Tabel 16.1-6 panik. Peneliti telah melaporkan bahwa 20
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan sampai ;~ 90 persen dari semua pasien Kecemasan Yang Tidak Ditentukan dengan gangguan panik memiliki episode gangguan depresif berat. Data tersebut Kategori ini termasuk gangguan-gangguan dengan kecemasan yang menyatakan bahwa adanya gejala menonjol atau fobik menghindar yang tidak memenuhi kriteria untuk depresif dan kecemasan yang bersama- gangguan kecemasan spesifik, gangguan penyesuaian dengan kecemasan, atau gangguan penyesuaian dengan r?mpuran sama, keduanya tidak memenuhi kriteria kecemasan dan mood terdepresi. Contohnya adalah: diagnostik uutuk gangguan depresif 1. Gangguan camp;;, an kecemasan-depresi: gejala l:ecer.iasan dan maupun kecemasan lain, mungkin sering depresi yang bermakna secara klinis tetapi tidak memenuhi kriteria untuk gangguan mood spesifik atau gangguan kecemasan spesifik ditemi ,'.:an. Tetapi, pada saat ini, data epidemiologis resmi tentang gangguan 2. Gejala fobik sosial yang bermakna secara klinis yang keccmasan-depresif campuran tidak bcihubungan dengan pengaruh sosial karena menderita kondisi medis umum atau gangguan mental (misalnya, penyakit tersedia. Namun demikian, beberapa Parkinson, kondisi dermatologis, gagap, anoreksia nervosa, klinisi dan peneliti ielah memperkirakan gangguan dismorfik tubuh). bahwa prevalensi gangguan pada populasi 3 Situasi di mana klinis telah menyimpulkan bahwa ditemilkan suatu umum adalah setinggi 10 persen dan ,, gangy - zn kecemasan tetapi tidak mampu meneiiiukan 5pakan pada klinik pelayanan primer adalah primer, karena kondisi medis umum, ata:; akibat zat. setinggi 50 persen, walaupun perkiraan konservatif menyatakan suatu prevalensi kira-kira 1 persen pada populasi umum. Tabel dad OSM-IV, Diagnostic and Statistical'."anual of Mental Disorders, ed 4. Hak ETIOLOGI. Empat kumpulan bukti utama cipta Americam Psychiatric Association, Washington, 1994. Digunakan Hengan ijin. menyaLakan balrwa gejala kecemasan dan gejala depresif adalah ber!:uuungar_ seoab akibat pada beberapa pasien yang memiliki gej:.la kecPmasan dan depresif tcrkena. Pertama, seiumlah peneliti tetapi tidak memenuiri kriteria telah melaporkan temuan neuroendokrin d:agnostik untuk suatu gangguan yang sama pada gangguan depresif kecemasaj;~- maupun suatu gangguan da:-, gangguan kecemasan, khususnya mood. Kombinasi geja!a depresif dan gangguan panik, termasuk penumpulan kecemasan menyebabkan gar.bguan respon kortisol terhadap hormon ad- fungsional yang berc~akna pada ora;ig renokortikotropik (ACTH), penumpulan yang terkena. Kondisi mungkin cub-,up respon hormon pertumbuhan terhad^p menonjol pada praktek pelayanan clonidine, dap penumpulan respon primer dan kliniv kcs,,iiaran mentai thyreid-.;timulatir.g hormone (TSH) dan ru;vat jalan. Tetapi, peneliti telah prolaktin terhadap thyrotropin-releasing neiiyatakan bahwa gangguan berada hormone (TRH). Kedua, beber?pa- pada sisi normalitas dan tidak pmeliti telah melaporkan data yang mcmcriuhar, klasifkasi sebagai suatu menyatakan bahwa hipe:aktivitas gangguan mental. Peneliti telah sistem noradrenergik a~alah relevan berpendapat bahwa tersedianya sebab menyebab pada beberapa pasien diagnosis mengecilkan hati klinisi dengan ganguan depresif dan pada dari mengambil waktu yang beberapa pasien ~rengaii gangguan diperlukan untuk mengambil riwayat panik. Secara spesifk, penelitian psikiatrik yang lengkap untuk tersebut telah menemukan peninggian membedakan gangguan depresif konsentrasi metabolit norepiiiefrin, 3- sesungguhnya dari gangguan methoxy-4-hydroxyphenylethyleneglycol kecemasan sesungguhnya. . (MHPG), di dalam urin, plasma, atau EPiDEMIOLOGI. Keberadaan bersama- cairan serebrospinalis pasien terde- sama gangguan depresif berat dan presi dan pasien gangguan panik yang