Vous êtes sur la page 1sur 2

RISK FACTORS OF COMMUNICATION OF MALARIA IN

AREAS DIVIDED BY ADMINISTRATIVE BOUNDARIES

Hari Basuki Notobroto1, Atik Choirul Hidajah2

ABSTRACT

The objectives of this study were to identify relationship of demographic factors and
social factors with malaria incidence in areas divided by administrative boundaries, and to
develop a model of effect of demographic and social factors on malaria incidence in areas
divided by administrative boundaries.
The design of this study was case control, conducted in 3 malaria endemic villages
Prigi and Tasik Madu (Watulimo subdistrict, Trenggalek Regency) and Keboireng (Besuki
Sudbistrict, Tulungagung Regency). Population of cases was community in study areas those
had symptoms of malaria and positive result of laboratory examination in year 2005.
Population of control was community in study area those were not suffered from malaria in
the same period with ratio case : control 1:2.
Independen variables were age, gender, education level, occupation, knowledge,
attitude, practice and mobility. Data was collected by interview using questionnaires.
Most of respondents were male, low education level, occupation as farmers or fishers,
and had history of contact with malaria patients. Mobility of cases was higher than control.
Most of respondent in control group were immobile.
The result of this study revealed that there were 2 variables influenced the occurance
of malaria, mobility and history of contact with malaria patient. Based on the result, it could
be developed a model of effect of demographic and social factors on malaria incidence in areas
divided by administrative boundaries with formula as followed: Prob (malaria) = 1/(1 + e1,609-
0,915Contact-1,113Mobility
).

Keywords: malaria, areas divided by administrative boundaries


FAKTOR RISIKO PENULARAN MALARIA DI DAERAH BERBATASAN

Hari Basuki Notobroto1, Atik Choirul Hidajah2

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor
demografik dan sosial dengan kejadian malaria di daerah berbatasan, dan untuk membuat
model pengaruh faktor-faktor demografik dan sosial terhadap kejadian malaria di daerah
berbatasan.
Desain penelitian ini adalah case control, yang dilakukan pada 3 desa endemis malaria,
Desa Prigi dan Tasik Madu (Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek) dan Desa
Keboireng (Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung). Populasi kasus yaitu masyarakat di
wilayah penelitian yang mempunyai gejala klinis malaria dan hasil pemeriksaan laboratorium
positif pada tahun 2005. Populasi kontrol yaitu masyarakat di daerah penelitian yang tidak
menderita malaria pada periode yang sama dengan rasio kasus:kontrol 1:2.
Variabel independen yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pekerjaan,
pengetahuan, sikap, tindakan, dan mobilitas yang dilakukan. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Sebagian besar responden merupakan laki-laki, berpendidikan rendah,bekerja sebagai
petani atau nelayan, dan memiliki riwayat kontak dengan penderita malaria. Mobilitas lebih
tinggi pada kelompok kasus dibandingkan kontrol. Sebagian responden pada kelompok kontrol
tidak mobil.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ada 2 variabel yang mempengaruhi kejadian
malaria, mobilitas dan riwayat kontak dengan penderita malaria. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dibuat sebuah model pengaruh faktor-faktor demografik dan sosial terhadap kejadian
malaria di daerah berbatasan dengan rumus: Prob (malaria) = 1/(1 + e1,609-0,915kontak-1,113mobilitas).

Kata kunci: malaria, daerah berbatasan

1
Departemen Biostatistika dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga
2
Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Vous aimerez peut-être aussi