Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
memperbaiki sumber daya manusia agar menjadi lebih baik adalah dengan
nonformal.
tingkat atas yang setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). SMK
pengetahuan di sekolah.
SMK Cut Nya Dien Semarang merupakan salah satu dari sekolah
SMK Swasta yang ada di Semarang. SMK Cut Nya Dien Semarang
Administrasi
Perkantoran yaitu mengidentifikasi persyaratan personil administrasi
perkantoran. Kompetensi dasar ini sangat penting untuk dipelajari oleh siswa
belajar pada siswa. Jika siswa aktif dalam kegiatan belajar kemungkinan besar
mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan ekstern. Sedangkan
Gagne (Zunita, 2010:14), tiga komponen penting dalam kegiatan belajar yaitu
kondisi internal, eksternal dan hasil belajar. Kondisi internal meliputi keadaan
stimulus dari lingkungan siswa; hasil belajar yang dimiliki siswa setelah
pemahaman, sikap, dan nilai yang diperoleh siswa dari proses belajar
mengajar.
internal, ekternal dan hasil belajar saja. Tetapi ada faktor lain yang dapat
belajar mengajar, yang berarti rencana yang akan atau dapat dilaksanakan
guru agar siswa dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih mudah
memahami materi.
sosial.
AP adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray. Model dari pembelajaran
seperti ini, siswa lebih banyak menghafal dengan kata-kata tanpa memahami
yang pasif, dimana siswa cenderung menunggu dijelaskan terlebih dahulu oleh
guru dari pada mencari dan menemukan sendiri informasi atau pengetahuan
banyak siswa yang nilainya kurang dari batas minimal standar ketuntasan
belajar siswa atau masih dibawah KKM yaitu 75. Berikut ini adalah nilai
Data tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar persyaratan
bahwa dari jumlah siswa yakni 46 siswa, sebesar 58,7% atau sebanyak 27
siswa dibawah standar KKM dan hanya 19 siswa atau 41,3% yang mampu
mencapai nilai ketuntasan. Hal ini menunjukkan siswa kelas X AP belum bisa
dari hasil belajar siswa yang ditinjau dari aspek kognitif mengalami
peningkatan yaitu pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 24
siswa (72,72%) sedangkan yang belum tuntas belajar 9 siswa (27,27%), pada
(87,87%) dan yang belum tuntas adala 4 siswa (12,12%). Bila ditinjau dari
aspek afektif juga mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I siswa yang
tuntas 19 siswa ( 57,57%) dan yang belum tuntas adalah 14 siswa (42,42%).
31 siswa (93,93%) dan yang belum tuntas adalah 2 siswa (6,06%). Sedangkan
yang dapat diperoleh adalah penerapan pembelajaran kooperatif Two Stay Two
Two Stay Two Stray (TSTS) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan model Two Stay Two Stray
model Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar melalui
pembelajaran kooperatif dengan model TSTS (Two Stay Two Stray), serta
yang lebih baik dan mendalam terhadap permasalahan yang sama sebagai
mereka.