Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Semua OAT aman dan boleh diberikan, kecuali Streptomycin tidak boleh
Wanita hamil diberikan karena mengganggu alat keseimbangan dan pendengaran bayi.
Semua OAT aman
Pemberian OAT dapat mencegah penularan ke bayi
Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan, bayi tetap dapat menyusu
Ibu Menyusui dan Bayi diberi INH sebagai obat pencegahan (5mg/kgBB/hari) selama
Bayi 6 bulan, kemudian beri BCG, bila belum pernah mendapat BCG
Rifampisin menurunkan efektifitas kontrasepsi hormonal
Sebaiknya menggunakan kontrasepsi non hormonal (Kondom,
Wanita Pengguna IUD) atau kontrasepsi dengan estrogen dosis tinggi (50 microgram)
Kontrasepsi misalnya Exluton
Penderita HIV/AIDS Pengobatan lama dengan penderita TBC Non HIV/AIDS
OAT ditunda sampai hepatitisnya sembuh
Penderita Hepatitis Bila sangat perlu beri Streptomycin dan Ethambutol maksimal 3
akut bulan dan dilanjutkan Rifampisin dan INH selama 6 bulan
Bila SGOT dan SGPT meningkat > 3 kali hentikan pengobatan, bila
Penderita kelinan tidak teruskan pengobatan dengan pengawasan yang ketat
hati kronik Regimen 2HRES / 6RH atau 2HES / 10HE
Berikan Paduan 2RHZ / 6Hr (rujuk spesialis)
Penderita dengan Boleh diberikan Sterptomycin dan Ethambutol dengan pengawasan
gangguan ginjal fungsi ginjal
Diabetesnya harus terkontrol
Penderita dengan Rifampisin menurunkan efektifitas obat oral anti diabetes
Diabetes Melitus Hati-hati penggunaan Ethambutol karena komplikasi pada mata
1. TBC Perlu diberikan KORTOSTEROID (misalnya prednisone dengan dosis
Meningitis 30-40 mg/hari kemudian diturunkan bertahap)
2. TBC milier
dengan atau
tanpa gejala
3. Pleurits
eksudativa
4. Perikarditis
konstriktiva
X.X.X. Panduan pengobatan 2HRZ/4HR. Obat diberikan setiap hari pada fase intensif
LEADERSHIP
TECHNOLOGY
EDUCATION
MARKETING
DESIGN
MORE TOPICS
SEARCH
1. Home
2. Documents
3. SOP PENGOBATAN TB PARU.doc
Pengertian
Tata cara memberikan
pengobatan penderita TB Paru
sesuai tata laksana
pengobatan TB Nasional.
Tujuan
Untuk menyembuhkan
pasien, mencegah kematian,
mencegah
kekambuhan, memutuskan
rantai penularan dan
mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat
Anti Tuberkulosis (OAT).
Kebijakan
Dokter dan petugas yang
terampil
Sasaran
Petugas medis yang melakukan
pengobatan TB paru
Prosedur
Persiapan Alat :
Register rawat jalan
1. Register TB 05
2. Register TB 06
3. FORM TB 01
4. Form TB 02
5. Form TB 03
6. Obat OAT
Persiapan pasien : Berikan
penjelasan tentang tindakan
yang akan
dilaksanakan pada pasien
Prosedur :
- Pasien yang telah diperiksa
dahaknya dipersilahkan masuk
ke
ruang BP.
- Pasien diberi penjelasan sesuai
dengan hasil pemeriksaan dahak
di
TB 05.
- Untuk pasien dengan hasil
BTA positif diberikan
pengobatan
dengan OAT kategori I, dan
untuk pasien dengan BTA
negative
dan rongsent mendukung
diberikan pengobatan dengan
kategori
III sesuai berat badan pasien.
Dengan dosis pemberian sesuai
tabel sebagai berikut :
Tabel 01. pemberian obat TB
paru sesuai BB pasien
Berat Badan Tahap Insentif tiap
hari
selama 65 hari RHZE
(150/75/400/275)
Tahap Lanjutan 3 kali
seminggu selama 16
minggu RH (150 /
150)
30-37 kg
38-54 kg
55-70 kg
>71 kg
2 tablet 4 KDT
3 tablet 4 KDT
4 tablet 4 KDT
5 tablet 4 KDT
2 tablet 2 KDT
3 tablet 2 KDT
4 tablet 2 KDT
5 tablet 2 KDT
Setelah pengobatan tahap
intensif akhir bulan ke II,
dilakukan
pemeriksaan BTA, bila hasil
negative dilanjutkan tahap
lanjutan, dan bila
hasil pemeriksaan
KABUPATEN
WAJO
PENGOBATAN TB
PARU
Ditetapkan oleh
Kepala
PuskesmasUPTD
Maniangpajo
SO
dr. H. GUSAIDI M.Kes
P
NIP.
004 19680104 200604 1
No. Kod :
Terbitan
No. Revisi : :
Tgl.Mulai Berlaku :
BTA positif diberikan sisipan
dengan dosis sesuai berat badan
pasien.
Dengan dosis sesuai tabel
sebagai berikut :
Tabel 02. Pemberian obat
sisipan sesuai B
Berat Badan Tahap intensif
(150/75/400/275)
30-37 kg
38-54 kg
55-70 kg
>71 kg
2 tablet 4 KDT
3 tablet 4 KDT
4 tablet 4 KDT
5 tablet 4 KDT
Dan bila hasil pemeriksaan pada
akhir tahap intensif negative
dilanjutkan
tahap lanjutan, kemudian
diperiksa dahak ulang pada
akhir bulan ke V,
bila hasil negative dilanjutkan
pengobatannya, dan dilakukan
pemeriksaan
ulang pada akhir bulan ke
VI atau akhir pengobatan.
Bila hasil
pemeriksaan pada bulan ke VI
negative dan pada awal
pengobatan positif
pasien dinyatakan sembuh. Dan
bila pada akhir pengobatan hasil
negative
dan pada awal pengobatan
negative dengan rongsent
positif pasien
dikatakan pengobatan lengkap.
Unit terkait
UGD,ruang perawatan
Download
of 2
DOCUMENTS
Download: 32
Comment: 0
289
views
Share
Comments
Description
SOP PENGOBATAN TB PARU.doc
Transcript
Akreditasi Puskesmas. 1/13. KABUPATEN WAJO PENGOBATAN TB PARU Ditetapkan oleh Kepala UPTD
Puskesmas Maniangpajo dr. H. GUSAIDI M.Kes NIP. 19680104 200604 1 004 SOP No. Kod : Terbitan : No.
Revisi : Tgl.Mulai Berlaku : Halaman : Pengertian Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru
sesuai tata laksana pengobatan TB Nasional. Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil Sasaran Petugas
medis yang melakukan pengobatan TB paru Prosedur Persiapan Alat : Register rawat jalan 1. Register TB
05 2. Register TB 06 3. FORM TB 01 4. Form TB 02 5. Form TB 03 6. Obat OAT Persiapan pasien : Berikan
penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan pada pasien Prosedur : Pasien yang telah
diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang BP. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil
pemeriksaan dahak di TB 05. Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan
OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative dan rongsent mendukung diberikan pengobatan
dengan kategori III sesuai berat badan pasien. Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien Berat Badan Tahap Insentif tiap hari selama 65 hari
RHZE (150/75/400/275) Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu RH (150 /150) 30-37 kg 38-54
kg 55-70 kg >71 kg 2 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT 5 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT 3 tablet 2
KDT 4 tablet 2 KDT 5 tablet 2 KDT Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan
pemeriksaan BTA, bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan BTA positif
diberikan sisipan dengan dosis sesuai berat badan pasien. Dengan dosis sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai B Berat Badan Tahap intensif (150/75/400/275) 30-37 kg 38-54
kg 55-70 kg >71 kg 2 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT 5 tablet 4 KDT Dan bila hasil pemeriksaan
pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada
akhir bulan ke V, bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan ulang pada
akhir bulan ke VI atau akhir pengobatan. Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal
pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh. Dan bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada
awal pengobatan negative dengan rongsent positif pasien dikatakan pengobatan lengkap. Unit terkait
UGD,ruang perawatan