Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan........................................................................................................41
3.2 Saran...................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada
jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Untuk mempelajari sistem
kristal yang lebih mendalam maka makalah ini ini di buat untuk mengenal lebih jauh
atau memperdalam ilmu pengetahuan tentang kritalografi.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya
serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya
memenuhi hukum geometri; Jumlah dan kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu
dan teratur. Kristal-kristal tersebut selalu dibatasi oleh beberapa bidang datar yang
jumlah dan kedudukannya tertentu. Keteraturannya tercermin dalam permukaan
kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu.
Bidang-bidang ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang
muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang
muka itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-
sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus
yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai
satuan panjang yang disebut sebagai parameter. Sistem Kristal adalah cara untuk
mengklasifikasikan bentuk kristal berdasarkan geometri sel unit yaitu berdasarkan
letak atom dalam sumbu x,y,z. geometri sel unit didefinisikan sebagai analisis
terhadap enam parameter yaitu panjang tepi a,b,c dan tiga sudut interaksi , , .
1. Sistem Isometrik
3
Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga
dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang
dan sama sudut potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem lain dari
berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang
membuatnya lebih mudah dikenal. Kata isometrik berarti berukuran sama, terlihat
pada struktur tiga dimensinya yang sama simetri, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-
masing sumbunya.
4
a. Hexoctahedral
Kelas : Ke-32
Simetri : 4/m 3bar 2/m
Elemen simetri : 4 sumbu putar tiga, dan 3 sumbu putar dua, dengan
Sembilan bidang utama dan satu pusat.
Garis Sumbu Simetri : 3 garis yang sama disimbolkan dengan a1, a1, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan
trapezium. Kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan
heksotahedron.
Mineral yang Umum : flurit, galena, intan, besi, tembaga, timah, paltina,
perak, emas, halit, bromargyrit, kllorarfirit, murdosit, piroklor, kelompok
garnet, sebagianbesarkelompok Spinel, Uraninit dan lain-lain.
b. Hextetrahedral
5
Kelas : Ke-31
Simetri : 4bar 3/m
Elemen simetri : 4 sumbu putar tiga, dan 3 sumbu putar empat, dengan
6 kaca.
Garis Sumbu Simetri : 3 garis yang sama panjang disebut a1, a1, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan
hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan
tetraheksahedron.
Mineral yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit, Hauyne, Lazurit,
Rhodizit, dan lain-lain.
c. Giroid
6
Kelas : Ke-30
Simetri :432
Elemen simetri : 3 sumbu putar empat, dan 4 sumbu putar tiga, dan 6
sumbu putar dua.
Garis Sumbu Simetri : 3 garis yang sama disimbolkan dengan a1, a1, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron,
serta yang jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron
Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal Amoniak
d. Diploidal
7
Kelas : Ke-29
Simetri : 2/m 3bar
Elemen simetri : 4 sumbu putar tiga, dan 3 sumbu putar dua, dengan 3
bidang kaca dan satu pusat.
Garis Sumbu Simetri : 3 garis yang sama disimbolkan dengan a1, a1, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron,
rhombik dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron
Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit, Haurit, Penrosit, Tychit,
Laurit, dan lain-lain.
e. Tetratoidal
8
Kelas : Ke-28, Simetri
Simetri :23
Elemen simetri : 4 sumbu putar tiga dan 3 sumbu putar dua.
Garis Sumbu Simetri : 3 garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal
dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan
tetrahedron.
Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit, Gersdorffit, Langbeinit,
Maghemit, Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit, dan lain-lain.
2. Sistem Tetragonal
Sistem Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal ini
mempunyai tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1 dan
a2 mempunyai satuan panjang sama, sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih
panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang. Pada kondisi
sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a1 = a2 c , yang
artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 tapi tidak sama dengan sumbu c,
dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini,
semua sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
9
Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 : 3 : 6.
Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis
dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan), Sudut antara a1 dengan a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o,
sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1 dengan a2 = 30o. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30 terhadap sumbu a2.
Perhatikan gambar sistem kristal Tetragonal dibawah ini :
Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang bersudut
90 derajat dan satu sumbu (yang lebih panjang dibandingkan dengan dua lainnya)
tegak lurus terhadap bidang antara dua sumbu yang sama tadi. Dengan kata lain,
semua sumbu membentuk sudut siku-siku atau 90o terhadap satu sama lain, dan dua
sumbu adalah sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida) adalah contoh
dari sitem kristal Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal Tetragonal adalah
seperti; Anatase, Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite,
Cassiterite, Stannite, Cahnite, dan lain-lain.
a. Ditetragonal Dipyramidal
10
Kelas : Ke-27
Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen simetri : 1 bidang putar empat, sumbu putar dua, dan 5 sumbu
simetri.
Garis Sumbu Simetri : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu c bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid,
ditetragonal prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid
Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, Meta-
Torbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit,
Thorite, Anatase, Rilit, Casiterit dan lain-lain.
b. Tetragonal Trapezohedral
11
Kelas : Ke-26
Simetri : 4/m 2/m 2/m
Elemen simetri : 1 bidang putar empat, 2 sumbu putar dua, semuanya
berpotongn tegak lurus ke sumbu putar lain.
Garis Sumbu Simetri : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu c bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal
prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.
c. Ditetragonal Pyramidal
12
Kelas : Ke-25
Simetri : 4/m
Elemen simetri : 1 bidang putar empat, 4 bidang simetri
Garis Sumbu Simetri : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu c bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal
prism, tetragonal pyramid, dan pedion
Mineral yang Umum : diaboleit, diomignit, fresnoit, ematophanit, dan
routhierit.
d. Tetragonal Scalahedral
13
Kelas : Ke-24
Simetri : 4/m 2/m
Elemen simetri : 1 bidang putar empat, 2 sumbu putar dua, dan 4
bidang simetri
Garis Sumbu Simetri : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu c bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal
prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid
Mineral yang Umum : kalkopirit dan stannit termasuk akermanit, hardistonit,
melilit, urea, luzonit, pirquitasit, dan tetranatrolit.
e. Tetragonal Dipyramidal
14
Kelas : Ke-23
Simetri : 4/m
Elemen simetri : 1 bidang putar empat dan 1 bidang simetri
Garis Sumbu Simetri : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu c bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid
Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit, Narsarsukit,
Meta-Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit.
f. Tetragonal Disphenoidal
Kelas : Ke-22
Simetri : 4bar
Elemen simetri : 1 sumbu putar empat
Garis Sumbu Simetri : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu c bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
15
Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan
pinakoid
Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa
yang jarang seperti Krookesit, Meliphanit, Schreibersit, dan Vincentit.
g. Tetragonal Pyramidal
Kelas : Ke-21
Simetri :4
Elemen simetri : 1 sumbu putar empat
Garis Sumbu Simetri : Dua sumbu a1 dan a1 keduanya sama, dengan satu
sumbu c bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.
Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan Richelit.
3. Sistem Hexagonal
16
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120
terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan
panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama
dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan
saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .
17
Kelas : Ke-20
Simetri : 6/m 2/m 2/m
Elemen simetri : 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang
simetri masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu
rotasi dan satu pusat.
Garis Sumbu Simetri : Tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3
sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : Semua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut
antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal dipiramid,
diheksagonal prisma, heksagonal prisma dan dasar pinakoid.
Mineral yang Umum : beryl, molibdenit, pyrhotit, nikelin, grafit kakohenit,
seng, fluoserit dan lain-lain.
b. Hexagonal Trapezohedral
18
Kelas : Ke-19
Simetri :622
Elemen simetri : 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua
Garis Sumbu Simetri : tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3
sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : Semua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut
antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Bentuk Umum : heksagonal trapesohedron, heksagonal dipiramid,
diheksagonal prism, heksagonal prism, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : rhapdopane, quetzalcoatlit, quintinit-2H, dan beta-
kuarsa.
c. Dihexagonal Pyramidal
19
Kelas : Ke-18
Simetri :6mm
Elemen simetri : 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri
Sumbu : tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
Sudut : Semua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut
antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid,
diheksagonal prism, heksagonal prism dan pedion.
Mineral yang Umum : zincit, moissanit, taafeit, greenockit, dan wurtzit.
d. Ditrigonal Dipyramidal
20
Kelas : Ke-17
Simetri : 6bar 2/m
Elemen simetri : 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4 bidang
simetri.
Garis Sumbu Simetri : tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3
sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : Semua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut
antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal
prism, heksagonal prism dan pedion.
Mineral yang Umum : benitoit, belkovit, konnelit, baringerit, basnasit,
hidroksil basnasit, ofretit dan lain-lain.
e. Hexagonal Dipyramidal
21
Kelas : Ke-16
Simetri : 6/m
Elemen simetri : 1 sumbu putar enam dan 1 bidang simetri.
Garis Sumbu Simetri : tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3
sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : Semua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut
antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Bentuk Umum : heksagonal dipyramid, heksagonal prism, dan basal
pinakoid.
Mineral yang Umum : agardit, hangsit, hedyphane, mixit thaumasit, dan
kelompok apatit (apatit, mimetit, vanadinit, dan pyromorpit).
f. Trigonal Dipyramidal
22
Kelas : Ke-15
Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
Elemen simetri : 1 sumbu putar enam dan 1 bidang simetri.
Garis Sumbu Simetri : tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3
sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : Semua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut
antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Bentuk Umum : trigonal dipiramid, trigonal prism, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum: hanya mineral-mineral jarang laurelit, liotit, dan
reederit-(Y).
g. Hexagonal Pyramidal
23
Kelas : Ke-14
Simetri :6
Elemen simetri : 1 sumbu putar enam
Garis Sumbu Simetri : tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3
sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
Sudut : Semua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut
antara semua sumbu a dan sumbu c sebesar 90o.
Bentuk Umum : hexagonal pyramid, heksagonal prism, dan pedion.
Mineral yang Umum : nephelin, kankrinit, erionit, berthierit, dan gyrolit.
4. Sistem Trigonal
Sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli
memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah
terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Pada kondisi
sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang
artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak
sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120.
24
Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut
120 terhadap sumbu .
25
Kelas : Ke-13
Simetri : 3bar 2/m
Elemen simetri : 1 bidang putar tiga, dan 3 sumbu putar dua, dan 3
bidang simetri.
Garis Sumbu Simetri : 3 sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan
a3 sama satu lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek atau lebih
panjang dari sumbu c.
Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a= 120o. Sudut
antatra sumbu a dan sumbu c= 90o
Bentuk Umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prism,
hexagonal prism, hexagonal dipiramid, dan basal pinakoid
Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum,
hematit, bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter, chabazit, dan
millerit.
b. Trigonal Trapezohedral
26
Kelas : Ke-12
Simetri :32
Elemen simetri : 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar tiga
Garis Sumbu Simetri : 3 sumbu, semua dalam bidang disebut a1, a1, dan a3
satu sama lain, sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek atau lebih panjang
dari sumbu c.
Sudut : Semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut
antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Bentuk Umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal prism,
ditrigonal prism, trigonal dipiramid, dan basal pinakoid
Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar
c. Ditrigonal Pyramidal
27
Kelas : Ke-11
Simetri : 3m
Elemen simetri : 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri
Garis Sumbu Simetri : 3 sumbu, semua dalam bidang disebut a1, a1, dan a3
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek atau lebih
panjang dari sumbu c.
Sudut : Semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut
antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Bentuk Umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal pyramid,
trigonal prism, ditrigonal prism, dan pedion.
Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk didalamnya
pyrargyrit, jarosit, natrojarosit, alunit, dan proustit.
d. Rhombohedral
28
Kelas : Ke-10
Simetri : 3bar
Elemen simetri : 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat
Garis Sumbu Simetri : 3 sumbu, semua dalam bidang disebut a1, a1, dan a3
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek atau lebih
panjang dari sumbu c.
Sudut : Semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut
antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Bentuk Umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal pinakoid.
Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit, ilmenit,
dioptase, willemit, dan phenakit.
e. Trigonal Pyramidal
29
Kelas : Ke-9
Simetri :3
Elemen simetri : 1 sumbu putar tiga
Garis Sumbu Simetri : 3 sumbu, semua dalam bidang disebut a1, a1, dan a3
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek atau lebih
panjang dari sumbu c.
Sudut : Semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut
antara sumbu a dan sumbu c = 90o
Bentuk Umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion
Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam kelas
ini.
5. Sistem Orthorhombik
30
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri
kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang berbeda. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal
Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya
panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini,
ketiga sudutnya saling tegak lurus (90).
31
Kelas : ke-8
Simetri : 2/m 2/m 2/m
Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri
yang berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.
Sumbu : semuanya tidak sama panjang
Sudut : sudut antara ketiganya 90o
Bentuk Umum : orthorombik dipiramid, prisma, dan pinakoid silang.
Mineral yang Umum : kelompok barit, termasuk belerang, olivine, staurolit,
andalusit, kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit, anthrophilit,
sillimanit, zoisit, adamit, danburit, kordierit, wavilit, dan lain-lain
b. Orthorombik Disphenoidal
32
Kelas : ke-7
Simetri :222
Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar.
Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
Bentuk Umum : orthorombik disphenoid, orthorombik prisma, dan
pinakoid silang.
Mineral yang Umum : epsomit
c. Orthorombik Piramidal
33
Kelas : ke-6
Simetri :2mm
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang.
Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
Sudut : sudut antara ketiganya = 90o
Bentuk Umum : piramid, prisma, kubah, dan pedion.
Mineral yang Umum : hemimorfit, bertrandit, enargit, natrolit, dan prehnit.
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap
sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan
sumbu b paling pendek. Sistem monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu)
a b c dan memiliki sudut kristalografi = = 90 y. Hal ini berarti, pada ancer
ini sudut dan saling tegak lurus (90) sedangkan y tidak tegak lurus (miring).
34
abc
a : b : c = sembarang
sudut antara b dan c = 90
sudut antara a dan b = 90
sudut antara a dan c 90
sudut antara a dan b = 45
a. Prismatic
35
Kelas : ke-5
Simetri : 2/m
Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
berpotongan tegak lurus
Sumbu : tidak ada yang sama panjang,
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
Bentuk Umum : monoklin prisma dan pinakoid.
Mineral yang Umum : akanthit, aktinolit, aegirin, azurite, allamit, annabergit,
arsenopyrit, biotit, dan lain-lain.
b. Sphenoidal
36
Kelas : ke-4
Simetri :2
Elemen Simetri : 1 sumbu putar
Sumbu : tidak ada yang sama panjang,
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak
lurus.
Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : boltwoodit, halotrichit, franklinfurnaceit, goosekrecit,
mesolit, rinkit, wollastonit-2M dan lain-lain.
c. Domatik
37
Kelas : ke-3
Simetri :m
Elemen Simetri : 1 bidang simetri
Sumbu : tidak ada yang sama panjang,
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak
lurus.
Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid
Mineral yang Umum : alamosit, antigorit (serpentin), klinohedrit, natron,
neptunit, skolosit, dan lain-lain.
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan
38
sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi =
90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya.
Kelas : ke-2
Simetri : 1bar
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Sumbu : tiga sumbu tak sama panjang
Sudut : tidak ada yang tegak lurus
Bentuk Umum : pinakoid
39
Mineral yang Umum : albit, ambligonit, anapait, andesine, babingtonit,
bustamit, colinsit, inesit, jamesit, labradorit, rhodonit, dan lain-lain.
b. Pedial
Kelas : ke-1
Simetri :1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Sumbu : tiga sumbu tak sama panjang
Sudut : tidak ada yang tegak lurus
Bentuk Umum : pedion
Mineral yang Umum : axinit, amesit, tundrit, kaolinit, epistolit, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
40
1. Sistem Kristal adalah cara untuk mengklasifikasikan bentuk kristal berdasarkan
geometri sel unit yaitu berdasarkan letak atom dalam sumbu x,y,z. geometri sel
unit didefinisikan sebagai analisis terhadap enam parameter yaitu panjang tepi
a,b,c dan tiga sudut interaksi , , .
2. Mineral yang terdapat dialam memiliki beragam ciri dan karakteristik, perbedaan
ini dapattampak secara langsung ataupun tidak langsung, namun, bentuk dari
Kristal-kristal mineralkadang memperlihatkan kesamaan pada berbagai mineral,
sehingga muncul klasifikasi umum dari system Kristal, yang saat ini mempunyai
7 sistem utama, dan tiap system dibagi lagimenjadi beberapa kelas. Bentuk kristal
dibedakan berdasarkan sifat-sifat simetrinya (bidang simetri dan sumbu simetri)
dibagi menjadi tujuh sistem, yaitu : Isometrik, Tetragonal, Hexagonal, Trigonal,
Orthorhombik, Monoklin dan Triklin. Dari tujuh sistem kristal dapat
dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada
jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem Isometrik terdiri
dari lima kelas, sistem Tetragonal mempunyai tujuh kelas, sistem Orthorhombik
memiliki tiga kelas, Hexagonal tujuh kelas dan Trigonal lima kelas. Selanjutnya
Monoklin mempunyai tiga kelas dan Triklin dua kelas.
3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
41
Debora, Tresia. 2013. http://deboratresiasinaga.blogspot.co.id/2012/10/sistem-
kristal-trigonal.html diakses pada 29 Maret 2017
Debora, Tresia. 2013. http://deboratresiasinaga.blogspot.co.id/2012/10/sistem-
kristal-hexagonal.html diakses pada 29 Maret 2017
Debora, Tresia. 2013. http://deboratresiasinaga.blogspot.co.id/2012/10/sistem-
kristal-orthrombik.html diakses pada 29 Maret 2017
Debora, Tresia. 2013. http://deboratresiasinaga.blogspot.co.id/2012/10/sistem-
kristal-monoklin.html diakses pada 29 Maret 2017
Saepullah, Ahmad. 2011.
http://medlinkup.workpress.com/2011/02/26/sistem.blogspot.co.id/2012/10/si
stem-kristal/html/ diakses pada 29 Maret 2017.
42