Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dalam analisis SWOT ada empat unsur pokok yang harus dipahami:
1. Kekuatan
Kekuatan (strength) adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan berperan besar tidak hanya
dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh organisasi, tetapi
juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
2. Kelemahan
Kelemahan (weakness) adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki
oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar, tidak hanya
memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga
dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
3. Kesempatan
Kesempatan (opportunity) adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh
suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar peranannya dalam
mencapai tujuan organisasi.
4. Hambatan
Hambatan (threat) adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu
organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai
tujuan organisasi.
Dari uraian tentang keempat unsur ini, segera terlihat bahwa unsur kekuatan dan
kelemahan pada dasarnya bersifat internal, dalam arti berada di dalam organisasi.
Sedangkan unsur kesempatan dan hambatan bersifat eksternal, dalam arti berada di
luar organisasi. Kecuali itu, segera pula terlihat bahwa unsur kekuatan dan
kesempatan merupakan faktor positif yang bersifat menguntungkan bagi organisasi.
Sedangkan unsur kelemahan dan hambatan merupakan faktor negatif yang bersifat
merugikan bagi organisasi. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan, keterangan
lengkap tentang keempat unsur ini perlu dimiliki.
b. Weakness (kelemahan)
i. Visi, misi dan tujuan Puskesmas belum dipahami sepenuhnya oleh
pimpinan dan staf Puskesmas. Hal tersebut dapat melemahkan komitmen,
dukungan dan keikutsertaan pegawai dalam mengembangkan fungsi Puskesmas.
Mereka terperangkap oleh tugas-tugas rutin yang bersifat kuratif yang
kebanyakan dilakukan di dalam gedung Puskesmas. Akibatnya, kegiatan
Puskesmas di luar gedung yang bersifat promotif dan preventif kurang
mendapatkan perhatian.
ii. Beban kerja Puskesmassebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan
kabupaten atau kota terlalu berat. Pertama karena rujukan kesehatan dan dari
Dinas kesehatan kabupaten atau kota kurang berjalan. Keduakarena Dinas
kesehatan kabupaten atau kota yang sebenarnya bertanggungjawab penuh
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah
kabupaten atau kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas administratif.
iii. Puskesmas masih bersifat sentralistis, dimana Puskesmas belum
memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
iv. Waktu kerja pegawai Puskesmas kurang efektif dan kurang optimal.
v. Ketidakefisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang
rawat inap di beberapa Puskesmas dengan tempat perawatan. Kurang tegasnya
pemisahan antara tugas pokok untuk melakukan perawatan pasien rawat inap
dengan pelayanan kesehatan masyarakat merupakam salah satu kendala
pengembangan upaya kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dengan
tempat perawatan.
vi. Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan mutu,
penampilan fisik Puskesmas kurah bersih, nyaman, disiplin profesionalisme, dan
keramahan petugas dalam pelayanan kesehatan yang masih lemah.
vii. Belum tersedianya sumber daya Puskesmas yang memadai seperti
ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas dan Penyebaran
tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas belum memadai, penanggung
jawab program Puskesmas belum memiliki kemampuan manajerial program,
pengembangan sumber daya tenaga kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan
Puskesmas atau program, namun seringkali merupakan keinginan dari pegawai
yang bersangkutan: kurangnya tanggung jawab, motivasi, dedikasi,loyalitas dan
kinerja petugas Puskesmas.
viii. Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat
kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun program sangat
kurang dan hanya bersumber dari presentase pengembalian retribusi Puskesmas
dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten atau kota.
ix. Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang
kependudukan dan program kesehatan yang sahid dan akurat.
Berdasarkan analisis SWOT Puskesmas tahun 2009 tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa Puskesmas saat ini terdapat pada kuadran 4 yaitu menghadapi kondisi yang paling
buruk karena harus menghadpi ancaman/ rintangan/ tantangan (threat) besar yang bersumber
pada lingkungan luar dan pada saat yang bersamaan dilanda berbagai kelemahan internal
(weakness). Strategi yang tepat pada keadaan demikian ialah strategi defensif dalam arti
mengurangi atau mengubah bentuk perlayanan kesehatan yakni:
a. Mengubah paradigma yaitu dari paradigma sakit menjadi paradigma
sehat. Paradigma sehat yakni upaya kesehatan menitikberatkan pada upaya
promotif dan preventiftanpa mengesampingkan upaya promotif dan rehabilitatif.
b. Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya
kesehatan yanjg mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan AKI dan AKB
seperti program keterpaduan KB-kesehatan di Posyandu
c. Upaya kesehatan Puskesmas menfokuskan pada program basic-six
Pembinaan dan pengembangan Puskesmas hendaknya diupayakan untuk
memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang atau kesempatan (strategi SO
(strength-oportunitty) atau Strategi Kekuatan-Peluang) dengan meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman (strategi WT-weatness-threat atau strategi kelemahan-ancaman),
sehingga Puskesmas berada pada kuadran 1, dimana Puskesmas menghadapi berbagai
peluang-kesempatan lingkungan luar dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong
pemanfaatan berbagai peluang tersebut, sehingga strategi yang tepat yaitu strategi
pertumbuhan (agresif).
Kekuatan Kelemahan
1. Perilaku yang 1. Akses ke
dianjurkan efektif untuk tempat-tempat kosan
menurunkan kejadian penyakit mahasiswauntuk
Hepatitis B. mempromosikan menjaga
2. Khalayak sasaran kesehatan tubuh agar
mempunyai pemahaman yang terhindar dari penyakit
baik mengenai manfaat ekonomis Hepatitis B masih terbatas
atas kesehatan mahasiswa. oleh transportasi dan jarak
3. Pendidikan antara masyarakat.
kesehatan diberikan sejalan 2. Kurangnya
dengan peningkatan infrastruktur program pelatihan yang baik
air dan sanitasinya serta untuk meningkatkan kualitas
kebersihan di daerah sekitarnya. kesehatan SDM.
4. Kampanye 3. Organisasi
mendapat dukungan politis yang kami belum terlalu dikenal
kuat. oleh departemen-departemen
5. Jumlah SDM yang pemerintah lainnya
cukup memadai untuk promosi
menjaga kesehatan tubuh agar
terhindar dari penyakit Hepatitis
B.
6. Penggunaan
teknologi informasi yang
memadai.
Peluang Ancaman
1. Khalayak dapat 1. Mahasiswa
dijangkau melalui media. kekurangan pendidikan dalam
2. Cuci tangan yang menerapkan kualitas hidup
benar merupakan satu langkah lebih sehat dan baik.
awal bagi pelaku untuk dapat di 2. Kesehatan
lakukan. tidak di anggap sebagai
3. Menggunakanberb kebutuhan yang paling
agai macam alat suntik yang penting.
steril.
4. Memilih warung
makan dan minum yang terjaga
kebersihan hidangannya.
5. LSM lainnya dari
wilayah kami akan mendukung
upaya kami.