheezing) bernafas dengan suksion
- Kesulitan berbicara mudah, tidak ada Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila
- Batuk, tidak efekotif pursed lips) pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan
atau tidak ada Menunjukkan jalan saturasi O2, dll.
- Mata melebar nafas yang paten
- Produksi sputum (klien tidak Airway Management
- Gelisah merasa tercekik, Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
- Perubahan frekuensi irama nafas, jaw thrust bila perlu
dan irama nafas frekuensi Posisikan pasien untuk memaksimalkan
pernafasan dalam ventilasi
Faktor-faktor yang rentang normal,
tidak ada suara Identifikasipasienperlunyapemasanganalatjalann
berhubungan:
nafas abnormal) afasbuatan
- Lingkungan : merokok,
Mampu Pasang mayo bila perlu
menghirup asap rokok,
mengidentifikasik Lakukanfisioterapi dada jikaperlu
perokok pasif-POK,
infeksi an dan mencegah Keluarkansekretdenganbatukatausuction
factor yang dapat
- Fisiologis : disfungsi Auskultasisuaranafas,
menghambat jalan
neuromuskular, catatadanyasuaratambahan
nafas
hiperplasia dinding Lakukansuctionpada mayo
bronkus, alergi jalan Berikanbronkodilator bila perlu
nafas, asma.
- Obstruksi jalan nafas : BerikanpelembabudaraKassabasahNaClLembab
spasme jalan nafas,
sekresi tertahan, Aturintakeuntukcairanmengoptimalkankeseimb
banyaknya mukus, angan.
adanya jalan nafas Monitor respirasi dan status O2
buatan, sekresi bronkus,
adanya eksudat di
alveolus, adanya benda
asing di jalan nafas.
2 Gangguan Pertukaran NOC : NIC :
gas Respiratory Status : Airway Management
Gas exchange Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
Definisi : Kelebihan Respiratory Status : jaw thrust bila perlu
atau kekurangan dalam ventilation Posisikan pasien untuk memaksimalkan
oksigenasi dan atau Vital Sign Status ventilasi
pengeluaran Kriteria Hasil : Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
karbondioksida
di jalan nafas buatan
dalam membran kapiler Mendemonstrasik Pasang mayo bila perlu
alveoli an peningkatan Lakukan fisioterapi dada jika perlu
ventilasi dan
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
oksigenasi yang
Batasan karakteristik : Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
Gangguan adekuat tambahan
Memelihara
penglihatan
kebersihan paru Lakukan suction pada mayo
Penurunan CO2 Berika bronkodilator bial perlu
paru dan bebas
Takikardi Barikan pelembab udara
dari tanda tanda
Hiperkapnia Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
distress
Keletihan keseimbangan.
somnolen pernafasan
Mendemonstrasikan Monitor respirasi dan status O2
Iritabilitas
batuk efektif dan
Hypoxia
suara nafas yang Respiratory Monitoring
kebingungan
Dyspnoe
bersih, tidak ada Monitor rata rata, kedalaman, irama dan
sianosis dan usaha respirasi
nasal faring
AGD Normal dyspneu (mampu Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
sianosis mengeluarkan penggunaan otot tambahan, retraksi otot
sputum, mampu supraclavicular dan intercostal
warna kulit abnormal
(pucat, kehitaman)
bernafas dengan Monitor suara nafas, seperti dengkur
mudah, tidak ada Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
Hipoksemia
pursed lips) kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
hiperkarbia
sakit kepala ketika Tanda tanda vital Catat lokasi trakea
dalam rentang Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan
bangun
normal
frekuensi dan paradoksis)
kedalaman nafas Auskultasi suara nafas, catat area penurunan /
abnormal tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
Tentukan kebutuhan suction dengan
Faktor faktor yang mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan
berhubungan : napas utama
ketidakseimbangan auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
perfusi ventilasi mengetahui hasilnya
perubahan membran
kapiler-alveolar
3 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :
Respiratory status : Airway Management
Definisi : Pertukaran Ventilation Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
udara inspirasi dan/atau Respiratory status : jaw thrust bila perlu
ekspirasi tidak adekuat Airway patency Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Vital sign Status ventilasi
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
- Penurunan tekanan jalan nafas buatan
Mendemonstrasik Pasang mayo bila perlu
inspirasi/ekspirasi
- Penurunan pertukaran an batuk efektif Lakukan fisioterapi dada jika perlu
udara per menit dan suara nafas Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
yang bersih, tidak
- Menggunakan otot Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
ada sianosis dan
pernafasan tambahan dyspneu (mampu tambahan
- Nasal flaring mengeluarkan Lakukan suction pada mayo
- Dyspnea sputum, mampu Berikan bronkodilator bila perlu
- Orthopnea bernafas dengan Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
- Perubahan mudah, tidak ada Lembab
penyimpangan dada pursed lips) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Nafas pendek Menunjukkan jalan keseimbangan.
- Assumption of 3-point nafas yang paten Monitor respirasi dan status O2
position (klien tidak
- Pernafasan pursed-lip merasa tercekik,
Terapi Oksigen
- Tahap ekspirasi irama nafas,
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
berlangsung sangat frekuensi
Pertahankan jalan nafas yang paten
lama pernafasan dalam
Atur peralatan oksigenasi
- Peningkatan diameter rentang normal,
Monitor aliran oksigen
anterior-posterior tidak ada suara
Pertahankan posisi pasien
- Pernafasan rata- nafas abnormal)
Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
rata/minimal Tanda Tanda vital
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
Bayi : < 25 atau > 60 dalam rentang
oksigenasi
Usia 1-4 : < 20 atau > 30 normal (tekanan
Usia 5-14 : < 14 atau > 25 darah, nadi,
Usia > 14 : < 11 atau > 24 pernafasan)
- Kedalaman pernafasan Vital sign Monitoring
Dewasa volume tidalnya
500 ml saat istirahat Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Bayi volume tidalnya 6-8 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
ml/Kg Monitor VS saat pasien berbaring,
- Timing rasio duduk, atau berdiri
- Penurunan kapasitas Auskultasi TD pada kedua lengan dan
vital bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
Faktor yang selama, dan setelah aktivitas
berhubungan : Monitor kualitas dari nadi
- Hiperventilasi Monitor frekuensi dan irama
- Deformitas tulang pernapasan
- Kelainan bentuk Monitor suara paru
dinding dada Monitor pola pernapasan abnormal
- Penurunan Monitor suhu, warna, dan kelembaban
energi/kelelahan kulit
- Perusakan/pelemahan Monitor sianosis perifer
muskulo-skeletal Monitor adanya cushing triad (tekanan
- Obesitas nadi yang melebar, bradikardi,
- Posisi tubuh peningkatan sistolik)
- Kelelahan otot Identifikasi penyebab dari perubahan
pernafasan vital sign
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi
Neuromuskuler
- Kerusakan
persepsi/kognitif
- Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis
4 Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh food and Fluid Kaji adanya alergi makanan
Intake Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Definisi : Intake nutrisi Kriteria Hasil : jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
tidak cukup untuk Adanya pasien.
keperluan metabolisme peningkatan berat Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
tubuh. badan Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
sesuai
dengan tujuan vitamin C
Batasan karakteristik : Berat badan
ideal Berikan substansi gula
- Berat badan 20 % atau sesuai dengan Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
lebih di bawah ideal tinggi badan serat untuk mencegah konstipasi
- Dilaporkan adanya Mampu Berikan makanan yang terpilih ( sudah
intake makanan yang mengidentifikasi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
kurang dari RDA kebutuhan nutrisi Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
(Recomended Daily Tidak ada tanda makanan harian.
Allowance) tanda malnutrisi Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Membran mukosa dan Tidak Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
terjadi
konjungtiva pucat penurunan Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
berat
- Kelemahan otot yang badan yang nutrisi yang dibutuhkan
digunakan untuk berarti
menelan/mengunyah Nutrition Monitoring
- Luka, inflamasi pada BB pasien dalam batas normal
rongga mulut Monitor adanya penurunan berat badan
- Mudah merasa Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
kenyang, sesaat setelah dilakukan
mengunyah makanan Monitor interaksi anak atau orangtua selama
- Dilaporkan atau fakta makan
adanya kekurangan Monitor lingkungan selama makan
makanan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
- Dilaporkan adanya jam makan
perubahan sensasi rasa Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Perasaan Monitor turgor kulit
ketidakmampuan untuk Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
mengunyah makanan patah
- Miskonsepsi Monitor mual dan muntah
- Kehilangan BB dengan Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
makanan cukup kadar Ht
- Keengganan untuk Monitor makanan kesukaan
makan Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Kram pada abdomen Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
- Tonus otot jelek jaringan konjungtiva
- Nyeri abdominal Monitor kalori dan intake nuntrisi
dengan atau tanpa Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
patologi lidah dan cavitas oral.
- Kurang berminat Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
terhadap makanan
- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi,
misinformasi

Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat
gizi berhubungan
dengan faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
5 Resiko infeksi NOC : NIC :
Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan Knowledge : Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
resiko masuknya Infection control lain
organisme patogen Risk control Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil : Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor resiko : Klien bebas dari Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
- Prosedur Infasif tanda dan gejala tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
- Ketidakcukupan infeksi meninggalkan pasien
pengetahuan
untuk Mendeskripsikan Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
menghindari paparan proses penularan Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
patogen penyakit, factor tindakan kperawtan
yang
- Trauma Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
- Kerusakan jaringan dan mempengaruhi
pelindung
penularan serta
peningkatan paparan Pertahankan lingkungan aseptik selama
lingkungan penatalaksanaann
pemasangan alat
ya,
- Ruptur membran
Menunjukkan Ganti letak IV perifer dan line central dan
amnion dressing sesuai dengan petunjuk umum
kemampuan untuk
- Agen farmasi
mencegah Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan
(imunosupresan) infeksi kandung kencing
- Malnutrisi timbulnya infeksi
Jumlah leukosit Tingktkan intake nutrisi
- Peningkatan paparan Berikan terapi antibiotik bila perlu
lingkungan patogen dalam batas
- Imonusupresi normal
- Ketidakadekuatan Menunjukkan Infection Protection (proteksi terhadap
imum buatan perilaku hidup infeksi)
- Tidak adekuat sehat Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
pertahanan sekunder lokal
(penurunan Hb, Monitor hitung granulosit, WBC
Leukopenia, penekanan Monitor kerentanan terhadap infeksi
respon inflamasi) Batasi pengunjung
- Tidak adekuat Saring pengunjung terhadap penyakit menular
pertahanan tubuh Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
primer (kulit tidak utuh, beresiko
trauma jaringan, Pertahankan teknik isolasi k/p
penurunan kerja silia, Berikan perawatan kuliat pada area epidema
cairan tubuh statis, Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
perubahan sekresi pH, kemerahan, panas, drainase
perubahan peristaltik) Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
- Penyakit kronik Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif

6 Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :


curah jantung yang Energy Energy Management
rendah, conservation Observasi adanya pembatasan klien dalam
ketidakmampuan Self Care : ADLs melakukan aktivitas
memenuhi metabolisme Kriteria Hasil : Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan
otot rangka, kongesti Berpartisipasi terhadap keterbatasan
pulmonal yang dalam
aktivitas Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
menimbulkan
fisik tanpa disertai Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
hipoksinia, dyspneu dan peningkatan Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
status nutrisi yang tekanan darah, emosi secara berlebihan
buruk selama sakit nadi dan RR Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
Mampu melakukan Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
Intoleransi aktivitas b/d aktivitas sehari pasien
fatigue hari (ADLs)
Definisi : secara mandiri Activity Therapy
Ketidakcukupan energu Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
secara fisiologis Medik dalammerencanakan progran terapi yang
maupun psikologis tepat.
untuk meneruskan atau Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
menyelesaikan aktifitas mampu dilakukan
yang diminta atau Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
aktifitas sehari hari. yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi
dan social
Batasan karakteristik : Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
a. melaporkan secara sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
verbal adanya kelelahan diinginkan
atau kelemahan. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas
b. Respon abnormal dari seperti kursi roda, krek
tekanan darah atau nadi Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang
terhadap aktifitas disukai
c. Perubahan EKG yang Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
menunjukkan aritmia diwaktu luang
atau iskemia Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
d. Adanya dyspneu atau kekurangan dalam beraktivitas
ketidaknyamanan saat Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas. beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
Faktor factor yang diri dan penguatan
berhubungan : Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
Tirah Baring atau
imobilisasi
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan
antara suplei oksigen
dengan kebutuhan
Gaya hidup yang
dipertahankan.
7 Cemas b/d penyakit NOC : NIC :

kritis, takut kematian Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
atau
kecacatan, Coping Gunakan pendekatan yang menenangkan
perubahan peran dalam Impulse control Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
lingkungan social atau Kriteria Hasil : pasien
ketidakmampuan yang Klien mampu Jelaskan semua prosedur dan apa yang
permanen. mengidentifikasi dirasakan selama prosedur
dan Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
Definisi : mengungkapkan Temani pasien untuk memberikan keamanan
Perasaan gelisah yang gejala cemas dan mengurangi takut
tak jelas
dari Mengidentifikasi,
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
ketidaknyamanan atau mengungkapkan tindakan prognosis
dan menunjukkan
ketakutan yang disertai Dorong keluarga untuk menemani anak
respon autonom tehnik untuk
Lakukan back / neck rub
(sumner tidak spesifik mengontol cemas
Vital sign dalam Dengarkan dengan penuh perhatian
atau tidak diketahui
batas normal Identifikasi tingkat kecemasan
oleh individu); perasaan
Postur
tubuh, Bantu pasien mengenal situasi yang
keprihatinan disebabkan
ekspresi wajah, menimbulkan kecemasan
dari antisipasi terhadap
bahaya. Sinyal ini bahasa tubuh dan Dorong pasien untuk mengungkapkan
merupakan peringatan tingkat aktivitas perasaan, ketakutan, persepsi
adanya ancaman yang menunjukkan Instruksikan pasien menggunakan teknik
akan datang dan berkurangnya relaksasi
memungkinkan individu kecemasan Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
untuk mengambil
langkah untuk
menyetujui terhadap
tindakan
Ditandai dengan
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas

8 Kurang pengetahuan NOC : NIC :


b/d keterbatasan Kowlwdge : Teaching : disease Process
pengetahuan disease process 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
penyakitnya, tindakan Kowledge : health pasien tentang proses penyakit yang spesifik
yang dilakukan, obat Behavior 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
obatan yang diberikan, Kriteria Hasil : bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
komplikasi yang Pasien dan dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
mungkin muncul dan keluarga 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
perubahan gaya hidup menyatakan pada penyakit, dengan cara yang tepat
pemahaman 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
Definisi : tentang penyakit, tepat
Tidak adanya atau kondisi, prognosis
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna
kurangnya informasi dan program cara yang tepat
kognitif sehubungan pengobatan 6. Sediakan informasi pada pasien tentang
dengan topic spesifik. Pasien dan kondisi, dengan cara yang tepat
keluarga mampu7. Hindari harapan yang kosong
Batasan karakteristik : melaksanakan 8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi
memverbalisasikan prosedur yang tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
adanya masalah, dijelaskan secara9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
ketidakakuratan benar mungkin diperlukan untuk mencegah
mengikuti instruksi, Pasien dan komplikasi di masa yang akan datang dan atau
perilaku tidak sesuai. keluarga mampu proses pengontrolan penyakit
menjelaskan 10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Faktor yang kembali apa yang11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
berhubungan : dijelaskan mendapatkan second opinion dengan cara yang
keterbatasan kognitif, perawat/tim tepat atau diindikasikan
interpretasi terhadap kesehatan lainnya.
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
informasi yang salah, dukungan, dengan cara yang tepat
kurangnya keinginan 13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di
untuk mencari komunitas lokal, dengan cara yang tepat
informasi, tidak 14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
mengetahui sumber- untuk melaporkan pada pemberi perawatan
sumber informasi. kesehatan, dengan cara yang tepat

Risiko syok b/d NOC NIC


9 Hipoksemia, Hipoksia, Meningkatnya Monitor hilangnya darah secara tiba-tiba,
hipotensi, Hipovolemia, laju jantung dehidrasi berat, atau perdarahan yang terus
dan infeksi Tanda-tanda vital menerus
Definisi risiko syok : dalam batas Cegah hilangnya volume darah ( misalanya
rentan mengalami noramal berikan tekanan pada tempat perdarahan)
ketidak cukupan aliran Kulit tidak pucat Monitor tanda-tanda syok hipovolemia
darah kejaringan tubuh Posisikan pasien untuk mendapatkan perfusi
yang dapat optimalberikan cairan IV kristaloid isotonic atau
mengakibatkan koloid, sesuai kebutuhan
disfungsi seluler yang Monitor nilai hemoglobin
mengancam jiwa, yang
daapat mengganggu
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Carolin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Raharjoe, dkk. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi 1. Jakarta: EGC.

Kowalak, dkk. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC

Nuratif, dkk. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &


NANDA, NIC-NOC. Yogyakarta:Media Action

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddarth, alih bahasa; Agung Waluyo, editor; Monica Ester, Edisi 8.Jakarta: EGC

Long, Barbara C. 1998. Perawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.

http://botol-infus.blogspot.com/2010/07/askep-bronkitis.html
http://medicastore.com/penyakit/14/Bronkitis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis
PATHWAY

Saluran napas dalam Invasi virus respiratory


sinsitial, adenso virus.
Hipertermi Parsinfluinsa,
Gangguan pembersihan di
rhinovirus, allergen,
paru-paru
emosi/stress, obat-
Radang/inflamasi obatan, infeksi, asap
pd bronkuse Radang bronkial rokok

Akumulasi mukus Produksi mukus Kontriksi berlebihhan

Timbul reaksi balik Edema / pembengkakan Hiperventilasi paru


pada mukosa/ secret >>

Pengeluaran energi Ketidakefektifan atelektasis


berlebihan bersihan jalan nafas

kelelahan Intoleransi aktivitas hipoxemia

Ketidak seimbangan
anoreksia kompetensi
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh frekuensi napas

Ketidakefektifan pola
nafas

Vous aimerez peut-être aussi