Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir
melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering
diambil di pergelangan tangan tepatnya pada arteri radialis untuk memperkirakan
denyut jantung. Denyut nadi dapat dengan mudah diperiksa dengan jari tangan
atau dengan cara palpasi, disamping itu dapat pula ditentukan dengan
menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun yang modern.
Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai
indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang.Selain dua hal tersebut,
biasanya dapat dilakukan pengukuran kolesterol dalam darah yakni dengan
mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL atau kolesterol baik;
serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik sirkulasi
darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Pemeriksaan ini menggunakan instrumen
komputer yang canggih untuk mengukur secara akurat tekanan darah atau volume
darah, yang mengalir ke seluruh sistem sirkulasi, termasuk tangan, kaki, tungkai,
lengan dan leher (Sanif, 2008).
Pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktifitas tubuh
yang dapat dipakai sebagai indikator menilai sistem kardiovaskuler seseorang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menghitung denyut nadi seseorang?
2. Bagaimana perbedaan denyut nadi seseorang yang bekerja dan istirahat?
3. Bagaimana cara menghitung energy expenditure?
4. Bagaimana cara menghitung oxygen consumption?
5. Bagaimana cara mengukur dan menghitung persen cardiovacular load?
6. Bagaimana cara mengetahui beban kerja seseorang berdasarkan denyut
nadi?
7. Bagaimana cara mengetahui tingkatan beban kerja seseorang berdasarkan
reaksi fisiologi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk melaksanakan tugas dari Blok V yang berupa Tugas Praktikum
yaitu Work Load (Energy Expenditure, Heart Rate, Resting Heart
Rate and Oxygen Consumption).

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung denyut nadi
seseorang baik dalam keadaan istirahat maupun dalam bekerja
2. Untuk mengetahui perbedaan denyut nadi antara bekerja dan
istirahat
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung energy
expenditure seseorang
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung oxygen
consumption seseorang
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung persen
cardiovascular load
6. Untuk mengetahui beban kerja berdasarkan denyut nadi kerja
7. Untuk mengetahui tingkatan beban kerja berdasarkan reaksi
fisiologi

1.4 Manfaat
1. Untuk mahasiswa, dapat mengerti dan memahami cara menghitung denyut
nadi seseorang baik dalam keadaan istirahat maupun dalam keadaan
bekerja serta persen cardiovascular load dan memahami klasifikasi beban
kerja berdasarkan denyut nadi dan reaksi fisiologinya.
2. Untuk dosen, dapat menjadikan Laporan Praktikum ini sebagai penunjang
dan referensi bacaan bagi mahasiswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Beban Kerja/ Work Loud


Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban
tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental (Tarwaka, 2004). Ada beberapa
macam definisi beban kerja, yang pertama beban kerja adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh tubuh manusia dan berat ringannya beban kerja sangat
mempengaruhi konsumsi energi (Emil Salim, 2002), yang kedua beban kerja
adalah beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya seperti
mengangkat, mencangkul, berlari,memikul, mendayungdan lainlain (Depkes RI,
2003), yang ketiga beban kerja adalah beban fisik maupun non fisik yang
ditanggung oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaanya (Depkes RI, 2003).
Dengan demikian pengertian beban kerja adalah sebuah proses yang
dilakukan oleh seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas suatu pekerjaan atau
kelompok jabatan yang dilaksanakan dalam keadaan normal dalam suatu jangka
waktu tertentu.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja


Secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun eksternal.
Faktor eksternal beban kerja adalah beban yang berasal dari luar tubuh pekerja.
Termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) yang dilakukan bersifat fisik
seperti: beban kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja,
cara angkat-angkut, alat bantu kerja, dan lain-lain. Sedangkan faktor internal
beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh sendiri sebagai akibat
adanya reaksi dari beban kerja eksternal.
2.2.1 Beban Kerja Karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh
pekerja,yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri,
organisasi danlingkungan kerja. Ketiga faktor tersebut disebut stressor.
1. Tugas (Task)
2. Organisasi Kerja
3. Lingkungan Kerja

2.2.2 Beban Kerja Karena Faktor Internal


Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
itusendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal.. Secara
singkat faktor internal meliputi :
1. Factor somatic (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi
kesehatan)
2. Faktor psikis (motivasi,persepsi,kepercayaan, keinginan, kepuasan)

2.3 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja


Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk
menilai Cardiovascular Strain. Salah satu peralatan yang digunakan untuk
menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan
Electro Cardio Graph (ECG). Berhubung alat tersebut tidak tersedia, maka dapat
dicatat dengan manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon,
1992).
Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

Kepekaan denyut nadi terhadap perubahan pembebanan yang diterima tubuh


cukup tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan
pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi
(Kurniawan, 1995). Grandjean (1993) juga menjelaskan bahwa konsumsi energi
sendiri tidak cukup untuk mengestimasi beban kerja fisik. Beban kerja fisik tidak
hanya ditentukan oleh jumlah kerja yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh
jumlah otot yang terlibat dengan beban statis yang diterima serta tekanan panas
dari lingkungan kerjanya yang dapat meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal
tersebut maka denyut nadi lebih mudah dan dapat untuk menghitung index beban
kerja.
Astrand dan Rodall (1997); Rodall (1989), menyatakan bahwa denyut nadi
mempunyai hubungan linear yang tinggi dengan asupan oksigen pada waktu
kerja. Dan salah satu cara yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah
dengan merasakan denyutan para arteri radialis di pergelangan tangan.
Denyut nadi untuk mengestimasi index beban kerja fisik terdiri dari beberapa
jenis yang didefinisikan oleh GrandJean (1993):
a. Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai
b. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja
c. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting dalam
peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum.
Manuaba dan van Wonteghen (1996), menentukan klasifikasi beban kerja
berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut
nadi maksimum karena beban kardivaskular (cardio vascular load = % CVL) yang
dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

Denyut nadi maksimum = 220 umur (Astrand and Rodall, 1997)


Dari hasil perhitungan % CVL tersedut kemudian dibandingkan dengan
klasifikasi sebagai berikut:
x 30 % = tidak terjadi kelelahan
30 < x 60 % = diperlukan perbaikan
60 < x 80 % = kerja dalam waktu singkat
80 < x 100 % = diperlukan tindakan segera
x > 100 % = tidak diperbolehkan beraktivitas

2.4 Menentukan Waktu Standar dengan Metode Fisiologi


Waktu standar biasanya ditentukan dengan time study, data standar atau
penentuan awal data waktu yang umum, sehingga operator kualitas rata-rata,
terlatih, dan berpengalaman dapat berproduksi pada level setelah 125 % saat
intensif diberikan. Diharapkan sesuai atau lebih cepat dari standar.
Ternyata sebagian operator dapat bekerja dalam perfomans 100 % dengan
jauh lebih mudah daripada pekerja lainnya. Sebagai hasilnya mungkin beberapa
orang yang memiliki performans 150 % - 160 % menggunakan energy
expenditure sama dengan orang yang performans nya 110% - 115%. Waktu
standar ditentukan untuk tugas, pekerjaan yang spesifik dan jelas definisinya.
Pengukuran Fisiologi dapat digunakan untuk membandingkan Cost Energy
pada suatu pekerjaan yang memenuhi waktu standar dengan pekerjaan sama yang
tidak standar, tetapi perbandingan harus dibuat untuk orang yang sama. Dr.
Luciren Broncha telah membuat table klasifikasi beban kerja dalam reaksi
Fisiologi, untuk menentukan berat ringannya pekerjaan.

Work Load Oxygen Energy Heart Rate


Consumption Exenditure During Work
(liter/min) (Cal/min) (Beats/min)
Light 0,5-1,0 2,5-5,0 60-100
Moderate 1,0-1,5 5,0-7,5 100-125
Heavy 1,5-2,0 7,5-10,0 125-150
Very Heavy 2,0-2,5 10,0-12,5 150-175

2.5 Interpolasi

Energy Expenditure
Contoh:Jika diketahui seseorang yang mempunyai detak jantung 60 detak/menit
sama dengan membutuhkan energy expenditure 2,5 calories per minute. Maka,
berapakah energy expenditure yang dibutuhkan oleh orang yang mempunyai
detak jantung 77 detak/menit? Analisislah dengan menggunakan interpolasi!
42.5 = -100 + 40x
142.5 = 40x
X = 3.56
Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 3.56 calories per minute.

Oxygen Consumption
Sistem sirkulasi saat kerja berakibat perubahan uptake oksigen oleh jantung dan paru.
Kemampuan kerja terkuat dipengaruhi oleh jumlah maksimum oksigen.
Contoh: Jika diketahui seseorang yang mempunyai detak jantung 60 detak/menit
sama dengan membutuhkan energy expenditure 2,5 calories per minute. Maka,
berapakah oxygen consumption yang dibutuhkan oleh orang yang mempunyai
detak jantung 77 detak/menit ? Analisislah dengan menggunakan interpolasi!

Jadi, oxygen consumption yang diperlukan adalah 0,71 liter per menit.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Palembang di
ruangan praktikum.

3.2 Waktu Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Maret 2017.

3.3 Subjek Tugas Mandiri


Menghitung denyut nadi serta energy expenditure dan oxygen consumption.

3.4 Alat yang diperlukan

1. Stopwatch
2. Alat tulis
3. Kalkulator

3.5 Langkah Kerja

3.5.1 Menghitung Denyut Nadi Istirahat


1. Mencari letak arteri radialis.
2. Setelah menemukan letak arteri radialis maka rasakan denyut nadi.
3. Hitung berapa kali denyut nadi berdenyut selama 1 menit, 30 detik
(hasilnya dikali 2), 15 detik (hasil dikali 4), dan 10 detik (hasil dikali
6).
4. Setelah didapatkan empat kali perhitungan maka hitung denyut nadi
istirahat dengan cara menjumlahkan keempat hasil tadi lalu dibagi 4.

3.5.2 Mengitung Cardiovascular load (%CVL)


1. Mencari letak arteri karotis.
2. Hitung berapa denyut nadi maksimum, dengan cara:
Denyut nadi maksimum = 220 umur.
3. Catat hasil perhitungan denyut nadi maksimum.
4. Lalu melakukan exercise dengan cara berlari ditempat sesuai
ketukan irama selama 10 menit.
5. Setelah dilakukan exercise selama 10 menit, raba dan hitung denyut
nadi arteri karotis selama 1 menit.
6. Kemudian catat berapa jumlah denyut nadi kerja yang telah dihitung
tadi.
7. Setelah didapatkan data denyut nadi maksimum, denyut nadi kerja,
dan denyut nadi istirahat, maka akan didapatkan hasil %CVL dengan
cara:

3.5.3 Menghitung enegy expenditure dan oxygen consumption


1. Untuk menghitung energy expenditure dan oxygen consumption
dapat menggunakan data dari hasil perhitungan denyut nadi kerja.
2. Perhitungan dilakukan berdasarkan rumus persamaan dan dengan
menggunakan data pada tabel klasifikasi beban kerja.

3.6 Pengumpulan Data


Setiap mahasiswa melakukan pengukuran tekanan darah dan data hasil dari
pengukuran dikumpul secara kolektif.

3.7 Pengolahan Data

Pengolahan data dengan analisis kuantitatif dan deskriptif yaitu pengolahan


data yang dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan mendeskripsikannya
setelah mengetahui hasil pengukuran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum penilaian beban kerja denyut nadi kerja yang telah
dilakukakan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1 Hasil Penghitungan Denyut Nadi, %CVL, Energy Expenditure,


Oxygen Consumption dan Resting Heart Rate
Kel Nama JK Usia DNI DNM DNK %CVL EE OC Workload

1 1. Rega L 19 64 201 120 39,4% 6 1,2 Moderate

2. Putri P 18 91 202 122 27,9% 7,2 1,44 Moderate

3. Fitri P 18 73 202 120 36% 8 1,6 Heavy

4. Nisa P 18 64 202 80 18,84% 3,9 0,78 Light

P 18 74 202 104 28,12% 5,4 1,08 Moderate


5. Siti
2 1. Filzah P 19 80 201 128 39,66% 7,8 1,56 Heavy

2. Dita P 17 80 203 108 22,7% 5,8 1,16 Moderate

3. Mutiara P 19 68 201 120 39,1% 7 1,4 Moderate

4. Rahma P 18 78 202 102 19,3% 5,2 1,08 Moderate

5. Mala P 18 94 202 124 27,7% 7,4 1,48 Moderate

3 1. Rivaldi L 18 90 202 110 17,88% 6 1,2 Moderate

2. Fitri P 18 60 202 122 43,6% 7,2 1,44 Moderate

3. Yanisah P 18 64 202 96 23,18% 4,5 0,93 Light

4. Iftitah P 17 65 203 100 25% 5 1 Light

5. Azizan L 17 69 203 94 16,23% 4,6 1,3 Light


4 1. Anita P 19 72 201 94 17,13% 4,6 1,3 Light

2. Reza L 17 86 203 114 23,9% 3,5 1,7 Light

3. Nazla P 18 96 202 117 19,8% 4,7 0,95 Light

4. Della P 18 78 202 82 21% 3,8 0,7 Light

5. Syarifah P 19 87 201 108 28,9% 5,6 1,16 Moderate

5 1. Galvin L 22 85 198 120 30,9% 7 1,4 Moderate

2. Nando L 20 74 200 130 44,44% 8 1,6 Heavy

3. Aulia P 23 46 197 66 13,24% 4,7 0,95 Light

4. Hansa P 22 80 198 120 33.89% 7 1,4 Moderate

P 22 66 198 160 71,21% 9 3 Heavy


5. Desmia

Kel Nama JK Usia DNI DNM DNK %CVL EE OC Workload

1 1. Hakim L 19 92 201 108 10,57% 5,8 1,16 Moderate

2. Rafian L 18 64 202 72 5,7% 3,2 0,65 Light

3. Fitria P 18 80 202 100 12,34% 2,7 1 Light

4. Nunung P 19 80 201 92 9,91% 2,4 0,65 Light

5. Ridho L 19 88 201 110 19,4% 4,2 0,85 Light

2 1. Nanda L 17 76 203 56 15% 3,7 0,75 Light

2. Tesar L 17 68 203 90 16,3% 4,3 0,87 Light

3. Nabilah P 18 80 202 69 10,6% 3,7 0,75 Light

4. Ressy P 17 88 203 66 19,1% 4,2 0,85 Light

5. Mahdi L 19 80 201 100 16,56% 3,7 0,75 Light

3 1. Zadi L 18 96 202 120 22,6% 7 1,4 Moderate


2. Syifa P 19 92 201 112 18,34% 6,2 1,24 Moderate

3. Fathia P 19 86 201 120 29,6% 5,2 1,4 Moderate

4. Anggun P 18 92 202 120 25.45% 4,5 0,9 Light

5. Aisyah S P 19 80 201 100 16,55% 5 1 Light

4 1. Arya L 18 80 202 96 13,1% 4,5 0,9 Light

2. Raflie L 18 82 202 92 9% 3,1 0,62 Light

3. Rama L 17 84 203 112 23,5% 6,2 2,4 Moderate

4. Alda P 18 80 202 104 19,6% 5,4 1,2 Moderate

P 18 70 203 90 15% 4,3 0,6 Light


5. Amalia
5 1. Dhella P 18 82 202 92 8,3% 4,5 0,9 Light

2. Aisyah N P 18 89 202 100 10,5% 5 1 Light

3. Tasya P 18 84 202 100 13,5% 5 1 Light

4. Putri O P 18 88 202 95 6,14% 4,6 0,9 Light

5. Fandi L 17 89 203 94 8,4% 3,2 0,92 Light

Keterangan
EE : Energi Expenditure
OC : Oxygen Consumption
DNI : Denyut Nadi Istirahat
DNM : Denyut Nadi Maksimal
DNK : Denyut Nadi Kerja
4.2 Pembahasan
Berdasarkan teori bahwa pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan
suatu metode untuk menilai Cardiovascular Strain. Denyut nadi akan segera
berubah seirama dengan perubahan pembebanan, baik yang berasal dari
pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi dan beban kerja fisik ditentukan
oleh jumlah otot yang terlibat dalam beban statis.
Pada praktikum ini, pada hasil pemeriksaan denyut nadi secara palpasi,
didapatkan hasil yang berbeda yang dilakukan oleh mahasiswa pemeriksa pada
kondisi dan aktivitas serta alat yang sama. Hal ini disebabkan karena faktor
ketidaktelitian pemeriksa. Frekuensi denyut nadi tiap orang berbeda-beda
tergantung dari emosi, pekerjaan, makanan, aktivitas, cara hidup dan lain-lain.
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal :

1. Normal : 60x 100x/menit,


2. Bradikardi : < 60x/menit
3. Takhikardi : > 100x/menit

Pada praktikum ini juga dapat dilihat bahwa aktivitas fisik dan posisi tubuh
dapat mempengaruhi kenaikan denyut nadi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
praktikum yang membuktikan bahwa posisi tubuh saat duduk (istirahat) denyut
nadinya lebih rendah dibandingkan saat naracoba berdiri sambil bergerak. Dari
50 naracoba pada tabel di atas contohnya, denyut nadi istirahat lebih rendah
daripada denyut nadi kerja.
Berdasarkan hasil pengukuran denyut nadi 50 orang mahasiswa di atas ada 28
orang yang dikategorikan light, 18 orang moderate dan 4 orang heavy.
Pada kategori light diketahui bahwa, denyut nadi istirahat terendah yaitu
sebanyak 46x/menit, sedangkan denyut nadi istirahat tertinggi yaitu sebanyak
96x/menit. Pada denyut nadi kerja terendah yaitu sebanyak 66x/menit, sedangkan
denyut nadi kerja tertinggi yaitu sebanyak 120x/menit. Denyut nadi maksimal
terendah pada kategori ini yaitu sebanyak 197, sedangkan denyut nadi maksimal
tertinggi yaitu 202. Jumlah persentase cardiovascular load terendah pada kategori
ini yaitu sebanyak 5,7%, sedangkan persentase cardiovascular load tertinggi
yaitu sebanyak 25,45%. Jumlah energy expenditure terendah yaitu sebanyak 2,4,
sedangkan energy expenditure tertinggi yaitu sebanyak 4,7 dan oxygen
consumption terendah pada kategori light ini yaitu sebanyak 0,65, serta oxygen
consumption tertinggi pada kategori ini yaitu sebanyak 1,7.

Pada kategori moderate diketahui bahwa, denyut nadi istirahat terendah yaitu
sebanyak 64x/menit, sedangkan denyut nadi istirahat tertinggi yaitu sebanyak
96x/menit. Pada denyut nadi kerja terendah yaitu sebanyak 102x/menit,
sedangkan denyut nadi kerja tertinggi yaitu sebanyak 104x/menit. Denyut nadi
maksimal terendah pada kategori ini yaitu sebanyak 198, sedangkan denyut nadi
maksimal tertinggi yaitu 203. Jumlah persentase cardiovascular load terendah
pada kategori ini yaitu sebanyak 10,57%, sedangkan persentase cardiovascular
load tertinggi yaitu sebanyak 43,6%. Jumlah energy expenditure terendah yaitu
sebanyak 5,2, sedangkan energy expenditure tertinggi yaitu sebanyak 7,4 dan
oxygen consumption terendah pada kategori moderate ini yaitu sebanyak 1,08,
serta oxygen consumption tertinggi pada kategori ini yaitu sebanyak 2,4

Pada kategori heavy diketahui bahwa, denyut nadi istirahat terendah yaitu
sebanyak 73x/menit, sedangkan denyut nadi istirahat tertinggi yaitu sebanyak
127x/menit. Pada denyut nadi kerja terendah yaitu sebanyak 122x/menit,
sedangkan denyut nadi kerja tertinggi yaitu sebanyak 155x/menit. Denyut nadi
maksimal terendah pada kategori ini yaitu sebanyak 201, sedangkan denyut nadi
maksimal tertinggi yaitu 203. Jumlah persentase cardiovascular load terendah
pada kategori ini yaitu sebanyak 21,73%, sedangkan persentase cardiovascular
load tertinggi yaitu sebanyak 50,4%. Jumlah energy expenditure terendah yaitu
sebanyak 3,5, sedangkan energy expenditure tertinggi yaitu sebanyak 10 dan
oxygen consumption terendah pada kategori heavy ini yaitu sebanyak 1,44, serta
oxygen consumption tertinggi pada kategori ini yaitu sebanyak 4.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengukuran denyut nadi 50 mahasiswa di atas ada 28
orang yang dikategorikan light, 18 orang moderate dan 4 orang heavy
2. Pada hasil pemeriksaan denyut nadi secara palpasi, didapatkan hasil yang
berbeda yang dilakukan oleh mahasiswa pemeriksa pada kondisi dan
aktivitas serta alat yang sama. Hal ini disebabkan karena faktor
ketidaktelitian pemeriksa.
3. Aktivitas fisik dan posisi tubuh dapat mempengaruhi kenaikan denyut
nadi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil praktikum yang membuktikan
bahwa posisi tubuh saat duduk (istirahat) denyut nadinya lebih rendah
dibandingkan saat naracoba berdiri sambil bergerak.

5.2 Saran

1. Sebaiknya mahasiswa memperhatikan dengan saksama selama proses


penjelasan praktikum.
2. Diharapkan mahasiswa tertib selama proses praktikum berlangsung
sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
3. Sebaiknya mahasiswa membaca penuntun praktikum dirumah terlebih
dahulu agar sudah memiliki prior knowledge ketika melaksanakan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Kilbon, A. 1992. Measurement and Assessment of Dynamic Work. Dalam:


Evaluation of Human Work. A Practical Ergonomic Methodology, ed. by
Wilson, JR dan Corlett, EN, Taylor and Francis, London.

Grandjean, E. 1993. Fatique. Dalam: Parmeggiani, L. ed. Encyclopaedia of


Occupational Health and Safety, third Edition. ILO, Geneva.

Majid, A. 2005. Fisiologi Tekanan Darah, Fisiologi Kardiovaskular. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Manuaba, A. 1992. Pengaruh ergonomi terhadap produktivitas. Seminar


Produktivitas Tenaga Kerja, Jakarta.

Universitas Islam Indonesia. Analisi Pengukuran Beban Kerja dengan Fisiologi.


http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Fisiologi.pdf

Vous aimerez peut-être aussi