Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Definisi
Kalium merupakan salah satu dari banyak elektrolit dalam tubuh Anda. Hal ini
ditemukan di dalam sel. Tingkat normal kalium sangat penting untuk pemeliharaan
jantung, dan fungsi sistem saraf.
Hipokalemia adalah ketidakseimbangan elektrolit dan diindikasikan oleh tingkat rendah
kalium dalam darah. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5-5,3 mEq / L.
B. Etiologi
Penyebab lain hipokalemia meliputi:
1. Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tubuh Anda.
2. Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat menyebabkan
hipokalemia. Obat yang umum termasuk diuretik loop (seperti Furosemide). Obat lain
termasuk steroid, licorice, kadang-kadang aspirin, dan antibiotik tertentu.
3. Ginjal (ginjal) disfungsi - ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena suatu kondisi
yang disebut Asidosis Tubular Ginjal (RTA). Ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak
kalium. Obat yang menyebabkan RTA termasuk Cisplatin dan Amfoterisin B.
4. Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare, atau berkeringat.
5. Endokrin atau hormonal masalah (seperti tingkat aldosteron meningkat) - aldosteron
adalah hormon yang mengatur kadar potasium. Penyakit tertentu dari sistem endokrin,
seperti aldosteronisme, atau sindrom Cushing, dapat menyebabkan kehilangan kalium.
6. Miskin diet asupan kalium (Price & Wilson, 2006)
Adapun penyebab lain dari timbulnya penyakit hipokalemia : muntah berulang-ulang,
diare kronik, hilang melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-obat diuretik (Ilmu
Faal, Segi Praktis, hal 209).
C. Patofisiologi
Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Kenyataannya 98 % dari simpanan
tubuh (3000-4000 mEq) berada didalam sel dan 2 % sisanya (kira-kira 70 mEq)
terutama dalam pada kompetemen ECF. Kadar kalium serum normal adalah 3,5-5,5
mEq/L dan sangat berlawanan dengan kadar di dalam sel yang sekitar 160 mEq/L.
Kalium merupakan bagian terbesar dari zat terlarut intrasel, sehingga berperan penting
dalam menahan cairan di dalam sel dan mempertahankan volume sel. Kalium ECF,
meskipun hanya merupakan bagian kecil dari kalium total, tetapi sangat berpengaruh
D. Manifestasi klinik
1. CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam menghilang.
2. Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut)
3. Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual mmuntah.
4. Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.
5. Ginjal; poliuria,nokturia. (Price & Wilson, 2006, hal 344)
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L.
2. Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L.
3. Glukosa serum : agak tinggi.
4. Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L.
5. Osmolalitas urine : menurun
6. GDA : pH dan bikarbonat meningkat (Alkalosit metabolik). (Doenges 2002, hal 1049)
F. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan penyakit hipokalemia yang paling baik adalah pencegahan.
Berikut adalah contoh-contoh penatalaksanaannya :
1. Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L.
2. Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari
(contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat,
kacang-kacangan, dan kentang).
3. Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus.
4. Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dapat diberikan melalui
jalur sentral bahkan pada hipokalemia yang sangat berat, dianjurkan bahwa pemberian
kalium tidak lebih dari 20-40 mEq/jam ( diencerkan secukupnya) : pada situasi
semacam ini pasien harus dipantua melalui elektrokardigram (EKG) dan diobservasi
dengan ketat terhadap tanda-tanda lain seperti perubahan pada kekuatan otot.
(Brunner & Suddarth, 2002, hal 260).
H. Pengobatan
1. Pemberian K melalui oral atau Intravena untuk penderita berat.
2. Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral karena lebih mudah.
3. Pemberian 40-60 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L, sedangkan
pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L. Bila
ada intoksikasi digitalis, aritmia, atau kadar K serum Bila kadar kalium dalam serum > 3
mEq/L, koreksi K cukup per oral.
4. Monitor
kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian
secara intravena.
5. Pemberian K intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang besar
dengan kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali disertai aritmia atau kelumpuhan otot
pernafasan, diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20
mEq dalam 100 cc NaCl isotonik.
6. Acetazolamide untuk mencegah serangan.
I. ASUHAN KEPERAWATANHIPOKALEMIA
1. Pengkajian
a. Aktifitas atau istirahat
Gejala : kelemahan umum, latergi.
b. Sirkulasi
Tanda :
Hipotensi
Nadi lemah atau menurun, tidak teratur.
Bunyi jantung jauh.
Perubahan karakteristik EKG.
Disritmis, PVC, takikardia / fibrasi ventrikel.
c. Eliminasi
Tanda :
Nokturia, poliuria bila faktor pemberat pada hipokalemia meliputi GJK atau DM.
Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ilues paralitik.
Distensi abdomen.
Makanan / cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah.
d. Neurosensori
Gejala : parestesia
Tanda :
Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka rangsangan, koma,
hiporefleksia, tetani, paralisis.
Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus paralitik.
Distensi abdomen
e. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri / kram otot
f. Pernapasan
Tanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan atau paralisis
otot diafragma.(Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)
Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk memantau timbulnya
hipokalemia pad pasien-pasien yang beresiko. Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan
otot, penurunan mortilitas usus, parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat
DAFTAR PUSTAKA