Vous êtes sur la page 1sur 18

Atun Widyaningsih

Make, Be, and Do The Best

RSS

About

About Me

Un8u

Hiburan

Kesehatan

KONSEP SEHAT DAN SAKIT, PARADIGMA


KEPERAWATAN, DAN CARING
KONSEP SEHAT DAN SAKIT

11. Apa yang dimaksud dengan sehat sakit?

Beberapa Definisi Sehat Sakit di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Definisi Sehat Sakit menurut Dasar Keperawatan

Definisi Sehat (Who) 1947. Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik,
mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemhan.
Mengandung 3 karakteristik :

1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.

2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.

3. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.


Sehat bukan merupakan suatu kondisitetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses.Proses disini adalah adaptasi
individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.

Definisi Sehat Pender (1982). Sehat adalahperwujudan individu yang diperoleh


melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang
sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian
diperlukan untuk mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.
Definisi Sehat Paune (1983). Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber
perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakanuntuk perawatan diri
( self care Aktions) secara adekual.Self care Resouces : mencangkup pengetahuan,
keterampilan dan sikap.Self care Aktions merupakan perilaku yang sesuai dengan
tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkanfungsi
psikososial dan spiritual.

2. Definisi Sehat menurut Perseorangan

Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat. sangat
bervariasi.Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sakit :

1. Status perkembangan.Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan


merespon terhadap perubahandalam kesehatan dikatakan dengan usia.Contoh : Bayi
dapat merasakan sakit, tetapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasi.Pengetahuan
perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan
pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku
selanjutnya.

2. Pengaruh sosial dan kultural. Masing-masing kultur mempunyai pandangan tentang


sehat dan diturunkan dari orang tua keanak-anak.

3. Pengalaman masa lalu.Seseorang dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri/sakit.


Disfungsi (tidak berfungsi) membantu menentukan definisi seorang tentang sehat.

4. Harapan sesorang tentang dirinya.Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada


tingkat yang tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika mereka sehat.

Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu :

1. Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik/secara utuh.

2. Self Esleem (harga diri), Body Image (gambaran diri), kebutuhan, peran dan
kemampuan.

3. Definisi Sakit

Sakit yaitu defiasi/penyimpangan dari status sehat.

PEMONS(1972). Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai


tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya.

BAUMAN(1965). Seseorang menggunakan3 kriteria untuk menentukan apakah


mereka sakit atau tidak, yaitu :

1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri.

2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, seperti baik, buruk, dan sakit.
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya bekerja ,sekolah.

Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkurangnya kapasitas.Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit pada
dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit. Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.

Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.

Sebagai manifetasi keberhasilan/kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

Gangguan kesehatan. Sehat sakit berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak
sepanjang kehidupannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat.

1. Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur ke dalam sehat/kesehatan seseorang.

2. Kedudukannya : dinamisdan bersifat individual.

3. Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kemauan
pada titik yang lain.

(http://911medical.blogspot.com/2007/06/konsep-sehat-sakit.html)

12. Bedakan dan jelaskan model sehat sakit!

1. Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)

Menurut Neuman (1990): sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien
pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal ,
dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya
energi total

Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus
sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan
eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial,
perkembangan, dan spiritual yang sehat.

Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi
yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu
sebelumnya.

Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga
akan lebih akurat jika ditentukan sesuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit.

Dengan model ini perawat dapat menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan rentang
sehat-sakitnya. Sehingga faktor resiko klienmerupakan faktor penting untuk diperhatikan
dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor resiko itu meliputi variabel
genetik dan psikologis.
Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan
titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrem pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat
Tinggi Kematian). Misalnya: apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu
melakukan adaptasi dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat
dibandingkan dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah
kematian pasangannya.

Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan
tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi perawat dalam menentukan tujuan
pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

2. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)

Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan
potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.

Pada pendekatan model ini perawat melakukan intervensi keperawatan yang dapat membantu
klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan. Model
ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan
keluarga maupun komunitas.

3. Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.)

Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan
oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan. Agen merupakan berbagai
faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit
atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial. Jadi Agen
ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan
(nutrisi, dll).Pejamu adalah seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap
penyakit/sakit tertentu. Faktor pejamu antara lainsituasi atau kondisi fisik dan psikososoial
yang menyebabkan seseorang beresiko menjadi sakit.Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya
hidup dan lain-lain. Sedangkan lingkungan berarti seluruh faktor yang ada diluar pejamu.
Faktor lingkungan mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik,
misalnya tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan, dan lain-
lain. Lingkungan social, misalnya hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnya
stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup, dan lain-lain.

Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari
ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon yang dapat meningkatkan
kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau
sekelompok orang dengan lingkungannya.Selain dalam keperawatan komunitas model ini
juga dikembangkan dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit.

4. Model Keyakinan-Kesehatan

Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975)
menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.

Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan
mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain:

Persepsi individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.Misal: seorang


klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi
kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko
mengalami penyakit jantung.

Persepsi individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.Dipengaruhi oleh variabel


demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk
bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dan lain-lain).

Persepsi individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang


diambil.Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya
hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan
medis.

Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi,
keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat membuat rencana perawatan yang
paling efektif untuk membantu klien.

5. Model Peningkatan-Kesehatan (Pender).

Dikemukakan oleh I (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang
menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan.

Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan
(kognitif-persepsi dan faktor pengubah), mengembalikan kesehatan serta mencegah
terjadinya penyakit.

(http://umitrastikes.blogspot.com/2010/01/konsep-sehat-sakit.html)

13. Jelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku sehat sakit!

Variabel yang mempengaruhi keyakinan dan praktik kesehatan adalah sebagai berikut.

1. Variabel internal, meliputi:

a. Tahap perkembangan

Pola pikir dan pola perilaku seseorang mengalami perubahan sepanjang hidupnya. Perawat
harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat perawat
menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya sebagai dasar
dalam membuat rencana perawatan.

b. Latar belakang intelektual

Keyakinan seseorang terhadap kesehatan sebagian terbentuk oleh variabel intelektual, yang
terdiri dari pengetahuan (informasi yang salah) tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit,
latar belakang pendidikan, dan pengalaman di masa lalu.
c. Persepsi tentang fungsi

Cara seseorang merasakan fungsi fisik akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan
cara melaksanakannya. Ketika perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, mereka
mengumpulkan data subjektif tentang cara klien merasakan fungsi fisik, seperti tingkat
keletihan, sesak napas, atau nyeri. Mereka juga mengumpulkan data objektif tentang fungsi
actual, seperti tekanan darah, tinggi badan, dan bunyi paru.

d. Faktor emosional

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara


melaksanakannya. Banyak orang yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang
berlawanan dengan kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang resiko
menderita kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari
pengobatan.

e. Faktor spiritual

Terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan
yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga/teman, dan kemampuan mencari harapan dan
arti dalam hidup.

2. Variabel eksternal

a. Praktek di keluarga

Cara bagaimana keluarga klien menggunakan pelayanan kesehatan biasanya akan


mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatan. Klien kemungkinan besar akan
melakukan tindakan-tindakan pencegahan bila keluarganya melakukan hal yang sama.

b. Faktor sosio-ekonomik

Faktor sosial dan psiko-sosial dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit dan
mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakit. Variabel
psiko-sosial mencakup stabilitas perkawinan/hubungan intim seseorang, kebiasaan gaya
hidup, dan lingkungan kerja. Variabel sosial berperan dalam menentukan bagaimana sistem
pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan medis.

c. Latar belakang budaya

Mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu. Budaya juga mempengaruhi tempat
masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan dan mempengaruhi cara melaksanakan
kesehatan pribadi.

Variabel yang mempengaruhi perilaku sakit adalah sebagai berikut.

1. Variabel internal

Variabel internal yang penting dan dapat mempengaruhi perilaku pada saat klien sakit antara
lain persepsi mereka terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Jika klien merasa yakin
bahwa gejala sakit tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, maka mereka lebih
cenderung mencari bantuan kesehatan dibandingkan bila klien tidak memandang gejala
tersebut dapat menjadi suatu gangguan baginya.

2. Variabel eksternal

Yang mempengaruhi perilaku sakit klien terdiri dari gejala yang dapat dilihat, kelompok
sosial, latar belakang budaya, variabel ekonomi, kemudahan akses ke dalam system
pelayanan kesehatan, dan dukungan sosial.

14. Apa dampak sakit bagi keluarga dan klien?

Kondisi sakit tidak dapat dipisahkan dari peristiwa kehidupan. Klien dan keluarganya harus
menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat kondisi sakit dan pengobatan yang
dilaksanakan. Setiap klien akan berespons secara unik terhadap kondisi sakit yang
dialaminya, oleh karena itu intervensi keperawatan yang diberikan harus bersifat individual.
Klien dan keluarga umumnya akan mengalami perubahan perilaku dan emosional, seperti
perubahan peran, gambaran diri, konsep diri, dan dinamika dalam keluarga.

15. Jelaskan level pencegahan penyakit!

Empat tahap pencegahan penyakit sebagai berikut.

1. Pencegahan primordial

Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan, adanya perkembangan pengetahuan dalam
epidemiologi penyakit kardiovaskular dalam hubungannya dengan diet dan lain-lain.
Pencegahan ini sering terlambat dilakukan terutama di negara-negara berkembang karena
sering harus ada keputusan secara nasional.

2. Pencegahan primer

Bertujuan mengurangi insiden dengan mengontrol penyebab dan faktor-faktor risiko. Misal :
penggunaan kondom dan jarum suntik disposable pada pencegahan infeksi HIV, imunisasi
dan lain-lain. Biasanya merupakan Population Strategy sehingga secara individual gunanya
sangat sedikit : penggunaan Seat-belt, program berhenti merokok dan lain-lain.

3. Pencegahan sekunder

Tujuannya untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang lebih serius lewat diagnosis &
pengobatan yang dini. Tertuju pada periode diantara timbulnya penyakit dan waktu
didiagnosis & usaha prevalensi. Dilaksanakan pada penyakit dengan periode awal mudah
diindentifikasi dan diobati sehingga perkembangan kearah buruk dapat di stop, Perlu metode
yang aman & tepat untuk mendeteksi adanya penyakit pada stadium preklinik. Misal :
Screening pada kanker serviks, pengukuran tekanan darah secara rutin dan lain-lain.

4. Pencegahan tersier
Untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan & rehabilitasi, membuat penderita
cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan. Misal pada rehabilitasi pasien
Poliomyelitis, Stroke, kecelakaan dan lain-lain.

Lima tingkat pencegahan penyakit sebagai berikut.

1. Health Promotion

Saat pejamu sehat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan atau memelihara kesehatan,
melalui :

a. Penyuluhan/pendidikan kesehatan

b. Rekreasi sehat

c. Olahraga teratur\

d. Perhatian terhadp perkembangan kepribadian

2. Specific Protection

Mencegah para pejamu dengan menaikkan daya tahan tubuh, melalui :

a. Imunisasi

b. Pelindung khusus : Helm, tutup telinga

c. Perbaikan lingkungan

d. Mengurangi penggunaan bahan yang membahayakan kesehatan, seperti pengawet,


pewarna dan lain-lain.

3. Early Diagnosis and Prompt Treatment

Dilakukan bila pejamu sakit,setidak tidaknya diduga sakit (penyakitnya masih ringan).
Mencegah orang lain tertular. Misal : Case finding, skrining survei penyakit asymtomatis,
deteksi dini pencemaran, dan lain-lain.

4. Disability Limitation(Pembatasan kecacata /kelemahan)

Dilakukan pada waktu pejamu sakit/sakit berat dengan tujuan mencegah cacat lebih lanjut,
fisik, sosial maupun mental. Misal : Amputasi pada ganggren karena DM, pada penyakit-
penyakit menahun diatasi gangguan mental maupun sosialnya.

5. Rehabilitation

Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi dirinya sendiri,


mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi. Misal : Fisioterapi pada
kelumpuhan supaya tidak timbul kontraktur/atropi, psikoterapi pada gangguan mental, latihan
keterampilan tertentu pada penderita cacat, prothesa post amputasi, penyediaan fasilitas
khusus pada penderita.

C. PARADIGMA KEPERAWATAN

16. Apa yang dimaksud dengan paradigma keperawatan?

Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk
melihat suatu kondisi dan fenomena (manusia, lingkungan, kesehatan, intervensi
keperawatan) yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi
tersebut. (http://irmanthea.blogspot.com/2007/07/paradigma-keperawatan)

17. Jelaskan komponen paradigma keperawatan!

1. Konsep manusia

Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem. Sistem tersebut dapat
meliputi :

a. Sistem terbuka. Manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan baik
fisik, psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia
akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

b. Sistem adaptif. Manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di


lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.

c. Sistem personal. Interpersonal dan sosial, manusia memiliki persepsi, pola


kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.

2. Konsep keperawatan

Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu, keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian konsep ini memandang bahwa
bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan
keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak tahu dalam proses
pemenuhan kebutuhan dasar.

3. Konsep sehat sakit

Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan
pada manusia dalam rentang sehat sakit.

Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998)

1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan.


2. Sehat merupakan gaya hidup, desain gaya hidup menuju pencapaian potensial
tertinggi untuk sehat.

3. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, here and now.

4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan,
ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.

5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan,
rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.

6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.

Faktor pengaruh status kesehatan, antara lain :

1. Perkembangan

Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa
perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.

2. Sosial dan Kultural

Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang karena
akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan
dalam perilaku kesehatan.

3. Pengalaman Masa Lalu

Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada pengalaman
kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk sehingga
berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.

4. Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status
kesehatan kearah yang optimal.

5. Keturunan

Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat


potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

6. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.

7. Pelayanan
Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi
status kesehatan

Rentang sakit

Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian.

Tahapan proses sakit yaitu :

1. Tahap gejala

Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan
tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.

2. Tahap asumsi terhadap sakit

Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan
akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya.

3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan

Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta
nasehat dari profesi kesehatan.

4. Tahap penyembuhan

Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

4. Konsep lingkungan

Paradigma keperawatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkungan
fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang
ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

(http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/19/falsafah-dan-paradigma-keperawatan-
dalam-praktik-keperawatan/).

18. Bagaimana implikasi paradigma keperawatan dalam pelayanan keperawatan!

Implikasi dapat didefinisikan sebagai suatu keterlibatan atau hubungan keterkaitan terhadap
suatu objek. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa dalam paradigma keperawatan
itu terdapat empat komponen, yaitu konsep manusia, konsep keperawatan, konsep sehat sakit,
dan konsep lingkungan, dimana keempat komponen ini saling berhubungan satu sama lain,
untuk bisa memberikan pelayanan yang baik lagi memuaskan kepada klien.

Manusia sebagai klien memiliki karakter yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Dengan
adanya perubahan di lingkungannya, maka akan dengan cepat mempengaruhi perkembangan
klien. Oleh karena itu dibutuhkan seorang perawat yang mampu dengan cepat menangkap
perubahan itu dan menyesuaikan dirinya terhadap klien, sehingga klien akan merasa nyaman
dengan pelayanan medis maupun non medis yang diberikan.

Selanjutnya, konsep keperawatan menuntut adanya kerja profesional perawat untuk


memenuhi kebutuhan dasar dari klien (individu), keluarga, maupun masyarakat. bentuk
pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan
keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses
pemenuhan kebutuhan dasar. Dalam konteks ini, dibutuhkan seorang perawat yang loyal dan
berdedikasi tinggi terhadap profesinya agar kebutuhan dasar dari klien, keluarga, maupun
masyarakat bisa terpenuhi secara maksimal, namun tetap pada kebutuhan yang berproses
pada kesembuhan si klien.

Dalam konsep sehat sakit, perawat diwajibkan untuk memenuhi segala kebutuhan klien
selama rentang sehat sakit. Perawat dilarang memenuhi kebutuhan yang sekiranya tidak akan
mempengaruhi proses penyembuhan si klien. Dibutuhakan perawat yang tegas, penuh
percaya diri, serta berwawasan luas, untuk meyakinkan klien terhadap kebutuhan-kebutuhan
yang dilarang tersebut.

Konsep lingkungan berimplikasi besar terhadap pelayanan keperawatan. Lingkungan fisik,


psikologis, sosial budaya, serta spiritual akan terus berkembang setiap waktu. Perawat sebisa
mungkin meminimalkan pengaruh negatif dari perubahan itu, sehingga proses penyembuhan
akan cepat tercapai.

Paradigma keperawatan disamping menjadi acuan dalam keprofesionalan seorang perawat,


dapat pula menjadi tolak ukur suatu instansi kesehatan untuk bisa memberikan pelayanan
keperawatan yang baik dan memuasakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

D. CARING

19. Apa yang dimaksud dengan caring dalam profesi keperawatan?

Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
perperasaan, dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan
berarti menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis,
spiritual, dan sosial. Caring sebagai suatu moral imperatif (bentuk moral) sehingga perawat
harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap
kesehatan pasien, yang mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai seorang
manusia, bukan malah melakukan tindakan amoral saat melakukan tugas pendampingan
perawatan. Caring juga sebagai suatu efek yang digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan
belas kasih atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan bagi pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap
perawat supaya mereka bisa merawat pasien. (Buku Keperawatan Dasar Hijau)

20. Caring sebagai body of knowledgeIlmu Keperawatan. Jelaskan!

Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdediksi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain
dan perasaan cinta atau menyayangi.
Konsep Penting Caring

Faktor Carative

Jean Watson merupakan penggagas teori yang banyak mempengaruhi pendekatan


keperawatan dan meletakkan dasar humanisme pada keseluruhan aspek bidang kajian
keperawatan. Konsep yang dikemukakan tentang esensi manusia dengan keutuhan dan sifat-
sifat kemanusiaannya serta esensi caring menjadi fondasi bagaimana seharusnya perawat
memperlakukan manusia lain (termasuk pasien/klien) dan diri sendiri. Watson meyakini
praktik caring sangatlah penting untuk keperawatan ; ini adalah fokus pemersatu untuk
praktik. Dua asumsi utama yang mendasari nilai perawatan manusia dalam keperawatan
adalah :

1. Care and love merupakan energi fisik dasar dan universal.

2. Care dan love adalah syarat untuk kelangsungan hidup kita dan makanan untuk
kemanusiaan.

Intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia disebut faktor Carative, yang
mestinya menjadi pembentuk perilaku caring yaitu :

a. Forming a humanistic altruistic

Faktor ini berkaitan dengan kepuasan melalui memberi dan memperluas rasa diri (sense of
self). Meskipun nilai dipelajari pada awal kehidupan, nilai dapat langsung dipengaruhi oleh
pendidik.

b. Instilling faith & hope (Mengajarkan agar orang lain percaya dan mempunyai
pengharapan, misalnya fasilitas optimisme, menyesuaikan diri)

c. Cultivating sensitivity to ones self (Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain)

d. Developing a helping trust relation (Membina hubungan saling percaya : jujur,


empati)

e. Expressing & feeling (Mengekspresikan perasaan positif dan negatif)

f. Using creative problem-solving caring process (Mengambil keputusan dengan


menggunakan metode pemecahan masalah yang ilmiah dan sistemik)

g. Promoting interpersonal teaching learning (Meningkatkan proses belajar)

h. Providing a supportive, protective, or corrective mental-phisical sociocultural &


spiritual environment. (Memberikan lingkungan fisik, mental, sosio kultural dan
spiritual yang bersifat suportif, protektif dan korektif )

i. Assisting with the gratification of human needs (Membantu dalam pemenuhan


kebutuhan dasar)
j. Allowing for existential-phenomenologic forces (Memberi kesempatan untuk
mengekspresikan aspek manusia) (Susilaningsih, 2008)

Dari kesepuluh carrative factors diatas, Caring dalam keperawatan menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson,1985) ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan
kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya
melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi
disertai warmth, kindness, compassion.

Faktor karatif ini perlu selalui dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien
dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan.
Selain itu melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih
memahami diri sebelum memahami orang lain. Keperawatan merupakan suatu proses
interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien adlah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada
bentuknya tinteraksi aktif antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat
memfasilitasi partisipasi klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab
terhadap kondisi kesehatannya. Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring
yang dikemukakan oleh Watson menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani dan
kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien. Dengan demikian, perawat dituntut untuk
mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan menerapkannya dalam profesi keperawatan
dalam memberikan perawatan dengan cinta dan caring. Jadi, dari teori caring menurut Watson
dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam
asuhan keperawatan. (Sujana, 2008). Lima C dari Caring, Roach (1984) :

1. Compassion (Kasih sayang)

2. Competence (Kompetensi)

3. Conscience (Kesadaran)

4. Confidence (Kepercayaan)

5. Commitment (Komitmen)

Dalam mewujudkan asuhan keperawatan bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus
dilaksanakan oleh tim keperawatan yaitu :

1. Terlihat sikap caring ketika harus memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

2. Adanya hubungan perawat klien yang terapeutik.

3. Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain.

4. Kemampun dalam memenuhi kebutuhan klien.

5. Kegiatan jaminan mutu (quality assurance).


Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat
dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat
menggunakan :

a. Keahlian

b. Kata-kata yang lemah lembut

c. Sentuhan

d. Memberikan harapan

e. Selalu berada disamping klien

f. Bersikap caring sebagai media pemberi asuhan

Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun meraka tidak dapat diperintah untuk
memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring. Spirit caring harus tumbuh dari
dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya
memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga
mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang
berada ketika memberikan asuhan kepada klien.

Madeleine Leinigner (1991) menyatakan bahwa perawatan manusia adalah intisar


keperawatan dan nyata, dimensi pusat dan koheren, yang pada akhirna menjadi fokus utama
kita. Merawat, menembus dan memelihara jaringan hidup keperawatan.

Perawat makin menjadi penulis kreatif bagi hidupnya sendiri, sebuah kehidupan yang
tinggal dalam hubungan dan penghubung dan saling menghubungkan dengan orang lain.
Caring adalah cara keperawatan. Hal ini bagaimanapun perlu dijabarkan untuk mendapatkan
kejelasan. Pelajar keperawatan perlu menggal secara dalam untuk menemukan nilai yang
tersimpan, arti pribadi dari keperawatan yang akan berlanjut menjadi pemeliharaan hubungan
pendekatan yang dalam dengan orang lain, itulah keperawatan, komitmen merawat itu harus
membuat kontribusi pokok yang jelas dari perawat untuk memberikan perawatan kesehatan
pada individu, keluarga dan komunitas pada saat ini dan masa yang akan datang.

Akan tetapi tidak mudah merubah perilaku seseorang dalam waktu yang singkat. Bukan
pekerjaan yang mudah untuk merubah perilaku seseorang. Yang terbaik adalah membentuk
Caring perawat sejak dini, yaitu sejak berada dalam pendidikan. Artinya peran pendidikan
dalam membangun caring perawat sangat penting. Dalam penyusunan kurikulum pendidikan
perawatan harus selalu memasukkan unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada
humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur
caring yang lain harus ada dalam pendidikan perawatan. Andaikata pada saat rekruitmen
sudah ada system yang bisa menemukan bagaimana sikap caring calon mahasiswa
keperawatan itu akan membuat perbedaan yang mendasar antara perawat sekarang dan yang
akan datang dalam perilaku caring nya. (http://aienie.blogspot.com/2009/02/caring.html)

21. Jelaskan apa yang dimaksud dengan caring behaviour!


Caring behaviour (perilaku caring) merupakan suatu sikap, rasa peduli, hormat dan
menghargai orang lain, artinya memberikan perhatian yang lebih kepada seseorang dan
bagaimana seseorang itu bertindak. Karena perilaku caring merupakan perpaduan perilaku
manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dalam membantu pasien yang
sakit. Perilaku caring sangat penting untuk mengembangkan, memperbaiki dan
meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia. Perilaku caring sangat penting dalam layanan
keperawatan karena akan memberikan kepuasan pada klien dan perawatan akan lebih
memahami konsep caring, khususnya perilaku caring dan mengaplikasikan dalam pelayanan
keperawatan. (eprints.undip.ac.id/10596/1/ARTIKEL.doc)

Share this:

Twitter1

Facebook25

30 September 2011 atoendwidyaningsih


Categories: kesehatan Tags: caring, konsep sehat sakit, paradigma keperawatan

Leave a Reply

Profil
Makanan Untuk Kesehatan Mata

Admin Atoend
o Register

o Log in

o Entries RSS

o Comments RSS

o WordPress.com

My Date
September 2011
M T W T F S S
Oct
September 2011
M T W T F S S
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30

Archives

Pages
o About

o About Me

My Big Family

o Hiburan

o Kesehatan

Nursing

o Un8u

Pasha

Create a free website or blog at WordPress.com. | The Dark Wood Theme.

Follow

Follow Atun Widyaningsih

Get every new post delivered to your Inbox.


Build a website with WordPress.com
https://atoendwidyaningsih.wordpress.com/2011/09/30/konsep-sehat-dan-sakit-paradigma-
keperawatan-dan-caring/

Vous aimerez peut-être aussi