Vous êtes sur la page 1sur 13

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR CARE (BBL)

PADA BAYI NY. N DI KLINIK HELEN


21 JUNI 2017

OLEH:

YOHANA HOTMARINA
0120150

DOSEN PEMBIMBING: MAGDA SIRINGO-SIRINGO, SST, M.Kes.

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN


T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya, sehingga Petugas kesehatan ini kemudian dijadikan sebuah program yang
disebut Postnatal Care. Program ini sebuah program asuhan keperawatan yang diberikan pada
bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra
uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-
4.000 gram.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasan kami dalam penyusunan. Sehingga
dengan keterbatasan tersebut kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak untuk kesempurnaan BBL ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih dan
penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

Medan, Juni 2017

Yohana Hotmarina
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian
Nama Bayi : Bayi Ny. N Nama Ibu : Ny. N
Tangga/waktu : 20 06 2017 Umur : 32 Tahun
Lahir : Spontan Pekerjaan : Guru
1. Riwayat kelahiran
Anak pertama, anak lahir dengan cara spontan (normal). Keadaan bayi sehat pada saat
dilahirkan, anak langsung menangis, lalu diberi pengisapan cairan secara manual dari
nasofaring. Tali pusat sudah diikat dan dibungkus dengan kasa steril lalu dibedong dan
dilakukan inusiasi menyusui dini (IMD) pada ibu namun produksi ibu belum ada.
2. Pengkajian awal
Keadaan umum bayi, anak berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan lahir 4000gr,
panjang badan 49cm, warna kulit kemerahan, anak segera menangis dan tampak aktif.
Observasi tanda tanda vital:
Nadi : 148x/mnt
Pernafasan : 30x/mnt
Suhu :36,70C
a. Keadaan umum tubuh
Kulit tubuh berwarna kemerahan, terdapat bulu halus ditubuh bayi, akral teraba
hangat, posterior tubuh tampak simetris, tidak tampak kelainan kongenital.
b. Kepala dan leher
Kepala tampak simetris, tampak rambut berwarna hitam, ubun-ubun belum menutup,
tampak cembung, cephal hematom(-), tidak tampak kelainan pada leher. Fontonel
dan sutura dalam keadaan normal, lingkar kepala dalam batas normal. Telinga kedua
bentuknya simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat peradangan pada telinga,
reflek politren (+) dan membran tympani utuh. Wajah berbentuk oval, warna kulit
wajah kemerahan,ikterik (-). Mata kedua-duanya simetris, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, tidak terdapat kelainan pada kedua bola mata. Leher tampak
normal, tidak tampak pembesaran tyroid. Hidung tampak simetris, sputum pada
hidung normal, lobang hidung (+) dan cupping hidung (-).
c. Thorax
Keadaan umum thoraks normal, jantung dan paru s1 dan s2 normal, paru dalam batas
normal dan tidak terdapat suara napas tambahan.
d. Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda tanda infeksi
pada tali pusat.
e. Abdomen
Keadaan umum bentuk abdomen supel, tidak terdapat perdarahan pada tali pusat, tali
pusat belum putus. Keadaan hati dan ginjal dalam batas normaldan tidak terdapat
kelainan. Keadaan tali pusat dalam keadaan diikat dengan tali DTT dan dibungkus
dengan kassa steril.
f. Genetalia
Bayi laki-laki terdapat skrotum yang lengkap, lubang pada penis berada pada
tempatnya dan keadaan kelamin dalam batas normal. Eliminasi bayi tampak BAK
dan mengeluarkan mekonium.
g. Ekstremitas
Tidak tampak adanya kelainan dan dalam batas normal.
h. Fungsi neurologik dan refleks
Rooting dan menghisap normal, saat diberi rangsangan dipipi langsung menoleh
kearah rangsangan, pada saat mengenggam adanya refleks pada bayi, moro dalam
batas normal, saat diberi rangsangan kejut kedua tangan dan kaki memperlihatkan
gerakan. Pada babinsky adanya refleks pda area telapak kaki dan tonik leher tidak
ditemukan.
ANALISA DATA

DATA
NO SUBJEKTIF OBJEKTIF ETOLOGI PROBLEM
1. - - Suhu tubuh diatas Adanya tali pusat Resiko
normal, yang belum kering terjadinya
- tali pusat layu, infeksi
- ada tanda-tanda infeksi

2. - - Akral teraba dingin Proses adaptasi Perubahan


- Bayi tampak menggigil dengan lingkungan suhu tubuh
Akral teraba dingin eksternal (hipotermi)
-Obs TTV
T: 36,70C
Nadi : 148x/mnt
RR : 30x/mnt
-

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering.
2. Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan eksternal
ditandai dengan akral teraba dingin, bayi tampak menggigil, obs TTV T: 36,70C, Nadi :
148x/mnt dan RR : 30x/mnt.
3.3 Intervensi Keperawatan
No No.
Dx NOC NIC
1. 1. Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik
keperawatan selama 1x24jam tidak dalam memberikan asuhan keperawatan
terjadi komplikasi infeksi dengan 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kriteria hasil: melakukan tindakan
- Tidak ada tanda-tanda 3. Pakai baju khusus/ short waktu masuk
infeksi. ruang isolasi (kamar bayi)
- Tidak ada gangguan fungsi 4. Lakukan perawatan tali pusat dengan triple
tubuh dye 2 kali sehari.
5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan
lingkungan bayi.
6. Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala
kardinal
7. Kolaborasi dengan team medis untuk
pemberian antibiotik.

2. 2. Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau keadaan umum dan vital sign bayi
keperawatan selama 1x24jam suhu 2. Pertahankan suhu lingkungan
tubuh dalam rentang normal dengan 3. Mandikan bayi dengan air hangat secara
kriteria hasil: cepat dan tepat
- Suhu tubuh dalam rentang 4. Perhatikan adanya tanda tanda distress
normal pernafasan
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

Hari/tgl Waktu No.Dx IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


1. - Mencuci tangan sebelum S : -
memegang bayi. O : - Terdapat luka
- Mengganti kasa dengan bekas
memberi kasa alkafil. pemotongan tali
(Tampak luka bekas pusat,
pemotongan tali pusat, bayi - tidak ada
tampak menangis saat diganti kemerahan, bau,
kasa dan diberi kasa alkafil rabas pada area
pada tali pusatnya) kulit dasar tali
- Mengkaji tali pusat dan area pusat.
kulit pada daerah tali pusat. A : Masalah teratasi
(Luka tampak basah, tampak sebagian
tidak ada kemerahan, bau P : Intervensi 3,4,5
ataupun rabas pada area kulit dan 6 diteruskan
dasar tali pusat)
- Melakukan evaluasi pada
pasien(Adanya luka bekas
pemotongan tali pusat, tidak
ada kemerahan, bau dan rabas
pada area kulit dasar tali
pusat).

2. Memandikan bayi dengan air


hangat S: -
O: - Akral teraba hangat
Memakaikan pakaian bayi dan - Bayi tampak
membedongnya tenang
- Obs TTV:
Mempertahankan suhu - T:360C, P:
lingkungan 140x/mnt
- RR: 30x/mnt
Memantau ada atau tidaknya
tanda-tanda distress pernafasan A: Masalah perubahan
suhu tubuh teratasi

P: Hentikan rencana
keperawatan .
BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah penulis mempelajari tentang asuhan keperawatan bayi baru lahir dan
melaksanakan secara langsung asuhan keperawatan pada bayi Ny M, ternyata antara
teori yang didapat dengan kenyaataan yang ditemukan dalam praktek lapangan terdapat
perbedaan.
Hal ini disebabkan karena tingkat kegawatan persepsi individu dan juga
pemahaman terhadap penyakit atau keadaan yang dialami saat ini. Uraian mengenai
perbedaan ini penulis mengamati dan menemukaannya mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi
keperawatan sebagai berikut:

4.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari tahap awal keperawatan. Oleh karena itu,
penulis perlu melakukan pengkajian secara teliti, cermat dan sistematis melalui
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung serta didukung oleh sumber-
sumber seperti catatan medis. Setelah secara cermat mempelajari teori pengkajian bayi
baru lahir antara lain bayi biasanya setelah lahir menangis kuat, warna kulit seluruhnya
berwarna merah, denyut nadi 140x/mnt, pernapasan baik, menangis kuat, otot gerak aktif,
reflek baik,reaksi terhadap rangsangan menangis.
Pada pengkajian bayi baru lahir, bayi pada Ny M yang dikaji pada penulis selama 1 hari
(20 juni 2017) penulis menemukan tanda dan gejala: Pasien tampak menggigil, tampak
menangis, kulit teraba dingin, pasien tampak dibedong dan diletakkan berada disamping
ibu, tampak luka bekas pemotongan tali pusat, luka tampak basah, luka bekas pemotongan
tali pusat tampak dibungkus dengan kassa Alkafil, kulit pasien tampak terkelupas, area
kulit pada dasar tali pusat tampak tidak terlihat kemerahan, tidak bau atau rabas.
Penulis membandingkan pengkajian secara teoritis dengan pelaksanaan pengkajian
pada bayi Ny M. Meskipun penulis menemukan data yang sama, namun ada juga data
yang berbeda.
Hal ini di sebabkan karena reaksi patologis bayi berbeda-beda tergantung dengan
kelahiran dan keadaan yang dialami pasien dan menjalani perawatan dengan vitamin K,
tetes mata, sehingga mengurangi tanda dan gejala.
4.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan analisa data yang diperoleh pada
waktu pengkajian. Masalah yang muncul bersifat potensial dapat dikurangi atau diatasi
dengan tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien
bayi baru lahir adalah:
1. Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak
subkutan.
2. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus
berlebihan.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat.
5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan aspirasi

Sedangkan diaknosa keperawatan yang ditemukan pada bayi Nym adalah :


1. Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering.
2. Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan
eksternal ditandai dengan akral teraba dingin, bayi tampak menggigil, obs TTV T: 36,70C,
Nadi : 148x/mnt dan RR : 30x/mnt.

4.3 Perencanaan Keperawatan


Setelah merumuskan diagnosa keperawatan langkah selanjutnya adalah menetapkan
dan menyusun rencana tindakan. Langkah ini memberikan pedoman untuk tindakan yang
akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pada pasien bayi Nym.
Sebelum menyusun rencana tindakan keperawatan pertama-tama penulis menetapkan
tujuan yang diharapkan agar dalam membuat rencana tindakan keperawatan mengarah
pada tujuan dan hasil yang diharapkan. Adapun tujuan dan rencana keperawatan yang
penulis susun berdasarkan atas respon pasien dan mengacu pada prioritas masalah
kesehatan yang dialaminya.
Rencana yang menjadi prioritas harus segera diatasi pada permasalahan kesehatan yang
dialami bayi Nym adalah, resiko tinggi hipotermi, resiko tinggi infeksi.Dalam
perencanaan dilakukan kerjasama medis dan melibatkan keluarga yang mendampingi dan
memberikan dukunganpada pasien bayi Nym.
4.4 Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan realisasi dari semua tindakan keperawatan, jadi
tidak semua rencana tindakan keperawatan yang ada pada teori dapat dilaksanakan pada
klien, hal itu disesuaikan kembali dengan kondisi klien. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan penulis berpedoman pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Di dalam pelaksanan tindakan keperawatan penulis tidak bekerja sendiri, melainkan
bekerjasama dengan perawat yang ada diruang, tim medis dan juga keluarga klien serta di
dukung dengan adanya fasilitas yang memadai. Pelaksanaansecara teoritis tidak dapat di
jabarkan secara rutin.sedangkan dalam praktek pelaksanaannya tidak seluruhnya dapat
dilaksanakan karena keterbatasan waktu yang ada, yang merawat Bayi Nym untuk
ditindak lanjuti sesuai dengan rencana yang telah disusun sehingga diharapkan
permasalahan klien dapat segera teratasi. Terlebih karena keluarga kooperatif dengan
tindakan keperawatan yang diaplikasikan.

4.5 Evalusi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan secara tertulis dengan
menggunakan metode pendekatan subjektif, objektif, analisa dan perencanaan (SOAP).
Hal yang menjadi focus perhatian penulis adalah memperhatikan secara teliti respon atau
keadaan klien terhadap tindakan yang dilakukan perawat.
1. Pada diagnose pertama resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan proses
adaptasi dengan lingkungan luar rahim dapat teratasi. Hal ini dibuktikan oleh kulit
pasien teraba hangat, pasien tidak lagi diletakkan disamping ibunya.
2. Pada diagnose kedua resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan
imunitas yang di dapat, juga dapat teratasi. Hal ini dibuktikan oleh tampak luka
bekas pemotongan tali pusat mulai mengering, pada area kulit dasar tali pusat
tampak tidak ada kemerahan, bengkak, bau atau rabas.
Setelah klien dirawat diklinik DIANA, klien mengalami perkembangan yakni keadaan
umum pasien membaik dan intervensi dihentikan karena pasien pulang.
BAB 5
PENUTUP

Dalam asuhan keperawatan bayi baru lahir yang penulis pelajari tergambar bahwa
Bayi NyN mengalami resiko tinggi hipotermi dan resiko tinggi infeksi yang tampak
sesuai dengan keadaan pasien. Adapun kesimpulan dan saran yang penulis buat adalah
sebagai berikut:

5.1. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari dan melakukan asuhan keperawatan bayi baru lahir pada
Bayi NyN,maka penulis menyimpulkan:
1. Pada pengkajian terjadi kerjasama antara keluarga dengan penulis sehingga
memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan tidak semua masalah
keperawatan bayi baru lahir secara teori ditemukan dan dijumpai pada Bayi NyN.
2. Diagnosa keperawatan yang ada di teori tidak semua timbul pada kenyataan.hal ini
di karenakan dalam merumuskan diagnose keperawatan di sesuaikan dengan data
atau kondisi bayi saat pengkajian.
3. Rencana keperawatan di buat sesuai dangan diagnose yang timbul pada Bayi
NyN berdasarkan teori.
4. Implementasi keperawatan pada Bayi NyN dilakukan sesuai dengan diagnose
keperawatan yang timbul dan semua rencana keperawatan yang di buat dapat di
implemwntasikan karena pasien pulang.
5. Pada tahap evalusi yang dilakukan pada Bayi NyN terlihat diagnose yang dibuat
dapat teratasi semua dan pasien pulang.

5.2. Saran
Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Perawat hendaknya meningkatkan kerjasama dengan keluarga untuk menggali
permasalahan pada bayi sehingga setiap masalah keperwatan dapat teratasi.
2. Karena tidak semua diagnose keperawatan secara teori timbul pada
kenyataan,maka perawat perlu mengetahui landasan teori bayi baru lahir sehingga
bila diangnosa yang tidak muncul harus diketahui penyebabnya.
3. Perencanaan keperawatan yang tepat dapat menjadi keberhasilan dalam melakukan
asuhan keperawatan bayi baru lahir.
4. Pelaksanaan keperawatan hendaknya lebih memfokuskan pada masalah atau
diagnosa keperawatan yang ada untuk mengatasi masalah bayi.
5. Untuk mengetahui perkembangan bayi perlu dilakukan evaluasi terhadap bayi
sesuai dengan permasalahan yang dapat dilakukan secara berkesinambungan agar
setiap masalah yang belum teratasi bisa dilanjutkan perencanaanya.

Vous aimerez peut-être aussi