Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
MAULINDA PERMATASARI
1610029016
Pembimbing:
dr. Susilo, Sp. S
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan hidayah-Nyalah tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari pembelajaran
saya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya tugas ini. Pertama-tama saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Susilo, Sp. S selaku pembimbing tugas referat ini.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu memberikan informasi dan
sumber bacaan.
Saya sengaja menyelesaikan tugas ini untuk memenuhi salah satu tugas
pendidikan kepaniteraan klinik. Tentunya saya selaku penyusun juga
mengharapkan agar tugas ini dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun
bagi pembaca di kemudian hari.
Tentunya tugas ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta
kritik yang membangun sangat saya harapkan demi tercapainya kesempurnaan
dari isi laporan tugas ini.
Maulinda Permatasari
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya referat ini adalah agar dokter muda mampu untuk
memahami tentang anatomi vertebra cervikalis, definisi, epidemiologi,
etiologi, faktor predisposisi, patogenesis, manifestasi klinik, diagnosis,
penatalaksanaan, prognosis, komplikasi, diagnosis banding, dan pencegahan
dari HNP cervicalis. Referat ini juga diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan baik bagi penulis maupun teman-teman sejawat lainnya.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Epidemiologi
Kejadian HNP cervikalis merupakan kejadian HNP terbanyak
kedua setelah HNP lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi penderita
HNP di Indonesia. Secara umum, kejadian HNP bertambah seiring dengan
pertambahan usia, namun pada HNP cervikalis sekitar 60% penderita
berada pada kelompok usia 30-40 tahun. Lebih sering terjadi pada laki-laki
dari pada perempuan yaitu sekitar 2:1. 4-6
3
Gambar 2.1 Vertebra
4
Gambar 2.3 Vertebra Cervikalis
5
Gambar 2.4 Diskus Intervertebralis (terdiri dari Anulus Fibrosus dan Nucleus Pulposus)
6
dengan vertebra cervikalis II adalah facies artikularis posterior atau disebut
juga fovea dentis. Pada medio sagital terdapat tuberculum anterior dan
posterior. Dan memiliki foramen vertebralis yang besar.5,10
Gambar 2.6 Vertebra Cervikalis I (Atlas), Dilihat dari Kranial (kiri) dan Kaudal (kanan)
Gambar 2.7 Vertebra Cervikalis II (Axis) Dilihat dari Ventral (kiri) dan Dorsal (kanan)
7
Gambar 2.8 Atlas dan Axis pada Potongan Sagital
8
Gambar 2.10 Vertebra Cervikalis VII
9
5. Aging, kejadian HNP cervikalis meningkat seiring dengan peningkatan
usia.
2.1.5 Patogenesis
HNP cervikalis terjadi akibat keluarnya komponen nukleus
pulposus dari diskus intervertebralis cervikalis yang menekan radix saraf
atau medula spinalis sehingga menimbulkan iritasi pada saraf yang
tertekan tersebut.1-4,12,13
Herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi akibat perubahan
penyusun komponen-komponen diskus intervertebralis, atau trauma.
Diskus intervertebralis terdiri dari nukleus pulposus yang tersusun dari
komponen gel dan anulus fibrosus dengan kolagen sebagai penyusunnya.
Pada proses degeneratif komponen gel nukleus pulposus dan kolagen dari
annulus fibrosus lambat laun akan berkurang sehingga diskus
intervertebralis yang seharusnya elastis dan befungsi sebagai bantalan atau
shock absorber menjadi kaku.1-4,12,13
Pada keadaan normal, apabila tubuh menerima beban, oleh gel
nukleus pulposus diskus intervertebralis beban tersebut akan disebarkan ke
segala arah sehingga vertebra dan tubuh tetap pada posisi seimbang dan
tidak terjadi prolaps atau keluarnya nukleus pulposus dari diskus. Namun
pada keadaan degeneratif, kondisi nukleus pulposus yang tidak lagi berupa
gel tidak dapat menyebarkan beban ke segala arah, namun hanya arah
tertentu saja, sehingga nukleus pulposus akan menonjol ke arah tertentu
saja, dan pada kondisi yang berat dapat sampai menembus anulus fibrosus
dan menimbulkan penekanan pada radix maupun medula spinalis.12,13
Pada kasus trauma, beban atau gerakan yang tiba-tiba akan
menimbulkan efek kejut bagi diskus intervertebralis, sehingga beban tidak
dapat diterima secara imbang dan tidak dapat disebarkan ke segala arah,
atau trauma tersebut secara lagsung merusak anulus fibrosus sehingga
dapat menyebabkan keluarnya nukleus pulposus.13
10
Gambar 2.11 Mekanisme Terjadinya HNP
Gambar 2.12 HNP Cervikalis pada Trauma (trauma menyebabkan kerusakan pada anulus
fibrosus sehingga nuleus pulposus keluar)
11
Gambar 2.13 HNP Menekan Radix Saraf dan Menimbulkan Iritasi pada Radix
12
longitudinal posterior masih intak.
Sequestration atau Sequestered Disc, telah terjadi ruptur ligamen
longitudinal posterior, sehingga gel nukleus pulposus keluar melewati
celah ligamen menuju ke kanalis spinalis.
Gambar 2.15 Derajat HNP (a. Normal; b. Degeneration; c. Prolapse atau Bulging; d.
Extrusion; e&f. Sequestered)
13
Pada umumnya herniasi terjadi pada salah satu sisi (unilateral).
Gejala-gejala yang dapat timbul pada HNP cervikalis diantaranya adalah
nyeri yang dapat bersifat tajam maupun tumpul pada leher atau daerah
bahu, yang dapat memberat dengan suatu gerakan atau perpindahan posisi
leher. Terjadi cervical radiculopathy, yaitu nyeri yang menjalar dari lengan
hingga jari-jari tangan. Rasa tebal, kesemutan, hingga kelemahan dari
bahu hingga jari-jari tangan. Namun dapat juga herniasi terjadi dan
menekan medula spinalis sehingga terjadi gangguan bilateral, gangguan
dapat berupa nyeri dan kelemahan pada kedua tangan dan kaki
(tetraplegi).4
Beberapa gejala yang dapat muncul pada HNP cervikalis adalah
sesuai dengan radix yang terkena, yaitu:4
C4-C5 (gangguan pada radix C5), terjadi kelemahan pada muskulus
deltoideus dan nyeri pada bahu.
C5-C6 (gangguan pada radix C6), terjadi kelemahan pada muskulus
biseps dan wrist ekstensor, nyeri yang disertai rasa tebal dan
kesemutan pada ibu jari tangan.
C6-C7 (gangguan pada radix C7), terjadi kelemahan pada muskulus
triceps dan ekstensor jari-jari tangan, nyeri menjalar yang disertai rasa
tebal dan kesemutan dari muskulus triseps hingga jari tengah.
14
Gambar 2.16 Persarafan Radix Cervikalis
15
2.1.8 Diagnosis
1) Anamnesis
Menanyakan kepada pasien tentang gejala yang muncul dan
mencari faktor risiko maupun penyebab yang mungkin. Seperti
bagaimana sifat gejala yang muncul, hal-hal yang memperberat dan
memperingan gejala, hingga pengobatan yang telah dilakukan.
Ditanyakan juga tentang riwayat penyakit atau trauma sebelumnya dan
riwayat penyakit keluarga serta riwayat sosial dan kebiasaan-kebiasaan
penderita.1
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
neurologis secara obyektif dan untuk menentukan letak herniasi yang
terjadi. Pemeriksaannya seperti memeriksa sistem motorik, sensorik,
dan refleks-refleks yang ada pada regio yang dipersarafi oleh radix
cervikalis maupun medula spinalis segmen vertebra cervikalis,
sehingga dapat diketahui gejala tersebut kemungkinan merupakan
akibat dari adanya herniasi atau kelainan yang lain.1,2,15
a. Inspeksi
Yang perlu diperhatikan pada penderita yakni keterbatasan
gerak pada salah satu sisi arah. Normalnya, posisi kepala adalah
terangkat dan tegak lurus. Jika posisi kepala kaku ke sala satu sisi,
mungkin terdapat kondisi patologis yang menyebabkan posisi
tersebut. Inspeksi juga dilakukan untuk mencari abnormalitas,
seperti scar, diskolorasi, ataupun surgical scar di aspek anterior
leher, biasanya menunjukkan operasi vertebra atau thyroid. Jika
dasar dari tulang tengkorak menonjol ke depan dapat menunjukkan
kifosis servikal atau servikothorakal.
b. Palpasi
Palpasi tulang : os. Hyoid, kartilago tiroid, prosesus spinosus, facet
joint.
Palpasi soft tissue : otot sternocleidomastoid, kelenjar getah
bening, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, fossa supraclavicular.
16
c. Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena
membutuhkan perhatian dari penderita, dan penting dalam
membantu menemukan lesi HNP sesuai dermatom yang terkena.
Gangguan sensorik lebihbermakna dalam menunjukkan informasi
lokalisasi dibanding motorik.
d. Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan seksama dan
membandingkan kedua sisi untuk menemukan abnormalitas
motoris yang seringan mungkin dengan memperhatikan miotom
yang mempersarafinya.
e. Tes Provokatif
Tes ini dilakukan dengan mengubah-ubah posisi leher dan
lengan untuk memperburuk atau mengurangi gejala, yang
umumnya dilakukan pada pasien suspek radikulopati servikal
untuk membantu menegakkan diagnosis.
Neck Distraction
Tes ini juga dikenal dengan nama Axial Manual Traction
Test. Pemeriksa menempatkan tangan di bawah dagu dan
tangan lainnya di occipital di kepala pasien, kemudian kepala
pasien diberikan gaya traksi aksial sekitar 30 pound.sebagai
gaya traksi aksial. Tes ini positif jika saat kepala diangkat atau
17
di distraksikan, nyeri berkurang, dan hal ini menandakan
tekanan pada radiks saraf telah berkurang.
Manuver Valsava
Tes valsava umumnya digunakan untuk menunjukkan
adanya hernia diskus intervertebralis. Tes valsava akan
meningkatkan tekanan intrathecal. Untuk melakukan tes ini,
pasien diminta untuk menahan napasnya, dan mnegeluarkannya
dengan mengejan seperti saat buang air. Jika terdapat space-
occupying lesion (SOL) pada kanalis servikalis, seperti herniasi
diskus intervertebralis atau tumor, pasien akan merasakan nyeri
yang menjalar sesuai dermatomnya.
Upper Limb Tension Test (ULTT)
Pasien berbaring, dan pemeriksa menggerakan ekstremitas
atas: 1) Scapular Depression; 2) Abduksi bahu; 3) supinasi
lengan bawah; 4) Rotasi eksternal bahu; 5) Ekstensi sendi siku;
6) Fleksi lateral servikal kontralateral; dan 7) Ekstensi lateral
servikal ipsilateral.
Sperlings Manuver
Tes tekanan foramina spurling bisa mendiagnosa adanya
radikulopati servikal. Tes ini dilakukan dengan melenturkan
kepala ke depan dan pada satu sisi, sedangkan tekanan
diarahkan ke bawah dari arah puncak kepala. Jika
ditemukankeadaan mati rasa atau nyeri yang meningkat, maka
ada kemungkinan mengalami radikulopati servikal.
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan penunjang yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis antara lain:1,2,6,15-17
1. X-Ray, posisi AP (anteroposterior), Lateral, dan Obliq.
Pemeriksaan penunjang awal yang dapat dilakukan untuk melihat
adanya penyempitan diskus intervertebralis dan foramina
intervertebralis pada HNP. Selain itu juga untuk menyingkirkan
kemungkinan penyebab yang lain misalnya tumor, infeksi,
18
spondilolistesis, fraktur, atau osteoarthritis.
2. Computed Tomography Scan (CT Scan), dapat menunjukkan
struktur tulang dan soft tissue vertebra, namun masih belum dapat
menunjukkan dengan jelas proses herniasi.
19
Gambar 2.18 Gambaran HNP pada Myelography
20
Canal Stenosis, merupakan penyempitan kanalis spinalis (vertebra)
yang biasanya terjadi akibat proses degeneratif.
Abses atau Tumor, adanya massa yang berupa abses atau tumor pada
daerah sekitar vertebra cervikalis yang menekan saraf cervikal
sehingga menimbulkan gejala mirip HNP cervikalis.
Discitis, adalah keradangan yang terjadi pada diskus intervertebralis
yang disebabkan oleh inokulasi hematogen atau post operasi spinal.
21
2.1.10 Penatalaksanaan
Prinsip terapi pada kasus HNP adalah meredakan nyeri,
mengembalikan fungsi sarafnya, dan mencegah kekambuhan. Terapi
berupa konservatif dan pembedahan atau kombinasi keduanya. Pemilihan
terapi dilakukan berdasarkan gejala dan stadium HNP yang terjadi.17
Non-Surgical Treatment (Konservatif)1,2,4,6,,15,17-19
Non-Farmakologis, antara lain:
- Cervical collar/bracing
- Rehabilitasi fisik (traksi dan exercise)
- Bed Rest
- Ice and Heat Therapy
Farmakologis, antara lain:
- Antiinflamasi (NSID, steroid injeksi)
- Analgesik
- Muscle Relaxan
Surgical Treatment1,2,4,15-17
Discectomy (Anterior Cervical Discectomy and Fusion)/ACDF
Berupa tindakan membuka dan membuang diskus
intervertebralis yang terjadi herniasi dari arah anterior cervikal,
kemudian tempat yang kosong tersebut dapat dilakukan bone grafting
dan selanjutnya dilakukan platting untuk menyatukan kedua segmen
vertebra.
22
terjadi herniasi.
2.1.12 Prognosis
Prognosis dari HNP cervikalis bergantung pada keadaan masing-
masing penderita, stadium yang terjadi, terapi yang dilakukan, serta faktor
penyebab. Semakin ringan stadium, dan dini serta tepat terapinya,
prognosis semakin bagus dan angka kekambuhan menurun. Begitu juga
sebaliknya.6
2.1.13 Pencegahan
Terjadinya HNP cervikalis dapat dicegah dengan cara merubah
faktor risiko yang dapat dirubah, seperti pola hidup yang sehat, kebiasaan
yang baik untuk kesehatan tulang belakang, seperti tidak membebani
kepala dengan beban berat, dan menghindari trauma leher.1,2,17
23
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penonjolan diskus
intervertebralis dengan protrusi dari nukleus ke dalam kanalis spinalis
mengakibatkan penekanan pada radiks saraf. Herniasi diskus servikalis terjadi
ketika annulus fibrosus robek, sehingga memungkinkan nukleus pulposus
keluar. Terdapat empat stage yaitu, protrusio diskus, prolapsus diskus,
ekstrusio diskus, dan sequestrasi diskus. Stage 1 dan 2 disebut sebagai
inkomplit, sedangkan 3 dan 4 adalah herniasi komplit.1
Gejala HNP cervical yaitu, radiculopathy, myelopathy, atau keduanya.
HNP cervical lebih sering terjadi pada usia 30-40 tahun, dan lebih banyak
terjadi pada pria daripada wanita.1
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu dalam penegakan
diagnosis yang tepat dan akurat seperti laboratorium, pencitraan,
elektrodiagnostik, serta somatosensory evoked potentials.1,6
Penatalaksanaan HNP servikal terdiri dari tata laksana non-
farmakologis (rehabilitasi), farmakologis seperti NSAID, anti depresan, dan
anti analgesik opioid, serta operasi.1,2,4
Pencegahan penyakit ini dengan modifikasi faktor risiko meliputi sikap
tubuh yang buruk dan gerak mekanis tubuh, otot leher yang lemah, merokok
serta obesitas.1,17
1.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan atas penyusunan
tugas ini, sehingga diharapkan sekali kepada rekan-rekan sejawat sekalian atas
kritik dan saran yang membangun demi bertambahnya khazanah ilmu
pengetahuan kita bersama.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Back Pain & Spine Physicians. 2012. Explaining Spinal Disorders: Cervical
Disc Herniation. Colorado Comprehensive Spine Institute. Colorado.
www.spine-institute.com
2. Sasso Rich C, MD; Traynelis Vincent, MD. 2012. Cervical Herniated Disc or
Rupture Disc: From Diagnosis to Treatments. www.spine-universe.com
9. Micheav Antoine, MD; Hoa Denis, MD. 2009. Section: Anatomy of The
Spine and The Spinal Cord. www.e-anatomy.com
10. Njoto Ibrahim, dr., M.Hum., M.Ked., PA. 2013. Anatomi II: Vertebra
Cervikalis. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
11. www.cervicalspineanatomy.com
12. Gill Nav B.Sc, DC. 2008. The Causes of Severe Neck Pain Resulting from
Cervical Radiculopathy. www.neckpainsupport.com
13. Humpreys Craig S, MD; Eck Jason C, MS. 1999, American Family Physicion
Journal on: Clinical Evaluation & Treatment Option for Herniated Disc
14. Pate Deborah, DC, DACBR. 1999. Radiographic Terms for Disc Herniating
Dynamic Chiropractic Journal. Vol.31. No.6
15. Alanay Ahmet, dr., Prof. 2011. Cervical Disc Hernia (Neck hernia).
www.ALeadingExpertinPediatricandAdultSpineSurgery.com
16. Herniated Cervical Disc. 2006. North American Spine Society Public
Education Series. Pages: 3. www.spine.org
25
17. Finch Greg, FRACIS. Herniatd Cervical Discs-a Summary.pdf
26