Vous êtes sur la page 1sur 47

alat bongkar muat kapal alat bongkar muat kapal merupakan suatu komponen penunjang dalam

proses dan waktu bongkar muat kapal (yaiyalah......boros kata2 dan sangat basi skali ya.hehehe...)
sebelum kita membahas alat-alat bongkar muat kapal ada baiknya saya berikan pengantar tentang
istilah dalam proses bongkar muat kapal. berikut adalah istilah-istilah dalam proses bongkar muat
kapal : 1. PORT DUES: Biaya pelabuhan yang dikenakan untuk penggunaan fasilitas-fasilitas
pelabuhan dan tidak berhubungan dengan suatu pelayanan khusus pada pelabuhan yang
disinggahi. 2. PORT CHARGES: Pungutan Pelabuhan yang dikenakan untuk suatu pelayanan
khusus pada Pelabuhan yang disinggahi. 3. OVERBRENGAN: (pindah lokasi) memindahkan barang
dari gudang/ tempat penumpukan yang satu ke gudang/ tempat penumpukan yang lain dalam
daerah pelabuhan atau dari ship side ke gudang khusus untuk ituGILIR KERJA:(shift) adalah jam
kerja selama 8 jam termasuk istirahat 1 jam kecuali hari jumat siang istirahat 2 jam, untuk kegiatan
bongkar muat dengan penggantian tenaga kerja bongkar muat pada setiap gilir kerja 4. GANG
TKBM : jumlah tenaga tkbm dalam satu regu kerja 5. STEVEDORE : pelaksana penyusun rencana
dan pengendalian kegiatan bongkar muat di atas kapal 6. QUAY SUPERVISOR : petugas
pengendali kegiatan operasional b/m di dermaga dan mengawasi kondisi barang sampai ke tempat
penimbunan atau sebaliknya. 7. CHIEF TALLY : penyusun rencana pelaksanaan dan pengendalian
perhitungan fisik, pencatatan dan survey kondisi barang pada setiap pergerakan b/m dan
dokumentasi serta membuat laporan periodik. 8. TELLY CLERK : pelaksana yang melakukan
perhitungan pencatatan jumlah, merk dan kondisi setiap gerakan barang berdasarkan dokumen
serta membuat laporan. 9. FOREMAN : pelaksana dan pengendali kegiatan operasional b/m dari
dan ke kapal sampai ke tempat penumpukan barang atau sebaliknya, dan membuat laporan
periodik hasil kegiatan bongkar muat. 10. MISTRY : pelaksana perbaikan kemasan barang dalam
kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/ delivery 11. WATCHMAN : pelaksana keamanan
barang pada kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/ delivery (ada filmx nih...kalo menurut
arti kata per kata artinya laki2 tukang nonton.hahaha yg ada dlm kurung ini hanya becanda.okay)
12. SLACK : adalah perbandingan antara kinerja yang mungkin dicapai dengan kinerja yang
terealisasi.(oiya ..bukan slank lo ya,kalo slank itu mah grup band andalan saya) 13. PERALATAN
BONGKAR MUAT NON MEKANIK : adalah alat pokok penunjang pekerjaan b/m yang meliputi jala-
jala lambung kapal (shipside net), tali baja (wire sling), tali rami manila (rope sling), jala-jala baja
(wire net), jala-jala tali manila (rope net), gerobak dorong, palet.
14. B/M DI REDE : pekerjaan b/m dari kapal yang sandar di dermaga ke tongkang di lambung kapal
dan selanjutnya mengeluarkan dari tali/ jala-jala (eks tackle) dan menyusun di tongkang serta
membongkar dari tongkang ke dermaga dan sebaliknya. 15. COMMANDING HATCH :palka yang
menentukan dimana palka tersebut memiliki isi kerja yang paling banyak dan paling mungkin
mempengaruhi waktu awal atas waktu kerja yang menyeluruh. 16. LIFO TERM : liner in free out,
merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan liner term dan membongkar dengan
menggunakan fios term. 17. FILO TERM : free in liner out, juga merupakan kombinasi, memuat
dengan menggunakan fios term dan membongkar dengan menggunakan liner term. 18. SAGGING :
muatan terkosentrasi di tengah kapal 19. HOGGING : muatan terkonsentrasi diujung-ujung kapal 20.
BULKY : adalah muatan kapal yang bervolume besar tetapi muatannya ringan 21. OVERSTOWING
: adalah gambaran buruknya penumpukan (muatan kapal yang ditumpuk untuk pelabuhan
berikutnya di atas muatan muatan pelabuhan bongkar yang lebih awal) 22. SHIFTING : meindahkan
muatan di dalam palka yang sama atau ke palka yang berbeda atau lewat darat 23. LASHING/
UNLANSHING : mengikat/ memperkuat muatan atau sebaliknya melepaskan pengikat/ penguat
muatan 24. DUNNAGING : memasang atas/ pemisah muatan 25. SWEEPING : mengumpulkan
muatan-muatan yang tercecer 26. BAGGING/ UNBAGGING : memasukan muatan curah ke dalam
karung atau sebaliknya yaitu membuka karung atau sebaliknya yaitu membuka karung dan
mencurahkan muatan. 27. RESTOWAGE: menyusun kembali muatan dalam palka kapal 28.
SORTING: pekerjaan memilih/ memisahkan muatan yang tercampur atau muatan yang rusak. 29.
TRIMMING : meratakan muatan di dalam palka kapal. 30. CLEANING : pekerjaan membersihkan
palka kapal. 31. LONGDISTANCE : pekerjaan cargodoring yang jaraknya mellebihi dari 130 meter.
eh iya nih tadi sumber postingan istilah-istilah dalam proses bongkar muat kapal ini, merupakan web
yang saya lupa alamatnya.jadi buat anda yang merasa dan membaca postingan ini dan anda adalah
sumber dari tulisan istilah-istilah proses bongkar muat kapal,tolong komentari postingan ini biar saya
bisa tautkan link anda sebagai sumber tulisan ini. nah...setelah membahas tentang istilah-istilah
dalam proses bongkar muat kapal sekarang saatnya saya paste postingan tentang alat bongkar
muat kapal. adapun alat bongkar muat kapal yaitu sebagai berikut : CONTAINER CRANE
KAPASITAS 40 TON merupakan alat bongkar muat kapal yang Ditempatkan secara permanen di
dermaga dan berfungsi sebagai alat utama guna bongkar muat peti kemas dari dermaga ke kapal
dan sebaliknya.
gambar alat bongkar muat kapal jenis Container Crane TRANSTAINER KAPASITAS 40 TON
Adalah alat bongkar muat kapal untuk mengangkut, menumpuk 4 + 1 tiers, lebar span 6 + 1 rows
dan membongkar/memuat peti kemas dilapangan penumpukan (container yard). Alat ini bergerak
dan ditempatkan di lapangan penumpukan petikemas. gambar alat bongkar muat kapal jenis
Transtainer FORKLIFT Merupakan alat bongkar muat kapal yang digunakan untuk angkat barang
umum/ general cargo dengan kapasitas angkat tertentu dan mempunyai jangkauan pengangkatan
yang terbatas.
gambar alat bongkar muat kapal jenis forklift MOBILE CRANE KAPASITAS < 40 TON Merupakan
alat angkat barang umum/ general cargo dengan kapasitas angkat tertentu dan mempunyai
jangkauan pengangkatan yang relatif jauh. gambar alat bongkar muat kapal jenis Mobile Crane
REACH STACKER KAPASITAS 40 TON Merupakan alat bongkar muat kapal yang merupakan
kombinasi antara forklift dengan mobile crane yang dilengkapi spreader (pengangkat petikemas).
Sehingga mampu mengangkat petikemas dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang fleksibel
(bisa pendek maupun jauh).
gambar alat bongkar muat kapal jenis Reach Stacker TOP LOADER alat bongkar muat kapal ini
Seperti forklift tetapi mempunyai kemampuan mengangkat petikemas dan mempunyai jangkauan
pengangkatan yang terbatas. gambar alat bongkar muat kapal jenis top loader TRONTON Adalah
truck yang dimodifikasi untuk dapat mengangkut petikemas 20 feet dan mempunyai daya angkut
yang terbatas. HEAD TRUCK + CHASSIS adalat alat bongkar muat kapal yang Merupakan truck
yang dirancang dapat menarik chassis ukuran 20 feet maupun 40 feet, mempunyai flexibilitas tinggi
dalam hal pengangkutan petikemas karena chassis dapat dilepas. Umum dipakai di suatu Terminal
Petikemas modern.
gambar alat bongkar muat kapal jenis Head Truck Beserta Chassi sumber alat bongkar muat kapal
:Berbicara Maritim, Pantai, Pelabuhan dan Laut kalo boleh jujur saya sangat tidak menguasai materi
postingan ini maklum saya dari teknik sistem, nah buat anda yang merasa postingan saya ini buruk
silahkan berikan kritik dan komentar tentang alat bongkar muat kapal
Koja CT KOJA CONTAINER TERMINAL Terminal Petikemas (TPK) Koja merupakan manajemen
kerjasama operasi antara PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II (52,12%) dengan PT Ocean
Terminal Petikemas (47,88%), yang beroperasi sejak tahun 1998. Sejak pertama beroperasi, kinerja
pelayanan bongkar muat petikemas tiap tahun selalu mengalami peningkatan. Untuk meningkatkan
pelayanan bongkar muat petikemas, telah dilakukan pembangunan perpanjangan dermaga 200 m
pada tahun 2003 dan pengadaan peralatan bingkar muat petikemas. Fasilitas Utama Lokasi : DKI
Jakarta Letak : 06 06 00 LS, 106 53 00 BT Fasilitas Pelayanan Kapal Panjang Dermaga : 650 m
Kedalaman Alur : -14 mLWS Kedalaman Kolam : -14 mLWS Fasilitas Pelayanan Barang Lapangan
Petikemas : 21.800 m2 Alat Mekanis Container Crane : 6 Unit Transtainer : 21 unit Super Stacker : 1
Unit Spreader : 28 unit Chasis : 49 Unit Head Truck : 40 Unit
Alamat : Jl Timor No. 1 Tanjung Priok Jakarta Utara 14310 Telp : +62 21 4374142-3 Fax : +62 21
4374150 Website : www.tpkkoja.co.id E-mail : tpkkoja@rad.net.id
X
RECOMMENDED

Alat Bongkar Muat Kapal


alat bongkar muat kapal alat bongkar muat kapal merupakan suatu komponen penunjang dalam proses
dan waktu bongkar muat kapal (yaiyalah......boros kata2 dan sangat basi skali

Alat Bongkar Muat Kapal


mwjj jjwejjnj wjnejwje janejanw

Alat Bongkar Muat Kapal Yaitu Sebagai Berikut


TUGAS REKAYASA PELABUHAN alat bongkar muat kapal yaitu sebagai berikut : CONTAINER CRANE
KAPASITAS 40 TON merupakan alat bongkar muat kapal yang Ditempatkan secara permanen

Reparasi Sistem Bongkar Muat Dan Perlengkapan Kapal


BAB II PEMBAHASAN Perbaikan Replating Lambung Plat kapal untuk memperbaiki kerusakan serta
proses maintenance kapal secara berkala untuk meningkatkan kinerja kapal saat beroperasi

PROSES BONGKAR MUAT


PELAKSANAAN BONGKAR MUAT BARANG OLEH PT. DHARMA LAUTAN NUSANTARA DI
PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG TINJAUAN ASPEK YURIDIS RANCANGAN SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Perlengkapan bongkar muat


Permesinan

SOAL Alat Bongkar Muat Word 2003


SOAL-SOAL ALAT B/M 1. Sebutkan contoh aplikasi penggunaan komponen listrik dibawah ini: a.
Capasitor Bank b. MCB c. Transistor d. IGBT e. Relay 2. Sebutkan dan jelaskan penggunaan
Perhitungan Sistem Bongkar Muat Crane
Perhitungan Sistem Bongkar Muat Kapal

Faktor Pengisian Alat Muat


3.1.1 Faktor Pengisian Alat Muat ( Bucket Fill Factor ) Faktor pengisian adalah angka perbandingan
antara volume nyata atau kapasitas nyata mangkuk alat muat dengan volume

Alat Muat Dan Alat Angkut PT Newmont


Perhitungan Jumlah alat secara manual di PT. Newmont

Alat Gali Dan Alat Muat Pertambangan


ALAT GALI DAN ALAT MUAT PERTAMBANGAN Posted by Ermanto Muchlis Posted on 03.06 with No
comments 1. Alat gali 1. Backhoe (pull shovel). Backhoe sering juga disebut pull

Tata Cara Pelayanan Kapal Dan Bongkar Muat Di Pelabuhan Tanjung Priok
Peraturan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Nomor: UK.112/2/10/OP.TPK.11 tentang
Tata Cara Pelayanan Kapal Dan Bongkar Muat Di Pelabuhan Tanjung Priok

SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN


TANJUNG PERAK SURABAYA
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : RUKHANA KHABIBAH, HERY TRI SUTANTO,
YULIANI PUJI ASTUTI, http://ejournal.unesa.ac.id

Perhitungan Upah Buruh Bongkar Muat Barang Orderan Setahun Dec 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Nama Barang Kursi Klerat Cat,
Melamin, Thinner Autan Bimoli 18Ltr Kikkoman Selai Alat Listrik (Lampu) Bahan

Pelabuhan Peti Kemas Kalibaru Bisa Percepat Bongkar Muat


Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi pembangunan pelabuhan peti kemas Kalibaru yang lebih
cepat dari jadwal yang telah ditentukan. JK menyebut, pelabuhan ini dapat mempercepat
Dwelling Time, Tanggung Jawab Pelindo II di Bongkar Muat
PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) atau IPC angkat bicara soal lamanya waktu dweling time di
Pelabuhan Tanjung Priok.

1. Receiving : adalah aktivitas pergerakan Container dari hinterland / luar melalui in gate menuju
Container yard (CY)/lapangan penumpukan untuk di stack/ditumpuk
2. Loading : adalah aktifitas pergerakan Container dari Container yard (CY)/lapangan penumpukan
menuju dermaga ke kapal untuk dimuat
3. Unloading/discharge :adalah aktifitas pergerakan Container dari kapal menuju ke Container yard
(CY)/lapangan penumpukan untuk di stack
4. Delivery : adalah aktifitas pergerakan Container dari Container yard (CY)/lapangan penumpukan
melalui out gate menuju hinterland
5. Stevedoring : adalah pekerjaan membongkar petikemas dari palka kapal ke atas chasis/dermaga
atau sebaliknya dengan menggunakan crane kapal atau crane darat
6. Trucking/haulage : adalah pekerjaan mengangkut petikemas dengan menggunakan chasis dalam
daerah kerja pelabuhan dari lambung kapal ke Container yard (CY)/lapangan penumpukan atau
sebaliknya
7. Shifting grounded : adalah pekerjaan memindahkan Container dari bay/row/tier ke
bay/row/tier yang lain dalam palka kapal yang dilaksanakan dengan menumpuk lebih dahulu ke
dermaga
8. Relokasi : adalah pekerjaan memindahkan Container dari blok/slot/row/tier ke
blok/slot/row/tier lain di Container yard (CY)/lapangan penumpukan dengan tujuan
pengelompokkan Container di suatu tempat atau pengosongan tempat penumpukan
9. Angsur : adalah pekerjaan memindahkan Container dari suatu tempat ke tempat lain dalam
Container yard (CY)/lapangan penumpukan tanpa menggunakan trailer/chasis
10. Transhipment : adalah pekerjaan baca selengkapnya
11. Relokasi : adalah pekerjaan memindahkan Container dari blok/slot/row/tier ke
blok/slot/row/tier lain di Container yard (CY)/lapangan penumpukan dengan tujuan
pengelompokkan Container di suatu tempat atau pengosongan tempat penumpukan
12. Angsur : adalah pekerjaan memindahkan Container dari suatu tempat ke tempat lain
dalam Container yard (CY)/lapangan penumpukan tanpa menggunakan trailer/chasis
13. Transhipment : adalah pekerjaan pembongkaran Container dari kapal pengangkut
pertama disusun dan ditumpuk di Container yard (CY)/lapangan penumpukan dan dimuat
dan dimuat di kapal pengangkut kedua
14. Reefer monitor : adalah pekerjaan memonitor kapasitas supply listrik dan temperatur di
dalam Container reefer
15. Lift on : adalah pekerjaan mengangkat Container dari tempat penumpukan ke atas chasis
dengan menggunakan transtainer/top loader atau alat lain
16. Lift off : adalah pekerjaan mengangkat Container dari atas chasis ke tempat penumpukan
dengan menggunakan transtainer / top loader atau alat lain
17. Unstuffing : adalah pekerjaan mengeluarkan barang dari Container dan disusun di atas
alat angkutan
18. Stacking : adalah pekerjaan menyusun Container di Container yard (CY)/lapangan
penumpukan atau tempat penumpukan lainnya

2.

Peralatan Bongkar Muat (Cargo Handling)

Instalasi cargo handling adalah instalasi memuat dan membongkar muatan dikapal seperti muatan peti
kemas, curah atau cair dan muatan yang dikemas dalam unit kecil.

Komponen cargo handling meliputi :

1.

Derrick boom

adalah salah satu instalasi cargo handling yang terdiri dari komponen tiang agung (mast), batang muat
(boom) yang ujung-ujungnya dilengkapi pralatan yang disebut heel fitting dan head fittng yang
digunakan untuk tempat menempelnya batang muat dengan mast dan pada ujung lainnya untuk tempat
pemasangan tali span dan tali muat.

Goose neck bracket

adalah tempat pemasangan pena yang berhubungan dengan heel fitting.

Topping bracket

adalah tempat pemasangan span block yang berhubungan dengan peralatan head fitting dan cargo.
Winch

yaitu winch untuk menggulung tali-tali bongkar muat.

Perlengkapan lainnya yang harus dipasang pada saat kegiatan bongkar muat adalah block, tali dan hook.

Tipe derrick boom yang dikenal adalah swinging derrick dimana memiliki boom hanya satu pada setiap
lubang palka sedangkan tipe lain union purchase dimana setiap lubang palka terdapat dua boom.

Material batang muat (boom) terbuat dari pipa baja dan panjang boom harus sependek mungkin
dengan mempertimbangkan kondisi dibawah ini :

a)

Perbandingan antara jarak goose neck bracket ke topping bracket dengan panjang boom adalah 0,6 -
0,8.

b)

Sudut elevasi pada kondisi tersebut sekitar 25

- 30

c)
Pencapaian ujung boom yang keluar dari sisi lambung kapal pada kondisi sudut elevasi diatas berjarak 3

5 meter dari tepi lambung kapal agar muatan yang diangkat atau diturunkan tidak bergesek dengan
lambung. Untuk kapal-kapal kecil jarak ini diambil 2,5 meter.

d)

Posisi ekstrim dari ujung boom pada kondisi kerja harus tidak boleh kurang dari 1/3 panjang lubang
palka.

e)

Sudut boom pada kondisi kerja terhadap sisi kapal 60

.
Jarak goose neck bracket ke geladak utama sekitar 2,6

2,8 meter atau sekitar 0,4 - 0,6 meter dari plateform winch.

2.

Deck crane

merupakan instalasi bongkar muat dimana peralatan ini dapat melayani dua lubang palka. Peralatan ini
mempunyai perbedaan dengan drrick boom yaitu tidak membutuhkan persiapan pemasangan
perlengkapan bongkar muat karena perlengkapannya sudah menjadi satu kesatuan. Pengoperasiannya
cukup dilakukan oleh seorang operator dan dapat beputar 360

.
3.

Conveyor

merupakan peralatan bongkar muat yang banyak dijumpai dipelabuhan sebagai fasilitas bongkar muat
jenis muatan curah.
4.

Pompa

yang dapat melayani muatan curah kering dan cair misalnya semen curah dan muatan minyak.

5.

Pintu ramp

merupakan fasilitas bongkar muat untuk muatan kendaraan yang mengangkut penumpang atau
kendaraan yang mengangkut peti kemas

Pengujian Tegangan Yang Diizinkan Pada Derek

Vektor komponen gaya P

telah diperlihatkan pada table penguraian gaya-gaya bahwa besarnya dapat ditentukan sesuai sudut

yang telah direncanakan dan nilai L - a/L

yang tetap. Vektor komponen gaya P

ini merupakan resultan komponen gaya Lb dan H.

Karena adanya

head.fitting
pada ujung atas Derek, maka vektor gaya P

dapat didefinisikan sebagai hasil resultan komponen gaya H dan Lb terhadap batang Derek.

Berdasarkan buku "Studi Perencanaan Derek Muat Sebuah Kapal Barang" oleh Ir. A. Mappangara hal. 56
- 58 diberikan :

=P

BH

+P

BL

(1)

Dimana :

BH

= Proyeksi H terhadap batang Derek dan pada bentuk konstruksi Derek. Gaya P

BH

ini bekerja pada

Blockauge

sebelah atas.

= P (L
B

/ (L - a) - sin

BL

= Proyeksi Lb terhadap batang Derek dan pada bentuk konstruksi Derek. Gaya P

BL

ini bekerja pada

Blockauge

sebelah bawah.

= P (Sin

+ Z)

Maka dalam perhitungan tegangan yang terjadi pada konstruksi batang Derek besar sudut

mempengaruhi besar. Momen eksentris adalah momen yang bekerja akibat tidak simetrisnya titik-titik
tangkap gaya P

BH

dan P

BL
.

Momen Inersia batang Derek :

tiang

= (22/7)/64 [ D

-d

] cm

(2)

dimana :

d = diameter dalam tiang

= D - (2.s)

Modulus Batang Derek :

tiang
= 2.I / D cm

(3)

Luas Penampang Batang :

F = (22/7)l/4 [ D

-d

] cm

(4)

Gaya Beban Tiap Cm :

q = y.F kg/cm (5)

dimana : y = berat jenis baja kg/cm

Besar tegangan yang terjadi pada konstruksi batang Derek adalah :

PB

= (w . P
B

)/F kg/cm

(6)

ex

= Mex/(2 .W) kg/cm

(7)

= q.L

B2

/(8 . W) kg/cm

(8)

Sehingga tegangan total :

total

PB

ex

+
g

kg/cm (9)

3.

Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Konstruksi Alat Angkat

Untuk menentukan besarnya dimensi tiap-tiap bagian konstruksi alat angkat ini, maka terlebih dahulu
harus diketahui besar gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap bagian konstruksi, agar dapat diketahui
besarnya tegangan maksimum yang akan terjadi pada bagian-bagian konstruksi alat angkat ini.

Beban kerja maksimum yang direncanakan (P) merupakan dasar untuk menentukan besarnya gaya-gaya
yang bekerja pada tiap-tiap bagian konstruksi. Gaya-gaya tersebut merupakan hasil distribusi dari beban
kerja maksimum yang bekeria. Gaya yang bekerja ada tiap-tiap baqian konstruksi alat tersebut dapat
ditentukan

dengan melihat tabel-tabel pada buku

"Germanlscher Lloyd : Regulation f

'

or

The Constructions and. Examinations Of Cargo Handling

Applliances

Perencanaan Panjang Derek


Derek merupakan lengan pengangkat yang dapat berputar ke sisi kiri dan kanan lambung kapal.
Perhitungan atau penentuan ukuran - ukuran Derek didasarkan pada tegangan akibat dari momen yang
ditimbulkan oleh gaya-gaya pada tiang dan momen gaya berat dari derek itu sendiri.

Untuk sementara penentuan ukuran konstruksi batang derek ini belum dapat ditentukan karena terlebih
dahulu harus ditentukan tinggi tiang dimana dasar dari penentuan tinggi tiang ini harus ditentukan nilai
L-a/L

yang ideal dengan sudut

yang mengijinkan untuk menahan beban yang akan diangkat oleh konstruksi batang derek. Selanjutnya
dapat ditentukan panjang jangkauan dari batang Derek yang akan digunakan.

4.

Sistem Tutup Palka

Tutup ambang palka harus direncanakan dengan konstruksi yang kuat, kedap air dan melindungi bagian
kapal dari hempasan air. Disamping itu system pembukaan dan penutupan palka harus dibuat
sedemikian rupa hingga mempunyai kecepatan pembukaan dan penutupan yang tepat karena akan
memperpendek waktu tambat kapal di pelabuhan sehingga akan mengurangi biaya pengangkutan
barang. Tutup palka harus direncanakan dengan tidak membebani geladak dan tidak mengganggu
operasi bongkar muat barang.

Pada garis besamya sistem pembukaan/penutupan palka ditinjau dari cara kerjanya sistem terbagi
menjadi 4 sistem:

A.

Sistem pembukaan dan penutupan palka yang diangkat.


B.

Sistem pembukaan dan penutupan palka yang didorong dan diatur.

C.

Sistem pembukaan dan penutupan palka yang dilipat dan sandarkan.

D.

Sistem pembukaan dan penutupan palka yang digulung.

Disamping itu setiap sistem dibagi atas :

a)

Cara membukanya yang dibedakan atas membuka secara menyeluruh atau satu persatu dari bagian
ambang palka.

b)

Material dari ambang palka

c)

Tingkat mekanisme pelaksanaan operasi tutup palka dengan manual atau mekanis.
a.

Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang diangkat

Sistem ini terdiri dari balok palka (hatch beam), tutup lubang palka dan tutup kain terpal. Ukuran dari
balok palka tergantung dari panjang tumpuan (lebar ambang palka), jarak antara balok palka serta
jaraknya dengan ambang palka secara melintang. Bentuk konstruksi balok palka merupakan suatu balok
dengan dua bilah hadap. Pada ambang palka memanjang, balok palka diletakkan sedemikian rupa pada
tumpuan balok palka serta dikunci dengan per pengunci yang bentuknya bermacam-macam. Diatas
balok palka diletakkan tutup palka yang terbuat dari kayu atau metal. Adapun berat sebuah tutup palka
maksimum 50 kg. Panjang tutup lubang palka dari kayu ditentukan oleh jarak antara balok-balok palka
atau jarak antara balok palka dengan ambang palka melintang. Tutup lubang palka kayu diangkat dan
dipasang pada tempat yang telah ditentukan sehingga perlu untuk memberi tanda atau nomor pada
setiap tutup lubang palka supaya tidak terjadi kekeliruan.

Tutup kain terpal

Menurut peraturan klasifikasi pada semua ambang palka pada geladak cuaca dan geladak bangunan atas
harus ditutup dengan dua lapis terpal yang diikatkan denmgan ambang palka dengan menggunakan
pelat jepit dan pasak palka dari kayu.

b.

Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang didorong dan diatur

Sistem pembukaan/penutupan palka ini dilakukan dengan cara mendorong atau menarik tiap seksi
tutup lubang palka tersebut serta mengaturnya pada suatu tempat khusus.

Cara mengatur seksi-seksi tutup lubang palka ini dapat kearah lubang palka melintang (arah memanjang
kapal) atau kearah ambang palka memanjang (arah melintang
kapal). Tiap seksi tersebut berputar 90

apabila seksi tertutup lubang palka itu diatur dan tidak digunakan. Salah satu tipe dari sistem ini adalah
tutup lubang palka Mac-Gregor jenis Single Pull hatch Cover yang terdiri dari lima buah seksi tutup
lubang palka yang dihubungkan satu sama lain dengan rantai atau tali baja ukuran kecil pendek.

Tutup lubang palka dibuka dengan pertolongan motor Derek muat, tali baja yang melalui roll yang
ditempatkan di tiang utama serta tali baja tersebut berakhir dihubungkan dengan seksi tutup palka yang
terakhir. Setelah tali baja ditarik tiap seksi tutup palka akan mendorong satu sama lain dan mulai
menggelincir pada roda dan rel khusus. Pada sisi tiap seksi dipasang tiga buah roda dan roda yang
diujung menggelincir pada rel sebelah dalam sedangkan rel yang sebelah luar yang mempunyai
kelanjutan dari batas lubang palka.

c.

Sistem Pembukaan dan penutupan palka dilipat dan disandarkan

Pada sistem ini setiap seksi tutup palka dihubungkan satu sama lain dengan engsel serta seksi tutup
palka yang tepi dihubungkan dengan ambang palka atau geladak dengan engsel.
Pada saat membukanya dilipat dan kemudian disandarkan kearah ambang palka melintang (arah
memanjang kapal) atau kearah ambang palka memanjang (arah lambung kapal). Ditinjau dari
mekanisme kerja sistem ini dibagi atas :

a)

Sistem dengan menggunakan motor Derek

b)

Sistem hidrolik

d.
Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang digulung

Sistem ini membukanya secara menggulung pada tiap-tiap seksi dari tutup palka pada tempat gulungan
yang khusus dengan menggunakan motor listrik. Konstruksinya ringan dan sederhana serta tidak
memerlukan tempat yang besar apabila tidak terpakai (digulung). Tutup ambang palka ini diperkenalkan
pertama kali di Perancis tahun 1955. Sistem ini terdiri dari seksi tutup lubang palka yang berpenampang
segi empat dari plat baja.

Rencana Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)

19 Agu

Dari sekian banyak rencana konstruksi kapal yang disyaratkan untuk pembuatan kapal, rencana bukaan
kulit merupakan petunjuk yang sangat berguna bagi pekerja untuk mengetahui susunan pelat, ukuran
pelat dan tebal masing-masing pelat. Demikian juga saat perbaikan (pergantian) pelat kulit, dapat
diketahui bagian kulit kapal yang harus diganti (replating) sesuai peraturan yang diikuti. Karena pelat
kulit kapal berbentuk lengkung sesuai bentuk badan kapal, maka diperlukan teknik khusus yang
digunakan untuk mendapatkan ukuran dan bentuk masing-masing lembar pelat secara benar, terutama
untuk pengukuran, pemotongan dan pembentukan pelat dari suatu pelat datar yang disesuaikan dengan
ukuran dan bentuknya di badan kapal. Ukuran pelat datar haruslah sesuai dengan yang tersedia di
gudang galangan atau di pasaran. Umumnya lebar pelat standar adalah 1,5 m, 1,8 m, 2,4 m dan panjang
pelat standar adalah 6 m, 9 m, 12 m. Harus diusahakan agar sisa pelat terpotong sekecil mungkin. Secara
umum pelat kulit kapal terdiri dari lajur pelat membujur :

1.
Pelat dasar (bottom plating) terdiri dari pelat lunas (keel plate), pelat pengapit lunas (garboard strake)
dan pelat bilga (bilge strake). 2.

Pelat sisi kulit kapal (side shell plating) terdiri dari pelat sisi (side shell plating) dan pelat lajur sisi atas
(sheer strake) 3.

Pelat sisi bangunan atas (superstructure) yang menerus dari pelat sisi kapal

Contoh gambar di bawah ini adalah ukuran profil dan pelat pada penampang melintang kapal di
midship.

Kapal mempunyai konstruksi campuran : bagian dasar dan geladak dengan konstruksi membujur
(longitudinal) sedangkan bagian sisi kapal dengan konstruksi melintang (transverse). PENGGAMBARAN
RENCANA BUKAAN KULIT Untuk penggambaran bukaan kulit dibutuhkan gambar rencana garis (lines
plan) dan rencana konstruksi (construction plan / steel plan). Pada gambar rencana garis lebih dahulu
dibuat body plan untuk setiap nomor gading (body plan untuk station dihapus, tidak dipakai lagi).
Bagian konstruksi yang berhubungan dengan kulit kapal haruslah digambarkan, baik yang membujur
ataupun melintang, misalkan penumpu tengah dan penumpu sisi (centre girder, side girder),pelantaian
(floor), gading melintang (transverse framing) dan senta sisi (side stringer), gading membujur
(longitudinals) dan pelintang (transverses), tanktop, pondasi motor induk,
platform di kamar mesin, sekat melintang dan membujur (bulkhead), geladak kedua dan seterusnya
(untuk kapal lebih dari satu geladak) dan konstruksi lainnya. Harus diperhatikan jenis konstruksi kapal:
melintang, membujur atau campuran. Hal ini berhubungan dengan syarat Klasifikasi tentang jarak
minimum antar sambungan pelat dengan alur las lainnya yang berdekatan (BKI volume II section 19:
Welded Joints). Untuk daerah tengah kapal yang parallel middle body dapt diusahakan pemakaian pelat
yang selebar mungkin Diluar daerah parallel middle body yaitu daerah buritan dan haluan mempunyai
bentuk yang lebih rumit dengan banyak lengkungan sehingga dipergunakan pelat dengan lebar yang
lebih kecil. Pada penghentian ujung-ujung lajur pelat, tidak boleh berbentuk runcing, lebar minimum
100 mm.

Harus digambarkan bukaan pada kulit kapal misalkan lobang tabung jangkar (hawse pipe), kotak laut
(seachest), lobang bow thruster dan lainnya. Juga hubungan pelat kulit dengan linggi haluan (stem) dan
linggi buritan (stern frame / stern post). Setelah gambar body plan untuk setiap gading selesai dan
ditandai tiap perpotongan dengan konstruksi lainnya misalkan tanktop, senta, selanjutnya lengkung
gading (half girth) dibeberkan ke garis dasar.

Setelah beberan setiap gading selesai, dapat dibuat lajur-lajur pelat dimulai dengan pelat lunas (keel),
pelat dasar (bottom plating: lajur A, B, C dan D), dilanjutkan dengan pelat bilga (bilge plating: lajur E) dan
pelat sisi (side plating: lajur F, G, H, I, J, K) diakhiri pelat lajur sisi lajur atas (sheerstrake).

Pada gambar bukaan kulit diatas, sebenarnya gambar tiap gading (frame), senta (stringer), geladak dan
bukaan pada pelat sisi kapal digambarkan tetapi dihilangkan agar gambar pelat lebih jelas terlihat

Pada kesempatan yang akan datang akan dijelaskan pembuatan shell expansion dengan

menggunakan maxsurf, ship constructor dan maestrojadi sabar menunggu yaaa..

:D
Tinggalkan Komentar

Posted by Awan-P47 pada 19 Agustus 2013 in Dasar Teory

Peluncuran Kapal

11 Agu

Peluncuran adalah menurunkan kapal dari landasan peluncuran dengan menggunakan gaya berat kapal
atau dengan memberikan gaya dorong tambahan yang bekerja pada bidang miring kapal. Perhitungan-
perhitungan ini dipergunakan untuk menghindari kapal dari bahaya-bahaya yang tidak dikehendaki
seperti kapal tenggelam ketika diluncurkan,

dropping, tipping,

dan

lifting.

Peluncuran kapal pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Peluncuran memanjang
Adalah peluncuran dimana sumbu memanjang kapal terletak tegak lurus garis pantai dan biasanya
kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu.

Peluncuran melintang
Adalah peluncuran dengan sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai. Di dalam peluncuran
kapal, biasanya digunakan peluncuran memanjang. Peluncuran melintang biasanya hanya digunakan
apabila dalam keadaan terpaksa, seperti bila permukaan air (

water front

) di depan landasan sempit. Seperti misalnya di perairan sungai. Sehingga dalam Tugas Produksi Kapal
ini, dipilih jenis peluncuran memanjang/

End Launching

. Pada peluncuran memanjang, buritan kapal diarahkan ke air sehingga buritan akan terkena air terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya :

1.

Linggi belakang tidak terbentur pada landasan. 2.

Pada waktu kapal masuk ke air, maka dapat mengurangi laju kecepatan meluncurnya kapal. 3.

Menambah gaya angkat keatas pad waktu kapal diluncurkan.

Di dalam proses peluncuran kapal, maka untuk mengurangi terjadinya gesekan antara peluncuran
dengan landasan diberikan bahan pelumas yang terdiri dari bahan campuran kapur, gemuk, dan
parafon. Besarnya tahanan yang disebabkan oleh gesekan ini tergantung dari :

1.

Macam bahan pelumas 2.

Tekanan rata-rata dari peluncur terhadap landasan 3.

Suhu udara pada waktu peluncuran dilaksanakan 4.

Kecepatan peluncuran
Proses peluncuran kapal secara memanjang terdiri dari tiga periode luncur, yaitu antara lain :

Periode I

: Periode dimana kapal mulai bergerak di atas landasan luncur hingga kapal mulai menyentuh
permukaan air.

Periode II

: Tahap peluncuran yang dimulai dari akhir periode I sampai kapal mulai mengapung di air karena gaya
apung kapal tersebut (mendapat gaya tekan ke atas).

Periode III

: Tahap peluncuran dimulai dari akhir periode II sampai kapal meninggalkan landasan luncur dan
terapung bebas (tidak menyentuh landasan). Peralatan luncur yang digunakan dalam proses peluncuran
memanjang kapal terdiri dari bagian bergerak yang diikatkan pada badan kapal dan bagian tak bergerak
tempat bagian bergerak

bersama kapal meluncur masuk ke dalam air. Bagian bergerak terdiri atas satu atau lebih sepatu luncur
(

launching cradle

) yang terbuat dari kayu dan diikat ke badan kapal dan bagian tak bergerak terdiri atas satu atau lebih
landasan luncur (

ground ways, standing ways

) yang juga terbuat dari kayu dan dipasang pada landasan atau penyangga di tanah. Landasan luncur ini
miring ke bawah sampai beberapa meter di dalam air dan diberi pelumas di seluruh panjangnya untuk
mengurangi gesekan dengan sepatu luncur yang lewat di atasnya. Ujung bawah landasan luncur, baik
yang terletak di atas maupun di bawah air, disebut

threshold

. Jika ujung landasan berada dalam air, maka ada kedalaman air di ujung landasan (

depth of water over the threshold

) dan titik potong bidang landasan luncur dengan muka air disebut

waterfront

. Dalam proses peluncuran kapal dengan cara


End Launching

, terdapat beberapa kegagalan yang mungkin dapat terjadi, yaitu antara lain :

1.

Kapal tidak mau meluncur sejak awal, atau kapal mulai meluncur tetapi kemudian berhenti sebelum
kapal meninggalkan landasan luncur. 2.

Karena sarat air di ujung landasan luncur kurang atau letak titik berat kapal terlalu ke buritan, kapal
mengalami jungkit (

tipping

) yang besar, sehingga selain gaya apung, kapal hanya bertumpu pada ujung landasan luncur, sehingga
landasan dan/atau badan kapal mungkin rusak. 3.

Kalau pada waktu kapal meninggalkan ujumg landasan luncur, sarat air di ujung landasan luncur kurang
dalam, maka bagian bawah haluan kapal dapat membentur ujung landasan atau dasar laut dengan keras
dan mungkin rusak.

Karena itu perlu dilakukan perhitungan-perhitungan supaya gangguan/kegagalan di atas tidak terjadi.
Biasanya kapal meluncur sendiri karena landasannya miring ke bawah. Karena kapal bergerak selama
proses ini, sebenarnya harus dianalisa sebagai proses dinamis, tetapi penyelesaian secara dinamis sulit.
Maka di sini proses peluncuran dianalisa secara statis. Contoh Peluncuran Kapal

Tinggalkan Komentar

Posted by Awan-P47 pada 11 Agustus 2013 in Dasar Teory

Analisa tegangan pada pipa

15 Mei

Piping Stress analysis adalah suatu cara perhitungan tegangan (stress) pada pipa yang diakibatkan oleh
beban statis dan beban dinamis yang merupakan efek resultan dari gaya gravitasi, perubahaan
temperature
Penjelasan secara singkat bagaimana prosedur cara pemuatan dan prosedur cara Tank
cleaning sebelum pemuatan karo di kapal tanker :

Tank cleaning di kapal tanker :


Tank Cleaning dilakukan dengan menggunakan air panas atau air laut dengan
menggunakan alat disebut Butterworth Machine dan dibilas dengan air tawar.
Pelaksanaan di laut lepas dgn persyaratan :

Kapal dalam pelayaran:


Dilakukan pada jarak lebih dari 50 mil dari daratan terdekat
Limbah buangan tidak boleh lebih dari 60 ltr/mil
Jumlah minyak yang dibuang dalam pelayaran tidak boleh melebihi 1/15.000 jumlah
cargo DWT.
Drop valve semua dibuka serta katup katup dan cerat unk drying tangki dan pipa pipa
Filter filter di pumproom dibersihkan
Mooping

Gas freeing diperlukan pada saat :

sebelum memuat, sehabis bongkar untuk tank cleaning


persiapan masuk dock, sehabis memuat muatam cair berbahaya, memasuki ruang
tertutup, pengecekan atau survey.

Kegiatan dicatat di deck logbook dan oil record book.

Fumigasi di ruangan kapal :


o Crew kapal dievakuasi
o Mesin dimatikan (blower dimatikan)
o Generator dimatikan
o Kemudian kapal / ruangan kapal ditutup dan obat fumigasi disebar ditunggu 10
jam

Memuat barang berbahaya :


o mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari jenis muatan berbahaya dan resiko
yang mungkin terjadi dalam pengangkutannya di kapal
o memberikan label, tanda berbahaya sesui dengan kelasnya
o penempatannya harus terpisah antara satu dengan yang lainnya.

Cara membersihkan tangki untuk muatan minyak kelapa sawit:


o Tangki dibersihkan menggunakan butter worth machine dengan tekanan air 12
kg / cm2.
o Sebelumnya air diheating terlebih dulu ( 82C) baru disemprotkan.
o Cyclus butter worth diulang hingga 4 kali dengan setingan untuk seluruh
permukaan tangki.
o Pompa air laut yang tersisa di tanki ke slop tank.
o Bersihkan menggunakan air tawar dengan disemprotkan menggunakan butter
worth machine, tanpa harus diheating(2 s/d 3 cycle).
o Pompa air tawar yang tersisa di tangki ke slop tank.
o Lakukan gas freeing, cek kadar O2, combustible gas dan toxic gas.
o Cek dinding tangki dan bersihkan dengan menggunakan solvent.
o Keringkan dan tangki siap untuk dimuati.

Untuk muatan palm oil pipa heating coil harus terpasang dengan tujuan :
o untuk memanaskan muatan sebelum dibongkar sehingga pompa tidak berat
memompa palm oil. Pipa heating coil tidak dipakai / muatan tidak di heating
apabila pelabuhan bongkar dekat dan berada di daerah tropik. Dengan pemanasan
muatan maka palm oil tidak membeku terutama di daerah winter.

Cara melakukan tank cleaning di kapal tanker yang akan memuat avtur :
o Tiap tanki dibersihkan dengan menggunakan air laut atau air panas dengan
menggunakan alat yang disebut Butterworth .
o Untuk selanjutnya dibilas dengan menggunakan air tawar.
o Kemudian dilakukan pengeringan ( Drying ), free gas dan mopping dan setelah
selesai kapal siap muat .

Cara melakukan free gas :


1.Tanki dikeringkan dari muatan minyak, semua kran hisap (suction valve) didalam cargo
tank harus ditutup dan pipa cargo dialiri air laut dengan kecepatan sedang.
2.stern lines harus ikut dibilas.
3.Air bilasan yang berminyak harus ditampung di sludge tank jangan dibuang dilaut.
4.setelah saluran pipa minyak, semua suction valve didalam tanki harus ditutup rapat.
5.Membersihkan pipa heating coil dengan dorongan uap.
6.Kemudian gasenjector dioperasikan pada setiap cargo tank secara bergantian masing
masing selama 2 jam tergantung besar kecilnya cargo tank, selama ityu tutup tanki
tidak dibuka.
7.Setelah itu kandungan gas didalam tanki diukur dengan explosimeter , bila sudah pada
atau dibawah batas aman maka tutup tanki dapat dibuka .
8.Setelah itu dipasang blower / kipas angin pada setiap tanki untuk memasukan udara 2
jam.
9.Bila kandungan gas tanki sudah pada batas aman bagi orang / perkerja masuk tanki
diberiakn, gas free certificate bagi tanki yang bersangkutan.

Tight test, dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:


1. Test kekedapan dengan memakai air laut ( water tight test ) . tanki diisi air laut
hingga penuh dan mencapai pipa udara, lalu diperiksa apakah terdapat bagian
bagian tanki yang bocor. Cara ini paling murah, tetapi memakan waktu lama.
2. Test kekedapan yang memakai tekanan udara melalui pipa udara dimasukan
tekanan udara 4 psi, dan pada pengisian udara dihentikan, lalu ditunggu beberapa
saat apakhah penunjukan manometer turun, jika turun berarti ada kebocoran, jika
tetap berarti tanki kedap.
Guna document Dry Certificate:

Merupakan tanda / surat pengesahan bahwa tanki benar benar telah kering.

Gunanya document Tightness Cetificate :


Merupakan tanda / surat bukti pengesahan bahwa tanki benar benar kedap.

Cara mengukur API Gravity ( American Pretroleum Indrustry ) adalah :


API Gravity = 141,5 131,5 BJ = SG (specific grafity)
BJ

Cara mengambil sampling minyak didalam tanki yaitu:


Buka manhole / hacth cover tanki, kemudian ditimba dengan, menggunakan sample cans
dan masukan kedalam botol sample.

Cara menghitung ullage muatan minyak adalah :


Perhitungan volume muatan cair dalam tangki dilakukan dengan mengukur ullage
untuk mendapatkan innage Volume innage x SG (berat jenis) = berat minyak

Rumus
: volume ( dalam m ) x BJ = berat (dalam metric ton)
: Volume ( dalam cft ) : SF = berat ( dalam long ton )
: 1 long ton = 1016 kg = 2240 lbs.

Ullage :Jarak tegak dari puncak tangki ke permukaan minyak / muatan cair.
Innage :Jarak tegak dari dasar tangki permukaan minyak/ muatan cair.

GunaNOTICE OF READINISS (NOR) pada kapal Tanker adalah : sebagai bukti


outentik/certificate yang diserahkan Nahkoda kepada agent, pada saat kapal tiba di
pelabuhan, yang menyatakan bahwa kapal siap untuk kegiatan bongkar muat

GunaTANKER TIME SHEET adalah untuk menentukan lamanya setelah


dikeluarkanya Notice of readiness.

Pompa stripper di gunakan apabila pembakaran minyak didalam tengki tinggal sedikit
atau hampir habis dan biasanya digunakan untuk stripping.

Cara menghitung dan merencanakan tingginya ullage dalam pemuatan minyak kelapa
sawit:
Karena dalam pemuatan minyak kelapa sawit dilakukan pada temperatur kurang lebih
10C dengan SG = 0,8965 maka harus diperhitungkan pemuatannya setiap kenaikan
temperature 1C.
Diatur ullage tanki yang besarnya kurang lebih 1,5 % volume tanki mengingat pemuaian
kelapa sawit bila dipanaskan.
Pemuatan latex didalam tanki tidak memerlukan ullage karena :
Dengan adanya ullage akan membuat latex berjamur / bulukan .
Latex tidak boleh dipanaskan jadi tidak ada pemuaian.

Latihan Soal:
Sebuah tangki mempunyai luas permukaan 75 m sedang diisi minyak memakai pipa
dengan (diameter) 200 mm. ullage sekarang 1,6 m dan akan diisi hingga mencapai
ullage = 0,8 m.
Hitung : waktu yang diperlukan jika kecepatan mengalir minyak dalam pipa = 1,75
m/dtk.

Jawab :
Untuk mencapai ullage 0,8 masih diperlukan pengisian minyak setinggi:
1,6 m 0,8 = 0,8 m.
Volume minyak yangmasih harus diisikan :
0,8 m X 75 m = 60 m.
Luas penampang pipa = R
pipa=200 mm ;R pipa = X200 mm = 100 m =0,1 m
luas penampang :
22X0,1X0,1=0,031 m
volume minyak dalam pipa perdetik
0,031 X 1,75 = 0,055 m
jadi waktu yang diperlukan:
60 m : 0,055= 18 menit11 detik
Sebuah tangki ;V = 3000 cbm
dengan tinggi = 10 meter
Tangki tersebut akan diisi minyak Bj = 0,92
sebanyak = 2600 ton didalam pemuatan tersebut digunakan slang / hose 20 cm dengan
kecepatan mengalir minyak 2 meter / detik.
Hitung :
a) ullage
b) waktu yang diperlukan untuk memuat
Jawab :
Volume minyak =B =2600 = 2.826 cbm
Bj0,92
Volume tangki=3.000 cbm
Volume ullage=174 cbm
tinggi ullage = 174X 10 meter=0,58 meter
3000
20 cm berarti R= 10 cm = 1/10 m
Luas penampang hose/slang=
R= 22 X 1 X 1 =22
71010700
volume minyak dalam slang perdetik =22 X 2meter
700
=44 cbm/detik
700
waktu yg diperlukan :
44= 2826700 = 44.959detik
70044
= 44.959 = 12,5 Jam
3600

Latihan Soal:
Suatu tangki berkapasitas 1200 m3 akan dimuati minyak kelapa sawit dari port klang tujuan
Amsterdam pada bulan Desember. Suhu saat muat 35C, Bj = 0,51 dan suhu bongkar nantinya
diminta 55C, sehingga selama 15 gari pelayanan harus dipanaskan dengan pemanasan 0,1%
setiap 1C (tinggi tangki 10 meter).
Hitung ullage pada saat muat, agar dapat memuat palm oil sebanyak-banyaknya.
Jawab :
Terjadi kenaikan suhu = 55-38 = 17C
Kapasitas tangki = 1200 m3
Kapasitas tangki sebelum dipanaskan 17C = 0,1% 17 1200 m3 = 20,4 m3
Volume innage = 1200 20,4 = 1179,6 m3
Jarak innage = = 9,53 m
Jarak ullage pada saat muat
= 10 9,53 m = 0,17 m

Vous aimerez peut-être aussi