Vous êtes sur la page 1sur 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI MANUSIA

ACARA VIII

UJI KEHAMILAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : BAIQ NELY WIDYA A

NIM : E1A014005

KELAS :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2017
ACARA VIII

UJI KEHAMILAN

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Menentukan kehamilan seseorang.
2. Hari, tanggal praktikum : Jumat, 02 Juni2017
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahrinya janin.
Kamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama menstruasi terakhir. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Prawirohardo, 2008: 25).
Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak
tersalurkan, akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari
bagian tubuh dan berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon
dengan hormon-hormon diantaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis yang
mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik dan
hormon gonadotropik. Hormon tersebut meliputi FSH (folikel stimulating hormon)
atau hormon prolaktin yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
gonad, yaitu ovarium pada wanita dan testis pada pria (Frandson, 1991: 157).
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan
oleh sel-sel tropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi.
HCG yang dihasilkan dapat ditemukan dalam dalam serum dan urine. Adanya
HCG dalam urine dapat digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara
sederhana. Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli
manini; masing-masing cara biologik ini menggunakan binatang uji. Sedangkan
pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex
Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination
Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti, 984: 73).
Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis,
HCG dapat diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang
diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG
mempunyai sifat seperti LH pada wanita dengan produksi gonadotropin yang
rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi
pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie, 1980:
213).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Siring
b. Mikroskop
c. Kaca benda
d. Gelas kimia
e. Gelas penutup
f. Pipet tetes
g. Kertas indikator uji kehamilan (test pack)
2. Bahan
a. Katak jantan
b. Urin wanita hamil (1-2 bulan)
c. Urin wanita tidak hamil
d. Tisu
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Melakukan uji kehamilan dengan metode Galil Mainini dengan cara:
a. Mengambil 2 ekor katak kemudian mengeluarkan urin katak pada kaca
benda.
b. Mengamati urin katak pada mikroskop untuk melihat ada atau tidaknya
sperma. Jika tidak ada, percobaan dapat dilakukan dengan katak tersebut.
c. Mengambil urin wanita hamil sebanyak 3 cc dengan menggunakan siring.
d. Menyuntikkan urin orang hamil tersebut pada salah satu katak pada bagian
bawah kulit katak tersebut, sedangkan katak lainnya disuntik dengan
menggunakan urin wanita tidak hamil sebanyak 3 cc.
e. Memasukkan katak pada gelas kimia yang terpisah, kemudian tunggu selama
1 jam.
f. Mengeluarkan urin masing-masing katak lalu letakkan di kaca benda.
g. Mengamati urin katak pada mikroskop.
3. Melakukan uji kehamilan dengan kertas indikator uji kehamilan (test pack)
dengan cara:
a. Mencelupkan kertas indikator uji kehamilan ke dalam urin wanita hamil dan
kertas lainnya di urin wanita tidak hamil, lalu menunggu hingga beberapa
menit.
b. Mengamati perubahan pada kertas uji yaitu dengan melihat terbentuknya 1
atau 2 garis pada kertas uji tersebut.
E. Hasil Pengamatan
1. Metode Galil Mainini
No Bahan Gambar hasil pengamatan Keterangan
1 Urin wanita hamil Tidak diperoleh hasil -
2 Urin wanita tidak hamil Tidak diperoleh hasil -
2. Test Pack
No Bahan Gambar hasil pengamatan Keterangan

1 Urin wanita hamil +


No Bahan Gambar hasil pengamatan Keterangan

2 Urin wanita tidak hamil -

F. Pembahasan

Praktikum Uji Kehamilan bertujuan untuk menentukan kehamilan seseorang.


Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu, atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam
12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan
trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada percobaan dengan metode Galil
Mainini terjadi kegagalan karena katak yang disuntikkan urin wanita hamil mati
dan tidak menghasilkan sperma. Sedangkan pada uji dengan test pack diperoleh
hasil yang berbeda untuk urin wanita hamil dan tidak hamil. Hasil positif dengan
dua garis pada test pack diperoleh pada urin wanita hamil sedangkan pada urin
wanita hamil diperoleh hasil negatif karena hanya terdapat satu garis yang muncul
pada test pack.
Galli manini merupakan suatu uji kehamilan yang dapat digunakan untuk
mengetahui HCG pada urine wanita hamil. Percobaan ini menggunakan objek
yaitu Bufo sp. dan urine wanita hamil usia 2,1 3,5 bulan. Penggunaan Bufo sp.
jantan karena hewan uji ini mudah didapatkan, mudah dibedakan jenis
kelaminnya, dan sperma kodok dapat dipicu pengeluarannya dengan mudah. Urine
wanita hamil yang digunakan yaitu berkisar antara 2,1 3,5 bulan karena pada
usia hamil ini, urine wanita tersebut mengandung HCG.
HCG diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil, karena hormon yang
diproduksi oleh plasenta ini dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG
mempunyai sifat seperti LH pada wanita dengan produksi gonadotropin yang
rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada wanita dengan ovulasi
pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis. Pada
konsentrasi urin murni lebih besar memicu pengeluaran sperma pada katak karena
lebih banyak mengandung hormon HCG. Hormon tersebut saat disuntikkan pada
katak dapat merangsang sperma katak berkembang sehingga katak tersebut
mengalami estrus. Hal ini dikarenakan HCG mempunyai sifat seperti LH. LH dan
HCG pada laki-laki memberitahu testis untuk memproduksi hormon seks laki-laki
(testosteron). HCG menyebabkan pelepasan spermatozoa apabila diberikan kepada
vertebrata rendah. Berdasarkan hasil pengamatan tidak dapat diperoleh hasil yang
diharapakan. Hal ini dapat dikarenakan metode dalam pengujian ini masih kurang
benar pada beberapa prosesnya. Spesies kodok yang digunakan mungkin berbeda
dengan spesies yang seharusnya digunakan.
Selama siklus ovarium, korpus luteum berdegenerasi dan lapisan dalam
uterus yang sudah dipersiapkan dan bergantung pada lutein akan terlepas jika tidak
terjadi pembuahan dan implantasi. Jika terjadi fertilisasi, blastokista yang tertanam
menyelamatkan dirinya dan tidak tersapu keluar bersama darah haid dengan
membuat hCG. Hormon ini, yang secara fungsional serupa dengan LH,
merangsang dan mempertahankan korpus luteum agar tidak berdegenerasi.
Antibodi-antibodi yang terdapat pada media tes kerta uji kehamilan, yang
mempunyai dua strip (garis) indicator. Hormon hCG yang terdapat pada urine
wanita hamil, berperan sebagai antigen. Antibodi yang digunakan pada media tes
ini ada tiga tipe antibodi. Sebagian terdapat enzim yang dapat menampilkan warna
saat menangkap antibodi lainnya. Antibodi tipe 1 bertugas menangkap antigen,
antibodi tipe 2 berjaga-jaga di salah satu strip untuk menambatkan antibodi tipe 1
(berikut antigen yang ditangkapnya) di strip A. Sedangkan antibodi tipe 3
menangkap antibody tipe 1 yang tak mendapat pasangan, lalu menambatkannya di
strip B. Jika hanya strip B yang berwarna berarti tidak terdapat hormon hCG (tidak
hamil ). Karena antibodi yang tertambat dan memberi warna strip itu bukan
pembawa hCG melainkan antibodi 3 yang menangkap antibodi 1. Sebaliknya,
kalau kedua strip menampilkan warna maka menunjukkan adanya hCG yang
tertawan di strip A (hamil). Alat uji kehamilan test pack mendeteksi hormon hCG
dalam urin yang diproduksi selama masa kehamilan dengan kepekaan hingga 25
mIU/ml urin.
Alat uji kehamilan dengan test pack ini biasanya memiliki dua buah
jendela atau garis. Garis yang pertama mengisyaratkan bahwa tes dilakukan
dengan benar, yang biasa disebut dengan garis kontrol. Garis kontrol akan tampak
bila test pack mendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sementara garis kedua
menunjukkan hasil tes, yang merupakan bagian alat yang memiliki antibodi
yang bereaksi dengan HCG dan dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi.
Setipis apapun garis ini, kemunculannya tetap menunjukkan adanya kehamilan.
Sebagian besar merk test pack yang beredar di pasaran sudah dapat
mendeteksi HCG dengan kadar 25 IU/L-50 IU/L, sehingga cukup akurat untuk
menentukan ada atau tidaknya kehamilan). Biasanya dibutuhkan 3-4 minggu sejak
hari pertama menstruasi terakhir (biasanya dokter menyebutnya HPHT; Hari
Pertama Haid Terakhir) agar jumlah HCG dapat dideteksi oleh uji kehamilan. Ini
adalah waktu yang dianjurkan. Tapi jika tidak dapat menunggu selama itu, waktu
paling cepat saat uji dapat dilakukan adalah 10-14 hari sejak berhubungan intim
(yang diduga menyebabkan kehamilan). Jika dilakukan lebih awal, hasil uji dapat
memberikan hasil negatif palsu. Artinya, alat uji menyatakan tidak hamil
walaupun sebenarnya memang hamil.
Kurang akuratnya test pack dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan
yaitu uji dilakukan terlalu dini. Jika uji dilakukan terlalu awal, kurang dari 8-10
hari setelah pembuahan, HCG mungkin belum berada pada jumlah yang cukup
untuk memberikan hasil positif. Selanjutnya yaitu sensitifitas alat uji terlalu
rendah, sampel urin terlalu encer. Urin dapat menjadi encer akibat seringnya
berkemih atau tingginya volume cairan yang diminum. Waktu pemeriksaan
kehamilan juga mempengaruhi. Test kehamilan dilakukan diluar standar yang
ditentukan oleh pembuat test, misalnya terlalu lama. Yang akan membuat hasil alat
tes kehamilan menjadi positif. Berikutnya yaitu pengaruh obat dan bahan kimia
bagi kehamilan. Obat-obat tertentu dapat membuat alat test kehamilan ini
memunculkan hasil positif. Diantaranya adalah penggunaan HCG untuk terapi
kesuburan dan diet, obat diuretik dan obat anti parkinson jg bisa memunculkan
hasil positif pada alat tes kehamilan. Bahan kimia atau sabun yang terkontaminasi
pada urin juga bisa membuat alat test kehamilan memunculkan hasil positf.
Vitamin C dosis tinggi juga dikatakan bisa mempengaruhi hasil test kehamilan.
Terkahir yaitu tumor dalam tubuh.
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
a. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
b. Galli manini merupakan suatu uji kehamilan yang dapat digunakan untuk
mengetahui HCG pada urine wanita hamil.
c. Urine wanita hamil yang digunakan yaitu berkisar antara 2,1 3,5 bulan
karena pada usia hamil ini, urine wanita tersebut mengandung HCG.
d. Hormon tersebut saat disuntikkan pada katak dapat merangsang sperma
katak berkembang sehingga katak tersebut mengalami estrus. Hal ini
dikarenakan HCG mempunyai sifat seperti LH. LH dan HCG pada laki-laki
memberitahu testis untuk memproduksi hormon seks laki-laki (testosteron).
HCG menyebabkan pelepasan spermatozoa apabila diberikan kepada
vertebrata rendah.
e. Percobaan Galil Mainini gagal dapat disebabkan karena adanya prosedur
yang tidak sesuai dan perbedaan jenis katak yang digunakan.
f. Alat uji kehamilan test pack mendeteksi hormon hCG dalam urin yang
diproduksi selama masa kehamilan dengan kepekaan hingga 25 mIU/ml
urin.
g. Mekanisme kerja test pack adalah dengan menggunakan prinsip adanya
ikatan antibodi antigen. Sebagai antigennya adalah adanya protein hormon
beta HCG.
h. Kurang akuratnya test pack dapat disebabkan oleh urin yang terlalu encer,
uji dilakukan terlalu dini, sensitifitas alat uji terlalu rendah, waktu
pemeriksaan kehamilan terlalu lama, pengaruh obat dan bahan kimia bagi
kehamilan, dan tumor dalam tubuh.
2. Saran
-
DAFTAR PUSTAKA
Cowie, A.T.I.C.,dkk. 1980. Hormon Control of Lactation. Germany: Berlin
Heidelberg.
Frandson, R.D. 1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak. Yogyakarta: UGM
Press.
Priwohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Siti,B.K. 1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta: FKUI.

Vous aimerez peut-être aussi