Vous êtes sur la page 1sur 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA NY. S KELUARGA TN. M


DI RT.12 NO.27 KEL. PELAMBUAN KEC. BANJAR BARAT

Pengkajian (Tanggal 19 Maret 2012)


A. Data Umum
Nama KK : Tn M
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMP.
Pekerjaan : Swasta
Alamat :RT : 12, NO : 27 . Kelurahan Pelambuan, Kecamatan
Banjar Barat, Banjarmasin.
Daftar anggota keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Pend. Pekerjaan Status
kesehatan
1 Ny. Saniah P 47 th Istri - IRT Sakit
2 Saudah P 30 th Anak - - Sehat
3 Jannah P 17 th Anak Mts - Sehat
4 Nurul P 4 th Anak - - Sehat

Genogram

Keterangan :
: laki-laki : meninggal laki-laki
: Perempuan : meninggal perempuan
: anggota keluarga yang sakit
1. Tipe keluarga : Keluarga inti.
Yang terdiri dari ayah, ibu serta satu orang anak.
2. Kewargaan negara / suku bangsa : Indonesia / banjar.
3. Agama : Islam.
4. Status sosial ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga tidak dapat dipastikan : antara Rp. 500.000,-
sampai Rp. 1.000.000,- perbulan karena suami bekerja sebagai tukang
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------ Dalam memenuhi keperluan sehari-hari dikatakan ya dicukup-
cukupkan.
5. Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV dan
mendengarkan radio di rumah. Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan
sanak saudara atau tetangga dekatnya.

B. Riwayat Perkembangan Keluarga


6. Riwayat kesehatan keluarga
Anak anak Tn. M sudah diimunisasi lengkap. Ny. S menderita DM
sejak 5 tahun yang lalu. Ny. S selalu kontrol secara teratur ke
puskesmas.

7. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)

C. Keadaan Lingkungan
8. Karakteristik Rumah

sumur U

WC Teras B T
dan
S
Kamar Ruang Tamu
Mandi
Kamar tidur
Dapur

Denah Rumah Keluarga Tn. Muhammad.


9. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn .Muhammad hidup dilingkungan tempat tinggal yang padat
penghuni dan sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat tinggal
keluarga Tn. Muhammad adalah penduduk asli yang merupakan
pekerja pabrik dan pekerja bangunan. Mereka tinggal dalam rumah
yang berhimpit, keadaan lingkungan kurang mendukung . Interaksi antar
warga banyak dilakukan pada waktu sore dan malam hari dikarena pada
siang hari umumnya pada bekerja.

Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Tn. Muhammad sudah menempati rumah yang ditempatinya
sejak berumah tangga sampai sekarang, tempat tinggalnya
berdampingan dengan anak Tn. Muhammad yang sudah menikah.

10. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat


Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
kegiatan masyarakat, Di lingkungannya tampak saling berinteraksi
dengan baik.

Sistem pendukung keluarga.


Keluarga Tn Muhammad 3 orang, terdiri dari suami istri,dan satu anak
perempuan. Karena berdekatan dengan anak yang kedua sehingga bila
mana ada anggota keluarga yang sakit semua saling memperhatikan
dan membantu untuk penyembuhan. Fasilitas penunjang kesehatan
yang dimiliki keluarga masih kurang, seperti tidak ada dana khusus
untuk anggaran pemeliharaan kesehatan, tidak tersedia obat P3K dalam
rumah.
Ny. Saniah bila sakit atau kambuh, beliau berobat ke puskesmas. ,
sedangkan anggota keluarga yang lainya jarang sakit. Jika sakit, keluarga
minum obat bebas yang dijual di toko seperti Ultraflu dll.

B. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan, komunikasi selalu dilakukan untuk minta
pertimbangan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Antar
anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi
suatu permasalahan, biasanya dilakukan musyawarah keluarga
sebelum memutuskan suatu permasalahan.
2. Struktur Kekuatan Keluarga:
Didalam aktivitas sehari-hari keluarga saling perhatian dan merasakan
bahwa mengatasi masalah menjadi tanggung jawab bersama dalam
keluarga
3. Struktur Peran Keluarga
a. Tn. Muhammad sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam
membimbing dan mendidik anak-anak serta mengatur rumah
maupun orang tuanya.
b. Ny. Saniah bertanggung jawab dalam mengasuh anak dan
menguruh kebutuhan rumah tangga.
c. Anak kedua Tn. Muhammad melaksanakan perannya sebagai anak
sekolah yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

4. Nilai dan norma keluarga.


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan
nilai dalam agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat
disekitarnya. Upaya untuk mengendalikan dilakukan dengan periksa ke
puskesmas bila dirasakan ada gangguan kesehatannya.

C. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afeksi
Menurut keterangan keluarga, dalam kehidupan sehari-harinya mereka
selalu damai dan saling menjaga kepentingan bersama.
Keluarga Tn. Muhammad memahami keadaan penyakit yang diderita
istrinya dan anak kedua juga membantu dengan sering mengingatkan
tentang obat yang harus diminum oleh ibunya. Mereka saling
menyayangi dan memberi perhatian.

2. Fungsi Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang
baik. Seperti memenuhi kebutuhan pendidikan, kalau ada kegiatan
kemasyarakatan, keluarga ikut didalamnya.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan.


Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit
DM hal ini ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari dampak
masalah kesehatan akibat penyakit DM
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga terbatas
karena keluarga tidak mengetahui secara luas tentang masalah yang
terjadi pada penyakit DM
Keluarga mempunyai kesadaran tentang terciptanya lingkungan yang
sehat, hal ini di buktikan dengan aktivitas keluarga bila ada waktu luang
membersihkan ruangan, lingkungan sekitar rumah tampak bersih.
Selama ini keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
berupa Puskesmas selain juga membeli obat bebas di toko atau
mengkonsumsi obat tradisional.

4. Fungsi Reproduksi
Tn. Muhammad saat ini sudah berusia 45 tahun dan Ny. Saniah 47
tahun. Selama melahirkan mulai anak pertama sampai anak terakhir,
tidak mengalami gangguan yang berarti.

5. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. Muhammad menggunakan penghasilannya untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap hari. Menurut
pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari saja. Jika ada sisa keuangan, maka disimpan
untuk keadaan yang mendadak bagi keluarga, termasuk persiapan
berobat istrinya.

D. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor yang dimiliki
Stressor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga Tn. Muhammad
adalah penyakit DM yang diderita oleh istrinya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh
Ny. Saniah karena sakit yang dideritanya sudah semenjak dahulu dan
keluarga yakin bahwa penyakitnya akan sembuh .
3. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya keluarga Tn.
Muhammad mendiskusikannya terlebih dahulu sebelum mengambil
suatu keputusan. Tn. Muhammad memberikan pengertian kepada
anggota keluarganya tentang masalah yang dihadapinya. Keluarga
berhati-hati dalam makan minum yang manis-manis.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. Saniah tidak memiliki persiapan uang untuk ke dokter praktek beliau
hanya mau berobat ke Puskesmas / BP Paru ( pemerintah).

E. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang
diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan
keluarga.
1) Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum Ny.Saniah nampak masih kuat, tetapi badannya kurus
dan kecil, makan dan minum masih dalam batas normal,
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah :
Respirasi : 24 x/mnt
Suhu : 36,2 0C
TB : 145 cm

2) Pemeriksaan fisik khusus:


Kepala dan leher
Pada pemeriksaan kepala, tidak terdapat adanya benjolan, bentuk
kepala normal.
Leher : Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena
jugularis dan arteri carotis, nyeri saat dilakukan penekanan pada
daerah oksipital. Juga tidak teraba / terlihat adanya pembesar
kelenjar tiroid (strauma).
Mata : Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak
terdapat udema, kornea tampak warna putih, penglihatan masih
baik.
Hidung : tidak ada kelaianan yang ditemukan.
Mulut : bibir tidak kering dan tidak terlihat tanda tanda sianosis
atau stomatitis..
Dada : Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1
dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, suara mur mur, ada ronchi
(+), wheezing (+), nafas cuping hidung (-).
Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya
pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik,
tidak ada bekas luka operasi.
Ektrimitas :Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema,
tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan
persendian, mampu mengangkat dan melipat persendian secara
sempurna otot sudah tipis, tampak pembuluh darah mengambang
dan kulit keriput.
F. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. Muhammad berharap anggota keluarga dapat berperan
masing-masing tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatannya.
Sehingga semua bisa berjalan lancar tanpa hambatan. Penyakit DM istrinya
dapat sembuh total.

Analisa Data
N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1. Data Subyektif:
Tn. Muhammad Ketidak mampuan Resiko penularan
mengatakan Ny. Saniah sudah keluarga merawat tuberculosa
lama mengalami DM dan anggota keluarga
berobat ke puskesmas yang menderita
Data obyektif: tuberculosa
Berdasarkan hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital didaptkan :
Tekanan darah :
140/90 mmHg.
Nadi: 84 X/menit.
Pernafasan : 24
x/menit.
Suhu : 36 2 C.

Data subyektif:
Ibu Paini jarang berobat ke
puskesmas.
Ibu Paini mengatakan
berobat Karang tembok
2. obatnya tidak cocok, tambah Ketidak mampuan
lemas dan pingin tidur terus. keluarga Resiko terjadinya
menggunakan komplikasi
Data obyektif. fasilitas kesehatan penyakit
Pendidikan terakhir Ibu secara optimal
Paini SD.
Terakhir kunjungan ke BP
Paru 6 bulan yang lalu dan
sekarang pakai obat dari
dokter, multivit.

Data Subyektif:
Setelah minum opbat terasa
kantuk, lemas, malas makan.
Data obyektif:
Tekanan darah : Kemunduran fisik
140/90 mmHg. Resikon terjadinya
Nadi: 84 X/menit. kecelakaan
Pernafasan : 24
x/menit.
Suhu : 36 2 C.
Ronchi (+), Whising
(+).
Usia : 65 tahun.
Berat : 32kg/ TB :
145 cm.
Menderita penyakit
paru.

Rumusan diagnosa keperawatan


1. Resiko penularan penyakit tuberculosa berhubungan dengan Ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit
tuberculosa.

2. Resiko terjadinya komplikasi penyakit tuberculosa berhubungan dengan


ketidak mampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan secara
optimal.

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia berhubungan dengan Kondisi fisik yang


sudah menurun (Lansia)
Skoring perioritas masalah
1. Resiko penularan penyakit tuberculosa berhubungan dengan Ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit
tuberculosa.

NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN

1. a. Sifat masalah : 3 1 3/3x1=1 Ketidak tahuan keluarga


Tidak/kurang sehat tentang masalah penyakit
tuberculosa merupakan
bahaya terhadap kondisi
klien.

b. Kemungkinan 1 2 1/2x2= 1 a. Kondisi klien pada usia


masalah dapat lansia.
diubah : Hanya b. Adanya konflik peran
sebagian anak menantu dan
mertua.
c. Berdasarkan prognosa
masalah tuberculosa
bisa sembuh, tetapi ibu
menolak terapi TB.

c. Potensial 2 1 2/3x1=2/3 a. Penyakit tuberculosis


masalah untuk memungkinkan untuk
dicegah : tinggi dicegah dengan
menghindari faktor
resiko.
b. Keluarga mau diajak
kerjasama (kooperatif)

d. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Bila tidak segera ditanganni


masalah : Masalah maka akan terjadi penularan
berat, harus kepada anggoita keluarga.
segera ditangani

Total 3 2/3
2. Resiko terjadinya komplikasi penyakit tuberculosa berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan
secara optimal.

NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN

1. a. Sifat masalah : 2 1 2/3x1=2/3 penyakit tuberculosa , bila


Ancaman dalam melakukan tindakan
kesehatan pengobatan yang salah akan
menular ke orang lain

b. Kemungkinan 2 2 1/2x2= 1 a. Respon keluarga mau


masalah dapat menerima masukan
diubah : berupa pendidikan
sebagian kesehatan
b. Pasien tidak percaya
dengan obat yang
diberikan,

c. Potensial 2 1 2/3x1=2/3 Penyakit tuberculosa dapat


masalah untuk dilakukan tindakan
dicegah : cukup pencegahan dengan
menghindari faktor resiko.

d. Menonjolnya 2 1 2/2x1=0 Bila tidak segera ditanganni


masalah : maka akan terjadi penularan.
Masalah berat,
harus segera
ditangani
Total 3 1/3
3. Resiko terjadinya kecelakaan pada lansia berhubungan dengan kondisi fisik yang
sudah menurun (Lansia).
NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN
1 a. Sifat 2 1 2/3x1=2/3 Dengan kondisi fisik yang
masalah : sudah menurun pada
Ancaman lansia akan memudahkan
kesehatan untuk terjadinya
kecelakaan baik didalam
rumah maupun diluar
rumah.
b. Kemungkina 2 2 1/2x2= 1 Dengan penataan
n masalah lingkungan perubahan
dapat yang teratur akan dapat
diubah : menghindari kecelakaan,
sebagian klien memaklumi hal tsb.
2 1 2/3x1=2/3 Kecelakaan dapat dicegah
c. Potensial dengan membatasi
masalah bepergian keluar rumah
untuk dan menata halaman
dicegah : rumah dengan baik.
Cukup Bila tidak segera ditangani
d. Menonjolnya 1 1 1/2x1=1/2 maka akan terjadi
masalah : komplikasi lebih lanjut,
Masalah ada, seperti, daya tahan tubuh
tapi tak perlu rendah, perkembangan
penanganan terhambat.
segera.
Total 2 5/6

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas


permasalahan pada Keluarga Bp. Lukman adalah sebagai berikut:
1. Resiko penularan penyakit tuberculosa berhubungan dengan Ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit
tuberculosa.

2. Resiko terjadinya komplikasi penyakit tuberculosa berhubungan dengan


ketidak mampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan
secara optimal.

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun


(Lansia)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No Tujuan Kriteria evaluasi
Intervensi
Dx Umum Khusus Kriteria Standar
1. Setelah - Menyebutkan Verbal Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit
dilakukan pengertian tuberculosa pengetahuan menyebutkan tuberculosa.
tindakan - Menyebutkan tanda tanda-tanda dan 2. Kaji kemampuan keluarga yang telah
keperawatan dan gejala tuberculosa gejala penyakit dilakukan pada keluarga bp LUkman.
keluarga - Menyebutkan faktor tuberculosa. 3. Kaji tindakan yang pernah dilakukan
mau resiko yang Keluarga dapat terhadap ibu Paini.
melanjutkan menyebabkan mengidentifikasi 4. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda
program tuberculosa. gejala dan gejala penyakit tuberculosa.
terapi - Menyebutkan tuberculosa. 5. Diskusikan dengan keluarga cara
tuberculosa. penularan penyakit Keluarga dapat mengiidentifikasi serangan.
tuberculosa. memutuskan 6. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan
- Menyebutkan akibat tindakan yang untuk mencegah serangan berulang.
tuberculosa bila tidak harus dilakukan 7. Berikan kesempatan keluarga menanyakan
dirawat. bila obat habis. penjelasan yang telah diberikan setiap kali diskusi.
- Menyebutkan cara 8. berikan penjelasan ulang bila ada
mencegah timbulnya penjelasan yang belum dimengerti.
tuberculosa. 9. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang
- Menyebutkan cara didiskusikan dengan keluarga.
merawat sputum 10. Berikan pujian terhadap kemampuan positif
penderita tuberculosa. yang diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.
2. Setelah - Dapat Verbal - Klien dan 1. Kaji pengetahuan keluarga.
dilakukan menjelaskan akibat keluarga dapat 2. Kaji kemampuan keluarga yang telah dilakukan
tindakan tuberculosa terhadap menjelaskan akibat pada Bu Paini.
keperawatan kondisi pasien sendiri tuberculosa 3. Kaji tindakan yang pernah dilakukan bila Bu Paini
pasien tidak dan keluarganya - Klien dan mengalami rasa tidak enak.
mengalami - Dapat keluarga dapat 4. Diskusikan dengan keluarga tentang akibat
kondisi yang menyebutkan bagian menyebutkan penyakit tuberculosa terhadap diri dan
lebih buruk. tubuh yang rawan bagian tubuh yang keluarganya.
terjadi tuberculosa. rawan terjadi 5. Diskusikan dengan keluarga tentang bagian tubuh
- Dapat tuberculosa yang rawan terjadi tuberculosa.
menyebutkan upaya - Klien dan 6. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk
untuk mencegah keluarga dapat mencegah terjadinya Penularan.
terjadinya penularan. menyebutkan 7. Berikan kesempatan keluarga menanyakan
upaya untuk penjelasan yang telah diberikan setiap kali diskusi.
mencegah 8. Berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang
terjadinya belum dimengerti.
penularan. 9. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang
didiskusikan dengan keluarga.
10. Berikan pujian terhadap kemampuan yang
diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

Implementasi dan evaluasi.


No DK Diagnosa Keperawatan Tanggal IMplementasi Evaluasi
1 Resiko penularan penyakit 10 - Penyuluhan tentang : S:
Februari - pengertian tuberculosa - Mengatakan mengerti maksud dan
tuberculosa berhubungan dengan
2003 - Penyebab tuberculosa tujuan kunjungan hari ini.
Ketidak mampuan keluarga merawat - Tanda dan gejala tuberculosa - Menyebutkan tanda dan gejala
- Faktor resiko tuberculosa tuberculosa .
anggota keluarga yang menderita
- Akibat tuberculosa - Menyebutkan faktor resiko yang
penyakit tuberculosa. - Upaya pencegahan tuberculosa menyebabkan tuberculosa
- Menyebutkan akibat tuberculosa bila
tidak dirawat
- Menyebutkan cara mencegah
timbulnya tuberculosa
O:
- Keluarga dapat terlihat aktif dalam
diskusi
- Keluarga menunjukkan minat terhadap
kegiatan atau tindakan yang dapat dilakukan
- Keluarga dapat memberikan respon
verbal dan non verbal yang baik
- Keluarga kooperatif selama kegiatan
berlangsung
- Keluarga dapat menyebutkan
pengertian tuberculosa
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi
2 Resiko terjadinya komplikasi penyakit 13 Memeberi penyuluhan tentang akibat S:
tuberculosa berhubungan dengan - keluarga dapat menjelaskan akibat
Februari tuberculosa terhadap diri dan orang
ketidak mampuan keluarga dalam tuberculosa bagi diri dan keluarga lainya
menggunakan fasilitas kesehatan 2003 lainnya - menyebutkan bagian tubuh yang
secara optimal. rawan terjadi tuberculosa.
- menyebutkan upaya untuk
mencegah terjadinya penularan.
O:
- keluarga dapat menjelaskan akibat
tuberculosa bagi diri dan keluarga lainya
- menyebutkan bagian tubuh yang
rawan terjadi tuberculosa.
- menyebutkan upaya untuk
mencegah terjadinya penularan.
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
Implemantasi.
Tanggal: 6 Maret 2003.
Dalam rangka Supervisi Bp Joni Haryanto S Kp. Untuk kenjungan yang ke empat
dengan tujuan evaluasi Program, didapatkan data pada BU Paini :
Subjective :
Ibu Mengatakan sudah periksa lagi ke dokter umum.
Batuk ngekel, riak sulit keluar, terasa sesak.
Dilipat paha terdapat benjolan dan membesar saat batuk.
Mengatakan kata dokter dulu pernah lliver.
Objective :
Terdapat masa di Inguinal Sinistra.
Tampat mengembang saat batuk.
Frekwensi batuk sering, dan riak produktif,
Terdapat sputum pot dari kaleng. ( Riak +),
Tekanan darah 140 / 8-0 mm Hg.
Nadi 92 X/ menit.
Respirasi : 24 x / menit, sedikit retraksi dada.
Ronky (+), Craklest (+),
Murmur pada lien (-), rtidak teraba pembesaran, Icterus (-)
Anjuran ke Puskesmas/kembali ke program TB Control belum dilaksanakan.
Analisis : Kekambuhan batuk kronis dan efeknya ( Hernia), berhubungan dengan
ketidak efektifan menjalankan program terapi.
Tindakan yang dilaksanakan :
Menjelaskan permaslahan penyakitnya bersama anak dan ibunya ( pasien
bu Paini).
Memberikan ganjal bantal pada kaki kiri, dan meminta mecarikan es batu,
untuk diberikan kompres pada kantong hernia.
Meminta pasien dan keluarganya untuk mengurangi tekanan pada perut
dengan cara :
o tidak memngejan.
o Batuknya tidak ditahan / dilepas.
o Mengatur makanan yang tinggi serat ; buah-buahan , sayuran, agar
beraknya lancar.
Segera konsultasi apabila benjolan hernia mendadak terasa nyeri
(incarerata)
Meminta ibu untuk melakukan rujukan ke Puskesmas tentang penyakitnya.
Membuat kontrak untuk besuk pagi ke Puskesmas
Pada tanggal : 7 maret 2003.
Konsultasi ke dokter Puskesmas, dokter meminta pasien diajak ke
Puskesmas.
Mengajak pasien ke Puskesmas,
Setelah dilakukan pemeriksaan mendapatkan advis;
o melanjutkan obat batuk yang didapatkan, obat sesak.
o Pemeriksaa rontgen
o Pemeriksaan dahak.

Dan hasilnya dilaporkan senin (10 Maret 2003) ke Puskesmas.


Meminta kelaurga untuk melanjutkan pemeriksaan.

Evaluasi sementara (respon)


Keluarga melaksanakan dengan baik.
Pasien menangis terharu.
Sore Hasil Lab BTA ( -) negatif.
Hasil rontgen belum dibaca dokter / diambil Sabtu pagi.

Pada Bu Lukman ( Rumiyati).


Perkembangan terhadap batuk / pilek / flu dari minggu yang lalu belum sembu,
obat dari puskesmas dan dokter sudah dimnum termasuk obat bebas.
Intervensi tambahan ;
Untuk menggunakan obat tradisional dengan memberikan resep :
Untuk obat kemungkinan bronkitis.:Sebatang kunyit yang diparut dicampur
dengan madu dan diminum selama tiga hari.
Untulk mengatasi batuk : Jeruk nipis dipotong diberikan kecap, dengan
menggunakan kapur dipanaskan sebentar dan diminum selama tiga hari.
Untuk memperbaiki Fungsi liver : Dengan menyedu serbu temu lawak, atau
merebusnya diminum tiap saat. Ini Juga untuk Ibu Paini.

Meminta kepada ibu Rumiyati untuk mencoba obat tradisional ini dulu, sebelum
melangkah ke Antibiotika yang lebih tinggi,

Sayangnya sampai (Evaluasi) sore hari, advis tersebut juga belum dicoba,
sebenarnya juga sudah dianjurkan dari dulu. Untuik perbaikan keadaan umum.
Istirahat dan makan, / tidak main antibiotika.
Implemantasi.
Tanggal: 25 Maret 2003.
Dalam rangka Evaluasi / terminasi, didapatkan data pada BU Paini :
Subjective :
Ibu Mengatakan sudah periksa ke puskesmas, dan ke dokter umum.
Batuk berkurang.
Dilipat paha benjolan yang membesar sudah mengecil.
Mengatakan kata dokter perlu periksa laboratorium lagi, foto.
Setelah makan obat dari Pusekesmas terasa lemas, tidak mau makan dan
ngantuk terus.
Nggak mau makan obat tersebut, mendingan mati dari pada minum obat ini,
bawa saja ke dokter umum..
Menyatakan laporan dokter puskesmas dan dimarahi lagi karena obat
mahal.
Menyatakan susah tentang ibunya.
Objective :
Terdapat obat program TB y6ang tidak diminum.
Surat pengantar dari dokter umum untuk pemeriksaan; Laboratotium (PA),
Foto thorak lateral, dicurigai adanya masa.
Terdapat sputum pot dari kaleng. ( Riak +),
Tekanan darah 140 / 8-0 mm Hg.
Nadi 92 X/ menit
Respirasi : 24 x / menit, sedikit retraksi dada.
Ronky (+), Craklest (+),
Analisis : Hernia sementara teratasi.
Masalah terulangsebgian / kemungkinan drop out lagi.
Tindakan yang dilaksanakan :
Menjelaskan kembali permaslahan penyakitnya bersama anak dan ibunya
(pasien bu Paini), tentang program terapi.
Meminta ibu untuk melakukan rujukan ke Puskesmas tentang penyakitnya.
Menyerahkan sepenuhnya kepada pasien / keluarga tentang dampak
penyakit / penularan.
Meminta keluarga / pasien untuk tetap mencegah penularan; dengan
pengaturan ruangan, tempat tidur, makan minum, dan pengelolaan dahak.
Minta pamit / perpisahan.

Vous aimerez peut-être aussi