Vous êtes sur la page 1sur 3

Pada akhir bulan Januari 2016 realisasi produksi terhadap produk X selama bulan tersebut

adalah sebanyak 124.000 unit dengan menggunakan Bahan Mentah jenis (A) sebanyak
253.600 kilogram, dengan harga beli sebesar Rp. 18,- per kilogram.
Dengan demikian realisasi Biaya Bahan Mentah Jenis (A) dalam satu bulan = 253.600 x Rp.
18 = 4.240.800,-
Dengan membandingkan antara Budget Biaya Bahan Mentah Jenis (A) dengan realisasi
Biaya Bahan Mentah Jenis (A) tersebut dapatlah diketahui bahwa telah terjadi penurunan
Biaya Bahan Mentah Jenis (A) sebesar = Rp. 4240.800 Rp. 4.320.000 = Rp. 79.200.
Perbedaan Bahan Mentah Jenis (A) sebesar Rp. 79.200 ini disebabkan karena:
(a) Perbedaan Kuantitas (Quantity Variance), yaitu telah terjadi kenaikan jumlah unit
pemakaian Bahan Mentah Jenis (A) dari yang direncanakan, sebanyak = 235.600
kilogram 216.000 kilogram = 19.600 kilogram.

Sebagian dari kenaikan sebanyak 19.600 kilogram ini disebabkan karena terjadinya
jumlah produk X yang dihasilkan, yaitu dari sebanyak 120.000 unit yang
direncanakan, meningkat menjadi 124.000 unit. Ini berarti telah terjadi kenaikan
jumlah produk X sebanyak = 124.000 unit 120.000 unit = 4.000 unit.

Dengan standar pemakaian Bahan Mentah Jenis (A) sebanyak 1,8 kilogram per unit,
maka peningkatan jumlah Produk X ini akan mengakibatkan kenaikan pemakaian
Bahan Mentah Jenis (A) sebanyak = 4.000 x 1,8 kilogram = 7.200 kilogram. Atau
dengan lain perkataan, untuk realisasi produk sebanyak 124.000 unit Produk X,
dibutuhkan Bahan Mentah Jenis (A) secara wajar sebanyak = 216.000 kilogram +
7.200 kilogram = 223.200 kilogram (atau 124.000 x 1,8 kilogram = 223.200
kilogram).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan pemakaian Bahan Mentah Jenis
(A) sebanyak 19.600 kilogram tersebut, yang 7.200 kilogram merupakan kenaikan
yang wajar, karena jumlah Produksi X yang dihasilkan bertambah dengan 4.000
unit. Sedangkan sisanya sebanyak = 19.600 kilogram 7.200 kilogram = 12.400
kilogram merupakan kenaikan yang tidak wajar, yaitu merupakan pemborosan
pemakaian Bahan Mentah Jenis (A). Ini berarti bahwa Bagian Produksi telah bekerja
secara tidak efisien dalam menggunakan Bahan Mentah Jenis (A).

Dengan demikian perbedaan kuantitas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

(aa) Perbedaan kuantitas (Quantity Variance), yang merupakan perbedaan


pemakaian Bahan Mentah Jenis (A) secara wajar karena memang ada
perbedaan jumlah unit Produksi X yang dihasilkan, yaitu sebanyak 7.200
kiogram. Kenaikan sebanyak 7.200 kilogram ini dinilai dengan harga beli
menurut Budget Pembelian Bahan Mentah, sehingga jumlah Perbedaan
Kuantitas = 7.200 x Rp. 20,- = Rp. 144.000,-
Secara matematis, Perbedaan Kuantitas ini dapat diformulasikan dalam bentuk
rumus, sebagai berikut:

PK = ( URS KB ) x HB
Keterangan:
PK = Perbedaan Kuantitas
URS = Unit Realisasi Produksi, dengan Standar pemakaian Bahan Mentah
KB = Kuantitas Budget
HB = Harga (beli) Budget

(bb) Perbedaan efisiensi (Effisiency Variance), yang merupakan perbedaan


pemakaian Bahan Mentah Jenis (A) secara tidak wajar, karena kegiatan
Bagian Produksi yang tidak efisien, yaitu sebanyak 12.400 kilogram.
Pemborosan sebanyak 12.400 kilogram ini dinilai dengan harga beli menurut
Budget pembelian Bahan Mentah, sehingga jumlah Perbedaan Efisiensi =
12.400 x Rp. 20,- = Rp. 248.00,-
Secara matematis, perbedaan efisiensi ini dapat diformulasikan dalam bentuk
rumus, sebagai berikut:
PE = ( KR URS ) x HB
Keterangan:
PE = Perbedaan Efisiensi
KR = Kuantitas Realisasi
URS = Unit Realisasi Produksi, dengan Standar pemakaian Bahan Mentah
HB = Harga (beli) Budget

(b) Perbedaan Harga Beli (Price Variance), yaitu telah terjadi penurunan harga beli Bahan
Mentah Jenis (A) dari yang direncanakan, sebesar = Rp. 18 Rp. 20 = Rp. 2 per
kilogram. Penurunan sebesar Rp. 2 per kilogram ini dikaitkan dengan realisasi
pemakaian Bahan Mentah Jenis (A), sehingga jumlah Perbedaan Harga Beli = Rp. 2 x
325.600 = Rp. 471.200,-
Secara matematis, Perbedaan Harga Beli ini dapat diformulasikan dalam bentuk
rumus, sebagai berikut:

PH = ( HR HB ) x KR
Keterangan:
PH = Perbedaan Harga
HR = Harga Realisasi
HB = Harga Budget
KR = Kuantitas Realisasi

Dari Analisa dan perhitungan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Perbedaan


Kuantitas telah mengakibatkan terjadinya kenaikan biaya Bahan Mentah Jenis (A)
sebesar Rp. 144.000,- Perbedaaan Efisiensi telah mengakibatkan terjadinya kenaikan
biaya Bahan Mentah Jenis (A) sebesar Rp. 248.000,- dan Perbedaan Harga Beli telah
mengakibatkan, sebesar Rp. 471.200,-. Dengan demikian jumlah perbedaan (total
variance) biaya Bahan Mentah Jenis (A) = Rp. 144.000,- + Rp. 248.000,- -
Rp. 471.200,- = Rp. 79.200,- (turun).

Dari data perhitungan perhitungan tersebut, PT ABC dapat menyusun Laporan


Budget tentang Biaya Bahan Mentah Jenis (A), sebagai berikut:

Vous aimerez peut-être aussi