Vous êtes sur la page 1sur 14

ASUHAN KEPERAWATAN BRONCHOPNEUMONIA

PADA BAYI R. P. DI RUANGAN STA. THERESIA


RSU BUDI SETIA LANGOWAN

Disusun Oleh:

Frischilla Tika Salawoba 14061026 Karli Ibuhu Oranye 14061021

Sri Ariny Manumpil 14061036 Eka Rhesvlyanti 14061035

Claudia Christy Balo 14061025 Cindy Renita Salawe 14061038

Esti Estevien Tumuwo 14061024 I Wayan Septian 14061044

Tiffani Putri Paath 14061033

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DELASALLE MANADO
2017
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Bronchopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah khususnya


pada bronchus yang dapat mengenai parenkim paru. (Mansjoer, 2000)

Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola


penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronchi dan
meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya. (Smeltzer&Suzanne C,
2002:572)

Bronchopneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-


macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing. (Ngastiah, 2003)

Bronchopneumonia dapat juga dikatakan suatu keradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing. (Hidayat, 2006)

Bronchopneumonia adalah inflamasi pulmo yang dimulai dari bronkus terminal


kemudian bronkiolus terminal ini menjadi tertutup oleh eksudat mukopurulen yang
kemudian menjadi konsolidat tak lengkap dari lobulus yang berdekatan. (Douglas, 2007)

B. Etiologi

Umumnya individu yg terserang bronchopneumonia diakibatkan karena adanya


penurunan mekanisme pertahanan daya tahan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Orang yg normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap
organ pernafasan yg terdiri atas : reflek glotis & batuk, adanya lapisan mukus, gerakan
silia yg menggerakkan kuman ke arah keluar dari organ, & sekresi humoral setempat.

Timbulnya bronchopneumonia biasanya disebabkan oleh virus, jamur, protozoa,


bakteri, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara
lain:
Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah
steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis.
Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini
disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus yang merupakan sebagai penyebab utama pneumonia
virus.
Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung. Jamur Aspergillusspesies, Candida
albicans
Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti
pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.
C. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

1. Anatomi
Sistem pernapasan terdiri atas :
Hidung
Merupakan saluran udara yang pertama, berfungsi mengalirkan udara ke dan dari
paru-paru. Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan
serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru.
Faring atau tenggorokan
Struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke
laring.faring dibagi menjadi tiga region : nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
Laring atau pangkal tenggorokan
Struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Fungsi utama
laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi,melindungi jalan napas
bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering juga
disebut sebagai kotak suara. Dan terdiri atas : epiglotis , glotis, kartilago tiroid,
kartilago krikoid,kartilaago aritenoid dan pita suara.
Trakea atau batang tenggorokan
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang dari tulang-
tulang rawan.
Bronkus atau cabang tenggorokan
Merupakan lanjutan dari trakea terdiri dari bronkus kiri dan kanan.
Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung alveoli.
Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu : paru-paru kanan dan kiri, dimana paru-
paru kanan terdiri dari 3 lobus dan paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus.

2. Fisiologi

Proses pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksidayang


terjadi pada paru-paru. Proses ini terdiri dari 3 tahap yaitu :

a. Ventilasi

Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke


dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Ada dua gerakan pernapasan yang
terjadi sewaktu pernapasan, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi atau menarik
napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi
diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikal.
Penaikan iga-iga dan sternum meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari depan
ke belakang. Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan
karena paru-paru kempis kembali, disebabkan sifat elastik paru-paru itu. Gerakan-
gerakan ini adalah proses pasif. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, adanya kemampuan
thoraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi, refleks batuk dan
muntah.

b. Difusi gas

Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru
dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi, dan perbedaan
tekanan dan konsentrasi O2.

c. Transportasi gas

Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan


tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah,
latihan (exercise), eritrosit dan Hb.

D. Klasifikasi Bronchopeumonia
1. Community Acquired Pneunomia dimulai juga sebagai penyakit pernafasan
umum & dapat berkembang menjadi sebuah pneumonia. Pneumonia Streptococal
ialah suatu organisme penyebab umum. Type pneumonia ini umumnya menimpa
kalangan anak-anak atau kalangan orang lanjut usia
2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal juga sebagai pneumonia nosokomial.
Organisme seperti ini ialah suatu aeruginisa pseudomonas. Klibseilla / aureus
stapilococcus, ialah bakteri umum penyebab hospital acquired pneumonia.
3. Lobar & Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi infeksi.
Saat Ini ini pneumonia diklasifikasikan berdasarkan organisme, bukan cuma
menurut lokasi anatominya.
4. Pneumonia viral, bakterial & fungi dikategorikan berdasarkan dari agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan
organisme perusak.( Reeves, 2001)

E. Patofisiologi

Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme (jamur, bakter,


virus) & sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (bensin, minyak tanah, &
sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnmya
mikroorganisme dapat masuk melalui percikan ludah ( droplet) infasi ini dapat masuk ke
saluran pernapasan atas & menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi ini
menyebabkan peradangan, di mana ketika terjadi peradangan ini tubuh dapat
menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam pada penderita.

Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan secret. Semakin lama secret semakin
menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin sempit & pasien dapat
merasa sesak. Tidak Hanya terkumpul di bronkus, lama kelamaan secret dapat sampai ke
alveolus paru & mengganggu sistem pertukaran gas di paru.

Tidak Hanya menginfeksi saluran napas, bakteri ini dapat juga menginfeksi saluran
cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora normal dalam usus
menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.
F. Tanda dan Gejala

Bronkhopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian


atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronkhopneumonia mengalami
tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk
produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis (Barbara C. long, 1996 :435).

Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat) (Sandra M. Nettina, 2001 : 683).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah:
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
1) Nyeri pleuritik
2) Nafas dangkal dan mendengkur
3) Takipnea
b. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
1) Mengecil, kemudian menjadi hilang
2) Krekels, ronki,
c. Gerakan dada tidak simetris
d. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium
e. Diafoesis
f. Anoreksia
g. Malaise
h. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi
kemerahan atau berkarat
i. Gelisah
j. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
k. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati
(Martin tucker, Susan. 2000_247).
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Leukosit meningkat mencapai 15.000-40.000/mm3
b. Laju endap darah meningkat mencapai 100mm
c. Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat adanya albumin urin
ringan lantaran adanya peningkatan suhu tubuh.
d. ASTO meningkat pada adanya infeksi streptococcus.
e. GDA menunjukkan adanya hipoksemia tanpa hiperkapnea atau sebuah retensi
CO2
2. Pemeriksaan Radiologi
Tampak adanya bercak- bercak pada bronkus hingga lobus.

H. Penatalaksanaan
1. Terapi oksigen (O2)
2. Antibiotic seperti ; penisilin, kindomisin, eritromicin, dan sefalosforin.
3. Nebulizer, agar dapat mengencerkan dahak yang kental dan pemberian
bronkodilator.
4. Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan therapy eritromicin 4x
500 mg / hari atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.
5. Istirahat yang cukup

I. Komplikasi
1. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
2. Atelektasis :Pengembangan paru yang tidak sempurna.
3. Abses paru :pengumpulan pus pada jaringan paru yg mengalami peradangan
4. Meningitis : Peradangan pada selaput otak.
5. Endokarditis :peradangan pada endokardium.
J. Pencegahan
1. Hindari anak dari adanya paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian yang
berpotensi terjadinya penularan.
2. Hindari kontak langsung anak dengan penderita ISPA
3. Membiasakan melakukan pemberian ASI
4. Segera berobat apabila terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai suara
sesak dan sesak pada anak.
5. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadapa hameophilus influenza.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Identitas.
Riwayat Keperawatan.
Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai
pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut.
Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau
tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak
sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun
menurun.
Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan
dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.
Riwayat kesehatan lingkungan.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada
musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan
kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak
menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun
lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat
penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system
pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).
Pemeriksaan persistem.
Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping
hidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif,
pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan
friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada
sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah
sesak dan pilek.
Sistem pencernaan.
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada
orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum
memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde.
Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum
memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan
sampai berat).
Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-
anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
Sistem lokomotor/musculoskeletal
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat,
kulit kering, .
Sistem penginderaan.
Tidak ada kelainan.
Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m dengan
pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi
paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat
menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.
Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar.
Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat :
Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
Luas daerah paru yang terkena.
Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau
beberapa lobur. Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2 < 0 mmHg.

2. Diagnosa Keperawatan
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan batuk.
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada jaringan paru
(perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis, PaO2 menurun, sesak
nafas.
- Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh, mengigil, akral teraba panas.
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu
makan menurun, BB turun, mual dan muntah, turgor kulit tidak elastis.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
O2 dengan kebutuhan oksigen ditandai dengan tidak mampu berpartisipasi dalam
kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan tanpa bantuan.
- Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh,kehilangan cairan karena berkeringat banyak, muntah atau diare.
- Resiko infeksi berhubungan dengan resiko terpajan bakteri patogen.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif,Hardhi Kusuma.2015

Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC Jilid 3

Behrman,dkk.2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta: EGC

Djojodiboroto, Darmanto. 2009. Respirologi (respiratory medicine). Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika

Vous aimerez peut-être aussi