Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK 4
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam penyusunan makalah ini kami susun
secara sederhana dengan menampilkan MAKALAH ASKEP KELUARGA
AGREGAT REMAJA dan penetapan proses asuhan keperawatan.Dalam rangka
memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Dasar di Sekolah Tinggi Kesehatan Wira
Medika. Setelah menyusun makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang Keperawatan Komunitas.
Dalam pembuatan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih pada :
1. Seluruh teman teman penulis dari kelompok IV yang telah membantu dalam
penulisan dan tersusunnya laporan ini.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya tugas laporan ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul..i
Kata Pengantar.ii
Daftar Isi.iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...1
1.2 Rumusan masalah..2
1.3 Tujuan...2
1.3.1 Tujuan Umum..2
1.3.2 Tujuan Khusus.2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..3
2.1 Definisi...3
2.2 Fase perkembangan3
2.3 Ciri ciri Remaja...4
2.4 Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.5
2.5 Masalah kesehatan spesifik pada remaja....6
2.5 Masalah Umum yang Terjadi pada Keluarga dengan Remaja7
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN.9
3.1 Pengkajian..9
3.2 Analisa Data.18
3.3 Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas.19
3.4 Intervensi Keperawatan21
3.5 Evaluasi24
BAB 4 KESIMPULAN.25
DAFTAR PUSTAKA26
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep remaja dan asuhan
keperawatan pada komunitas remaja.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana
individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
biasanya antara usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja menurut WHO adalah
12 s/d 24 th Namun jika pada usia remaja sudah menikah maka ia sudah
tergolong dalam kelompok dewasa. Istilah adolesens biasanya menunjukkan
maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukan titik di mana
reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal pubertas
mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan
mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan
dengan abstraksi.
Menurut Depkes RI (2005), masa remaja merupakan suatu proses
tumbuh kembangyang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan
dari kanak-kanak ke dewasamuda.
Menurut Pardede (2002), masa remaja merupakan suatu fase
perkembangan yangdinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini
merupakan periode transisi darimasa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental,emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade
kedua kehidupan.Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan
perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek
fungsional.
Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi remaja awal/early
adolescence (10-13 tahun), remajamenengah/middle adolescence (14-16
tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-20tahun) (Behrman, Kliegman &
Jenson, 2004)
1. Fase perkembangan
Early adolescence (11-14 y.o)
Change of primary puberty & its responses
Middle adolescence (15-17 y.o)
Transition of orientation where those are more dominant than others
Late adolescence (18-20 y.o)
Transition of adult, where they starting to look for suitable jobs
(Crockett and Peterson, 1993)
1. Pengkajian
Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam
Suprajitno ( 2004, hal. 37 ) meliputi:
1) Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah
2) Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
3) Bagaimana perilaku anak selama dirumah
4) Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan
teman sekolah atau bermain
5) Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
6) Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah
diperoleh anak
7) Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa
lama, dan dimana
8) Apa kebiasaan anak dirumah
9) Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
10) Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
11) Siapa yang menjadi figur bagi anak
12) Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
13) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Diagnosa
1. Gangguan komunikasi pada anggota keluarga berhubungan dengan
kesibukan orang tua dan kurangnya intensitas bertemu sesama
anggota keluarga.
2. Perilaku mencari pertolongan kesehatan b.d penggunaan obat-obatan
terlarang
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan-
kegiatan yang bertujuan ( Suprajitno, 2004, hal. 49 ) :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai maslah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
1) Memberi informasi yang tepat
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di
sekitar keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga
yang sakit, dengan cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi lingkungan)
yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara :
1) Menemukan seumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal
mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada disekitarnya, dengan cara :
1) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar
lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan ya
1. Gangguan komunikasi pada anggota keluarga berhubungan dengan
kesibukan orang tua dan kurangnya intensitas bertemu sesama anggota
keluarga.
Tujuan: Menunjukkan kemampuan komunikasi
Kriteria hasil:
1) Adanya pertukaran pesan dengan keluarga
2) Terjalin komunikasi yang adekuat pada pasangan masing-
masing dan antar orang tua dan anak.
Intervensi Rasional
1. Pelihara kontak antar sesama Dengan memelihara kontak dengan
anggota keluarga anggota keluarga maka komunikasi
dalam anggota keluarga akan selalu
terpelihara
2. Anjurkan kehadiran atau Walaupun dalam keluarga anggota
pertemuan keluarga untuk keluarga sibuk dengan aktivitasnya
melakukan kontak interpersonal. masing- masing, tapi jika ada waktu
luang walaupun hanya sebentar sebisa
mugkin anggota keluarga
berkomunikasi agar kontak/ komunikasi
antara anggota keluarga tetap terjaga
3. Anjurkan keluarga untuk Berkomunikasi secara berlahan antar
berkomunikasi secara perlahan anggota keluarga dapat memicu
mulainya kembali pendekatan
komunikasi dalam keluarga
4. Anjurkan untuk meluangkan Rekreasi bersama dapat menghilangkan
waktu di akhir pekan atau hari penat dalam urusan pekerjaan serta
libur kerja untuk mengadakan lebih mempererat komunikasi pada
rekreasi bersama pasangan selama rekreasi berlangsung
2. Perilaku mencari pertolongan kesehatan b.d penggunaan obat-obatan
terlarang
Tujuan: Keluarga mampu memberikan penanganan segera pada anak
dengan penyalahgunaan zat dan obat terlarang
Kriteria hasil:
1) Menyatakan kepedulian terhadap kondisi anak
2) Menceritakan ketakutan dan keprihatinan kondisi anak dan
kondisi pola asuh selama ini
3) Memastikan apa yang paling membantu untuk mendukung
proses penanganan segera pada anak dengan
penyalhagunaan zat dan obat terlarang.
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan hubungan Adanya keterbukaan dalam keluarga
saling percaya, terutama pada keluarga yang sangat
keterbukaan dalam diperlukan karena dengan adanya
keluarga keterbukaan satu sama lain dapat
memahami permasalan yang sedang
dialami oleh anggota keluarganya
Membantu klien mengenali apa
masalahnya dengan jelas akan
memudahkan klien mengidentifikasi
masalah
2. Fasilitasi pengambilan Akan membantu klien dalam
keputusan yang logis menimbang-nimbang masalah sebelum
untuk penanganan segera diambil keputusan
kondisi anak dengan
penyalahgunaan zat dan
obat terlarang
3. Beri dorongan orang Anggota keluarga (suami- istri) harus
terdekat untuk terlibat saling memahami kebutuhan satu sama
dalam penanganan lain dalam upaya memperbaiki pola
perbaikan pola asuh anak asuh dan upaya controlling anak, perlu
kehadiran orang terdekat untuk
memberikan saran dan solusi
4. Memfasilitasi keluarga Memberikan saran tempat pelayanan
dengan memberikan kesehatan/rehabilitasi pada remaja
pilihan perawatan segera dengan penyalahgunaan zat dan obat
pada anak dengan terlarang
penyalahgunaan zat dan
obat terlarang.
BAB 4
KESIMPULAN