Vous êtes sur la page 1sur 15

A.

Definisi Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang bebrarti inflamasi/peradangan.Gastritis adalah
inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritis
adalah segala radang mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Price
& Wilson 2006). Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan
sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara
hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradanngan pada lambung. Biasanya peradangan tersebut
merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Peradangan ini mengakibatkan
sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian
tersebut.

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002):


a. Gastritis Akut
Disebabkan karna mencerna asam atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
ganggren atau proforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua gartis besar yaitu:
1) Gastritis Eksogen Akut (biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimia
misalnya: lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid mekanis iritasi bakterial obat analgetik,
anti inflamasi terutama aspirin(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung).
2) Gastritis Endogen Akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan.)

b. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.Pylory).Gastritis kronik dikelompokan lagi
dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronis tipe A jika mampu
menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan
penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemi
pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim.Tipe ini dikaitkan
dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

B. Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong terletak pada bagian kiri atas perut
tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10
inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon.
Bila lambung dalam keadaan kosong, makan ia akan meliputi, mirip seperti sebuah akordion.
Ketika lambung mulai terisi dan mengembang lipatan- lipatan tersebut secara bertahap
membuka lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara betahap melepaskannya
ke dalam usus kecil.
Ketika makanan masuk kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada pada
sambungan antara esophagus dan lambung (esophagus sphincter) akan membuka dan
membiarkan makanan masuk kelambung. Setelah masuk kelambung cincin ini
menutup.Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di
lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang
sama , kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung akan mulai
mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim-enzim dan asam lambung), untuk lebih
menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida.Asam ini sangat
korosif sehingga paku besi dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh
mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate
secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari
sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini
kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab
yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain:
1) Infeksi bakteri . Sebagian besar populasi di dunia teinfeksi oleh bakteri H.Pylori yang hidup
di bagian lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan
tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H.Pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan
dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.Pylori ini sekarang
diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya
gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menjadi peradangan menyebar yang
kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu
perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil
asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung
yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat
dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko
(tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagaian besar orang yang terkena infeksi H.
Pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap
bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
2) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.Obat analgesic anti inflamasi
nomsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxendapat menyebabkan peradangan
pada lambung dengan cara mengurangi prostalglandin yang bertugas melindungi dinding
lambung. Jika pemaikaian pbat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaian dilakukan secara terus menerus atau
pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritisd dan peptic ulcer.
3) Penggunaan alcohol secara berlebihan. Alcohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa
pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap aam lambung
walaupun pada kondisi normal.
4) Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan
gastritis.
5) Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
6) Kelainan aoutoimune.Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika system kekebalan tubuh
menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kenlenjar-
kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi factor intrinsic (yaitu sebuah zat
yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat
mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat
mempengaruhi seluruh system dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama
pada orang tua.
7) Crohns disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada
dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari crohns disease
(yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok dari pada gejala-
gejala gastritis.
8) Radiasi dan Kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang
menjadi gastritis dan peptic ulcer.ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang
terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut
menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung.
9) Penyakit bile refluk. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak
dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati ketika dilepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot
sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir
balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, balik ke dalam
lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam
lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

10) Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti
HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.
C. Patofisiologi
D. Manisfestasi Klinis
1. Gastritis akut :
a) Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie
b) Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia)
c) Muntah serta cegukan
d) Dapat terjadi kolik dan diare
e) Peningkatan Suhu Tubuh
f) Takikardi
2. Gastritis kronis :
a) Tipe A : Asimtomatis
b) Tipe B :Mengeluh anoreksia, Sakit ulu hati setelah makan, Bersendawa, Rasa pahit dalam
mulut, Mual dan muntah
E. Komplikasi
1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock
hemoragik.Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah
H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

2. Gastritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan
absorpsi vitamin B12.
F. Penatalaksanaan Gastritis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya,
diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat
dibedakan sebagai berikut:
1) Gastritis Akut:
a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi diet
yang tidak mengiritasi.
b. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c. Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragie yang terjadi pada
saluran gastrointestinal bagian atas.
d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam
dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor
pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
e. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka
yang di encerkan.
f. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
2) Gastritis Kronis :
a. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam
bismuth (pepto bismol)

G. Asuhan Keperawatan pada Gastritis


1) Pengkajian
Anamnesa meliputi:
a. Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Jenis pekerjaan
Alamat
Suku/bangsa
Agama
t pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang
gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis
sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta
memperparah penyakit ini.
Riwayat sakit dan kesehatan
Keluhan utama
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit dahulu

b. Pemeriksaan fisik : Review of System


B 1 (breath) : takhipnea
B 2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer
lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran
dapat terganggu, disorientasi, nyeri
epigastrum.
B 4 (bladder) : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
5 (bowel) : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati,
tidak toleran terhadap makanan pedas.
6 (bone) : kelelahan, kelemahan

c. Pemeriksaan Diagnostik
i. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.Hasil tes yang
positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena
gastritis.

ii. Uji Napas Urea


Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh ureaseH.Pylori dalam
lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding
lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.

iii. Pemeriksaan Feces


Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.Hasil yang positif
dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah
dalam feses.Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.

iv. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas


Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang
kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel
(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.Pasien biasanya tidak
langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari
anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes
ini.Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat
menelan endoskop.

v. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas


Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya
akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

vi. Analisis Lambung


Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan
diagnosis penyakit lambung.Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan
dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO (basal
acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom
Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang
selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).

vii. Analisis Stimulasi


Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal MAO (maximum acid
output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau
pentagastrin.Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

d. Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan
terhadap penyakit.

2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrisi yang tidak adekuat.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan kehilangan
cairan berlebih.
3) Rencana Keperawatan
1 Nyeri Akut NOC NIC
Definisi: pengalaman - Pain level Pain management
- Pain control
sensori dan emosional Lakukan pengkajian
- Comfort level
yang tidak menyenangkan nyeri secara
Kriteria hasil:
yang muncul akibat komperehensif
- Mampu mengontrol nyeri
kerusakan jaringan yang termasuk lokasi,
(tahu penyebab nyeri,
actual atau potensial atau karakteristik, durasi,
mampu menggunakan
digambarkan dalam hal frekuensi, kualitas,
teknik nonfarmakologi
kerusakan sedemikian dan faktor presipitasi.
untuk mengurangi nyeri,
Observasi reaksi
rupa (International
mencari bantuan)
nonverbal dari
Association for the study - Melaporkan bahwa nyeri
ketidaknyamanan.
of Pain): awitan yang berkurang dengan
Gunakan teknik
tiba-tiba atau lambat dari menggunakan manajemen
komunikasi terapiutik
intensitas ringan hingga nyeri
untuk mengetahui
- Mampu mengurangi nyeri
berat dengan akhir yang
pengalaman nyeri
(skala intensitas, frekuensi
dapat diantisipasi atau
pasien.
dan tanda nyeri)
diprediksi dan Kaji kultur yang
- Menyatakan rasa nyaman
berlangsung <6 bulan. mempengaruhi respon
setelah nyeri berkurang
Batasan karakteristik: nyeri.
Evaluasi pengalaman
Perubahan selera makan
Perubahan tekanan darah nyeri masa lampau.
Perubahan frekuensi Evaluasi bersama
jantung pasien dan tim
Perubahan frekuensi
kesehatan lain tentang
pernafasan
ketidakefektifan
Diaphoresis
Perilaku distraksi (mis; control nyeri masa
berjalan mondar-mandir lampau.
Bantu pasien dan
mencari orang lain dan
keluarga untuk
aktivitas yang berulang)
Mengekspresikan mencari dan
perilaku, mis; gelisah, menemukan
merengek, dan menangis. dukungan.
Masker wajah, mis; mata Kontrol lingkungan
kurang bercahaya, tampak yang dapat
kacau, dan gerakan mata mempengaruhi nyeri
berpencar. seperti suhu ruangan,
Sikap melindungi area
pencahayaan, dan
nyeri
kebisingan.
Fokus menyempit
Kurangi faktor
Indikasi nyeri yang dapat
presipitasi nyeri
diamati
Pilih dan lakukan
Perubahan posisi untuk
penanganan nyeri
menghindari nyeri
Dilatasi pupil (farmakologi,
Melaporkan nyeri secara
nonfarmakologi, dan
verbal
interpersonal)
Gangguan tidur
Kaji tipe dan sumber
Faktor yang berhubungan
nyeri untuk
Agen cedera (mis;
menentukan intervensi
biologis, zat kimia, fisik, Ajarkan tentang
psikologis) teknik nonfarmakologi
Berikan anlgetik
untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgetic
administration
Tentukan lokasi
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
Cek intruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesic yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih dari
satu
Tentukan pilihan
analgesic tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesic
pilihan, rute,
pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
Berikan anlgesik
tepat waktu, terutama
saat nyeri hebay
Evaluasi efektivitas
analgesic tanda dan
gejala
2 Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari Nutritional status : Nutrition Management
Nutritional status : food
kebutuhan tubuh Kaji adanya alergi
and fluid intake
Definisi : Asuhan nutrisi makanan
Nutritional status : nutrient
Kolaborasi dengan
tidak cukup untuk
intake
ahli gizi untuk
memenuhi kebutuhan Weight control menentukan jumlah
Kreteria Hasil
metabolic kalori dan nutrisi yang
Adanya peningkatan berat
Batasan karakteristik : dibutuhkan pasien.
badan sesuai dengan tujuan
Anjurkan pasien
Kram abdomen Berat badan ideal sesuai
Nyeri abdomen untuk meningkatkan
dengan tinggi badan
Menghindari makanan
Mampumengidentifikasi intake Fe.
Berat badan 20% atau
Anjurkan pasien
kebutuhan nutrisi
lebih dibawah berat
Tidak ada tanda-tanda untuk meningkatkan
badan ideal
malnutrisi protein dan vitamin C
Kerapuahan kapiler
Menunjukan peningkatan Berikan substansi
Diare
Kehilangan rambut fungsi pengecapan dari gula
Yakinkan diet yang
berlebihan menelan
Bising usus hiperaktif Tidak terjadi penurunan dimakan mengandung
Kurang makanan
berat badan yang berarti tinggi serat untuk
Kurang informasi
Membrane mukosa pucat mencegah konstipasi
Ketidakmampuan Berikan makanan
memakan makanan yang erpilih (sudah
Tonus otot menurun
dkonsltasikan dengan
Mengeluh gangguan
ahli gizi
sensasi rasa
Ajarkan pasien
Mengeluh asupan
bagaimana membuat
makanan kurang
RDA (recormmended catatan makanan
daily allowance) harian.
Cepat kenyang setelah Monitor jumlah
makan nutrisi dan kandungan
Sariawan rongga mlut
kalori
Steatorea
Berikan informasi
Kelemahan otot
tentang kebutuhan
pengunyah
Kelemahan otot untuk nutrisi
Kaji kemampan
menelan
Faktor-faktor yang pasien untuk
berhubungan : mendapatkan nutrisi
Faktor biologis
yang dibutuhkan.
Faktor ekonomi
Ketidak mampuan untuk Nutrision monitoring
mengabsorbsi nutrient BB pasien dalam
Ketidakmampuan untuk
batas normal
mencerna makanan Monitor adanya berat
Ketidakmampuan badan
Monitor tipe dan
menelan makanan
Faktor psikologis jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
Monitor interaksi
anak atau orang tua
selama makan.
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan
pengobatan tidak
selama jam makan
Monitor kulit kering
dan perubahan
monitor turgor kulit
Monitor kekeringan
rambut kusam dan
mudah patah
Monitor mual dan
muntah
Monitor total protein
Hb dan kadar Ht
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemi,hipertonik,
papilla lidah,cavitas
oral.
Catat jika lidah
berwarna magenta
scarlet.

3 Kekurangan volume NOC NIC


cairan Fluid balance Fluid management
Hydration
Definisi: penurunan Timbang popok atau
Nutritional status : food
cairan intravaskuler, pembalut jika
and fluid intake
intertistisal dan atau diperlukan
Kriteria hasil
Pertahankan catatan
intraseluler ini mengacu
Mempertahankan urine
intake dan output yang
pada dehidrasi kehilangan
output sesuai dengan usia,
akurat
cairan tanpa perubahan
BB, Bj urine normal, Ht Monitor status hidrasi
pada natrium
normal jika diperlukan
Batasan karakteristik: Tekanan darah, nadi, suhu Monitor vital sign
Monitor masukan
Perubahan status mental tubuh dalam batas normal.
Penurunan tekanan darah Tidak ada tanda-tanda makanan atau cairan
Penurunan tekanan nadi
dehidrasi, elastisitas turgor dan hitung intake
Penurunan volume nadi
Penurunan turgor kulit kulit baik, membram kalori harian
Penurunan turgor lidah Kolaborasikan
mukosa lembab, tidak ada
Penurunan pengeluaran
pemberian cairan IV
rasa haus yang belebihan.
urine Monitor status nutrisi
Penurunan pengisian Berikan cairan IV
vena pada suhu ruangan
Membran mukosa kering Dorong masukan oral
Kulit kering Berikan penggantian
Peningkatan hematokrit
nesogratik sesuai
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan frekuensi output
Dorong keluarga
nadi
Peningkatan konsentrasi untuk membantu
urine pasien makan
Penurunan berat badan Tawarkan snack
Haus Kolaborasikan
Kelemahan
dengan dokter atau
Faktor yang berhubungan:
kemungkinan
Kehilangan cairan aktif
transfuse
Kegagalan mekanisme
Persiapkan untuk
regulasi
transfuse
Hipovolemia
management
Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
Pelihara IV line
Monitor tingkat Hb
dan hematokrit
Monitor tanda vital
Monitor respon
pasien terhadap
penambahan cairan
Monitor berat badan
Dorong pemberian
untuk menambah
pemberian IV monitor
adanya tanda dan
gejala kelebihan
volume cairan
Monitor adanya tanda
gagal ginjal

4) Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien disesuaikan dengan prioritas
masalah yang telah disusun. Yang paling penting pelaksanaan mengacu pada intervensi yang
telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal.

5) Evaluasi Keperawatan
a. Pasien mengatakan nyeri dapat terkontrol
b. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
c. Urine output sesuai dengn usia dan BB, vital sign normal, tidak ada tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab.

Vous aimerez peut-être aussi