Vous êtes sur la page 1sur 6

.

Hadirin, jamaah yang berbahagia,


marilah bersama kita haturkan puji syukur ke hadhirat Allah SWT, sehingga detik ini, Allah
mengumpulkan kita dalam barisan orang-orang yang beriman. Marilah Kita juga bersyukur kepada Allah
SWT, berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kita bisa menjalani berbagai aktivitas ibadah selama
bulan ramadhan, kita bisa bersantap sahur, kita bisa berpuasa, membaca Al-Quran, berbukan, hingga
shalat malam berjamaah. Semoga amal ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan diterima oleh
Allah taala.

AMIN AMIN YA RABBAL ALAMIN

Shalawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar Nabiyullah Muhammad
SAW, yg telah membimbing kita menuju zaman yang terang benderang yaitu Addinul Islam.

Hadhirin, kaum muslimin yang dirahmati Allah,


Sering kita mendengar istilah sedekah jariyah. Satu sedekah yang pahalanya akan terus mengalir,
meskipun kita telah meninggal dunia. Kita tetap terus mendapatkan kucuran pahala, selama harta yang
kita sedekahkan masih dimanfaatkan oleh kaum muslimin lainnya untuk melakukan ketaatan di jalan
Allah. Satu hadis yang menjadi dasar akan adanya amal jariyah ini adalah hadis dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

:

Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: Sedekah Jariyah, Ilmu yang
bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya. (HR. Nasai, Turmudzi, dan yang lainnya. Hadis ini
dishahihkan Al-Albani).

Sebagai orang beriman, yang sadar akan pentingnya bekal pahala dan amal di hari kiamat, tentu kita
sangat berharap bisa mendapatkan amal semacam ini. Di saat kita sudah pensiun beramal, namun Allah
tetap memberikan kucuran pahala karena amal kita di masa silam.

Kaum muslimin yang berbahagia,


Sebaliknya, disamping ada pahala jariyah, dalam islam juga ada dosa yang sifatnya sama, dosa jariyah.
Dosa yang tetap terus mengalir, sekalipun orangnya telah meninggal. Dosa yang akan tetap ditimpakan
kepada orang tersebut, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.
Betapa menyedihkannya nasib orang ini, di saat semua orang membutuhkan pahala di alam barzakh, dia
justru mendapat kucuran dosa dan dosa. Anda bisa bayangkan, penyesalan yang akan dialami manusia
yang memiliki dosa jariyah ini.

Hadirin Rokhima kumullah,


Perlu dipahami bahwa sejatinya yang Allah catat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas yang kita
lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas itu. Allah berfirman di surat Yasin,

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab
Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Yasin: 12)

Orang yang melakukan amal baik, akan Allah catat amal baik itu dan dampak baik dari amalan itu. Karena
itulah, islam memotivasi umatnya untuk melakukan amal yang memberikan pengaruh baik yang luas bagi
masyarakat. karena dengan itu dia bisa mendapatkan pahala dari amal yang dia kerjakan, dan dampak
baik dari amalnya.

Tetapi Sebaliknya, orang yang melakukan amal buruk, atau perbuatan maksiat, dia akan mendapatkan
dosa dari perbuatan yang dia lakukan, ditambah dampak buruk yang dia kerjakan. Selama dampak buruk
ini masih ada, dia akan terus mendapatkan kucuran dosa itu. waliyadzu billah.. , itulah dosa jariyah,
betapa mengerikannya dosa ini.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Mengingat betapa bahayanya dosa jariyah ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan
umatnya agar berhati-hati, jangan sampai dia terjebak melakukan dosa ini.

Pertama, beliau mengingatkan bahaya orang yang mempelopori perbuatan maksiat.

Mempelopori dalam arti dia melakukan perbuatan maksiat itu di hadapan orang lain, sehingga
banyak orang yang mengikutinya. Meskipun dia sendiri tidak mengajak orang lain untuk
mengikutinya. Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,



Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa
keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa
dikurangi sedikitpun dosa mereka. (HR. Muslim).

Orang ini, tidak mengajak orang lain untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini juga tidak
memotivasi orang lain untuk melakukan maksiat seperti yang dia lakukan. Namun orang ini
melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang dengan harapan banyak orang menirunya atau
menyebarkannya.
Karena itulah, anak adam yang pertama kali membunuh, dia dilimpahi tanggung jawab atas
semua kasus pembunuhan karena kedzaliman di alam ini. Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,



Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali
membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu. (HR. Bukhari, Ibn Majah,
dan yang lainnya).

bisa bayangkan, orang yang pertama kali membuat pakaian yang membuka aurat atau yang
menampilkan aurat, kemudian dia sebarkan melalui media massa seperti internet dan majalah,
lalu ditiru banyak orang. Sekalipun dia tidak mengajak orang-orang untuk memakai pakaian
tersebut, namun mengingat dia yang mempelopori gambar-gambar itu, kemudian banyak orang
yang meniru, maka dia mendapatkan kucuran dosa semua orang yang menirunya, tanpa
dikurangi sedikitpun.

Tidak jauh beda dengan mereka yang memasang tontonan yang dilarang untuk dilihat di internet,
kemudian ada orang lain yang menonton,dan orang yang menonton tadi melakukan perbuatan
maksiat, maka yang memasang tontonan di di media massa itu akan mendapat aliran dosa dari
semua maksiat yang ditimbulkan karenya.
NAUDZUBILLAHIMIN DZALIK

Hadirin, dua yang kami sebutkan hanya contoh. Masih banyak sejuta maksiat, yang terkadang
dilakukan seseorang di tengah rekan-rekannya, kemudian banyak yang menirunya.

Kedua, mengajak melakukan kesesatan dan maksiat

Dia mengajak masyarakat untuk berbuat maksiat, meskipun bisa jadi dia sendiri enggan
melakukan maksiat itu. Merekalah para juru dakwah kesesatan, atau mereka yang
mempropagandakan kemaksiatan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,




Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang
mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun. (HR. Muslim)

bisa perhatikan orang yang menyebarkan aliran sesat, menyebarkan pemikiran menyimpang,
menyerukan masyarakat untuk menyemarakkan kesyirikan dan bidah, menyerukan masyarakat
untuk memusuhi dakwah tauhid dan sunah, merekalah contoh yang paling mudah terkait hadis
sabda Nabi Muhammad SAW tadi.

Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti mereka, pelopor kemaksiatan dan pemikiran
menyimpang, selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah
dikubur tanah. Merekalah para pemilik dosa jariyah.

Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan dosa-dosa jariyah, yang terus mengalir sekalipun
kita sudah meninggal.

AMIN


.


BILAL BERSHOLAWAT.

Setelah itu membca,




.
.
} : .
{

.


.







.




.
.


IBADALLOH. INNALLAAHA YA'MURU BIL 'ADLI WAL IHSAAN, WA TA'DIL QURBA WA YANHAA 'ANIL
FAKHSYAA'I WAL MUNKAR WAL BAGHYI. YA'IDZUKUM LA'ALLAKUM TADZAKKARUUN. WALADZIKRULLAHI
AKBAR

Vous aimerez peut-être aussi