Vous êtes sur la page 1sur 4

1.

1 Pengertian Catur Marga

Catur Marga yang sering disebut dengan empat jalan kehidupan yang wajib dijalankan oleh

manusia Hindu untuk tercapainya kelepasan abadi atau moksa dan menyatunya Atman

dengan Brahman. Catur Marga terdiri dari yaitu Bhakti Marga, Karma Marga, Jnana Marga

dan Yoga Marga. Keempat marga atau jalan kerja ini merupakan petunjuk bahwa selama

hidupnya manusia wajib untuk bekerja. Bekerja merupakan svadharma bagi manusia yang

berarti melaksanakan tugas sesuai hukum alam. Svadarma adalah kewajiban material yang

dimiliki seseorang sesuai dengan raganya. Bekerja ini merupakan kewajiban material bagi

manusia dan selama manusia masih hidup tidak boleh berhenti bekerja barang sedetikpun.

Sebagaimana diketahui bahwa Bhagavad Gita terdiri dari 18 Bab yang didalamnya

menjelaskan salah satunya tentang Kewajiban Kerja. Kewajiban kerja yang dilakukan oleh

manusia tersebut harus dijalankan sesuai dengan asas- asas Dharma. Ketika seseorang telah

mencapai pembebasan (moksa) yaitu bersatunya atma dengan pramana atman, tugas-

tugasnya tidak lagi bersifat material melainkan bersifat rohani. Pembagian Catur Marga

yaitu :

- Karma Marga yaitu kegiatan kerja untuk memperoleh kekayaan material.

- Jnana Marga yaitu kekayaan non material dalam bentuk kemasyuran dan ilmu

pengetahuan. Yang perolehannya didapatkan dengan ribuan cara kerja yang jujur.

- Bhakti Marga yaitu untuk memperoleh kekayaan dalam bentuk non fisik maupun fisik

haruslah dilandasi dengan jiwa dan pikiran yang tulus ikhlas dan berbakti.

- Yoga Marga yaitu jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan dengan melaksanakan

konsentrasi atau pemusatan pikiran melalui tapa, brata, yoga dan samadhi dengan
tercapainya kebebasan abadi. Yoga Marga ini dapat diketahui kebenarannya melalui

pengalaman langsung bukan hanya teori.

Dijelaskan dalam Reg Veda, bahwa manusia memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bentuk dua jenis asset yaitu aset fisik yang

disebut dengan kekayaan dan aset non fisik yaitu kemasyuran.

1.2 Kaitannya dengan Akuntansi Sekarang

Dikaitkan dalam akuntansi yang memunyai tugas dan fungsi pokok melakukan pencatatan

dan pelaporan atas asset entitas bisnis maupun non bisnis, maka yang menjadi sasaran

pencatatan yaitu asset fisik (berwujud) seperti tanah, bangunan, barang inventaris dan lain

sebagainya. Termasuk dalam aset adalah semua hak perusahaan yang disebabkan tercantum

disebelah debet (D) Neraca, didalamanya termasuk piutang, persediaan dan sebagainya. Dan

asset non fisik (tidak berwujud) seperti hak paten, hak cipta, goodwil, hak bangunan dan

sebagainya. Goodwill dalam sebuah perusahaan dapat terjadi disebabkan oleh adanya

kepercayaan dan penghargaan yang diberikan oleh para stakeolder (para pihak yang

berkepentingan kepada perusahaan) sehingga nilai asset perusahaan menjadi meningkat. Dan

cara untuk memperolehnya harus berdasarkan kepada dharma dan kejujuran.

Didalam Agama Hindu untuk mencapai kemasyuran (kekayan non fisik) dan kekayaan

fisik tersebut, manusia harus belandaskan Bhakti Marga atau Bhakti Yoga yaitu dengan jalan

ilmu pengetahuan, pemusatan pikiran dan meditasi. Tetapi di dalam ilmu akuntansi maka

manusia haruslah belajar tentang ilmu pengetahuan akuntansi agar tahu bagaimana akuntansi

dalam hal teori.

Kemudian Catur Marga terdapat pula Yoga Marga atau Raja Marga yaitu ilmu

pengetahuan bukan hanya melalui teori saja tetapi juga dengan pengalaman langsung. Maka
didalam akuntansi hal ini perlu dilakukan. Didalam akuntansi, pentingnya penerapan

akuntansi itu dilaksanakan dalam suatu perusahaan, bukan hanya teori yang diperlukan tetapi

juga pegalaman langsung misalnya dalam mencatat laporan keuangan perusahaan.

1.3 Perbedaan Materi dengan Akuntansi Umum

Sri kresna menjelaskan masalah kerja kepada arjuna, dimana posisi arjuna sebagai prajurit

pandawa dalam bertempur. Bertempur Melawan musuh adalah tugas tugas muliaseorang

prajurit. Setelah selesai bertempur dievaluasi hasilnya, yaitu kalah atau menang. Sejak

persiapan bertempur, melaksanakan pertempuran dan membuat evaluasi serta laporan hasil

pertempuran merupakan kewajiban material dari seorang prajurit. Setelah evaluasi dan

laporan hasil pertempuran diserahkan dan diterima oleh yang berwenang, dalam hal ini yang

menugaskan untuk bertempur, maka tugas dari seorang prajurit tidak lagi bersifat material

melainkan bersifat rohani atau bersifat . dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dalam

hidup inipun manusia mempunyai dua kewajiban, yaitu kewajiban material dan kewajiban

rohani yaitu sejalan dengan kewajiban Arjuna sebagai prajurit yang siap bertempur dalam

medan kurusetra melawan pasukan korawa.

Pada Arthasastra, catatan dan pelaporan akuntansi digunakan pada saat terjadinya

pertempuran yang mana untuk mengetahui pertempuran tersebut menang atau kalah.

Berbedanya dalam akuntansi umum yaitu pencatatan dan pelaporan akuntansi digunakan

untuk orang yang memerlukan seperti sebuah perusahaan agar mengetahui pendapatannya.

Dan pencatatan laporan dilakukan per satu periode. Dan juga akuntansi saat ini lebih

kompleks dan lengkap dalam penyajiannya seperti laporan laba rugi, perubahan modal,

neraca dan arus kas yang dapat mempermudah dalam pengabilan keputusan suatu perusahaan.
1.4 Kesimpulan

Maka dapat dijelaksan bahwa hubungan ajaran agama hindu yang lebih tepatnya Catur

Marga masih diterapkan dalam melakukan pelaporan akuntansi di masa sekarang. Karena

dalam Catur Marga dijelaskan bagaimana manusia haruslah jujur dalam melakukan

pekerjaanya, haruslah memiliki ilmu pengetahuan dan memiliki pengalaman langsung dalam

beragama, maka dalam akuntansi sama halnya seperti itu. Dalam akuntansi yang memiliki

fungsi pokok dalam pencatatan dan pelaporan keuangan haruslah benar dan jujur agar tidak

terjadi kesalahan dan itu pun seorang akuntan harus memiliki ilmu dan pengalaman dalam

bidangnya.

Vous aimerez peut-être aussi