Vous êtes sur la page 1sur 10

TUGAS 03

KRISTALISASI

Mata Kuliah : Mineralogi Petrologi


Dosen : Irma Lusi N, S.pd, M.pd
Semester : Genap
Hari, Tanggal : Senin 3 April 2017

Disusun Oleh:
Muhammad Rozadi
1513034049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
A. Definisi Kristalisasi

Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan,


melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi
juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana
terjadiperpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan
larutan ke fase kristal padat.

Proses kristalisasi mineral terjadi karena erupsi magma dari gunung api yang
mengendap ke permukaan tanah. Karena magma merupakan cairan yang panas, maka
ion-ion yang menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada
saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini
akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang
teratur. Proses inilah yang disebut kristalisasi.

Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan
saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak.
Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur.
Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang
bersamaan.Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses
kristalisasi, terutama pada ukuran kristal.

Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai


kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk
kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak
mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil
pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur), yang
dinamakan dengan mineral gelas (glass).
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan
saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian
tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-
ion lainnya akan membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap inti
kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral
yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada
kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih
tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-
kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.Komposisi dari magma
dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses kristalisasi.

Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka penampakan fisik dan
komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka
penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut
di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan
susunan dari butiran mineral yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi
batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya.

B. Jenis Kristalisasi Berdasarkan Proses Utama

Dipandang dari asalnya, kristalisasi dapat dibagi menjadi 3 proses utama :


1. Kristalisasi dari larutan ( solution ) : merupakan proses kristalisasi yang
umum dijumpai di bidang Teknik Kimia : pembuatan produk-produk kristal
senyawa anorganik maupun organic seperti urea, gula pasir, sodium glutamat,
asam sitrat, garam dapur, tawas, fero sulfat dll.
2. Kristalisasi dari lelehan ( melt ) : dikembangkan khususnya untuk pembuatan
silicon single kristal yang selanjutnya dibuat silicon waver yang merupakan
bahan dasar pembutan chip-chip integrated circuit ( IC ). Proses Prilling
ataupun granulasi sering dimasukkan dalam tipe kristalisasi ini.
3. Kristalisasi dari fasa Uap : adalah proses sublimasi-desublimasi dimana suatu
senyawa dalam fasa uap disublimasikan membentuk kristal. Dalam industri
prosesnya bisa meliputi beberapa tahapan untuk.

C. Sistem Kristal

Sampai saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal dalam kristalografi. Dasar
dari penggolongan sistem kristal tersebut ada 3 macam yaitu:

- jumlah sumbu kristal


- letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain
- parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal

1. Sistem Kubus

Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta


memiliki sudut ( = = ) sebesar 90. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam
3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-
centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).
2. Sistem Tetragonal

Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama (a = b
c) dan semua sudut ( = = ) sebesar 90. Pada sistem kristal tetragonal ini hanya
memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan.Pada bentuk tetragonal
sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana masing-masing terdapat satu atom
pada semua sudut (pojok) tetragonalnya.Sedangkan pada tetragonal berpusat badan,
mirip pula dengan kubus berpusat badan, yaitu memiliki 1 atom pada pusat tetragonal
(ditunjukkan pada atom warna biru), dan atom lainnya berada pada pojok (sudut)
tetragonal tersebut.

3. Sistem Ortorombik

Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana,


body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat
muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi
ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem
kristal ortorombik ini berbeda-beda (a b c), dan memiliki sudut yang sama ( =
= ) yaitu sebesar 90.

4. Sistem Monoklin

Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan
berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).
Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda (a b c),
serta sudut = = 90 dan 90.
5. Sistem Triklin

Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini
memiliki panjang rusuk yang berbeda (a b c), serta memiliki besar sudut yang
berbeda-beda pula yaitu 90.

6. Sistem Rombohedral atau Trigonal

Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b c).
sedangkan sudut-sudutnya adalah = = 90dan =120.
7. Sistem Heksagonal

Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam), maka
system ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai sudut
yaitu 90 dan 120 ( = = 90dan =120) , sedangkan pajang rusuk-rusuknya
adalah a = b c. semua atom berada pada sudut-sudut (pojok) heksagonal dan
terdapat masing-masing atom berpusat muka pada dua sisi heksagonal (yang
ditunjukkan atom dengan warna hijau).

D. Proses Kristalisasi

Pada tahap awal pengkristalan , ada 3 pristiwa yang mungkin terjadi:

1. Dissiminasi (Penghamburan)
Sebagai penghamburan minersl dalm batuan beku ysng mengkristal pda temapat
dalam dan bila yang terhambur tadi bermuai, maka sebagai satu kesatuan, batuan
dapat dianggap sebagai mineral bahan galian.
2. Sugresi (Pemisahan)
Istilah yang dipakai pads endapan mineral bahan galian yang mebgkristal terlebih
dahulu. Pada sat magma mulai mengkristal kemudian terpisah dari magma tersebut
karena sifat fisik yang berbeda, misalnya karena berat jenis yang berbeda.

3. Injeksi
Sesudah terjadinya pemisahan, kemudian diikuti dengan injeksi sehingga
pengumpulan bahan galian berpindah ketempat lain, bahkan pada tempat terbentuk
semula.

Pada tahap akhir pengkristalan yang terjadi ada 2 kemungkinn.

1. Immisibilitas Cairan

Terjadi selagi proses pembekuan berjalan, atau terjadi pemisahan itu sebagai
akibat secara langsung dua atau lebih cairan yang tidak dapat bersatu, seperti minyak
dan air.

2. Injeksi

Jika pada tahap akhir pembekuan dapat terjadi. Ada dua kemungkinan yang
terjadi yaitu mineral itu bisa dipindahkan atau mineral itu tidak bisa dipindahkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dunia Atlas. Klasifikassi Magma. 1 Mei 2011.


http://dunia-atas.blogspot.co.id/2011/05/kristalisasi-magma.html . Diakses tanggal 3
April 2017 pukul 09.00 WIB

Rolan Rusli. Sistem Kristal dan Kisi Bravais. http://rolanrusli.com/sistem-kristal-dan-


kisi-bravais/ . Diakses tanggal 3 April 2017 pukul 09.15 WIB

Diary Betti Maylizar. Proses Terbentuknya Mineral.


http://bettymailizar.blogspot.co.id/2015/04/proses-terbentuknya-mineral.html .
Diakses tanggal 4 April 2017 pukul 09.30 WIB

Vous aimerez peut-être aussi