Vous êtes sur la page 1sur 16

ASUHAN KEPERAWATAN BLEFARITIS

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan kesehatan dirinya. Sehingga

memunculkan masalah-masalah kesehatan terutama gangguan pada indra penglihatan, salah

satunya adalah bagian kelopak mata. Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini

karena mereka beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal bila tidak ditangani

dengan serius maka akan muncul berbagai komplikasi dari penyakit ini seperti Blefaritis salah

satunya. Selain itu, penyakit ini juga dapat mengganggu pencitraan dirinya. Disinilah peran

tenaga medis sangat dibutuhkan bagi masyarakat sebagai upaya memperbaiki tingkat kesehatan

masyarakat.

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak

merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak

bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak

berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai

oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

B. Tujuan Penulisan

Dapat mengetahui pengertian blefaritis


Mampu menyebutkan penyebab terjadinya blefaritis
Dapat menyebutkan bagaimana tanda dan gejala dari penyakit blefaritis
Mengetahui tentang klasifikasi dari blefaritis
Mampu menyebutkan faktor pencetus dari penyakit blefaritis
Dapat mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit blefaritis
Pasien dan keluarga dapat mengetahui pengobatan dari penyakit blefaritis
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. A. Konsep Dasar Penyakit


2. 1. Definisi

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering mengenai bagian kelopak mata dan

tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata,biasanya

melibatkan folikel dan kelenjar rambut.

Blefaritis adalah peradangan bilateral sub akut/menahun pada tepi kelopak mata (margo
palpebra).

Blefaritis adalah inflamasi pada pinggir kelopak mata biasanya disebabkan oleh
sthopilokokus.

Ada 2 macam blefaritis :

Infeksi yang terjadi pada kelopak mata

Pada kasus ini bulu mata rontok dan tidak diganti oleh yang baru karena ada destriksi folikel

rambut. Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata.

Palpebra merah (matabertepi merah)

Blefaritis seborrheik

Inflamasi kelenjar kulit didalam bulu mata/kelenjar bulu mata. Pada kasus ini bulu mata cepat

jatuh tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi folikel rambut. Didapatkan

skuama (sisik berminyak) tepian palpebra tidak begitu merah.


1. 2. Epidemiologi

Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5%

berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis

menurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun

dan biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi

pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada 33% kasus,

sedangkan pada blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50

tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.

1. 3. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya blefaritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

Blefaritis Ulseratif

Penyebabnya adalah staphylococcus aureus (stafilikokus epidermis).

Blefaritis Non-Ulseratif

Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusponem ovale.

Secara umum :

Infeksi/alergi yang biasanya berjalan kronik/akibat disfungsi kelenjar meibom.

Contoh : Debu, asap, bahan kimia, iritatif/bahan kosmetik.

Infeksi bakteri stafilokok, streptococcus alpha/beta hemolyticus, pnemokok, psedomonas,


demodex folliculorum, hingga pityrosporum ovale.

Infeksi oleh virus disebabkan herpes zoster, herpes simplex, vaksinia dan sebagainya.

Jamur dapat menyebabkan superfisial (sistemik).


Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphlococcus, dermatitis seboroik, gangguan kelenjar

meibom, atau gangguan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi

staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien yang menderita blefaritis, tapi hanya

10% orang yang tidak memberikan gejala blefaritis namun ditemukan bakteri staphylococcus.

Infeksi staphylococcus epidermis didapatkan sekitar 95% pasien. Blefaritis seboroik serupa

dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis (meibomian blefaritis) disebabkan gangguan

kerja kelenjar meibom.

Kelenjar meibom yang ada sepanjang batas kelopak mata, dibelakang

batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini

disekresikan dari lapisan luar air mata yang bisa menghambat penguapan air mata, dan membuat

permukaan mata menjadi tetap halus, serta membantu menjaga struktur dan keadaan mata.

Sekresi protein pada pasien yang menderita kelainan kelenjar meibom berbeda komposisi dan

kuantitas dari orang dengan mata normal. Ini menjelaskan kenapa pada pasien dengan kelainan

kelenjar meibom jarang menderita sindrom mata kering. Kelenjar meibom berasal dari glandula

sebasea.

1. 4. Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini

mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan sistem imun atau

kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim. Kolonisasi

dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi

kelenjar meibom.

1. 5. Klasifikasi

Blefaritis Bakterial
1. Blefaritis Superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan yang
terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum
pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka
dilakukan penekanan manual kelenjar meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar meibom
(Meibormianitis), yang biasanya menyertai.

1. Blefaritis Seboroik
Merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-
laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya
adalah sekret yang keluar dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia,
dan hipertropi pupil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum,
madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng. Pengobatannya adalah dengan membersihkan
menggunakan kapas lidi hangat. Kompres hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan
dibersihkan dengan shampo bayi.

1. Blefaritis Skumosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai adanya skuama atau krusta pada pangkal
bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan
tepi kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada
orang yang berambut minyak. Penyebabnya adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.
Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa gatal dan panas. Pada blefaritis skuamosa
terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini
mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan pendarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah
dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampo bayi, salep mata, dan steroid setempat
disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.

d. Blefaritis Ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang
bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Pada
blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan
terjadi luka dngan disertai pendarahan. Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik
sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin.
Apabila ulseratif mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi
roboransia.

1. Blefaritis Angularis
Merupakan infeksi staphlococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus.
Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga
dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan
oleh Staphylococcus aureus. Kelainan ini biasanya bersifat rekuren. Befaritis angularis diobati
dengan sulfa, tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit pada punctum lakrimal bagian medial sudut
mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.

1. Blefaritis Meibomianitis
Merupakan infeksi pada kelenjar meibom yang akan mengakibatkan tanda peradangan
lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat,
penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal.

Blefaritis Virus
1. Herpes Zoster
Virus ini dapat memberikan infeksi pada ganglion saraftrigeminus Biasanya.virus ini
akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yag terkena ganglion cabang oftalmik maka akan
terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan
melampaui garis medin kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada
daerah yang terkena dan badan terasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat
pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial
merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.
1. Herpes Simplex
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada
bibir merupakan tanda herpes simplex kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simplex yang
merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu
mata, yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.

BLEFARITIS JAMUR
1. Infeksi superfisial
2. Infeksi jamur dalam
3. Blefaritis pedikulosis : kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan
dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

1. 6. Mekanisme Klinis
Gejala :
Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau
luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.
Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mata
terasa gatal, panas, dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan
beberapa helai bulu mata rontok.
Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa juga terbentuk keropeng
yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi pendarahan.
Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.

Tanda :
Skuama pada tepi kelopak
Jumlah bulu mata berkurang
Obstruksi dan sumbatan duktus meibom
Sekresi Meibom keruh
Infeksi pada tepi kelopak
Abnormalitas film air mata.

1. 7. Pemeriksaan Fisik
Visus
Pemeriksaan (loupe, slit lamp) : permukaan konjungtiva, kornea, COA, Iris dan pupil
Palpasi : Odema kelopak mata, kejang kelopak mata.

1. 8. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya:

Uji Laboratorium
Radiografi
1. Fluorescein Angiografi
2. Computed Tomografi
3. Pemeriksaan dengan slit lamp

1. 9. Pengobatan
Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis blefaritis
adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Sangat dianjurkan
untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan bedak atau kosmetik saat dalam penyembuhan
blefaritis, karena jika kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk menjaga kelopak mata
tetap bersih. Kompres dengan air hangat untuk mengurangi kerak. Bila belum terjadi komplikasi
bahan pembersih seperti campuran air dan shampo bayi atau dengan menggunakan produk
pembersih kelopak mata dapat pula dipergunakan. Untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, antibiotik dapat dipergunakan sedangkan untuk membasmi bakteri terkadang diberikan
salep antibiotik (misalnya erythroicyn atau sulfacetamide) atau antibiotik per oral (misalnya
tetracycline).

Jika terdapat dermatitis seboroik maka harus diobati terlebih dahulu. Jika terdapat kutu,
bisa dihilangkan dengan mengoleskan dengan jeli petroleum pada dasar bulu mata. Jika kelenjar
kelopak mata tersumbat, maka perlu dilakukan pemijitan pada kelopak mata untuk mengeluarkan
sisa yang mengumpul sehingga bisa menghambat aliran kelenjar kelopak mata. Cairan air mata
buatan atau minyak pelembut disarankan pada beberapa kasus. Jika pasien menggunakan lensa
kontak, sebaiknya disarankan untuk menghentikan pemakaiannya terlebih dahulu selama proses
pengobatan. Blefaritis tidak dapat disembuhkan secara sempurna meski pengobatan telah
berhasil, kemungkinan kembali terserang penyakit ini sangat mungkin terjadi.

1. 10. Komplikasi
Komplikasi yang berat karena lefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering
terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankan untuk
sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis hilang.
Syndrome mata kering adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada blefaritis. Syndrome
mata kering (keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa
memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan
mata kekurangan air dan menjadi meradang. Syndrome ini dapat terjadi karena dipengaruhi
gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan
karena kualitas air mata yang kurang baik.

Gejalanya ditandai dengan nyeri atau kering, sekitar mata, dan ada yang mengganjal di
dalam mata dengan penglihatan yang buram. Semua gejala tersebut dapat dihilangkan dengan
menggunakan obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air
mata.

Konjungtivitis adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri didalam kelopak
mata. Kondisi ini menyebabkan efek buruk pada penglihatan. Pada banyak kasus
konjungtivitis akan hilang setelah dua atau tiga minggu tanpa perlu pengobatan. Antibiotik
berupa obat tetes mata disarankan untuk mengurangi gejala, atau untuk menghindari infeksi
berulang. Akan tetapi, pada beberapa kasus masih didapatkan bahwa penggunaan antibiotik
tetes tidak lebih cepat memperbaiki kondisi dibanding dengan menunggu sampai kondisi itu
kembali lagi tanpa pengobatan apapun.

Kista meibom adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika
salah satu kelenjar meibom meradang da menyebabkan blefaritis. Kista umumnya tapa rasa
sakit, kecuali jika disertai dengan infeksi, yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres
hangat untuk kista bisa membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang
dengan sendirinya. Jika kista tetap ada, ini dapat dihilangkan dengan bedah sederhana dengan
anastesi lokal.

Bintil pada kelopak mata adalah bintil pada kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri
yang terbentuk di luar kelopak mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada folikel bulu
mata ( yang berlokasi di dasar bulu mata). Pada kasus ringan bisa disembuhkan dengan
kompres hangat pada daerah sekitar bintil. Namun, pada kasus yang berat perlu diberikan
antibiotik salep dan tablet.
1. B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. 1. Pengkajian
Data Subjektif
Orang dengan radang mata dapat mengeluh gatal-gatal

Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata

Lakrimasi (mata selalu berair)

Sensitif terhadap cahaya (fotopobia)

Kejang kelopak mata (blepharospasme)

Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri

Penderita merasa ada sesuatu di matanya

Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu mata rotok dan tidak terganti)

Pandangan mata kabur dan ketajaman penglihatan menurun

Data objektif
Kemerahan

Edema kelopak mata

Pengeluaran pus

Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur

1. 2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri b.d inflamasi akibat infeksi bakteri.
Ansietas b.d gangguan penglihatan, kerusakan kelopak mata .
Resiko tinggi injury b.d defisif pengetahuan.
Defisit pengetahuan b.d kurang informasi tentang penyakit.
Resiko tinggi infeksi b.d prosedur invasif.

1. 3. Intervensi
Nyeri b.d inflamasi akibat infeksi bakteri
Tujuan : nyeri hilang atau berkurang

Kriteria hasil:

Klien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri


Klien mengatakan nyeri berkurang/ hilang
Ekspresi wajah rileks
Intervensi :
Kaji skala nyeri.
Rasional : mengetahui tingkat nyeri.

Jaga kebersihan pinggiran kelopak mata.


Rasional : mempercepat kesembuhan.

Anjurkan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang.


Rasional : memberi kenyamanan kepada klien.

Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan.


Rasional : mengalihkan perhatian terhadap nyeri.

Kolaborasi dalam pemberian antibiotic dan analgesic.


Rasional : menghilangkan nyeri dan membantu penyembuhan.

Ansietas b.d gangguan penglihatan, kerusakan kelopak mata.


Tujuan : cemas hilang atau berkurang

Kriteria hasil :

Klien tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi
Klien menunjukkan keterampilan menyelesaikan masalah
Klien menggunakan sumber secara efektif
Intervensi :
Kaji penyebab ansietas.
Rasional : mengetahui penyebab ansietas.
Kaji tingkat ansietas.
Rasional : mengetahui tingkat ansietas.

Jelaskan diagnosis & rencana penanganan.


Rasional : mengurangi ansietas.

Berikan informasi seputar blepharitis.


Rasional : menambah pengetahuan tentang penyakit blepharitis.

Dorong pasien untuk mengakui dan mengekspresikan perasaan.


Rasional : mengurangi tingkat ansietas

Resiko tinggi injuri b.d defisit pengetahuan


Tujuan : resiko injuri teratasi

Kriteria hasil :

Klien mampu menjaga dan merawat matanya.


Klien mampu melihat dengan jelas
Intervensi :
Bantu klien dalam melakukan aktivitas.
Rasional : mencegah injuri.

Beri pencahayaan yang cukup.


Rasional : mempermudah klien melakukan aktivitas.

Jauhkan penyebab terjadinya injuri.


Rasional : menjaga keselamatan klien.

Berikan informasi seputar blepharitis.


Rasional : menambah pengetahuan tentang penyakit blepharitis.

Dorong pasien untuk mengakui dan mengekspresikan perasaan.


Rasional : mengurangi tingkat ansietas

Defisit pengetahuan b.d kurang informasi tentang penyakit


Tujuan : klien mengetahui tentang penyakit yang dialaminya

Kriteria hasil :

Klien mengatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan.


Mengidentifikasi hubungan antar gejala atau tanda dengan proses penyakit
Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi :
Diskusikan perlunya pengetahuan tentang penyakit.
Rasional : menambah pengetahuan penyakit blepharitis.

Tunjukkan tehnik yang benar pemberian obat tetes mata.


Rasional : klien menjadi tahu cara pemberian obat tetes mata dengan benar.

Izinkan pasien mengulang tindakan.


Rasional : menambah kemahiran klien.

Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata.


Rasional : membantu mempercepat kesembuhan.

Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup.


Rasional : mencegah berulangnya penyakit blepharitis.

Beri informasi seputar penyakit blepharitis.


Rasional : meningkatkan pengetahuan klien.

Resiko tinggi infeksi b.d prosedur invasif.


Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu,bebas drainase purulen, eritema, dan
demam.

Kriteria hasil : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau

menurunkan risiko infeksi.

Intervensi :
Observasi tanda terjadinya infeksi
Rasional : infeksi mata terjadi 2 3 hari setelah proseddur dan memerlukan upaya
intervensi.
Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/ mengobati mata.
Rasional : menurunkan jumlah bakteri pada tangan.

Gunakan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluar dengan tisu basah
untuk tiap usapan.
Rasional : teknik aseptik menurunkan resiko penyebab bakteri.

Tekankan pentingnya tidak menyentuh/ menggaruk mata yang dioperasi.


Rasional : mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi

Kolaborasi dalam pemberian obat steroid sesuai indikasi.


Rasional : digunakan untuk menurunkan inflamasi.

1. 4. Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap yang menggunakan rencana keperawatan dalam melakukan
tindakan keperawatan. definisi secara umum, implementasi mencakup tindakan penyerahan
tindakan dan pencatatan. perawat harus memperhatikan atau tertuju pada pengembangan dari
langkah rencana keperawatan yang telah dibuat, kemudian selanjutnya melakukan tindakan yang
dicatat dalam aktivitas perawat dan memperhatikan respon klien (Kozier, et. all, 2000).

Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).

1. 5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah tindakan yang
terus menerus, bertujuan untuk menentukan kemampuan klien dan keperawatan kesehatan
profesional yaitu menunjukkan peningkatan kearah tujuan yang hendak dicapai pada klien dan
keefektifan rencana keperawatan. Evaluasi merupakan aspek yang penting karena memberikan
kesimpulan proses akhir apakah intervensi dihentikan, diteruskan, atau perlu rencana / intervensi
baru (Kozier, et. all, 2000).

Hasil evaluasi yang diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
blepharitis yaitu :

1. Tidak ada keluhan nyeri lagi

2. Klien merasa nyaman

3. Kecemasan klien berkurang atau hilang

4. Klien mengetahui informasi tentang blepharitis dan Klien mampu menjaga dan merawat
matanya
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang ditandai dengan kelopak mata yang
berminyak. Disebabkan karena bakteri jamur dan virus atau juga karena gangguan aliran kelenjar
meibom pada kelopak mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah, berair dan nyeri, serta
rontoknya bulu mata. Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan, karena prinsip utama
pengobatan blefaritis adalah kebersihan kelopak mata, namun untuk membantu mempercepat
penyembuhan biasanya diberikan theraphy khusus sesuai dengan penyebab dari blefaritis
tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.

Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.

Radjamin, Tamin. 1984. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga University : Surabaya.

Vous aimerez peut-être aussi